PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui
upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen
keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang
penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan
pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk
melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan
vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek,
maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui
kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan.
Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu,
cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan
standar pelayanan tenaga, standard peralatan, profesi dan manajemen rumah
sakit (Aditama, 2013).
Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan
pada berbagai perubahan eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia,
arus informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk,
teknologi, peralatan rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada
perubahan tata nilai dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system,
salah satunya praktek keperawatan. Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat
ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan
karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang
dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global
yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah
alat atau bahan pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan
(Danim, 2014).
Perawat merupakan ujung tombak dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap pasien sehingga perawat memiliki tugas sangat penting untuk
mencapai kualitas yang baik dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan
asuhan keperawatan digunakan beberapa metode. Metode keperawatan adalah
hal yang diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
untuk meningkatkan kepuasan pasien dan derajat kesahatan. Di Indonesia
terdapat beberapa metode keperawatan diantaranya; metode primer, metode
kasus, metode tim dan metode fungsional (Sumijatun, 2010).
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit
diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk
pasien, dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar
individu.Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari pelayanan
keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,
berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek
legal. MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan
kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang
dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan
perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai
dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet).
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
merupakan bentuk pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan untuk
membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya,
melalui tindakan pemenuhan kebutuhan pasien secara komprehensif dan
berkesinambungan sampai pasien mampu untuk melakukan kegiatan
rutinitasnya tanpa bantuan (Darmawan, 2012).
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman
dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak
perawat sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
masalah pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif
dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik
dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun
keagamaannya. Dalam melaksanakan praktek manajemen keperawatan
menekankan pada penerapan konsep – konsep dan prinsip kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata.Bentuk
pengalaman belajar dengan praktek klinik dan seminar serta
mengintegrasikannya pada keperawatan klinik dalam praktek profesi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP),
secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
profesional serta langkah-langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap keperawatan
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam
bentuk:
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan
professional di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek
keperawatan profesional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman
keperawatan diruangan dalam menerapkan model praktek
keperawatan profesional.
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek
keperawatan professional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang
model praktek keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model
praktek keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan
model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu melakukan supervisi
c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
d) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
(1) Operan
(2) Pre Conference
(3) Post Conference
(4) Ronde Keperawatan
(5) Supervisi Keperawatan
(6) Discharge Planning
(7) Dokumentasi Keperawatan.
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruangan model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate),
yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu
rata-rata lama rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi
berikutnya
d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung Kejadian cedera
f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan Survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan perawat, pasien dan
keluarga.
C. Manfaat
1. Bagi pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optima
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
secara optimal.
d. Melalui praktik ini, mahasiswa dapat membantu Ruang perawatan
isolasi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang dapat
meningkatkan kualitas/mutu pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien/konsumen yang dijalankan sesuai aturan atau standar.
4. Bagi Mahasiswa
Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang nyata dalam
pengaplikasian ilmu manajemen keperawatan.
BAB II
TINJAUAN LAHAN
ALOS
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara
umum ALOS yang ideal antara 6-
Dengan rumus perhitungan ALOS sebagai berikut :
Jumlah lama rawat
ALOS =
Jumlah pasien keluar (hidup+meninggal)
Dari hasil Observasi Rata-Rata Lama Rawat Pasien di ruangan
Marina selama 1 bulan di peroleh hasil ALOS 4 %
TOI
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat
tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya
dalam waktu 1 - 3 hari.
Dengan rumus perhitungan TOI sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan pengkajian manajemen keperawatan di
ruang perawatan bedah dan interna RSUD Prof. Dr.H.M. Anwar
Makkatutu Bantaeng didapatkan masalah manajemen keperawatan di
antaranya pelaksanaan ronde keperawatan.
B. Saran
1. Diharapkan perawat di perawatan interna dan bedah RSUD
Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng, maupun melaksanakan
penerapan model asuhan Keperawatan professional yang sesuai dengan
standar atau pedoman yang ada.
2. Untuk lebih mengefektifan dan mengoptimalkan hasil praktik
manajemen keperawatan di perawatan bedah dan interna, maka
hendaknya dilakukan evaluasi MPKP secara berkesinambungan