Prinsip kerja hidroEarth adalah melakukan proses elektrolisa terhadap air. Dalam hal ini, air
yang digunakan adalah air accu (air murni destilasi). Proses elektrolisa dibantu dengan daya
listrik yang diambil dari accu mobil. Dari proses elektrolisa air ini menghasilkan gas Hidrogen
(H2) dan Oksigen (O2). Gas hidrogen (H2) adalah gas yang sangat mudah terbakar. Sehingga
jika H2 tersebut disalurkan ke dalam ruang pembakaran akan mensuplay energi yang besar untuk
mobil.
Gas yang dihasilkan oleh hidroEarth#1 disalurkan dengan selang vaccum ke Manifold
Carburator. Jika kendaraan Anda adalah injection, silakan berkomunikasi dengan bengkel
Anda. Dimana inti dari penyaluran gas hidrogen ini adalah ke ruang pembakaran. Sebaiknya
sedekat mungkin dengan ruang pembakaran dan kalau bisa mendului asupan bensin ke ruang
pembakaran.
Pelan pelan kran dibuka. Putaran mesin meningkat, dan lebih rata dari sebelumnya. Asap
knalpot tidak berbau menyengat, dan tidak bikin perih mata. Hasilnya: Pada kecepatan rendah,
tidak terasa bedanya. Tapi pada kecepatan yang lebih tinggi, terasa sekali bahwa tenaganya
bertambah. Pada saat dipaksakan melalui jalan menanjak dengan gigi tinggi, tidak ada gejala
“nglitik”…
Konsumsi BBM dapat menghemat 50% sampai 100% dari penggunaan sebelumnya.
Maksudnya, ada mobil konsumsi 1:6 dapat menjadi 1:8 (50%) bahkan ada yang bisa mencapai
1:12 (100%). Hal ini tergantung pada kualitas mesin dan untuk injeksi ada tidaknya sensor O2.
Jika mesin masih bagus, tidak ada yang bocor packingnya, oli tidak ada yang terbakar biasanya
penghematan dapat mencapai 50%-100%. Apalagi jika kita dapat memasangkan selang sebelum
bensin dikeluarkan ke mesin pembakaran, maka penghematan dapat mencapai 50%-100%. Dari
beberapa sumber di internet, yang bermasalah kalau dalam sistem Injeksi ada sensor Oksigen.
Sensor itu mendeteksi bahwa Oksigen terlalu banyak (dari reactor, selain H2), sehingga “kran”
bensin juga dibuka lebih besar. Hasilnya malah tambah boros. Sensor O2 ini biasanya untuk
mobil baru.