Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Hernia inguinalis adalah salah satu masalah yang palig sering di


jumpai oleh ahli bedah umum. Sebagian besar hernia timbul dalam regio
inguinalis dengan sekitar 50 persen dari ini merupakan hernia inguinalis
indirek dan 25 persen sebagai hernia inguinalis direk (Sabiston). Pada saat ini
hampir semua hernia dikoreksi dengan pembedahan, kecuali bila ada kontra
indikasi bermakna yang menolaknya. Hernia timbul dalam sekitar 1,5 % populasi
umum di Amerika Serikat, dan 537.000 hernia diperbaiki dengan pembedahan
pada tahun 1980 .1
Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan wanita1. Pada
pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2 % sebagai hernia femoralis
dan 1% sebagai hernia umbilicalis1. Pada wanita variasinya berbeda, yaitu 50 %
terjadi pada daerah inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada
umbilicus.2
Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis
semilunaris dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat herniasi lain yang
sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum, segitiga lumbal superior dari
Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari Petit, dan foramen obturator serta skiatika
dari pelvis.3
Dalam kehidupan masyarakat, anggapan terhadap hernia adalah merupakan
kelainan yang biasa, karena pada awal terjadinya tidak merasa sakit dan tidak
mengganggu aktifitas atau pekerjaan sehari- hari, sehingga dalam perjalanan
penyakitnya penderita memerlukan waktu yang cukup untuk periksa atau
konsultasi ke dokter, setelah konsultasi pun masih cukup waktu untuk menunda
tindakan yang dianjurkan. Sebagian penderita menerima tindakan operasi apabila
sudah terjadi keadaan inkarserata atau strangulate.Adanya keadaan ini penderita
atau keluarga baru menyadari resiko dan bahayanya, yang dapat menyebabkan
morbiditas meningkat.2

Anda mungkin juga menyukai