Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus (masalah utama)


Perilaku Kekerasan
2. Proses terjadinya masalah
a. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang, yang ditunjukkan dengan dengan perilaku actual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan, secara verbal
maupun non verbal.
b. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi :

1. Fisik : Mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,


wajah memerah dan tegang serta postur tubuh kaku.
2. Verbal: Mengancam, mengupat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan
nada keras, kasar.
3. Perilaku: Menyerang orang lain, melukai diri sendiri, orang lain, merusak
lingkungan, amuk/ agresif.
4. Emosi: Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
5. Intelektual: Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada kasar.
6. Spritual: Merasa diri berkuasa, merasa diri paling benar, keragu-raguan,
tidak bermoral.
7. Sosial: Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan
sindiran.
8. Perhatian: Bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.
c. Rentang respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif kekerasan

Keterangan :
a. Asertif
Menyampaikan suatu perasaan diri dengan pasti dan merupakan komunikasi
untuk menghormati orang lain.Individu yang asertif berbicara dengan jujur
dan jelas.
b. Pasif
Individu yang pasif sering menyampaikan haknya dari persepsinya terhadap
hak orang lain. Ketika seseorang yang pasif marah maka, dia akan berusaha
menutupi kemarahannya sehingga meningkatkan tekanan pada dirinya.
c. Frustasi
Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan. Frustasi bertambah berat
jika keinginan yang tercapai memiliki nilai yang tinggi dalam kehidupan.
d. Agresif
Individu yang agresif tidak menghargai hak orang lain. Individu merasa
harus bersaing untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
e. Amuk atau perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat yang
disertai kehilangan control diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri.
d. Faktor predisposisi
1) Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh terhadap
perilaku:
a) Neurofisiologik
sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan menghambat
impuls agresif. Sistem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku agresif. Pusat otak atas secara konstan berinteraksi dengan pusat
agresif.
b) Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine, dopamine, asetikolin,
dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi atau menghambat impuls
agresif. Teori ini sangat konsisten dengan fight atau flight yang dikenalkan
oleh Selye dalam teorinya tentang respons terhadap stress.
c) Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku agresif
dengan genetik karyotype XYY.
d) Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku agresif
dan tindak kekerasan. Tumor otak, khususnya yang menyerang sistem limbik
dan lobus temporal; trauma otak, yang menimbulkan perubahan serebral;
dan penyakit seperti ensefalitis, dan epilepsi, khususnya lobus temporal,
terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.
e. Faktor presipitasi
a) Ekspresi diri , ingin mennjukkan eksistensi diri atau symbol solidaritas
dalam sebuah konser, penonton sepak bola,geng sekolah, perkelahian missal.
b) Ekspresi dari tidak terpenuhnya kebutuhan dasar dan konndisi sosial
ekonomi.
c) Ketidaksiapan seorang iu Dalam merawat ibunya
d) Adanya riwayat perilaku antisosial meliputi penyalahgunan obat dan
alkoholisme
e) Kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan.
f. Mekanisme koping
Berapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk melindungi
antara lain
a. Sublimasi : menerima suatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata
masyrakat untuk suatu dorongan yang engalami hambatan penyaluran secara
normal, misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahnnya
pada obyek lain seperti meremas
b. Proyeksi : menyelahkan kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik
c. Represi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk
kea lam sadar
d. Reaksi formsi : mencegah keinginan yang berbahya bila diekspresikan
e. Deplacement : melepaskan perasan yang tertekan biasanya bermusuhan.
3. Pohon masalah

Risiko mencederai diri sendiri, Lingkungan dan orang lain

Perilaku kekerasan

Koping individu tidak efektif

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


a. Risiko mencederai diri sendiri, lingkungan dan orang lain
Data subjektif
Klien memberikan kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesl pada
seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah, melukai/merusk barang-barang dan tidak mampu
mengendalikan diri
Data objektif

Mata merah, wajah agaak merah, nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.
b. Perilaku kekerasan
Data Subyektif
1) Klien mengancam
2) Klien mengumpat dengan kata kata kotor
3) Klien mengatakan dendam dan jengkel
4) Klien mengatakan ingin berkelahi
5) Klien menyalahkan dan menuntut
6) Klien meremehkan
Data Obyektif
1) Mata melotot/pandangan tajam
2) Tangan mengepal.
3) Rahang mengatup.
4) Wajah memerah dan tegang
5) Postur tubuh kaku
c. Koping individu tidak efektif
Data objektif
1) Klien mengingkari masalah
2) Klien mengatakan bila mempunyai masalah sering dipendam dalam hati
3) Perasaan malu dan bersalah
4) Perasaan tidak berdaya
Data subjektif
1) Harga diri rendah
2) Tampak diam
3) Jarang komunikasi dengan teman satu ruangan
5. Diagnosa keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Koping individu tidak efektif
c. Resiko mencedrai diri sendiri, orang lain dan lingkunga
6. Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa Perencanan
No
Keperawatan SP Pasien SP Keluarga
1 2 3 4
1 Perilaku SP1P : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab SP1K : Mememberikan peyuluhan kepada keluarga
kekerasan perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku tentang cara merawat klien perilaku kekerasan
kekerasan yang dilakukan akibat serta cara mengontrol dirumah
secara fisik 1. Diskusikan masalah yang
SP2P : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dihadapi keluarga dalam merawat pasien
1. Evaluasi latihan napas dalam 2. Diskusikan bersama keluarga
2. Latih cara fisik ke-2 pukul kasur dan tentang perilaku kekerasan
bantal 3. Mendisikusikan bersama
3. Susun jadwal kegiatan harian cara keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu
kedua segera dilporkan kepada perawat, seperti
SP3P : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara melempr tau memukul
sosial/verbal SP2K : Melatih keluarga melakukan cara-cara
1. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik mengontrol kemarahan
2. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal : 1. Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
menolak dengan baik, meminta dengan baik, 2. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien
mengungkapkan perasaan dengan baik. melakukan tindkan yang telah dijarkan oleh
3. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara perawat
verbal 3. Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian
SP4P : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual kepada pasien bila pasien dapat melakukan
1. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kegiatan tersebut secara tepat
kekerasan secra fisik sosial/verbal 4. Diskusikan bersama keluarga tindakan yang
2. Latihan sholat/berdoa harus bila pasien menunjukan gejala-gejala
3. Buat jadual latihan sholat/berdoa perilaku kekerasan
SP5P : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat SP3K : Membuat perencanaan pulang bersama kelurga
1. Evaluasi jadwal kegiatan harian pada pasien untuk cara 1. Membuat perencanaan pulang bersama
mencegah marah yang sudah dilatih keluarga
2. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip
5 benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar
cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar
dosis obat)
3. Susun jadual minum obat secara tertur
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma'rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik.


Yogyakarta : Graha Ilmu
Firia, N. (2014). Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan. Jakarta.: Salemba
Medika

Keliat, B.A. (2011) Model Praktik Keperawatan Professional. Jakarta : EGC.


Yosep Iyus. (2013). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai