Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hewan dan tumbuhan di bumi ini banyak sekali jenisnya. Indonesia sendiri merupakan
negara yang kaya akan keanekaragaman hewan maupun tumbuhan. Keanekaragaman
merupakan hayati adalah kekayaan atau bentuk kehidupan di bumi, baik tumbuhan, hewan,
mikroorganisme, genetika yang dikandungnya, maupun ekosistem, serta proses-proses
ekologi yang dibangun menjadi lingkungan hidup. Keanekaragaman hayati menyangkut
keunikan suatu spesies dan genetik di mana makhluk hidup tersebut berada. Disebut unik
karena spesies hidup di suatu habitat yang khusus atau makanan yang dimakannya sangat
khas.
Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), merupakan salah satu bagian dari
hutan hujan tropis yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Pulau Lombok
yang terdiri dari berbagai tipe ekosistem mulai dari hutan tropis dataran rendah, hutan tropis
pegunungan hingga sub alpin. Kawasan TNGR sangat kaya akan keanekaragaman hayati
flora dan fauna sebagai sumber plasma nutfah, Potensi ini dapat dijadikan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan wisata alam.
Berdasarkan hal-hal di atas praktikum mengenai keanekaeagaman hewan dan
tumbuhan di Jeruk Manis atau Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sangat penting
untuk dilakukan agar kita bisa menjaga, melestarikan, dan memanfaatkannya.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Menghitung dan Mempelajari keanekaragaman jenis tumbuhan di Taman Nasional
Gunung Rinjani (TNGR), Desa Jeruk Manis.
b. Menghitung dan Mempelajari keanekaragaman jenis hewan di Taman Nasional Gunung
Rinjani (TNGR), Desa Jeruk Manis.

1.3 Manfaat Praktikum


a. Mahasiswa dapat menghitung dan mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan di Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Desa Jeruk Manis.
b. Mahasiswa dapat menghitung dan mengetahui keanekaragaman jenis hewan di Taman
Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Desa Jeruk Manis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok, tercatat sebagai gunung tertinggi ketiga di
Indonesia (3.726 m dpl) setelah Gunung Jaya Wijaya (4.884 m dpl) di Papua dan Gunung Kerinci
(3.805 m dpl.) di Sumatera, ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun 1997. Kawasan
Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), merupakan salah satu bagian dari hutan hujan tropis
yang terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di P. Lombok yang terdiri dari berbagai
tipe ekosistem mulai dari hutan tropis dataran rendah, hutan tropis pegunungan hingga sub alpin.
Kawasan TNGR sangat kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna sebagai sumber
plasma nutfah, Potensi ini dapat dijadikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan,
penelitian dan wisata alam (Kurniawan, et al., 2012).

Keanekaragaman hayati menyangkut keunikan suatu spesies dan genetik di mana


makhluk hidup tersebut berada. Disebut unik karena spesies hidup di suatu habitat yang khusus
atau makanan yang dimakannya sangat khas. Contohnya komodo (Varanus komodoensis) hanya
ada di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, Gili Dasami, dan Padar, panda (Ailuropoda
melanoleuca) yang hidup di China hanya memakan daun bambu, dan koala (Phascolarctos
cinereus) yang hidup di Australia hanya memakan daun Eucalyptus (kayu putih). (Soerjani,
1987).

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan 4 jenis benalu dari suku loranthaceae
yaitu tiga jenis benalu dari marga amyema yakni Amyema tetraflora, Amyema seemeniana, dan
Amyema edanoi; sedangkan dari marga Scurrula yakni Scurrula atropurpurea, keempat jenis
benalu ini berasosiasi dengan 10 jenis pohon yang terdapat di Resort Kembang Kuning (Arianti,
et al., 2017).

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kawasan Hutan Jeruk Manis tercatat sebanyak
560 individu kupu-kupu, terdiri atas 43 jenis dari 4 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae,
Pieridae, dan Lycaenidae. Anggota famili yang paling banyak ditemukan yaitu Nymphalidae
dengan jumlah 28 spesies, Pieridae sebanyak 7 spesies, Papilionidae sebanyak 6 spesies
sedangkan yang paling sedikit Lycaenidae sebanyak2 spesies. Keberadaan kupu-kupu di
Kawasan Hutan Jeruk Manis tidak lepas dari daya dukung habitatnya yang memiliki penutupan
vegetasi perdu dan tanaman inangnya, serta adanya sungai-sungai dan saluran air yang mengalir
(Sumiati, et al., 2018).

Pengumpulan data primer meliputi data jenis pohon, yang diambil menggunakan metode
purposive sampling, yaitu dengan membuat 34 petak contoh, sebanyak 10 petak contoh terdapat
di zona lindung dan 24 di zona perhutanan sosial. Petak contoh berukuran 20 m x 20 m untuk
fase pohon dan di dalam petak contoh ini dibuat sub-sub plot berukuran 2 m x 2 m untuk fase
semai, 5 m x 5 m untuk fase pancang, dan 10 m x 10 m untuk fase tiang. Pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan studi pustaka. Studi pustaka digunakan untuk mencari, menganalisis,
mengumpulkan data penunjang yang terdapat dalam dokumen resmi seperti buku – buku, tulisan
– tulisan umum, dan literatur lainnya yang dipakai sebagai bahan referensi (Wahyudi, et al.,
2014)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum


a. Waktu Praktikum
Sabtu, 13 April 2019
b. Tempat Praktikum
Kawasan Hutan, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Desa Jeruk Manis, Kec.
Sikur, Kab. Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
3.2 Alat dan Bahan Praktikum

a. Alat-alat Praktikum
1. Alat tulis
2. Kamera handphone
3. Lux meter
4. Patok (4 buah)
5. Tali rafia
b. Bahan-bahan Praktikum
1. Lahan vegetasi
3.3. Prosedur Kerja

a. Ditentukan lokasi tempat untuk membuat plot.

b. Dibuat plot berukuran 20m x 20m pada titik lokasi yang bebeda untuk masing-masing
kelompok (berdasarkan ketinggian).

c. Diukur faktor fisik yang meliputi intensitas cahaya, suhu udara, suhu tanah, kelembaban
udara dan pH tanah.

d. Diidentifikasi tumbuhan serta hewan apa saja yang ada pada plot, kemudian dicatat.

e. Dihitung banyaknya jenis dan banyaknya individu-individu setiap jenis yang ada (individu
yang dihitung adalah tumbuhan yang sudah tumbuh lengkap atau dapat diidentifikasi).
f. Ditentukan indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan indeks kemerataan jenis
tumbuhan (pohon dan pancang) dan hewan yang ada.

g. dibandingkan indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan indeks kemerataan jenis


pohon dan pancang pada hutan tersebut.
4.2 Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan perhitungan keanekaragaman tumbuhan dan hewan di


kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Tepatnya di Desa Jeruk Manis, Kec.
Sikur, Kab. Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kawasan Taman Nasional Gunung
Rinjani (TNGR), Jeruk Manis merupakan salah satu bagian dari hutan hujan tropis yang
terdapat di wilayah Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Pulau Lombok yang terdiri dari
berbagai tipe ekosistem mulai dari hutan tropis dataran rendah, hutan tropis pegunungan
hingga sub alpin. Kawasan TNGR sangat kaya akan keanekaragaman hayati flora dan fauna
sebagai sumber plasma nutfah, Potensi ini dapat dijadikan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan, penelitian dan wisata alam.
Pertama-tama ditentukan lokasi tempat untuk membuat plot. Dibuat plot berukuran
20m x 20m pada titik lokasi yang bebeda untuk masing-masing kelompok (berdasarkan
ketinggian), di sini kelompok kami mendapatkan ketinggian rendah. Diukur faktor fisik yang
meliputi intensitas cahaya, suhu udara, suhu tanah, kelembaban udara dan pH tanah.
Diidentifikasi tumbuhan serta hewan apa saja yang ada pada plot, kemudian dicatat. Dihitung
banyaknya jenis dan banyaknya individu-individu setiap jenis yang ada (individu yang
dihitung adalah tumbuhan yang sudah tumbuh lengkap atau dapat diidentifikasi) dan
ditentukan indeks keanekaragaman, indeks kekayaan dan indeks kemerataan jenis tumbuhan
(pohon dan pancang) dan hewan yang ada dibandingkan indeks keanekaragaman, indeks
kekayaan dan indeks kemerataan jenis pohon dan pancang pada hutan tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di dapatkan hasil keanekaragaman tumbuhan
diantaranya pakis 1, pakis keras, rumput teki, bajur, mahoni, talas (kalek), pakis 1, pakis
keras, Rumput teki, bajur, mahoni, talas (kalek), cempaka, iloh-iloh, pakis manis, dadap
(borok), lamuru, sirih hutan, pakis 4, Pakis keras 2, saropan, paku tadaka, bikan, Jambu biji,
paku ceker ayam, lemutung, anggrek 1, anggrek 2, leko godek, nenasi, pecut kuda, koste,
prokok, mas-mas, kesumbe babi, kayu manis, rumput gajah, rumput bulir, pakis 5, rumput 1,
rumput 2, rumput 3, kepundung, dan trep. Spesies yang paling tinggi jumlahnya di area
rendah ini adalah rumput gajah dengan jumlah spesies 59153 dengan pi sebesar 0.82888, ln
pi sebesar -0.18768, pi ln pi sebesar -0.15556, dan H' sebesar 0.029196. Sedangkan spesies
tumbuhan yang paling sedikit jumlahnya diantaranya talas (kalek), cempaka, iloh-iloh,
Jambu biji, lemutung, kesumbe babi, kayu manis, dan trep dengan jumlah masing-masing 1
spesies dengan pi sebesar 1.4E-05, ln pi sebesar -11.1756, pi ln pi sebesar -0.00016, dan H'
sebesar 0.00175 untuk semua spesies tersebut. Tinggi dan rendahnya jumlah spesies tersebut
sangat tergantung dari lingkungan tempatnya hidup, tingginya jumlah spesies rumput gajah
pada area ini dikarenakan lingkungannya sangat mendukung dan menyediakan apa
dibutuhkan oleh rumput gajah seperti nutrisi, intensitas cahaya, pH, suhu udara, dan suhu
tanah.
Hasil keanekaragaman hewan diantaranya belalang Sp1, lalat merah, Sp 1, Sp2, lalat
hijau, semut hitam, belalang hijau, jangkrik, Sp 3, laba-laba, Sp 4, kupu-kupu kecil putih,
belalang merah, kupu-kupu hitam, laba-laba sp2, belalang gemuk, belalang ijo polos, semut
merah, kupu-kupu orange, kupu-kupu hitam, laba-laba hitam, Sp 5, dan kaki seribu. Spesies
yang paling tinggi jumlahnya di area rendah ini adalah semut merah dengan jumlah spesies
1000 dengan Pi sebesar 0,73421439, In Pi sebesar -0,3089542, Pi In Pi sebesar -0,2268386, dan H'
0,22683863. Tinggi tersebut sangat tergantung dari lingkungan tempatnya hidup, tingginya
jumlah spesies semut merah pada area ini dikarenakan lingkungannya sangat mendukung dan
menyediakan kebutuhan semut merah seperti makanan, intensitas cahaya, pH, suhu udara,
dan suhu tanah.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

a. Spesies tumbuhan yang paling tinggi jumlahnya di area rendah ini adalah rumput gajah
dengan jumlah spesies 59153 dengan pi sebesar 0.82888, ln pi sebesar -0.18768, pi ln pi
sebesar -0.15556, dan H' sebesar 0.029196. Sedangkan spesies tumbuhan yang paling
sedikit jumlahnya diantaranya talas (kalek), cempaka, iloh-iloh, Jambu biji, lemutung,
kesumbe babi, kayu manis, dan trep dengan jumlah masing-masing 1 spesies dengan pi
sebesar 1.4E-05, ln pi sebesar -11.1756, pi ln pi sebesar -0.00016, dan H' sebesar 0.00175
untuk semua spesies tersebut.
b. Spesies hewan yang paling tinggi jumlahnya di area rendah ini adalah semut merah dengan
jumlah spesies 1000 dengan Pi sebesar 0,73421439, In Pi sebesar -0,3089542, Pi In Pi sebesar -
0,2268386, dan H' 0,22683863.
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, B.S., T., Mulyaningsih, E., Aryanti. 2017. Identifikasi Jenis-Jenis Benalu (Loranthaceae)
di Resort Kembang Kuning Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok Timur.
BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi, 3(1), 50-56.
Kurniawan, S., AB. Nasriyanto, Supriyanto, ASE. Budi & IG. Mertha. 2012. Buku Panduan
Pengenalan Jenis Pohon di Sepanjang Jalur Pendakian Taman Nasional Gunung
Rinjani. Kementerian Kehutanan, Dirjen PHKA, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
36 Hal.
Soerjani. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. 716 hal.
Sumiati, A.A., Idrus, L., Ilhamdi. 2018. Keanekaragaman Kupu-Kupu (Subordo Rhopalocera) di
Kawasan Hutan Jeruk Manis. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Wahyudi A., Sugeng P. H., dan Arief, D. 2014. Keanekaragaman Jenis Pohon Di Hutan
Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari,
2(3), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai