Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui
upaya orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen
keperawatan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang
penting dilaksanakan oleh setiap unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna. Pengorganisasian merupakan
pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk
melakukan koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan
vertikal untuk mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek,
maka pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui
kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan tercapai.
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan dan salah satu bentuk organisasi
pelayanan kesehatan, khususnya terkait dengan upaya kesehatan rujukan.
Tujuan program kesehatan rujukan antara lain adalah: peningkatan mutu,
cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan
standar pelayanan tenaga, standard peralatan, profesi dan manajemen rumah
sakit (Aditama, 2013).
Dalam rangka menuju era globalisasi, rumah sakit juga dihadapkan
pada berbagai perubahan eksternal, seperti perubahan tata ekonomi dunia,
arus informasi tanpa batas, pola penyakit, pola demografi penduduk,
teknologi, peralatan rumah sakit, yang semua itu akan berdampak pada
perubahan tata nilai dan tuntutan masyarakat yang merupakan sebuah system,
salah satunya praktek keperawatan. Saat ini keberhasilan rumah sakit sangat
ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, kreativitas dan motivasi staf dan
karyawannya. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil didalam berbagai bidang
dalam sebuah rumah sakit sudah merupakan sebuah tuntutan dunia global
yang tidak bisa ditunda. Kehadiran teknologi dan sumber daya lain hanyalah
alat atau bahan pendukung, karena pada akhirnya SDM-lah yang menentukan
(Danim, 2014).
Perawat merupakan ujung tombak dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap pasien sehingga perawat memiliki tugas sangat penting untuk
mencapai kualitas yang baik dalam pelayanan kesehatan. Dalam memberikan
asuhan keperawatan digunakan beberapa metode. Metode keperawatan adalah
hal yang diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
untuk meningkatkan kepuasan pasien dan derajat kesahatan. Di Indonesia
terdapat beberapa metode keperawatan diantaranya; metode primer, metode
kasus, metode tim dan metode fungsional (Sumijatun, 2010).
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit
diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk
pasien, dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar
individu.Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari pelayanan
keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,
berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek
legal. MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan
kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam
pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang
dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan
perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai
dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet).
Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
merupakan bentuk pelayanan keperawatan profesional, yang bertujuan untuk
membantu pasien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan dirinya,
melalui tindakan pemenuhan kebutuhan pasien secara komprehensif dan
berkesinambungan sampai pasien mampu untuk melakukan kegiatan
rutinitasnya tanpa bantuan (Darmawan, 2012).
Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman
dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak
perawat sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan
masalah pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif
dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien. Asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik
dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun
keagamaannya. Dalam melaksanakan praktek manajemen keperawatan
menekankan pada penerapan konsep – konsep dan prinsip kepemimpinan dan
manajemen keperawatan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata.Bentuk
pengalaman belajar dengan praktek klinik dan seminar serta
mengintegrasikannya pada keperawatan klinik dalam praktek profesi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan
dengan menggunakan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP),
secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang
profesional serta langkah-langkah manajemen keperawatan
2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek kepemimpinan dan
manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di ruang rawat inap keperawatan
b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen
keperawatan
c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam
bentuk:
1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan
professional di ruangan antara lain:
a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan
b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan
c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek
keperawatan profesional diruangan
d) Mampu mengembangkan sistem informasi manajeman
keperawatan diruangan dalam menerapkan model praktek
keperawatan profesional.
2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model
praktek keperawatan professional antara lain :
a) Membuat struktur organisasi di ruang model praktek
keperawatan professional
b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang
model praktek keperawatan professional
c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model
praktek keperawatan professional
3) Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan
model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu menerapkan pemberian motivasi
b) Mampu melakukan supervisi
c) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik
d) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain :
(1) Operan
(2) Pre Conference
(3) Post Conference
(4) Ronde Keperawatan
(5) Supervisi Keperawatan
(6) Discharge Planning
(7) Dokumentasi Keperawatan.
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruangan model praktek keperawatan professional antara lain :
a) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate),
yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu
b) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu
rata-rata lama rawat seorang pasien
c) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi
berikutnya
d) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial
e) Mampu menghitung Kejadian cedera
f) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan
g) Mampu melakukan Survey masalah baru
h) Mampu menganalisis kepuasan perawat, pasien dan
keluarga.
C. Manfaat
1. Bagi pasien
Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien
merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam
pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan klien yang
optimal.
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optima
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
d. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.
3. Bagi rumah sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi
c. Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional
secara optimal.
d. Melalui praktik ini, mahasiswa dapat membantu Ruang perawatan
isolasi untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang dapat
meningkatkan kualitas/mutu pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien/konsumen yang dijalankan sesuai aturan atau standar.
4. Bagi Mahasiswa
Mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang nyata dalam
pengaplikasian ilmu manajemen keperawatan.
BAB II
TINJAUAN LAHAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Singkat
a. Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah suatu institusi yang merupakan suatu industri
jasa pelayanan yang mempunyai potensi besar untuk terus
dikembangkan pada masa-masa yang akan datang, ini tentunya dengan
tidak menanggalkan fungsi sosial yang juga diembannya. Menghadapi
era yang terus berubah Rumah Sakit semakin dituntut untuk
memberikan pelayanan jasa yang bermutu dan berorientasi pada
kebutuhan masyarakat.
RSUD. Prof.Dr.H.M. Anwar Makakatutu Bantaeng didirikan pada
tahun 1921 dan merupakan warisan pemerintah Belanda yang berada
di jantung kota bantaeng terletak di sebelah selatan provinsi Sulewesi
Selatan dengan posisi 5 derajat 21’113’’- 5 derajat 31’’26’’ Lintang
Selatan dan 119 derajat derajat 51’42-120 derajat 05’27 Bujur Timur
dengan batas wilayah :
a. Sebelah utara : Kabupaten Gowa
b. Sebelah Timur : Kabupaten Bulukumba
c. Sebelah Selatan : Laut Flores
d. Sebelah Barat : Kabupaten Jeneponto
Nama rumah sakit diambil dari salah satu putra daerah Kabupaten
Bantaeng yang merupakan Guru Besar pada Bagian Ilmu Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yaitu
Prof.DR.H.M. Anwar makkatutu.
Pada tahun 2000 RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu
Bantaeng beralih status kelembagaan dari UPTD Dinas Kesehatan
menjadi Kantor RSUD Bantaeng.
Tahun 2001 RSUD Banteng beralih nama menjadi RSUD Prof.
DR. Anwar Makkatutu Bantaeng. Nama Prof. DR. H. M. Anwar
Makkatutu diambil dari seorang nama Putera Daerah Kabupaten
Bantaeng yang merupakan salah seorang Guru besar dari Fakultas
Kedokteran UNHAS Bagian Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Pada
tanggal 17 Desember 2004, Penetapan RSUD Prof. DR. H. M. Anwar
Makkatutu Bantaeng sebagai Rumah Sakit Type C berdasarkan SK
Menkes No. 1284/Menkes/SK/XII/2004 yang selanjutnya pada
Tahun2009 RSUD Prof DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng
terakreditasi 5 pelayanan (rekam medik, IGD, Rawat Inap, Pelayanan
Medik, serta Menejemen dan Administrasi) dengan sertifikat No : YM.
01. 10/III/3136/09.
Selanjutnya pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 19 Maret 2012,
RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng ditetapkan
sebagai SKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sesuai SK Bupati No.
161/119/III/2012.11. Direktur yang pernah menjabat di RSUD
Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng antara lain :
- Prof. Dr. H. Misbahuddin Adnan
- Dr. Hj. Rosmawar Maknun
- Dr. Irsan Halim (1988-1993)
- Dr. H. AH. Simadiah, MHA (1993-1999)
- Dr. Hj. Takudaeng, M. Kes (1999-2006)
- Dr. H. Agus Rusfandi, M. Kes (2006-2009)
- Dr. H. M. Syafruddin Nurdin, M. Kes (2009-2014)
- Dr.H.Sultan, M.Kes (2014-sekarang)
2. Motto,Visi,Misi, dan Tujuan
a. Motto
Motto RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makktutu Bantaeng
“ Menjaga mutu Pelayanan dengan sprit kompetensi dan
integritas moral.’’
b. Visi dan Misi
Rumah Sakit sebagai sebuah institusi yang menyelenggarakan
pelayanan jasa sebagai produk utamanya. Dalam penyelenggaraan
pelayanan tersebut, maka kualitaskeamanan dan kenyamanan menjadi
inti dari hasil produknya. Di sisi lain, RumahSakit menghadapi
tuntutan masyarakat yang semakin kompleks dan kritis serta adanya
persaingan global sehingga Rumah Sakit memerlukan semangat atau
spirit serta harapan yang diinginkan dalam menjaga eksistensi
perkembangannya.
Untuk itu RSUD Prof.DR.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng
menetapkan visinya :
“Terwujudnya RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu
Bantaeng sebagai Primadona Di Selatan Sulewesi Selatan ‘’
c. Misi
Berdasarkan Visi diatas, maka dirumuskan misi, yaitu rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
menwujudkan visi,yaitu:
1. Mnciptakan pelayanan kesehatan mandiri dan proaktif
2. Menciptakan pelayanan kesehatan berorieentasi kendali mutu
dan kendali biaya
3. Meningkatkan profrsionalisme sumber daya manusia
d. Kedudukan,tugas dan fungsi
a. Kedudukan
RSUD berkedudukan pada pasal 3 merupakan sebagai Rumah
sakit milik pemerinta daerah dan merupakan unsur pendukung atas
tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan.
RSUD sebagimana dimaksud dalam pasal 3 merupakan
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehtan perorangan secara paripurna.
b. Tugas
Tugas pokok dari rumah sakit umum Daerah adalah
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara seerasi terpadu dengan upaya peningkatan
serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
melaksanakan:
1. Perumusan kebijakan tknis bidang pelayanan kesehatan
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah bidang pelayanan kesehatan
3. Pembinaan dan peelaksanaan tugas di bidang pelayanan
kesehatan
4. Pelaksanaan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya
c. Fungsi
Fungsi RSUD Prof. DR. H. M. Anwar Makkatutu Bantaeng
adalah:
- Penyelenggaran pelayanan medik.
- Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik.
- Penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan.
- Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
- Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.
- Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.
- Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
d. Jenis-jenis pelayanan kesehatan
Jenis-jenis pelayanan kesehatan di RSUD Prof. DR. H. M.
Anwar Makkatutu Bantaeng yaitu :
- Poklinik Gigi dan mulut
- poliklinik Spesialis ( poli spesialis penyakit dalam),
- poli spesialis Bedah,
- poli spesialis jantung
- poli spesialis kulit dan kelamin,
- Poli spesialis THT
- Poli spesialis Saraf
- Poli speesialis mata
- Poli spesialis jiwa
- Poli spesialis Gizi
- Intalas Gawat Darurat
- Rawat inap yang terdiri dari kelas I,II,III Dan VIP
Pelayanan penunjang terdiri dari :
- Laboratoriun
- Radiologi
- Farmasi
- UTDRS
- IPSRS
- Armada
- Gizi dan kesehatan lingkungan.
B. Pengumpulan Data
1. Data umum
a. Tenaga dan pasien ( MI dan Man )
Tenaga perawat di ruang perawatan Marina RSUD Prof.Dr.
H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng berjumlah 26 orang : 4 orang status
PNS termasuk kepala ruangan, dan non PNS sebanyak 22 , dan status
pendidikan terakhir Ners sebanyak 8 orang, S1 sebanyak 3 orang, dan
D3 sebanyak 15 orang yang terdiri dari 2 tim yaitu tim A dan tim B.
Sedangkan jumlah pasien dalam sehari sekitar 51 orang dan
biasanya lama perawatannya tergantung dengan kasus, untuk kasus
yang ringan lama perawatannya sekitar 2-4 hari.
b. M2-Bangunan,sarana dan prasarana ( Methode )
1) Bangunan
Ruang perawatan Marina terdiri dari 2 ruangan antara lain
ruang perawatan bedah dan interna masing-masing mempunyai 5
kamar yang terdiri Dari 4-7 tempat tidur.
2) Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang di miliki oleh Rumah Sakit
umum Daerah Prof. Dr.H.M Anwar Makkatutu Bantaeng
khususnya pada bagian Perawatan Marina terdiri dari:

NO Pertanyaan Jumlah Kondsi

1 Tempat tidur 64 Baik


2 Meja pasien 46
3 Brangkar 4 Baik
4 Jam dinding 2 Baik
5 Kamar mandi dan wc 15 Baik
6 Wastafel 22 Baik
7 Kursi roda 3 Baik
8 Kulkas 1 Baik
9 Lemari alkes / 2 Baik
logistic
10 Seprei 64 Baik
11 Peng light 1 Baik
12 Tempat sampah 20 Baik
umum
13 Lemari pasien 64 Baik
17 Standar infuse 74 Baik
18 Pispot 3 Baik
19 Spignomanometer 2 Baik
dewasa
20 Stetoskop dewasa 2 Baik
21 Ekg 1 Baik
22 Troli emergence 1 Baik
23 Troli tindakan 2 Baik
24 AC 25 Baik
25 Apar 2 Baik
26 Helem pelindung 4 Baik
27 Tempat medis 2 Baik
Sedangkan fasilitas untuk petugas kesehatan terdiri dari
ruang kepala ruangan .

1. Kamar mandi perawat / WC perawat


2. Lemari dan meja
3. Nursing stacion berada ditengah ruangan didepan ruangan
perawat dan ruang pasien
2. .Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode )
Dari hasil wawancara metode yang digunakan di ruang Perawatan
Mariana dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu metode tim yang
terdiri dari Tim A dan Tim B.
a. Pembiayaan ( M4 / mon,ey )
Pembiayaan di Rumah Sakit Umum daerah Prof. DR. H. M.
Anwar Makkatutu Bantaeng pada instalasi Rawat Inap khususnya di
ruang perawatan Marina pembiayaan pelayanan kesehatan pada pasien
umum dilakukan pembayaran dengan metode 1 pintu dengan dasar
pembayaran/tarif Peraturan Daerah melalui rapat DPR Kab. Bantaeng,
sementara untuk pasien dengan status Pelayanan Kesehatan Gratis
(PKG).metode pembiayaan melalui Klem pelayanan BPJS dan umum.
RINCIAN BIAYA PERAWATAN ( BUKAN BUKTI BAYAR )
INSTLASI RAWAT INAP
RSUD PROF.DR.H.M.ANWAR MAKKATUTU. BANTAENG
Nama : Ruang : Tgl . masuk
Umur : Diagnosa : Tgl . keluar
Alamat : No . Cm : Jumlah hari perawatan :...... hari

Uraian Jumlah Tarif (Rp) Pembayaran


1. Akomodasi pavilium .............................. 900.000/Hari Rp. ...................
Visite dokter spesialis .... 100. 000/ visite Rp. ...................
Visite dokter umum / gigi .............................. 50.000/ visite Rp. ...................
Konsul dokter spesialis .... 100.000/ visite Rp. ...................
Konsul dokter gigi .............................. 50.000/hari Rp. ...................
2. Akomodasi VIP .... 550.000/visite Rp. ...................
Visite dokter spesialis .............................. 50.000/visite Rp. ...................
Visete dokter umum / gigi .... 25.000/visite Rp. ...................
Konsul dokter spesialis .............................. 50.500/hari Rp. ...................
Konsul dokter ahli / gigi .... 25.000/visite Rp. ...................
3. Akomodasi kelas I .............................. 350.000/visite Rp. ...................
Visite dokter spesialis .... 40.000/konsul Rp. ...................
Visete dokter umum / gigi .............................. 20.000/hari Rp. ...................
Konsul dokter spesialis .... 40.000/visite Rp. ...................
Konsul dokter ahli / gigi .............................. 20.000/visite Rp. ...................
4. Akomodasi kelas II .... 250.000/hari Rp. ...................
Visite dokter spesialis .............................. 30.000/visite Rp. ...................
Visite dokter spesialis .... 15.000/ visite Rp. ...................
Visete dokter umum / gigi .............................. 30.000/visite Rp. ...................
Konsul dokter ahli / gigi .... 15.000/visite Rp. ...................
5. Akomodasi kelas III .............................. 150.000/hari Rp. ...................
Visite dokter spesialis .... 20.000/visite Rp. ...................
Visite dokter umum / gigi .............................. 10.000/visite Rp. ...................
Konsul dokter spesialis .... 20.000/visite Rp. ...................
Konsul dokter ahli / gigi .............................. 10.000/visite Rp. ...................
6. Visite dietesen .... 5.000/visite Rp. ...................
7. Skrining gizi (dietesen) .............................. 10.000 Rp. ...................
8. Visite farmasi .... 5000/visite
9. Pemeriksaan EK .............................. 125.000/tindakan
10. Pasang infuse .... 25.000/tindakan
11. Pasang NGT .............................. 45.000/tindakan
12. Pasang kateter urin .... 55.000/tindakan
13. Aff kateter urin .............................. 25.000/tindakan
14. Transfusi darah .... 40.000/bag
15. Ganti verban luka kering ..............................
16. Ganti verban luka basah .... 25.000/tindakan
17. Memandikan pasien ..............................
18. Pasang klisma .... 40.000/tindakan
19. Injeksi ..............................
20. Askep/shift .... 40.000/tindakan
21. Pemakaian oksigen/jam ..............................
22. Nebulizer .... 45.000/tindakan
23. Aff drain .............................. 5.000/injeksi
24. Sonde .... 3.000/shift
25. Suction .............................. 15.000/jam
26. Aff hecting .... 100.000tindakan
27. Pengukuran TTV .............................. 30.000/tindakan
28. Pasang saturasi oksigen .... 15.000/tindakan
29. Pengambilan specimen .............................. 32.000/tindakan
darah/ urin/spututm .... 30.000/tindakan
30. Pasang .............................. 10.000/tindakan
spalak/mitella/neck .... 38.000/tindakan
collar/skin traksi ..............................
31. Rectal touch ....
3. Data Khusus (fungsi manajemen Kperawatan diuangan )
a. Fungsi perencenaan
1. Visi ruangan
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa
organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu
dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
 Wawancara : Menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum
ada visi ruangan yang ada hanya visi Rumah Sakit.
 Observasi : Dari hasil pengamatan di ruang Perawatan Marina
tidak terlihat visi ruangan hanya visi Rumah Sakit yang
tertempel di dinding.
 Masalah : tidak adanya visi ruangan
2. Misi ruangan
Misi ruangan adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan
organisasi dalam mencapai visi yang telah di tetapkan.
 Wawancara : Menurut Kepala ruangan sampai saat ini belum
ada misi ruangan yang ada hanya misi rumah sakit.
 Observasi : Dari hasil pegamatan di ruang Perawatan Marina
tidak terlihat misi ruangan hanya misi rumah sakit yang
tertempel.
 Masalah : tidak ada misi ruangan
3. Standar operasional prosedur
Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan untuk
mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk bmencapai
tujuan organisasi SOP merupakan tata cara atau harapan yang
dilakukan yang harus dilalui untuk menyelsaikan suatu proses kerja
tertentu. ( Poter Harry 2015).
 Wawancara : Menurut Kepala Ruangan sudah ada SOP yang
merupakan suatu acuan perawat dalam melaksanakan tindakan
keperawatan.
 Observasi : adanya Standar Operasional Prosedur yang
tertempel dan tergantung serta didalam buku diruang
perawatan Marina.
 Masalah : Tidak ada masalah pada standar operasional
4. Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan keperawatan merupakan uraian pernyataan
tingkat kinerja yang di inginkan sehingga asuhan keperawatan
berarti pernyataan kualitas yang di inginkan dan dapat dinilai dalam
pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien.
Dari hasil wawancara Kepala ruangan didapatkan bahwa
perawatan Marina memiliki standar Asuhan Keperawatan akan
tetapi belum direvisi.
5. Standar kinerja
Standar kinerja merupakan suatu kegiatan untuk menilai
hasil atau fungsi seseorang/kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi untuk berbagai factor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode tertentu. perawat salah satu tenaga
kesehatan di rumah sakit berperan penting dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. keberhasilan pelayanan kesehatan
bergantung pada pertisipasi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas pada pasien. ( poter harry 2005 )
Standar kinerja yang diterapkan di ruang Perawatan Marina
meliputi evaluasi hasil penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat
Pelaksana yang telah diobservasi oleh Kepala ruangan dan
dilaporkan kepada pimpinan dalam hal ini kepala instalasi
b. Fungsi pengorganisasia
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam
suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana
fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi
pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan
tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala
ruangan yang membawahi dua atau lebih ketua tim. Ketua tim
berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa perawat
pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh kepada sekelompok pasien.
 Wawancara : Menurut Kepala ruang didapatkan informasi bahwa
struktur organisasi sudah ada dan terdiri dari 2 tim yaitu tim A
dan tim B. Tetapi struktur organisasi belum dipasang diruang
 Observasi : Dari hasil pengamatan di ruangan Perawatan Marina
tidak terdapat struktur organisasi yang terpasang di dinding.
 Masalah : Struktur organisasi tidak terpajang di ruangan.
2. Uraian tugas
Dari hasil wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa tugas
dalam struktur organisasi Kepala ruangan membagi 2 tim yaitu Tim
A dan Tim B.
3. Pengaturan jadwal dinas
Daftar yang berisi jadwal dinas perawat yang bertugas dan
penanggung jawab dinas. Daftar dinas ruangan disusun berdasarkan
tim, dibuat dalam satu minggu, sehingga perawat sudah mengetahui
dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan
jadwal dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari
terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang
selanjutnya dan bekerja sama dengan ketua tim. Setiap tim
mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam serta
yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada
malam hari.
 Wawancara : Menurut Kepala ruangan jadwal dinas terdiri dari
dina pagi, siang, malam dan yang libur (perawat yang lepas
dinas) yang dibuat setiap bulan.
 Observasi : Dari hasil pengamatan terdapat jadwal dinas perawat
yang terdiri 4 shift yaitu shift pagi, siang, malam, dan libur.
 Masalah : tidak ada masalah pengaturan jadwal dinas
4. Pengaturan daftar pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama
dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan
alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift. Daftar pasien
adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap
tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang
bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift
dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan
alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga
menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan
pasien yang holistik.
 Wawancara : Menurut Kepala Ruangan pengaturan daftar
pasien disesuaikan dengan tingkat ketergantungan pasien dan
kemampuan perawat pelaksana.
 Observasi : Dari hasil pengamatan terdapat daftar nama
pasien yang tertempel di ruang perawat.
 Masalah : Tidak ada masalah pengaturan daftar pasien
5. Pengorganisasian Perwatan Klien
Menurut Kepala ruangan bahwa metode penugasan yang
dilakukan di ruang perawatan bedah menggunakan metode tim yaitu
tim A dan tim B, dimana tiap-tiap tim sudah menentukan jumlah
pasien dan perawat pelaksana disesuaikan dengan tingkat
ketergantungan pasien serta kemampuan Perawat Pelaksana.
6. Sistem perhitungan tenaga
Sistem perhitungan tenaga dapat dilakukan berdasarkan
klasifikasi pasien berdasarkan jenis kasus, rata-rata pasien perhari,
jam perawatan yang diperlukan /hari /pasien, jam perawatan yang di
perlukan /ruangan /hari, jam kerja efektif perawat 7 jam/hari.
Menurut Douglas (1996), klasifikasi ketergantungan pasien di bagi
menjadi 3 kategori, yaitu:
 Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam.
 Perawatan parsial, memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam.
 Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam.
Berdasarkan kategori tersebut didapatkan jumlah perawat yang
dibutuhkan pada pagi, siang, dan malam sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien.
Dari hasil wawancara kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa sistem perhitungan tenaga di ruang perawatan Marina
berdasarkan rumus douglas.
c. Fungsi pengarahan
1. Operan
Komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam
dilakukan diruang perawat dan kamar pasien. Operan dari dinas
malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh
kepala ruangan serata ketua Tim masing-masing sedangkan operan
dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab
shift sore/kepala jaga. Tujuan operan pasien menurut Taylor (1993)
adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu untuk
menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi
keperawatan, memberi kesempatan pada pasien untuk
mendiskusikan tentang perawatan yang diberikan kepadanya, serta
membantu menentukan prioritas diagnosa dan tujuan dari perawatan
yang diberikan. Dalam operan diterangkan tentang asuhan
keperawatan yang telah diberikan oleh perawat yang telah selesai
tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau
belum dan perkembangan klien saat itu.
 Wawancara : Menurut kepala ruangan operan di ruang
Perawatan Bedah dan interna dilakukan tiap ganti shift
mulai dari ruang sampai kekamar pasien.\
 Observasi : Dari hasil pengamatan operan dilakukan setiap
hari khususnya operan dari shift malam ke sift pagi dan dari
shift pagi ke shift sore.
 Masalah : Tidak ada masalah terkait operan.
2. Pre post conferens
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada
shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ Tim. Jika yang
dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah : hasil
Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
 Wawancara : Menurut Kepala ruangan pre dan post
conference sering dilakukan secara rutin dan masuk kedalam
lingkup operan.
 Observasi : Dari hasil pengamatan di ruang perawatan
Marina sering dilakukan pre dan post conference saat
pengantian shift.
 Masalah : tidak ada masalah pada pre dan post conferences
3. Motivasi kepada perawat
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seorang
individu untuk memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan
manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang
sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah
satu cara memotivasi (Marquis & Houston, 1998).
 Wawancara : Menurut Kepala ruangan untuk perawat ialah
reword berupa pujian baik antar tim ataupun individu
perawat pelaksana itu sendiri.
 Masalah : Tidak ada masalah terkait motivasi.
4. Pendelegasian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain.
Pendelegasian yang sesuai dengan MPKP yaitu dalam bentuk
pendelegasian tugas oleh kepala ruangan kepada ketua tim, ketua
tim kepada perawat pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui
mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas
ini dilakukan secara berjenjang.
Pendelegasian yang diterapkan di ruang MPKP bentuknya dapat
berupa : Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada ketua tim
untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu,
Pendelegasian tugas kepala ruangan kepada penanggung jawab shift
dan Pendelegasian ketua tim kepada perawat pelaksana dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
 Wawancara : menurut kepala ruangan pendelegasian
dilakukan secara lisan, biasanya kepala ruangan
Nmemberikan wewenang kepada ketua tim jika hal tersebut
perlu dilimpahkan misalnya dalam hal pengawasan. begitu
pula sebaliknya saat ketua tim tidak ada/berhalangan hadir
maka tugas ketua tim diambil alih oleh kepala ruangan.
 Masalah : Tidak ada masalah terkait pendelegasian
5. Supervisi
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dalam MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal
untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan
standar mutu profesional yang telah ditetapkan. Supervisi
dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam
manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar
profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan
berjenjang dilakukan sebagai berikut : Kepala Seksi Keperawatan
atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan,
Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan
Perawat Pelaksana sedangkan Ketua Tim melakukan pengawasan
terhadap Perawat Pelaksana
Menurut kepala ruangan supervise kadang dilakukan oleh
kepala Bidang Keperawatan/kepala ruangan untuk melihat kinerja
perawat akan tetapi tidak kontinu.
6. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan
melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan
seluruh anggota tim.
 Wawancara : Menurut kepala ruangan tidak pernah
dilakukan ronde keperawatan karena hal tersebut dilakukan
pada kasus-kasus keperawatan yang khusus.
 Observasi : Dari hasil pengamatan tidak pernah dilakukan
ronde keperawatan.
 Masalah : Tidak pernah dilakukan ronde keperawatan.
d. Pengendalian
1. Indicator mutu
Indikator mutu pada Instalasi Rawat Inap Khususnya perawatan
bedah meliputi :
a. pemberian pelayanan prima khususnya ruang perawatan bedah
dan perawatan interna.
b. Dokter spesialis bedah sebagai penanggung jawab langsung
terhadap pasien dan Dokter spesialis penyakit dalam
bertanggung jawab langsung terhadap pasien.
c. Jam visite dokter yang telah terjadwal
d. Laporan kejadian infeksi pasca operasi
e. Laporan angka kejadian infeksi nosokomial
f. Laporan adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian.
g. Laporan kematian pasien ≥ 48 jam
h. Laporan kejadian pulang paksa
i. Laporan kepuasan pelayanan pasien rawat inap khususnya
ruang perawatan bedah dan perawatan interna.
Observasi : Perhitungan BOR, ALOS, dan TOI yang
dilakukan pada bulan Maret mulai tanggal 1-30 didapatkan hasil :
 BOR
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat
tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik adalah 80
- 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 - 80 %.
Dengan rumus perhitungan BOR sebagai berikut :
Jumlah hari perawatan
BOR = X 100%
Jumlah tempat tidur X periode
Dari hasil Observasi Pemakaian tempat tidur di
ruangan Bedah selama 1 bulan di peroleh hasil BOR
88%.

 ALOS
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu yang
dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Secara
umum ALOS yang ideal antara 6-
Dengan rumus perhitungan ALOS sebagai berikut :
Jumlah lama rawat
ALOS =
Jumlah pasien keluar (hidup+meninggal)
Dari hasil Observasi Rata-Rata Lama Rawat Pasien di ruangan
Marina selama 1 bulan di peroleh hasil ALOS 4 %
 TOI
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari tempat
tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.
Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya
dalam waktu 1 - 3 hari.
Dengan rumus perhitungan TOI sebagai berikut :

(Jumlah tempat tidur X periode) - hari perawatan


TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup+meninggal)
Dari hasil Observasi Rata-Rata tempat tidur yang tidak di
tempati di ruangan Marina selama 1 bulan di peroleh hasil
TOI 57 %.
2. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Hasil dari wawancara Kepala Ruangan mengenai Audit
dokumentasi telah memiliki audit dokumentasi Asuhan
Keperawatan.
3. Survey Kepuasan
a. Kepuasan pasien
 Observasi : didapatkan keluahan pasien yang tidak
puassebanyak 4 orang
 Kuesioner : Hasil penelitian menunjukkan yang mengatakan
puas sebanyak 36 (90%), pasien puas dengan pelayanan
keperawatan yang diberikan dan yang mengatakan tidak
puas sebanyak 4 (10 %) tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat diruang perawatan Marina.
 Masalah : 1
b. Kepuasan keluarga
 Observasi : ada keluhan-keluhan yang bermakna dari
keluarga pasien.
 Kuesioner : Hasil penelitian menunjukkan yang mengatakan
puas sebanyak 39 (97,5%),keluarga pasien puas dengan
pelayanan keperawatan yang diberikan dan yang tidak puas
sebanyak 1 (2,5%) tidak puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh perawat diruang perawatan Isolasi.
 Masalah : -
c. Kepuasaan perawat
Berdasarkan hasil kuesioner survey kepuasaan perawat
semua responden perawat menyatakan puas terhadap kepuasaan
kerja perawat di ruang perawatan Marina RSUD Prof.Dr.H.M.
Anwar Makkatutu Bantaeng.
d. Kepuasaan perawat lain
 Observasi : tidak ada keluhan yang bermakna dari tenaga
kesehatan lain.
 Kuesioner :Hasil penelitian menunjukkan bahwa
60.0%pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat
efektif dan 40.0% mengatakan kurang efektif dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
C. Analisa SWOT (Strenght, Weakness,Opportunity, Threat)
1. Strength/kekuatan
a. RS berada di lokasi yang strategis.
b. Memiliki banyak tenaga medis profesional dengan disiplin ilmu
masing-masing.
c. Memiliki tenaga perawat yang berpendidikan S1+Ners sebanyak orang
dan orang berpendidikan D III Keperawatan.
d. Jumlah kapasitas tempat tidur 64 buah yang terdiri dari 2 bagian yaitu :
 Ruang bedah terdiri 5 kamar masing-masing setiap kamar memiliki
4-7 tempat tidur
 Ruang interna terdiri 5 kamar masing-masing setiap kamar
memiliki 4-7 tempat tidur.
e. Tersedianya nurse station
f. Sudah ada metode pemberian Asuhan Keperawatan yang digunakan
yaitu metode tim.
g. Memiliki standar operasional prosedur dalam bentuk buku
h. Kegiatan operan merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap
ganti shift di ikuti oleh semua perawatan yang telah dan akan dinas.
i. Ada buku khusus untuk pelaporan operan..
2. Weakness/kelemahan
a. Belum ada visi dan misi ruangan Marina
b. Ronde keperawatan belum berjalan diruang perawatan bedah dan
interna
3. Opportunity/peluang
a. Dari setiap tim Keperawatan marina sebagian besar sudah bergelar
SI Ners peluang untuk MPKP secara optimal bisa dilakukan.
b. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktik manajemen
keperawatan.
c. Ada hubungan kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan
d. Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan.
e. Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam
bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
f. Adanya komunikasi yang baik antar perawat dengan pasien dan
keluarga.
g. Adanya program latihan kepada perawat dan rumah sakit memberi
kebijakan pelatihan bagi perawat ruangan.
h. Adanya aspek yang membantu pekerjaan perawat ruangan.
i. Beberapa perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
j. Adanya kesempatan bagi perawat untuk melanjutkan pendidikan.
4. Threat /ancaman
a. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang
pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Adanya persaingan antar rumah sakit dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
c. Adanya tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat dari masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang lebih baik.
d. Kebijakan pemerintah dalam peningkatan standar mutu pelayanan
kesehatan.
D. Identifikasi Masalah
a. Tidak adanya visi misi ruangan.
b. Tidak pernah dilakukan ronde keperawatan .
c. Belum ada papan pengenal ruangan khusus perawatan marina
E. Prioritas Masalah
a. Tidak adanya visi misi ruangan.
b. Tidak pernah dilakukan ronde keperawatan
c. Belum ada papan pengenail ruangan khusus perawatan marina
F. Rencana Strategis
a. Visi misi ruangan
Rencana : Mendiskusikan dengan kepala ruangan mengenai pengadaan
visi misi ruangan yang merupakan sebagai acuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan khususnya di ruang Perawatan Marina.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan pengkajian manajemen keperawatan di
ruang perawatan bedah dan interna RSUD Prof. Dr.H.M. Anwar
Makkatutu Bantaeng didapatkan masalah manajemen keperawatan di
antaranya pelaksanaan ronde keperawatan.
B. Saran
1. Diharapkan perawat di perawatan interna dan bedah RSUD
Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Bantaeng, maupun melaksanakan
penerapan model asuhan Keperawatan professional yang sesuai dengan
standar atau pedoman yang ada.
2. Untuk lebih mengefektifan dan mengoptimalkan hasil praktik
manajemen keperawatan di perawatan bedah dan interna, maka
hendaknya dilakukan evaluasi MPKP secara berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai