PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok, tercatat sebagai gunung tertinggi ketiga di
Indonesia (3.726 m dpl) setelah Gunung Jaya Wijaya (4.884 m dpl) di Papua dan Gunung Kerinci
(3.805 m dpl.) di Sumatera, ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1997. Kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), merupakan salah satu bagian dari hutan hujan tropis
yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di P. Lombok yang terdiri dari berbagai
tipe ekosistem mulai dari hutan tropis dataran rendah, hutan tropis pegunungan hingga sub alpin.
Kawasan TNGR sangat kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna sebagai sumber
plasma nutfah, Potensi ini dapat dijadikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,
penelitian dan wisata alam (Kurniawan, et al., 2012).
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 4 jenis benalu dari suku loranthaceae
yaitu tiga jenis benalu dari marga amyema yakni Amyema tetraflora, Amyema seemeniana, dan
Amyema edanoi; sedangkan dari marga Scurrula yakni Scurrula atropurpurea, keempat jenis
benalu ini berasosiasi dengan 10 jenis pohon yang terdapat di Resort Kembang Kuning (Arianti,
et al., 2017).
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Hutan Jeruk Manis tercatat sebanyak
560 individu kupu-kupu, terdiri atas 43 jenis dari 4 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae,
Pieridae, dan Lycaenidae. Anggota famili yang paling banyak ditemukan yaitu Nymphalidae
dengan jumlah 28 spesies, Pieridae sebanyak 7 spesies, Papilionidae sebanyak 6 spesies
sedangkan yang paling sedikit Lycaenidae sebanyak2 spesies. Keberadaan kupu-kupu di
Kawasan Hutan Jeruk Manis tidak lepas dari daya dukung habitatnya yang memiliki penutupan
vegetasi perdu dan tanaman inangnya, serta adanya sungai-sungai dan saluran air yang mengalir
(Sumiati, et al., 2018).
Pengumpulan data primer meliputi data jenis pohon, yang diambil menggunakan metode
purposive sampling, yaitu dengan membuat 34 petak contoh, sebanyak 10 petak contoh terdapat
di zona lindung dan 24 di zona perhutanan sosial. Petak contoh berukuran 20 m x 20 m untuk
fase pohon dan di dalam petak contoh ini dibuat sub-sub plot berukuran 2 m x 2 m untuk fase
semai, 5 m x 5 m untuk fase pancang, dan 10 m x 10 m untuk fase tiang. Pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk mencari, menganalisis,
mengumpulkan data penunjang yang terdapat dalam dokumen resmi seperti buku – buku, tulisan
– tulisan umum, dan literatur lainnya yang dipakai sebagai bahan referensi (Wahyudi, et al.,
2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
a. Alat-alat Praktikum
1. Alat tulis
2. Kamera handphone
3. Lux meter
4. Patok (4 buah)
5. Tali rafia
b. Bahan-bahan Praktikum
1. Lahan vegetasi
3.3. Prosedur Kerja
b. Dibuat plot berukuran 20m x 20m pada titik lokasi yang bebeda untuk masing-masing
kelompok (berdasarkan ketinggian).
c. Diukur faktor fisik yang meliputi intensitas cahaya, suhu udara, suhu tanah, kelembaban
udara dan pH tanah.
d. Diidentifikasi tumbuhan serta hewan apa saja yang ada pada plot, kemudian dicatat.
e. Dihitung banyaknya jenis dan banyaknya individu-individu setiap jenis yang ada (individu
yang dihitung adalah tumbuhan yang sudah tumbuh lengkap atau dapat diidentifikasi).
f. Ditentukan indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan indeks kemerataan jenis
tumbuhan (pohon dan pancang) dan hewan yang ada.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Spesies tumbuhan yang paling tinggi jumlahnya di area rendah ini adalah rumput gajah
dengan jumlah spesies 59153 dengan pi sebesar 0.82888, ln pi sebesar -0.18768, pi ln pi
sebesar -0.15556, dan H' sebesar 0.029196. Sedangkan spesies tumbuhan yang paling
sedikit jumlahnya diantaranya talas (kalek), cempaka, iloh-iloh, Jambu biji, lemutung,
kesumbe babi, kayu manis, dan trep dengan jumlah masing-masing 1 spesies dengan pi
sebesar 1.4E-05, ln pi sebesar -11.1756, pi ln pi sebesar -0.00016, dan H' sebesar 0.00175
untuk semua spesies tersebut.
b. Spesies hewan yang paling tinggi jumlahnya di area rendah ini adalah semut merah dengan
jumlah spesies 1000 dengan Pi sebesar 0,73421439, In Pi sebesar -0,3089542, Pi In Pi sebesar -
0,2268386, dan H' 0,22683863.
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, B.S., T., Mulyaningsih, E., Aryanti. 2017. Identifikasi Jenis-Jenis Benalu (Loranthaceae)
di Resort Kembang Kuning Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok Timur.
BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi, 3(1), 50-56.
Kurniawan, S., AB. Nasriyanto, Supriyanto, ASE. Budi & IG. Mertha. 2012. Buku Panduan
Pengenalan Jenis Pohon di Sepanjang Jalur Pendakian Taman Nasional Gunung
Rinjani. Kementerian Kehutanan, Dirjen PHKA, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
36 Hal.
Soerjani. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 716 hal.
Sumiati, A.A., Idrus, L., Ilhamdi. 2018. Keanekaragaman Kupu-Kupu (Subordo Rhopalocera) di
Kawasan Hutan Jeruk Manis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Wahyudi A., Sugeng P. H., dan Arief, D. 2014. Keanekaragaman Jenis Pohon Di Hutan
Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari,
2(3), 1-10.