Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai
organ terutama paru-pau. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya
tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi hingga kematian. (Depkes, 2016)
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8.6 juta kasus TB
pada tahun 2012 dimana 1.1 juta ocang (13%) di antaranya adalah pasien
dengan HIV positif. Sekitar 75% dan pasien tersebut berada di wilayah Afrika,
Pada tahun 2012 diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB
MDR dan 170.000 di antaranya meninggal dunia. Pada tahun 2012
diperkirakan proporsi kasus TB anak di antara seluruh kasus TB secara global
mencapai 6% atau 530.000 pasien TB anak pertahun, atau sekitar 8% dan total
kematlan yang disebabkan TB. Secara umum angka notifikasi kasus BTA
positif baru dan semua kasus dan tahun ke tahun di Indonesia mengalami
peningkatan. Angka notifikasi kasus (case notification rote/CNR) pada tahun
2015 untuk semua kasussebesar 117 per 100.00 penduduk. (Depkes, 2016)
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan
global bagi kemanusiaan.Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif
untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat
tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003,
diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta
orang meninggal akibat TB di seluruh dunia, diperkirakan sekitar sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun
1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB
diseluruh dunia.Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB
didunia, terjadi pada negara-negara berkembang. (Kemenkes,2016)
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit kronik yang salah satu kunci
keberhasilan pengobatannya adalah kepatuhan dari penderita (adherence).
Kemungkinan ketidakpatuhan penderita selama pengobatan TB sangatlah
besar. Ketidakpatuhan ini dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya
adalah pemakaian obat dalam jangka panjang, jumlah obat yang diminum
cukup banyak serta kurangnya kesadaran dari penderita akan penyakitnya.
Oleh karena itu perlu peran aktif dari tenaga kesehatan sehingga keberhasilan
terapinya dapat dicapai. Untuk menanggulangi masalah TB di Indonesia,
strategi DOTS yang direkomendasikan oleh WHO merupakan pendekatan
yang paling tepat untuk saat ini, dan harus dilakukan secara sungguh-sungguh
dimana salah satu komponen dari strategi DOTS tersebut adalah pengobatan
dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO). (Binfar, 2005)

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah di
dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pasien Tuberkulosis di
wilayah kerja Puskemas Mamboro periode Januari – Oktober 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan umum

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin


dicapai adalah untuk mengetahui gambaran pasien TB diwilayah kerja
Puskesmas Mamboro periode Januari - Oktober 2018

B. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok jenis


kelamin.
2. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok umur.
3. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok jarak
rumah pasien TB ke Puskesmas.
4. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok jenis
penderita TB.
5. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok
kategori obat.
6. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok sejak
kapan pasien berobat.
7. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok
adanya PMO.
8. Untuk mengetahui karakteristik pasien TB berdasarkan kelompok efek
samping obat.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti :
1. Aspek Pendidikan ( keilmuan )
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana guna
mengaplikasikan berbagai konsep teori yang telah dipelajari. Hal ini
berguna untuk mengembangkan pemahaman, penalaran dan pengalaman
peneliti terkait gambaran pasien TB di wilayah kerja Puskesmas
Mamboro.
2. Aspek Pengembangan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal
untuk penelitian selanjutnya.
3. Aspek Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
bahan masukan dan evaluasi dalam menetapkan serta menentukan
kebijakan kesehatan khususnya pada penyakit terkait TB.
1.5 Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang


mempunyai persamaan dengan penelitian ini. Laila (2015) dengan judul
Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Tuminting Manado
Penelitian dilakukan di Puskesmas Tuminting Manado pada bulan Oktober
sampai Desember 2014 menggunakan metode deskriptif. Data yang
dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, pemeriksaan BTA sputum, tipe
penderita, kategori pengobatan, keteraturan berobat dan hasil pengobatan.
Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisa secara deskriptif dan
ditampilkan dalam bentuk tabel. Hasil yang didapatkan yaitu pasien yang
paling banyak ditemukan ialah pasien dewasa (26-45 tahun) yaitu sebanyak 78
pasien (39,8%). Jumlah pasien laki-laki ialah 108 pasien (55,1%). BTA
sputum mayoritas memiliki hasil 3+ yaitu sebanyak 106 pasien (54,1%).
Seluruh pasien TB paru merupakan tipe pasien kasus baru dan memperoleh
pengobatan kategori I. Sebanyak 194 pasien telah berobat secara teratur
(99%). Seluruh pasien mencapai pengobatan tahap awal dengan hasil BTA (-).
Mayoritas hasil akhir pengobatan ialah sembuh yaitu sebanyak 187 pasien
(95,4%).

Widhianasir (2017) dengan judul Karakteristik Penderita Tuberkulosis


Paru Di Kota Parepare Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan
sampel dilakukan secara total sampling dengan total sampel 190 orang.
Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS. Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Parepare pada bulan Oktober – Oktober 2017. Hasil
yang didapatkan yaitu karakteristik penderita TB paru di Kota Parepare tahun
2016 yaitu berusia produktif, berjenis kelamin laki-laki, status gizi kurang,
pekerjaan buruh, TB paru baru dan hasil pemeriksaan BTA positif.

Anda mungkin juga menyukai