Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara
Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu
setiap warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama,
dan gender berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan yang bermutu merupakan prasyarat
adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu warga negara yang
unggul secara intelektual, anggun dalam moral, kompeten dalam Ilmu
Pengetahuan Teknologi dan Senii (IPTEKS), produktif dalam karya dan memiliki
komitmen yang tinggi untuk berbagai peran sosial, serta berdaya saing terhadap
bangsa lain di era global.
Dengan demikian, pembangunan pendidikan nasional perlu diarahkan pada
peningkatan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga
dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapat berkembang secara optimal.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis bagi
upaya pengembangan segenap potensi individu, termasuk membangun karakter
dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik, yang menjadi landasan penting bagi
upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negawa
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga cita-cita membangun manusia
Indonesia seutuhnya dapat tercapai.
Sekolah sebagai pemegang peran penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, sekolah dituntut membuat perencanaan, pengelolaan
program, implementasi, monitoring dan evaluasi yang baik, terstruktur, dan
terukur. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan pengelolaan program
dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien. Agar implementasi
perencanaan dan pengelolaan program senantiasa berlangsung secara transparan
dan akuntabel, maka perlu adanya monitoring dan evaluasi secara berkala dan
konsisten.

1
Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) pada satuan pendidikan
diharapkan mampu mengakomodir semua harapan warga sekolah dan seluruh
stakeholder untuk masa sekarang dan yang akan datang. Di dalam Rencana
Pengembangan Sekolah seluruh warga sekolah dan stakeholder dapat mengetahui
arah kebijakan sekolah untuk masa 1 sampai 5 tahun ke depan. Pada Rencana
Pengembangan Sekolah pula masyarakat dapat mengetahui secara jelas tentang
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Pengembangan, serta Identifikasi fungsi-fungsi yang
penting bagi sekolah, sehingga gambaran sekolah ideal seperti harapan
pemerintah dapat diketahui secara eksplisit.
Dengan disusunnya Rencana Pengembangan Sekolah SDN 112195 Sidodadi
Kecamatan Pangkatan Kabupaten Labuhanbatu akan memandu semua warga
sekolah bagaimana mengembangkan sekolah, ke mana sekolah akan
dikembangkan dan langkah apa yang harus ditempuh untuk melaksanakannya.
Keterlibatan semua pihak dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah
mendorong masyarakat untuk merasa “memiliki” sekolah.

B. Tujuan
Adapun tujuan penyusuan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) ini antara
lain adalah:
1. Menjamin agar tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan
tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar stakeholder sekolah.
3. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi yang baik antar
pelaku sekolah, antar sekolah dan pembina pendidikan, dan antar waktu.
4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan.
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.
7. Agar sekolah membelanjakan anggaran secara bijaksana.
8. Merespon seluruh tuntutan partisipasi masyarakat.

2
9. Meningkatkan keterbukaan dan akuntabilitas.
10. Sebagai acuan untuk mencapai target peningkatan mutu pendidikan.
11. Sebagai tolak ukur bagi keberhasilan implementasi program peningkatan
mutu pendidikan.

C. Hasil yang di Harapkan


Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan SDN 112195 Sidodadi digunakan sebagai acuan bagi
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Secara umum indikator keberhassilan
terkait hal :
1. Pengelolaan
a. Memiliki RPS
b. Memiliki dokumen kurikulum: (silabus, RPP dan bahan ajar) untuk semua
mata pelajaran dan semua tingkatan kelas.
c. Memiliki ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang
administrasi, ruang ibadah, kamar kecil yang cukup dan memadai.
d. Memiliki ruang perpustakaan, ruang laboratorium, dan sarana olah
raga/kesenian.
e. Memiliki sarana pembelajaran yang memadai dan mencukupi kebutuhan
jumlah siswa.
f. Rasio ruang kelas : siswa = 1 : 35.
g. Memiliki tenaga pendidik minimal 50% adalah S1.
h. Penguasaan kompetensi atau 50% guru memiliki sertifikasi kompetensi.
i. Memiliki tenaga kependidikan yang kompeten di bidangnya.
2. Proses Pembelajaran
a. Menerapkan Penggunaan Media Pembelajaran IT (Power Point) dalam
proses pembelajaran.
b. Menerapkan pendidikan kecakapan hidup, pembelajaran aktif, kreatif,
efektif, menyenangkan (PAKEM).
c. Menerapkan model pembelajaran konstruktivisme.

3
d. Menerapkan sistem penilaian yang komprehensif.

3. OutPut
a. Standar ketuntasan belajar minimal 95% (SKBM).
b. Nilai UASBN 10 besar tingkat kecamatan.
c. Memiliki prestasi di tingkat kecamatan, kota dan propinsi.
d. 90% lulusan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.

4
BAB II
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)

A. Pengertian Rencana Pengembangan Sekolah (RPS)


Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan sekolah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumberdaya yang tersedia. Rencana Pengembangan Sekolah adalah dokumen
tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan dalam rangka untuk mencapai
perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

B. Visi, Misi, dan Tujuan


A. Visi SDN 112195 Sidodadi
“Terwujudnya Sekolah yang Mampu Menghasilkan Insan yang
Bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa, Disiplin, dan Berbudi Luhur”

B. Misi SDN 112195 Sidodadi


1) Memelihara dan meningkatkan pengalaman dari ajaran agama
masing – masing dengan mengembangkan sikap toleransi dalam
kehidupan sehari – hari.
2) Menanamkan kesadaran disiplin tinggi kepada seluruh warga
sekolah.
3) Melaksanakan pendidikan pembelajaran dan pelayanan yang optimal
sehingga terbentuk insan yang berprestasi.
4) Membudayakan prilaku santun, jujur, dan menjunjung tinggi nilai –
nilai luhur budaya bangsa.
5) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga sekolah terhadap
kelestarian lingkungan hidup.
C. Tujuan Pendidikan SDN 112195 Sidodadi
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan
dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan adalah sebagai
berikut:

5
1) Meningkatkan prilaku budi pekerti luhur.
2) Meningkatkan Imtak dan Iptek.
3) Meningkatkan keterampilan siswa dengan bakat serta minat.
4) Meningkatkan kepribadian seutuhnya
5) Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
yang lebih tinggi.
6) Meningkatkan Profesionalisme Guru.

C. Pengembangan 8 Standart Nasional Pendidikan (SNP)


1. Pengembangan Standar Isi (Kurikulum)
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP, yang dimaksudkan dengan
standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.
A. Kerangka Dasar Kurikulum
Kelompok mata pelajaran di SDN 112195 Sidodadi terdiri atas:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajara ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran Estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran


No Kelompok Mata Cakupan
Pelajaran
1. Agama dan Akhlak Dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
Mulia manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
Etika, Budi Pekerti, atau Moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

6
2. Kewarganegaraan Dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan
dan Kepribadian wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta peningkatan kwalitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa patriotism bela Negara, penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab social, ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
3. Ilmu Pengetahuan Dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
dan Teknologi mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah
yang kritis, kreatif, dan mandiri.
4. Estetika Dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri, maupun dalam kehidupan social sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis
5. Jasmani, Olahraga, Dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
dan Kesehatan menanamkan sportifitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadarn, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual maupun yang
bersifat kolektif kemasyarakatanseperti keterbiasaan dari
perilaku seks bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
berpotensi mewabah.

B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan pelajaran yang harus
ditempuh oleh pesrta didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran

7
tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan
teknologi;estetika; jasmani; dan kesehatan.
Struktur kurikulum SDN 112195 Sidodadi meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam suatu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai kelas I
sampai dengan kelas VI.
Struktur kurikulum SDN 112195 Sidodadi disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Struktur Kurikulum Kelas I - VI (struktur kurikulum 2013)
2. Jumlah mata pelajaran di kelas I - VI, terdiri atas 6 mata pelajaran
( Kelompok A), dan 2 mata pelajaran ( Kelompok B ).
3. Penyajian pembelajaran untuk Kelas I - VI menggunakan pendekatan
tematik integrative
4. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester, dengan hitungan satu jam pelajaran adalah
35 menit.
5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 – 38
jam.
6. Pelaksanaan pembelajaran dalam satu (1) tahun dibagi dalam dua (2)
semester pembelajaran.

Tabel.1
Struktur Kurikulum SDN 112195 Sidodadi
Tahun Pelajaran 2018/2019
ALOKASI WAKTU
NO KOMPONEN KELAS
I II III IV V VI
A. Kelompok A
Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
Matematika 5 6 6 6 6 6
IPA - - - 3 3 3

8
IPS - - - 3 3 3
B. Kelompok B
SBdP (termasuk muatan local) 4 4 4 4 4 4
Penjasorkes (termasuk muatan lokal) 4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
= Pembelajaran Tematik integrative
Keterangan:
Kegiatan Ekstra Kurikuler SDN 112195 Ssidodadi antara lain:
 Pramuka (Wajib)
 UKS / Dokter Kecil
 Olahraga

 Kesenian

C. Muatan Kurikulum di SDN 112195 Sidodadi


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau
semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas Standar Kompetensi, Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar .
 Mata pelajaran yang diselenggarakan di SDN 112195 Sidodadi adalah
Kurikulum 2013 terdiri atas :

Kelompok mata pelajaran A, adalah :


- Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;

- Pendidikan Kewarganegaraan;
- Bahsa Indonesia;
- Matematika;
- IPA;
- IPS;

Sedangkan kelompok mata pelajaran B adalah:


- Seni Budaya dan Prakarya ( termasuk muatan lokal);

9
- Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
D. Beban Belajar

Pengaturan Beban Belajar SDN 112195 Sidodadi sebagai berikut:

Kel Satu Jam Jumlah Jam Minggu Efektif/ Waktu


Tahun Pelajaran
as Pembelajaran Pembelajaran/ Pembelajaran/Tahun
Minggu
Tatap Muka
I 35 30 38 1140
II 35 32 38 1216
III 35 34 38 1292
IV 35 36 38 1368
V 35 36 38 1368
VI 35 36 38 1368

E. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu


kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100% .
1. KKM adalah kriteria ketuntasan belajar (KKB) yang ditentukan oleh
pemerintah. Satuan pendidikan berhak untuk menentukan KKM diatas
KKM yang telah ditentukan oleh pemerintah. Penentuan KKM ditetapkan
pada awal tahun pelajaran melalui musyawarah antara guru, kepala
sekolah, dan stake holder lainnya.
2. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditetapkan berdasarkan atas
kemampuan rata-rata peserta didik, kerumitan (komplektitas) materi serta
kemampuan sumber daya pendukung sekolah (Intake). Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) pada masing-masing mata pelajaran diharapkan dapat
meningkat setiap tahunnya untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
3. KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum
dikuasai secara tuntas, guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta
didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera
diperbaiki.

10
4. Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas
menguasai suatu kompetensi dasar dapat dilihat dari posisi nilai yang
diperoleh berdasarkan tabel konversi nilai berikut.

STANDAR KETUNTASAN BELAJAR SDN 112195 SIDODADI


TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019
NO KOMPONEN KETUNTASAN
BELAJAR
A Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 100 %
2. Pendidikan Kewarganegaraan
100 %
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika 100 %
5. Ilmu Pengetahuan Alam
100 %
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan Keterampilan 100 %
8. Pendidikan Jasmani & Kesehatan
100 %
100 %
100 %

F. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran
efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu pembelajaran selama satu
tahun ajaran yang mencakup: permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah
mengacu pada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah, kebutuhan peserta didk, dan masyarakat serta ketentuan dari pemerintah
maupun pemerintah daerah.

2. Pengembangan Standar Proses Pendidikan

11
Dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP bahwa yang
dimaksud dengan standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dalam proses pembelajaran
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi, menyenangkan,
menantang, mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran,
dan pengawasan yang baik. Perencanaan harus didukung oleh sekurang-
kurangnya dokumen kurikulum, silabus untuk setiap mata pelajaran, rencana
pelaksanaan pembelajaran, buku teks pelajaran, pedoman penilaian, dan
alat/media pembelajaran. Pelaksanaan harus memperhatikan jumlah maksimal
peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio
maksimal buku teks pelajaran per peserta didik, dan rasio maksimal jumlah
peserta didik per pendidik. Penilaian proses pembelajaran harus menggunakan
berbagai teknik penilaian, termasuk ulangan, sesuai dengan kompetensi dasar
yang harus dikuasai dalam satu tahun. Penilaian proses pembelajaran untuk
kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi harus mencakup
observasi dan evaluasi harian secara individual terhadap peserta didik, serta
observasi dan evaluasi akhir secara individual yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu semester. Penilaian proses pembelajaran harus
mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pengawasan mencakup
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak
lanjut yang diperlukan.

3. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan


Sebagaimana dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP, bahwa
yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan pendidikan adalah kualifikasi

12
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi
lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran, termasuk kompetensi membaca dan menulis. Kompetensi lulusan
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan. Standar kompetensi lulusan pada jenjang SD diarahkan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar
kompetensi lulusan SD dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.
Adapun beberapa program dan kegiatan yang dapat dikembangkan yang berkaitan
dengan standar kompetensi lulusan pendidikan ini antara lain:
a. Pengembangan standar kelulusan pada setiap tahunnya
b. Pengembangan standar pencapaian ketuntasan kompetensi pada tiap
tahun atau semester
c. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang akademik
d. Pengembangan kejuaraan lomba-lomba bidang non akademik
e. Dan sebagainya
Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh indikator-
indikator:
a. Terdapat peningkatan pada tiap semester atau tahun, terhadap
pencapaian keutuntasan kompetensi untuk semua mata pelajaran.
b. Terdapat peningkatan rata-rata setiap tahun terhadap mata pelajaran
yang di-US/UN-kan berdasarkan kepada standar kelulusan yang
ditetapkan.
c. Terdapat peningkatan prestasi Akademik atau non akademik tiap
tahunnya.

4. Pengembangan Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan


Pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan menurut PP 19 Tahun
2005 Tentang SNP adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik

13
maupun mental serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. Kompetensi
adalah tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi seorang pendidik untuk
dapat berperan sebagai agen pembelajaran. Kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang SD meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sesuai Standar
Nasional Pendidikan, yang dibuktikan dengan sertifikat profesi pendidik, yang
diperoleh melalui pendidikan profesi guru sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat
keahlian tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat
diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.
Kualifikasi akademik pendidikan minimum untuk pendidik pada tingkat SD
adalah: diploma lima (D-IV) atau sarjana (S1).

14
Adapun program-program dan kegiatan-kegiatan yang dapat dikembangkan
mengenai standar pendidik dan tenaga kependidikan ini antara lain:
a. Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek
profesionalisme
b. Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek pedagogik
c. Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek sosial
d. Pengembangan atau peningkatan kompetensi pendidik aspek kepribadian
e. Pengembangan atau peningkatan kompetensi Tenaga Kependidikan
f. Pengembangan atau peningkatan kompetensi kepala sekolah
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah terhadap kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan atau lainnya, dan
h. Peningkatan kuantitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh
indikator-indikator:
a. Terdapat peningkatan jumlah tenaga pendidikan dan kependidikan sesuai
kebutuhan sekolah
b. Terdapat peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
sesuai SNP
c. Terselenggaranya ME tiap tahun khususnya tentang kinerja sekolah
d. Terselenggaranya ME tiap tahun khususnya tentang kinerja pendidik
e. Terselenggaranya ME tiap tahun khususnya tentang kinerja kepala sekolah
f. Terselenggaranya supervisi klinis tiap tahun khususnya kepada pendidik,
dan Tenaga Kpendidikan

5. Pengembangan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengertian standar Sarana dan Prasarana pendidikan menurut PP Nomor 19
tahun 2005 Tentang SNP adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, Tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
ruang berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku, dan sumber belajar

15
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar prasarana pendidikan mencakup persyaratan minimal dan wajib dimiliki
oleh setiap satuan pendidikan lahan, tentang, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tlima berolahraga, tlima beribadah, tlima bermain, tlima berkreasi,
dan ruang/tlima lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Standar sarana pendidikan mencakup persyaratan
minimal tentang perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Lahan satuan pendidikan meliputi sekurang-kurangnya lahan untuk bangunan
satuan pendidikan, lahan praktek, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan
pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan suatu lingkungan yang secara
ekologis nyaman dan sehat. Standar lahan satuan pendidikan dinyatakan dalam
rasio luas lahan per peserta didik. Standar letak lahan satuan pendidikan
mempertimbangkan letak lahan satuan pendidikan di dalam klaster satuan
pendidikan sejenis dan sejenjang, serta letak lahan satuan pendidikan di dalam
klaster satuan pendidikan yang menjadi pengumpan masukan peserta didik.
Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan jarak tempuh maksimal
yang harus dilalui oleh peserta didik untuk menjangkau satuan pendidikan
tersebut. Standar letak lahan satuan pendidikan mempertimbangkan keamanan,
kenyamanan, dan kesehatan lingkungan. Standar rasio luas ruang kelas per peserta
didik, rasio luas bangunan per peserta didik, dan rasio luas lahan per peserta didik
dirumuskan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Menteri.
Adapun program-program dan kegiatan yang dapat dikembangkan mengenai
standar prasarana dan sarana baik secara kuantitas maupun kualitas antara lain:
a. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi media
pembelajaran untuk semua mata pelajaran

16
b. Peningkatan dan pengembangan serta inovasi-inovasi peralatan
pembelajaran untuk semua mata pelajaran
c. Pengembangan prasarana (ruang, perpustakaan, UKS, dll)
pendidikan dan atau pembelajaran
d. Penciptaan atau pengembangan lingkungan belajar yang kondusif
e. Pengembangan jaringan internet, baik bagi peserta didik, pendidik
maupun tenaga kependidikan
f. Pengembangan atau peningkatan peralatan/bahan perawatan sarana
dan prasarana pendidikan, dan
g. Pengembangan peralatan dan inovasi-inovasi pusat-pusat sumber
belajar.

Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh indikator-
indikator:
a. Terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas media pembelajaran tiap
mata pelajaran untuk semua jenjang kelas, selaras dengan strategi
pembelajaran yang diterapkan.
b. Terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas peralatan pembelajaran
tiap mata pelajaran untuk semua jenjang kelas, selaras dengan
strategi pembelajaran yang diterapkan
c. Terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas prasarana pendidikan
dan atau pembelajaran
d. Terdapat peningkatan kuantitas dan kualitas media dan peralatan
pembelajaran praktik tiap mata pelajaran untuk semua jenjang kelas,
selaras dengan strategi pembelajaran yang diterapkan
e. Terpasangnya jaringan internet,
f. Terlaksananya perawatan prasarana, peralatan, dan media
pembelajaran atau sekolah secara berkala, dan
g. Terdapat prasarana sumber-sumber belajar yang memadai
(perpustakaan, pusat media pembelajaran audio visual).

17
6. Pengembangan Standar Pengelolaan Pendidikan
Seperti dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP bahwa yang
dimaksudkan dengan standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi,
atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan
pendidikan..
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman atau aturan yang sekurang-
kurangnya mengatur tentang: Kurikulum dan silabus; Kalender pendidikan, yang
menunjukkan seluruh kategori aktifitas satuan pendidikan selama satu tahun dan
dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan; Struktur organisasi satuan
pendidikan; Pembagian tugas di antara pendidik; Pembagian tugas di antara
tenaga kependidikan; Peraturan akademik; Tata tertib satuan pendidikan, yang
minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; Kode etik hubungan antara
sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga
satuan pendidikan dengan masyarakat.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan. Rencana kerja
tahunan merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 5 (lima) tahun. Rencana kerja meliputi sekurang-
kurangnya: kalender pendidikan atau akademik yang meliputi sekurang-
kurangnya jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari
libur; jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran
berikutnya; mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal, semester genap,
dan semester pendek bila ada; penugasan pendidik pada mata pelajaran dan
kegiatan lainnya; buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata
pelajaran; jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran; pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis
pakai; program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang

18
meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program;
jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang
tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolah;
rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja
satu tahun; jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan
pendidikan untuk satu tahun terakhir. Rencana kerja harus disetujui rapat dewan
pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah.
Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan berpedoman kepada rencana kerja
tahunan. Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri,
efisien, efektif, dan akuntabel. Pelaksanaan kegiatan yang perlu atau mendesak
tetapi tidak diprogramkan di dalam rencana kerja tahunan dilaksanakan secara ad-
hoc dan bertanggung jawab. Pelaksanaan kegiatan tersebut harus terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolah dan
kemudian dipertanggungjawabkan kepada rapat dewan pendidik dan komite
sekolah.
Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, pemeriksaan, dan tindak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pemimpin satuan pendidikan
dan komite sekolah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan. Pemantauan dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan
akuntabilitas satuan pendidikan. Supervisi dilakukan secara teratur dan
berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala
satuan pendidikan. Supervisi meliputi supervisi manajerial dan akademik.
Supervisi mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Pedoman Program
Penjaminan Mutu yang diterbitkan oleh Departemen. Pelaporan dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, pemimpin satuan pendidikan, dan pengawas atau
penilik satuan pendidikan. Laporan oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada
pemimpin satuan pendidikan, berisi pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing
dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Setiap pihak yang
menerima laporan wajib menindak lanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan

19
mutu dan kesehatan satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas
pelanggaran yang ditemukannya.
Adapun beberapa program dan kegiatan yang dapat dikembangkan atau
ditingkatkan pada standar pengelolaan pendidikan antara lain:
a. Pengembangan atau pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS)
tiap tahun, baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang
b. Pengembangan pendayagunaan SDM sekolah dengan cara membuat dan
pembagian tugas-tugas secara jelas
c. Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan
kebutuhan sekolah
d. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien
e. Mendukung pengembangan perangkat penilaian
f. Pengembangan dan melengkapi administrasi sekolah
g. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh sekolah tentang kinerja sekolah
h. Pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah
i. Penggalangan partisipasi masyarakat (pemberdayaan komite sekolah)
j. Membuat atau menciptakan jaringan kerja yang efektif dan efisien baik
secara vertikal dan horisontal
k. Melaksanakan dan membuat pelaporan-pelaporan kepada berbagai pihak
yang relevan, baik menyangkut bidang akademik, non akademik atau
manajemen sekolah lainnya.
Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh indikator-
indikator:
a. Terdapat dokumen rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun, baik
untuk jangka pendek, menengah maupun panjang
b. Terdapat dokumen pengembangan pendayagunaan SDM sekolah dengan
cara membuat dan pembagian tugas-tugas secara jelas beserta
pelaksanaannya
c. Terdapat struktur dan keorganisasian sekolah sesuai dengan kebutuhan
sekolah beserta tupoksi dan pedoman-pedoman kerjanya

20
d. Terlaksananya pembelajaran secara efektif dan efisien dengan dibuktikan
oleh prestasi yang dicapai dan pemanfaatan input pendidikan yang ada
e. Tersedianya kelengkapan administrasi sekolah sesuai dengan kebutuhan
dan memenuhi standar e-goverment yang efisien dan efektif
f. Mengimplementasikan MBS dengan indikator pencapaian
sekolah/manajemen mampu: mandiri/otonom, transparan, akuntabel,
melakukan partisipasi/kerjasama dengan masyarakat dan lainnya,
program-program dan pengelolaan yang fleksibilitas, dan terdapat
kontinyuitas baik mengenai program, keuangan, hasil-hasil program serta
lainnya oleh pihak manajemen sekolah
g. Kepemimpinan kepala sekolah mampu melaksanakan ciri-ciri sebagai
leader yang tangguh
h. Terselenggaranya penggalangan partisipasi masyarakat (pemberdayaan
komite sekolah) secara optimal dalam berbagai bentuk/bidang
i. Terciptanya jaringan kerja yang efektif dan efisien baik secara vertikal dan
horisontal
j. Terdapat dokumen laporan kepada berbagai pihak yang relevan, baik
menyangkut bidang akademik, non akademik atau manajemen sekolah
lainnya.

7. Pengembangan Standar Pembiayaan Pendidikan


Seperti dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP bahwa
standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan biaya operasi satuan
pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan
pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan. Pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi,
dan biaya personal.
Biaya investasi termasuk untuk biaya penyediaan sarpras, pengembangan SDM,
dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus

21
dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran secara teratur
dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: gaji pendidik dan
tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau
peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung
seperti daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
Dalam upaya membantu memenuhi dan mencapai standar biaya pendidikan yang
memadai, maka sekolah dapat mengembangkan program atau kegiatan yang
didasarkan atas musyawarah dan mufakat serta persetujuan dari stakeholder
(termasuk Komite Sekolah) serta sesuai dengan koridor peraturan perundangan
yang berlaku, seperti misalnya:
a. Pengembangan jalinan kerja dengan penyandang dana, baik donatur tetap
maupun tidak tetap
b. Penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor
c. Pendayagunaan potensi sekolah dan lingkungan yang menghasilkan
keuntungan ekonomik
d. Menjalin kerjasama dengan alumni, khususnya untuk penggalangan dana
pendidikan
e. Dan sebagainya
Target yang harus dicapai dalam aspek ini antara lain ditunjukkan oleh indikator-
indikator:
a. Terjalin kerjasama dengan penyandang dana, baik tetap maupun ridak
tetap dan terdapat pemasukan dana
b. Tertdapat usaha nyata sekolah atau unit produksi sekolah (koperasi, toko,
kantin, dll)
c. Terdapat jalinan kerjasama dengan alumni dalam penggalangan dana

8. Pengembangan Standar Penilaian Pendidikan


Dijelaskan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang SNP bahwa standar
penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian prestasi belajar peserta didik.

22
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemampuan, dan kemajuan hasil
belajar. Penilaian digunakan untuk: menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; memperbaiki proses
pembelajaran; dan menentukan kelulusan peserta didik.
Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui: pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik; serta ujian, ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Penilaian hasil belajar
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ujian,
ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi
yang dinilai. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik. Penilaian hasil
belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan dilakukan
melalui: pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan ujian, ulangan, dan/atau
penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Untuk mengikuti ujian
akhir satuan pendidikan, peserta didik harus mendapatkan nilai yang sama atau
lebih besar dari nilai batas ambang kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, pada
kelompok mata pelajaran keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, kelompok
mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, serta kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan .
Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan penilaian akhir pada
setiap satuan pendidikan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan Budaya.

23
BAB III
PROSES PELAKSANAAN
RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH (RPS)

A. Program Rencana Pengembangan Sekolah


Rencana Pengembangan Sekolah yang diprogramkan oleh SDN 112195
Sidodadi adalah “ Peningkatan Kemampuan Guru Memanfaatkan Media
Pembelajaran IT (Power Point) dalam Proses Pembelajaran di SDN 112195
Sidodadi”

24
B. Pengertian Media Power Point

Hamalik (2008) menyebutkan bahwa jenis teknologi yang digunakan dalam


pengajaran terdiri dari media audiovisual (film, filmstrip, televisi, dan kaset
video) dan komputer. Media komputer adalah salah satu media interaktif yang
memiliki peran utama untuk memproses informasi secara cermat, cepat dan
dengan hasil yang akurat. Sebagai sebuah media pembelajaran komputer dapat
membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Selain itu, komputer sendiri dapat berfungsi sebagai salah satu sumber informasi,
dengan demikian dapat menjadi sumber belajar bagi seorang siswa beberapa
bagian utama dalam pembelajaran yang menggunakan media komputer.
Setiap sekolah memiliki fasilitas berbeda. Ketersedian media yang dapat
menunjang proses belajar mengajar antara sekolah yang satu dengan sekolah lain
berbeda. Keterbatasan akan media tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
sulitnya memperoleh media yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan
kepada siswa, keterbatasan dana, cepat rusak, kurang dukungan dari pimpinan dan
lain sebagainya. Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone adalah pola
penyajian Microsoft Office Power Point yang dirancang khusus untuk
pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Setiap siswa dapat mempelajari
materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuannya sehingga penggunaan Microsoft Office Power Point dengan pola
penyajian stand alone diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterbatasan akan adanya media seperti perangkat presentasi yang diperlukan
sebagai alat yang mampu menampilkan informasi yang terdapat
pada Microsoft Office Power Point dapat diatasi dengan menggunakan pola
penyajian stand alone. Dengan bantuan media powerpoint, seorang guru dapat
mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam
mentransformasikan ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru
kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru menguasai
kelas dan membantu anak-anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang
diterangkan oleh seorang guru.

25
Menurut Jelita (2010) microsoft Power Point adalah suatu software yang akan
membantu dalam menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga
mudah. Media powerpoint bisa membantu sebuah gagasan menjadi lebih
menarik dan jelas tujuannya jika dipresentasikan karena media powerpoint akan
membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, presentasi elektronika,
menampilkan slide yang dinamis, termasuk clipart yang menarik, yang
semuanya itu mudah ditampilkan di layar monitor komputer. Power Point adalah
alat bantu presentasi, biasanya digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang
dirangkum dan dikemas dalam slide Power Point. Sehingga pembaca dapat lebih
mudah memahami penjelasan kita melalui visualisasi yang terangkum di dalam
slide.
Power Point merupakan program untuk membantu mempresentasikan dan
menampilkan presentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart,
movie, suara, atau video yang dimainkan pada saat presentasi (Purnomo, 2010).

C. Manfaat Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar memiliki
beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
belaka) sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

2. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan


daya indera, misalnya:

3. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar atau model.

4. Objek yang kecil, dapat dibantu dengan penggunan proyektor atau gambar.

5. Kejadian atau peristiwa dimasa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman
film atau video.

6. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi


dapat diatasi sikap pasif dan Dalam hal ini media pendidikan berguna
untuk:

7. Menimbulkan motivasi belajar siswa

26
8. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan.

9. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan


minatnya.

10. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih di
pahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pengajaran lebih baik.

11. Media pembelajaran memberikan informasi/kesamaan dalam pengamatan


kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya karyawisata, kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.

D. Langkah – Langkah Kegiatan


Langkah-langkah dalam kegiatan ini dapat dikategorikan menjadi: Persiapan,
Pelaksanaan, Monitoring & Evaluasi, Refleksi, dan Tindak Lanjut. Langkah-
langkah ini merupakan penerapan pencerminan dalam penerapan nilai-nilai
karakter.
1. Persiapan
a. Menyusun program perencanaan: kegiatan yang akan dilaksanakan,
waktu kegiatan, personil yang terlibat, dan sejenisnya.
b. Membentuk Tim Pengembangan Kegiatan
c. Menyiapkan materi-materi panduan yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan Media Power Point.
d. Berkoordinasi dengan nara sumber dan teman sejawat yang akan
membantu pelaksanaan Kegiatan.
2. Pelaksanaan
a. Menyiapakan ruang/tempat untuk kegiatan
b. Membuka kegiatan penggunaan IT.
c. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan
d. Mengawasi pelaksanaan kegiatan.
e. Melaksanakan kegiatan penggunaan Teknologi IT (Power Point)
dalam kegiatan pembelajaran.

3. Monitoring dan Evaluasi

27
Untuk memantau terlaksananya kegiatan pelaksanaan penggunaan
komputer dalam kegiatan pembelajaran maka kepala sekolah mengadakan
kegiatan monitoring secara rutin di sekolah serta mengidentifikasi
kemajuan yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai kepala
sekolah mengadakan wawancara dengan para guru dan peserta didik
tentang kemajuan dan manfaat yang diperoleh setelah menggunakan
komputer dalam pembelajaran.
Evaluasi adalah penilaian terhadap pencapaian indikator
keberhasilan. Evaluasi umumnya dilakukan ketika kegiatan hampir atau
setelah selesai kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hasil evaluasi
digunakan untuk penambilan keputusan.
Monitoring dan evaluasi biasanya dilakukan pihak eksternal, dalam
hal ini kepala sekolah atau guru senior yang ditugasi kepala sekolah untuk
memonitoring dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan guru.
Langkah – langkah Monitoring dan evaluasi antara lain :
1. Menyusun Instrumen
2. Mendistribusikan Monitoring dan Evaluasi
3. Mengamati Kegiatan.
4. Merekap hasil monitoring

4. Refleksi dan Tindak Lanjut

Refleksi kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan mengevaluasi


diri tertang keefektifan dan efisiennya kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan komputer dalam pembelajaran.
Jika hasil refleksi belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan, maka perlu disusun rencana tindak lanjut secara mandiri dan
berkelanjutan berdasarkan kelemahan atau kekurangan. Jika hasil refleksi
telah mencapai indikator yang ditetapkan, siklus kedua juga dapat terus
dilakukan dengan meningkatkan atau menambah indikator keberhasilan.
Langkah – langkah Refleksi antara lain :
1. Mengamati hasil Monitoring dari laporan guru yang ditugaskan.
2. Menganalisis hasil tercapai dan belum tercapai.

28
3. Berdiskusi dengan guru dan tim yang terlibat untuk menentukan upaya
perbaikan dan peningkatan.
4. Memikirkan dan memutuskan langkah – langkah baru sebagai tindak
lanjut program.

BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Power Point merupakan program untuk membantu mempresentasikan dan
menampilkan presentasi dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, objek, clipart,
movie, suara, atau video yang dimainkan pada saat presentasi. Microsoft
PowerPoint adalah nama dari sebuah program presentasi komersial proprietary
yang dikembangkan oleh Microsoft. Secara resmi diluncurkan pada tanggal 22
Mei 1990, sebagai bagian dari Microsoft Office suite, dan berjalan pada Microsoft
Windows dan Mac OS X sistem operasi Apple.
Keunggulan/kelebihan power point yaitu salah satu fitur menyediakan
kemampuan untuk membuat presentasi yang meliputi musik yang memainkan
seluruh seluruh presentasi atau efek suara untuk slide tertentu. Kelemahan media
powerpoint adalah tidak semua materi pembelajaran dapat disajikan dengan

29
menggunakan media powerpoint. Tetapi disisi lain media powerpoint memiliki
kelebihan siswa menjadi tertarik dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

2. Saran
Adapun saran- saran adalah sebagai berikut:
a. Guru dalam menerapkan Penggunaan Media Power Point dalam
Pembelajaran sangat lah tepat karena dapat menarik motivasi siswa untuk
melaksanakan proses pembelajaran, dan seharusnya Guru lebih
membiasakan lagi penggunaan media pembelajaran power point guna
menarik minat peserta didik.
b. Guru lebih banyak melakukan latihan – latihan dalam penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer / IT, Guna meningkatkan kemampuan
dalam penggunaan IT dalam proses pembelajaran.

30

Anda mungkin juga menyukai