Perpajakan
Perpajakan
PERPAJAKAN
DISUSUN OLEH :
PRODI MANAGEMENT
FAKULTAS EKONOMI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis beserta bisa
menyusun makalah ini dengan judul ”pajak bumi dan bangunan dan pajak
pertambahan nilai”.
Sholawat dan salam kita hadiahkan ke arwah Nabi besar
Muhammad SAW, seorang pemimpin sejati, suri tauladan yang baik bagi semua
umat, yang telah membawa kita ke zaman modern yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan
sumbangan pengetahuan bagi semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui
tentang perpajakan yang ada di Indonesia. Makalah ini juga diharapkan bisa
menjadi penambah literatur (daftar bacaan) khususnya bagi mahasiswa fakultas
Ekonomi.
Namun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bersama ini
penulis mempersembahkan makalah dengan judul ” pajak bumi bangunan dan
pajak pertambahan nilai” kehadapan para pembaca sekalian.
Penyusun
ii
Contents
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
2.1. Ruang Linkup Masalah ........................................................................................ 2
3.1. Maksud dan Tujuan............................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
2.1.Pengertian Pajak........................................................................................................ 3
2.2.Fungsi Pajak .............................................................................................................. 3
2.3.Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)........................................................... 5
2.4 .Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan................................................................ 5
2.5.Istilah Penting Dalam Undang-Undang PBB ............................................................ 6
2.6.Objek Pajak Bumi dan Bangunan ............................................................................. 6
2.7.Subjek Pajak Bumi dan Bangunan ............................................................................ 7
2.8.Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ........................................................... 7
2.9.Pengertian Pajak Pertambahan Nilai ......................................................................... 7
2.10.Objek Pajak Pertambahan Nilai .............................................................................. 8
2.11.Subyek Pajak Pertambahan Nilai .......................................................................... 11
2.12. Tarif Pajak Pertambahan Nilai ...................................................................... 13
2.14. Tata cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai ........................................... 15
BAB III ............................................................................................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 16
1. Kesimpulan ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PAJAK BUMI BANGUNAN DAN PAJAK PENAMBAHAN NILAI
1
2.1. Ruang Linkup Masalah
Pada umumnya permasalahan ini tidak jauh dari kehidupan di sekitar kita.
Banyak n wajib pajak yang tidak menjalankan kewajibannya untuk membayar
pajak, karena ada sesuatu yang membuat mereka tidak melaksanakan
kewajibannya itu. Ada beberapa hal yang tidak memungkinkan wajib pajak untuk
membayar pajak yaitu objek pajak yang di miliki wajib pajak salah satunya adalah
tertimpa musibah. Tetapi juga wajib pajak sengaja lalai dengan kewajiban sebagai
wajib pajak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung.
Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat
kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
membiayai public investment.
2.2.Fungsi Pajak
a. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak
3
merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran
termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
3. Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran
uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan
efisien.
4
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat
5
g. Kena Pajak (NJOPTKP) PBB dan Perubahan Nilai Perolehan Objek Pajak
Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) BPHTB Untuk Tahun Pajak 2004.
h. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ.6/1994 Tentang Penegasan dan
Penjelasan Pembebasan PBB atas Fasilitas Umum dan Sarana Sosial Untuk
Kawasan Industri dan Real Estate.
6
b. jalan TOL;
c. kolam renang;
d. pagar mewah;
e. tempat olah raga;
7
PPN adalah pajak tidak langsung yang dikenakan atas “konsumsi barang
atau jasa” (General Indirect Tax on Consumption).
Sebagai pajak atas konsumsi umum dalam negeri, PPN hanya dikenakan
atas Konsumsi Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
dilakukan di dalam negeri.
8
1. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, meliputi:
a. minyak mentah.
b. Gas bumi
c. Panas bumi.
d. Pasir dan kerikil
e. Batu bara sebelum diproses menjadi briket batu bara .
f. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih
perak, serta bijih bauksit.
g. Barang hasil pertambangan dan pengeboran lainya yang diambil langsung
dari sumbernya.
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, yaitu
sebagai berikut:
1) Segala jenis beras dan gabah, seperti berats putih, beras merah, beras
ketan hitam atau beras ketan puth dalam bentuk:
2) Segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning,
jagung kuning kemerahan atau popcorn (jagung brondong), dalam
bentuk:
9
a. Empulur sagu
b. Tepung, tepung kasar dan bubuk dari sagu
4) Segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning
atau kedelai hitam dalam bentuk pecah atau utuh.
a. Garam meja;
b. Garam dalam bentuk curah atau kemasan 50 kg atau lebih, dengan
kadar Na CL 94,7 % (dry basis)
c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,
warung, dan sejenisnya.
10
a. Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo.
b. Jasa pemadam kebakaran.
c. Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan.
d. Jasa lembaga rehabilitasi.
e. jasa penyediaan rumah duka atau jasa pemakaman,
termasukkrematorium.
f. jasa di bidang olah raga kecuali yang bersifat komersial.
1. Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang
dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan,
memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
3. Pengusaha kecil
4. Hubungan istimewa
11
Berdasarkan pasal 2 UU PPN 1984, hubungan istimewa dapat terjadi,
karena:
1) Penyertaan
2) Penguasaan manajemen
Pengusaha yang satu menguasai pengusaha lainnya atau dua atau lebih
pengusaha berada di bawah penguasaan pengusaha yang sama baik
langsung maupun tidak langsung.
3) Hubungan kekeluargaan
12
2.12.Tarif Pajak Pertambahan Nilai
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-
Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.
2. Penggantian adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa
Kena Pajak (JKP),ekspor Jasa Kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak
Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut
Undang-Undang PPN dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur
Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh
penerima jasa karena pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau oleh
penerima manfaat Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
3. Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak
berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean untuk
Impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang
PPN.
4. Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.
5. Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan.
13
Nilai lain yang ditetapkan sebagai Dasar Pengenaan Pajak adalah sebagai
berikut :
1. untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
2. untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual
atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan
harga jual rata-rata;
4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul
film;
5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual
eceran;
6. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang
menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih
tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;
7. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang
adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan;
8. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga
lelang;
9. untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10 % (sepuluh persen)
dari jumlah yang ditagih atau jumlah yang seharusnya ditagih; atau
10. untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah
10% (sepuluh persen) dari jumlah tagihan atau jumlah yang
seharusnya ditagih.
14
2.14.Tata cara menghitung Pajak Pertambahan Nilai
Cara menghitung PPN
Contoh :
PKP “A” menjual tunai BKP kepada PKP “B” dengan harga jual sebesar
Rp 50.000.000,00
PPN yang terutang adalah sebagai berikut:
10% x Rp 50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00
PPN sebesar Rp 5.000.000,00 tersebut merupakan pajak keluaran, yang
dipungut oleh PKP “A” sedangkan bagi PKP “B”, PPN tersebut merupakan
pajak masukan.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap
bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985
tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan
UndangUndang nomor 12 Tahun 1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang
ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan
subjek (siapa yang membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/pajak-bumi-dan-bangunan
https://eddiwahyudi.com/perspektif-pajak-sebagai-sarana-pendukung-
pembangunan/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/
http://www.pajak.go.id/content/seri-pbb-ketentuan-umum-pajak-bumi-dan-
bangunan-pbb
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pajak_pertambahan_nilai
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-mengenal-pajak-pertambahan-nilai-ppn-tarif-
dan-cara-menghitungnya/
https://goukm-id.cdn.ampproject.org/v/s/goukm.id/pajak-pertambahan-nilai-
ppn/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https%3
A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2
F%2Fgoukm.id%2Fpajak-pertambahan-nilai-ppn%2F
https://khoyunitapublish-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/khoyunitapublish.wordpress.com/2012/04/16/pengen
aan-pajak-pertambahan-nilai-barang-dan-jasa-pajak-penjualan-atas-barang-
mewah/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s
17