Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL ILMIAH

Perawat Ahli (Ners) yang Profesional,


sesuai dengan Permenkes No 01.07/MENKES/17/2018
Subtema: Perawatan Pada Pasien Menjelang Ajal
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Keperawatan

Dosen Pembimbing:
Bambang Edi Warsito S. Kp., M.Kes.

Disusun oleh:

Liliana Dewi Anggarini


22020114130092
A.14.1

Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Diponegoro
Semarang
2018
A. LATAR BELAKANG
Nagara Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan pada bidang
kesehatan salah satunya pada transisi atau pola penyakit. Transisi penyakit yang
dimaksud ialah perubahan dari penyakit menular ke penyakit-penyakit tidak menular.
Penyakit tidak menular yang dialami masyarakat Indonesia seperti penyakit jantung,
kanker, strok, depresi mental dan kecemasan, peningkatan kecelakaan, alkhoholisme,
dan penyalahgunaan narkotika (Effendi Nasrul, 1998). Apabila ditimbang dari dampak
yang ditimbulkan, penyakit tidak menular lebih banyak menimbulkan komplikasi yang
beraneka ragam, sehingga meningkatkan resiko kematian yang lebih besar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa, penyakit tidak
menular merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia (Dekpes RI, 2011).
Diperoleh dari data yang dimiliki WHO, diketahui ada 38 juta orang yang meninggal
dunia setiap tahunnya karena mengidap penyakit tidak menular. Bahkan penyakit-
penyakit tidak menular tersebut dialami oleh 16 juta jiwa orang, sebelum mereka berusia
70 tahun dan menyebabkan kematian dini sebanyak 82% (Nimas Mita EM, 2017).
Akibat dari tingginya kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular, WHO
menghimbau agar perawat memberikan perawatan yang baik dan layak pada pasien yang
menjelang ajal.
Sebagai seorang professional, perawat ahli harus mengetahui tentang bagaimana
perawatan pasien menjelang ajal. Hal ini selaras dengan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab perawat ahli yang tertuang pada keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor 01.07/MENKES/17/2018. Disitu tertuliskan beberapa tugas, wewenang, dan
tanggung jawab perawat ahli ialah melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
(dying care) dan memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal.
Menilik dari keadaan tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai
bagaimana profesionalisme/peran perawat ahli dalam memberikan perawatan pada
pasien menjelang ajal.
B. MASALAH
Akibat dari tingginya kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular,
WHO menghimbau agar perawat memberikan perawatan yang baik dan layak pada
pasien yang menjelang ajal. Pada Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia
nomor 01.07/MENKES/17/2018 terdapat beberapa tugas, wewenang, dan tanggung
jawab perawat ahli yaitu melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care) dan memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal.
Bagaimana profesionalisme (ketrampilan) perawat ahli dalam memberikan perawatan
pada pasien menjelang ajal?
C. TUJUAN
Artikel ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang profesionalisme
(ketrampilan) perawat ahli dalam memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal.
D. MANFAAT
Artikel ilmiah ini bermanfaat untuk perawat ahli maupun mahasiswa
keperawatan/kesehatan dalam memberikan referensi, penjabaran maupun contoh
mengenai ketrampilan perawat ahli dalam memberikan perawatan pada pasien
menjelang ajal.
E. METODELOGI
Metode yang dipakai dalam penulisan artikel ilmiah ini ialah metode review
literatur. Dimana penulis mengumpulkan literature berupa jurnal, artikel, maupun buku
yang terkait dengan perawatan menjelang ajal. Setelah terkumpul dan dibaca, kemudian
di telaah dan dianalisa lalu dituangkan dalam artikel ilmiah ini.
F. HASIL
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan republik Indonesia memaparkan,
lima belas penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian di Indonesia pada tahun 2011
sebagian besar berasal dari penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular tersebut
berupa skroke, ischaemic heart diseases, diabetes mellitus, hipertensi, dan kanker (Didik
Budijanto. 2015). Beberapa penyakit tersebut apabila tidak terkontrol akan
menimbulkan penderitaan berkepanjangan. Selain itu jika sudah semakin parah dan tidak
mampu tertangani, maka pasien tersebut dapat dikatakan sedang berada pada
masa/kondisi terminal.
Masalah yang terjadi pada pasien yang sudah terminal dapat bermacam-macam.
Mulai dari masalah fisik hingga masalah yang berhubungan dengan psikis (Stevens
P.J.M, 1999). Masalah fisk yang dialami dapat berupa permasalahan pada pernapasan,
eliminasi, regulasi suhu, aktivitas dan pergerakan, istirahat dan tidur, dan perawatan
pribadi. Sedangkan masalah psikis berupa motivasi makan dan minum; perasaan aman,
terlindungi, intim dan nyaman; komunikasi dan interaksi; serta permasalahan konsep
diri. Sebagai perawat ahli yang professional sesuai dengan keputusan menteri kesehatan
republik Indonesia nomor 01.07/MENKES/17/2018, perawat ahli memiliki tugas,
wewenang dan tanggung jawab untuk memberikan asuhan keperawatan.
Yaitu perawatan menjelang ajal, atau juga dikenal dengan Hospice Care.
Merupakan sebuah tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien terminal (stadium
akhir) dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan
menjelang ajal memiliki tujuan untuk meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman
dari pasien terminal. Perawat dalam memberikan perawatan menjelang ajal berlandaskan
pada aspek bio-psiko-sosio-spiritual (Yayasan kanker Indonesia, 2011).
Perawat sebagai pemberi perawatan Hospice Care berperan sebagai manajer kasus
sekaligus manajer perawatan pada pasien terminal. Perawat juga bertugas
mengkoordinasi antara rencana asuhan keperawatan dan implementasi/tindakan yang
diberikan uuntuk pasien terminal. Dalam merawat pasien kritis. Perawat ahli perlu
memiliki beberapa ketrampilan khusus. Menurut Tina M. Marrelli (2018) adapun
ketrampilan yang harus dimiliki berupa:
1. Pain and symptom management skill
2. Knowledge and concepts related to death and dying
3. Stress management
4. Active listening skill
5. Sense of humor
6. Flexibility
7. Hospice and palliative care knowledge
8. The customer service experience and feedback

Perawat bekerja dalam tim dalam memberikan perawatan menjelang ajal pada
pasien terminal. Perawat melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi,
pekerja social, relawan seperti pemberi dukungan spiritual, keluarga pasien dan lain lain.

G. PEMBAHASAN
Perawat perlu memberikan perawatan yang membantu pasien meninggal dengan
tenang, memberikan dukungan untuk keluarga, dan perawat lebih difokuskan untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien, sehingga diperlukan pengetahuan yang baik
tentang perawatan pasien menjelang ajal termasuk pengetahuan tentang bimbingan
spiritual (Meilita Enggune, 2014). Perawatan menjelang ajal berfokus pada tindakan
paliatif (meringankan) dan juga suportif, selain itu juga bertujuan agar pasien dapat
meninggal dalam keadaan tenang dan damai. Tentu saja hal itu menjadi sesuatu yang
unik, dan untuk itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan kemampuan yang
berbeda dengan perawatan yang diberikan pada pasien biasa.
Perawat ahli dalam memberikan perawatan menjelang ajal pada pasien terminal
memiliki pain and symptom skill. Ini merupakan kemampuan perawat ahli dalam
memanajemen tanda/gejala dan nyeri pasien. Perawat ahli harus memperhatikan keadaan
dan kondisi pasien, dapat dilakukan dengan cara mengecek secara rutin tanda tanda vital
pasien. Tanda tanda vital yang ditemukan pada pasien terminal dapat berupa dingin pada
bagian ekstremitas, pernapasan pelan dan menjadi ireguler, pasien tertidur hampir setiap
saat atau mulai berkurang tingkat kesadaranya, dan pasien mungkin dapat mengalami
kebingungan dan gelisah.
Selanjutnya untuk manajemen nyeri, yang pertama perawat harus melakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif. Apabila pasien nyeri, maka perawat ahli
memberikan intervensi untuk meredakan/menghilangkan rasa nyeri serta meningkatkan
kenyamanan pasien. Perawat dapat menggunakan untuk teknik nonfarmakologi maupun
farmakologi sebagai intervensi.
Kemampuan yang kedua ialah knowledge and concepts related to death and dying.
Kemampuan ini merupakan pengetahuan perawat ahli mengenai konsep yang
berhubungan dengan mati dan hampir mati (sekarat). Tidak hanya focus kepada pasien,
perawat ahli juga memperhatikan respon keluarga terhadap death and dying anggota
keluarganya. Keluarga akan mengalami 5 fase kehilangan, yaitu pengingkaran (denial),
marah (anger), tawar menawar (bargaining), depresi, dan penerimaan (acceptance).
Perawat harus bertindak dan memberi respon yang tepat pada fase-fase tersebut.
Pasien yang berada pada kondisi terminal biasanya akan merasa putus asa dan
stress. Hal itu mungkin dikarenakan pasien merasa bosan dan kesal dengan keadaan
menderita yang sudah lama ia alami. Di sini ketrampilan perawat dan memanajemen
stress pasien terminal sangat diperlukan. Perawat ahli dalam memberikan perawatan
menjeang ajal sebisa mengkin memberikan masukan, dukungan dan motivasi terhadap
pasien terminal. Tujuanya agar pasien tetap dapat memanfaatkan sisa akhir hidupnya
dengan perasaan tanpa penyesalan, damai dan ikhlas. Perawat harus cukup cerdas untuk
mengubah pikiran-pikiran negative pasien dengan pikiran pikiran positif, sehingga
pasien tidak menyesali atau menjalani sisa akhir hidupnya dengan sia-sia. Tidak hanya
manajemen stress pada pasien, utamanya manajemen stress dilakukan untuk diri sendiri.
Dimana perawat harus mampu menjaga kesehatan fikiranya untuk tercegah dari stress.
Perawat melakukan beberapa aktivitas yang dapat menghindari atau mengatasi stress.
Dalam hal ini coping stress sangat dibutuhkan oleh perawat. Coping stess dapat beraneka
ragam wujudnya, tergantung kesesuaian pribadi masing-masing.
Selama melakukan perawatan menjelang ajal perawat harus menggunakan
ketrampilan dalam berkomunikasi. Salah satunya dengan prinsip active listening, hal ini
merupakan kemampuan perawat untuk mendengarkan secara aktif. Perawat
mendengarkan pasien secara seksama dan mampu menangkap maksud dari apa yang
disampaikan oleh pasien. Selain itu dalam berkomunikasi alangkah baiknya perawat
memiliki ketrampilan selera humor. Beberapa tahun terakhir selera humor yang pada
porsinya (tidak berlebihan) mendapat pengakuan sebagai salah satu cara dalam
membantu perawatan menjelang ajal. Selera humor membantu perawat, pasien dan
keluarga melewati hari-hari yang sangat sulit.
Perawat ahli dalam memberikan perawatan menjelang ajal juga harus bersifat
fleksibel. Dimana perawat menghormati dan menerima pilihan dan keputusan pasien
mengenai perawatan yang diberikan. Fleksibilitas perawat ahli contohnya dalam
penjadwalan kunjungan, waktu kunjungan, lama kunjungan, dan segudang keputusan
lain.
Kemampuan yang sangat wajib dimiliki oleh perawat dalam memebrikan
perawatan menjelang ajal ialah pengetahuan mengenai konsep hospice dan palliative
care itu sendiri. Ini sangat penting dan menjadi pedoman perawat dalam memberikan
perawatan pada pasien terminal. Perawat perlu terus mengembangkan pengetahuan yang
ia miliki. Bisa dengan cara banyak membaca jurnal maupun bertukar informasi dengan
rekan yang berada bidang serupa. Selain itu pengetahuan tersebut sangat membantu
perawat dalam memberikan informasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai death
dan dying seketika ditanyakan/dibutuhkan.
H. KESIMPULAN

Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 01.07/MENKES/17/2018


menyebutkan beberapa tugas, wewenang, dan tanggung jawab perawat ahli yaitu
melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care) dan memberikan
perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal. Hospice Care merupakan
sebuah tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien terminal (stadium akhir)
dimana pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Perawatan menjelang
ajal memiliki tujuan untuk meringankan penderitaan dan rasa tidak nyaman dari pasien
terminal. Ketrampilan yang harus dimiliki perawat ahli dalam memberikan perawatan
menjelang ajal pada pasien terminal ialah pain and symptom management skill,
knowledge and concepts related to death and dying, stress management, active listening
skill, sense of humor, flexibility, hospice and palliative care knowledge, the customer
service experience and feedback.

DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, Didik. 2015. Hipertensi the Silent Killer. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Diakses pada tanggal 2 April
2018, dari: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-
the-silent-killer.html
Depkes RI. 2011. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab kematian Terbanyak Di
Indonesia. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
Diakses pada tanggal 2 April 2018, dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
kematian-terbanyak-di-indonesia.html
Effendi, Nasrun. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Diakeses pada tanggal 17 Maret 2018, di
https://books.google.co.id/books?id=KPBNrqVNJIUC&printsec=frontcover#v=onep
age&q&f=false
Enggune M., Ibrahim K., Agustika HK. 2014. Persepsi Perawat Neurosurgical Critical Care
Unit terhadap Perawatan Pasien Menjelang Ajal. Jurnal Vol. 2, no. 1, April 2014.
Marrelli M, Tina. 2018. Hospice and Palliative Care Handbook. Ed. 3th. Sigma Globat
Nursing Excellence: USA
Mita EM, N. 2017. Apa Itu Perawatan Paliatif? Siapa yang Memerlukannya?. Diakeses
pada tanggal 2 April 2018, di: https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-
sehat/perawatan-paliatif-adalah/
Stevens P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2. Ed. 2. Jakarta: EGC. Diakeses pada tanggal
2 April 2018, dari:
https://books.google.co.id/books?id=W59pjMqIUGoC&printsec=frontcover#v=onep
age&q&f=false
Yayasan Kanker Indonesia. 2011. Hospice Home Care. Kanopi Insan Sejahtera: Jakarta.
Diakses pada tanggal 2 April 2018, dari: http://www.kanopiinsansejahtera.com/tips-
governess/38-hospice-home-care-hhc.html

Anda mungkin juga menyukai