Dosen Pembimbing:
Bambang Edi Warsito S. Kp., M.Kes.
Disusun oleh:
Perawat bekerja dalam tim dalam memberikan perawatan menjelang ajal pada
pasien terminal. Perawat melakukan kerjasama dan kolaborasi dengan dokter, ahli gizi,
pekerja social, relawan seperti pemberi dukungan spiritual, keluarga pasien dan lain lain.
G. PEMBAHASAN
Perawat perlu memberikan perawatan yang membantu pasien meninggal dengan
tenang, memberikan dukungan untuk keluarga, dan perawat lebih difokuskan untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien, sehingga diperlukan pengetahuan yang baik
tentang perawatan pasien menjelang ajal termasuk pengetahuan tentang bimbingan
spiritual (Meilita Enggune, 2014). Perawatan menjelang ajal berfokus pada tindakan
paliatif (meringankan) dan juga suportif, selain itu juga bertujuan agar pasien dapat
meninggal dalam keadaan tenang dan damai. Tentu saja hal itu menjadi sesuatu yang
unik, dan untuk itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan kemampuan yang
berbeda dengan perawatan yang diberikan pada pasien biasa.
Perawat ahli dalam memberikan perawatan menjelang ajal pada pasien terminal
memiliki pain and symptom skill. Ini merupakan kemampuan perawat ahli dalam
memanajemen tanda/gejala dan nyeri pasien. Perawat ahli harus memperhatikan keadaan
dan kondisi pasien, dapat dilakukan dengan cara mengecek secara rutin tanda tanda vital
pasien. Tanda tanda vital yang ditemukan pada pasien terminal dapat berupa dingin pada
bagian ekstremitas, pernapasan pelan dan menjadi ireguler, pasien tertidur hampir setiap
saat atau mulai berkurang tingkat kesadaranya, dan pasien mungkin dapat mengalami
kebingungan dan gelisah.
Selanjutnya untuk manajemen nyeri, yang pertama perawat harus melakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif. Apabila pasien nyeri, maka perawat ahli
memberikan intervensi untuk meredakan/menghilangkan rasa nyeri serta meningkatkan
kenyamanan pasien. Perawat dapat menggunakan untuk teknik nonfarmakologi maupun
farmakologi sebagai intervensi.
Kemampuan yang kedua ialah knowledge and concepts related to death and dying.
Kemampuan ini merupakan pengetahuan perawat ahli mengenai konsep yang
berhubungan dengan mati dan hampir mati (sekarat). Tidak hanya focus kepada pasien,
perawat ahli juga memperhatikan respon keluarga terhadap death and dying anggota
keluarganya. Keluarga akan mengalami 5 fase kehilangan, yaitu pengingkaran (denial),
marah (anger), tawar menawar (bargaining), depresi, dan penerimaan (acceptance).
Perawat harus bertindak dan memberi respon yang tepat pada fase-fase tersebut.
Pasien yang berada pada kondisi terminal biasanya akan merasa putus asa dan
stress. Hal itu mungkin dikarenakan pasien merasa bosan dan kesal dengan keadaan
menderita yang sudah lama ia alami. Di sini ketrampilan perawat dan memanajemen
stress pasien terminal sangat diperlukan. Perawat ahli dalam memberikan perawatan
menjeang ajal sebisa mengkin memberikan masukan, dukungan dan motivasi terhadap
pasien terminal. Tujuanya agar pasien tetap dapat memanfaatkan sisa akhir hidupnya
dengan perasaan tanpa penyesalan, damai dan ikhlas. Perawat harus cukup cerdas untuk
mengubah pikiran-pikiran negative pasien dengan pikiran pikiran positif, sehingga
pasien tidak menyesali atau menjalani sisa akhir hidupnya dengan sia-sia. Tidak hanya
manajemen stress pada pasien, utamanya manajemen stress dilakukan untuk diri sendiri.
Dimana perawat harus mampu menjaga kesehatan fikiranya untuk tercegah dari stress.
Perawat melakukan beberapa aktivitas yang dapat menghindari atau mengatasi stress.
Dalam hal ini coping stress sangat dibutuhkan oleh perawat. Coping stess dapat beraneka
ragam wujudnya, tergantung kesesuaian pribadi masing-masing.
Selama melakukan perawatan menjelang ajal perawat harus menggunakan
ketrampilan dalam berkomunikasi. Salah satunya dengan prinsip active listening, hal ini
merupakan kemampuan perawat untuk mendengarkan secara aktif. Perawat
mendengarkan pasien secara seksama dan mampu menangkap maksud dari apa yang
disampaikan oleh pasien. Selain itu dalam berkomunikasi alangkah baiknya perawat
memiliki ketrampilan selera humor. Beberapa tahun terakhir selera humor yang pada
porsinya (tidak berlebihan) mendapat pengakuan sebagai salah satu cara dalam
membantu perawatan menjelang ajal. Selera humor membantu perawat, pasien dan
keluarga melewati hari-hari yang sangat sulit.
Perawat ahli dalam memberikan perawatan menjelang ajal juga harus bersifat
fleksibel. Dimana perawat menghormati dan menerima pilihan dan keputusan pasien
mengenai perawatan yang diberikan. Fleksibilitas perawat ahli contohnya dalam
penjadwalan kunjungan, waktu kunjungan, lama kunjungan, dan segudang keputusan
lain.
Kemampuan yang sangat wajib dimiliki oleh perawat dalam memebrikan
perawatan menjelang ajal ialah pengetahuan mengenai konsep hospice dan palliative
care itu sendiri. Ini sangat penting dan menjadi pedoman perawat dalam memberikan
perawatan pada pasien terminal. Perawat perlu terus mengembangkan pengetahuan yang
ia miliki. Bisa dengan cara banyak membaca jurnal maupun bertukar informasi dengan
rekan yang berada bidang serupa. Selain itu pengetahuan tersebut sangat membantu
perawat dalam memberikan informasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai death
dan dying seketika ditanyakan/dibutuhkan.
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Budijanto, Didik. 2015. Hipertensi the Silent Killer. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Diakses pada tanggal 2 April
2018, dari: http://www.pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15080300001/hipertensi-
the-silent-killer.html
Depkes RI. 2011. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab kematian Terbanyak Di
Indonesia. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI.
Diakses pada tanggal 2 April 2018, dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/1637/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
kematian-terbanyak-di-indonesia.html
Effendi, Nasrun. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Diakeses pada tanggal 17 Maret 2018, di
https://books.google.co.id/books?id=KPBNrqVNJIUC&printsec=frontcover#v=onep
age&q&f=false
Enggune M., Ibrahim K., Agustika HK. 2014. Persepsi Perawat Neurosurgical Critical Care
Unit terhadap Perawatan Pasien Menjelang Ajal. Jurnal Vol. 2, no. 1, April 2014.
Marrelli M, Tina. 2018. Hospice and Palliative Care Handbook. Ed. 3th. Sigma Globat
Nursing Excellence: USA
Mita EM, N. 2017. Apa Itu Perawatan Paliatif? Siapa yang Memerlukannya?. Diakeses
pada tanggal 2 April 2018, di: https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-
sehat/perawatan-paliatif-adalah/
Stevens P.J.M. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2. Ed. 2. Jakarta: EGC. Diakeses pada tanggal
2 April 2018, dari:
https://books.google.co.id/books?id=W59pjMqIUGoC&printsec=frontcover#v=onep
age&q&f=false
Yayasan Kanker Indonesia. 2011. Hospice Home Care. Kanopi Insan Sejahtera: Jakarta.
Diakses pada tanggal 2 April 2018, dari: http://www.kanopiinsansejahtera.com/tips-
governess/38-hospice-home-care-hhc.html