Anda di halaman 1dari 10

BAB 3 TURUNAN

Garis singgung

Gagasan garis singgung dari Euclides sebagai suatu garis yang memotong suatu kurva
pada satu titik. Gagasan bahwa garis singgung pada suatu kurva di p adalah garis yang paling
menghampiri kurva dekat p adalah lebih baik, tetapi masih terlalu samar-samar untuk
ketaksamaan matematis.

Garis yang melalui p dan q disebut talibusur. Garis singgung di p adalah posisi pembatas
(jika ada) dari tali busur itu bila q bergerak kea rah p sepanjang kurva.

𝑓 (𝑐+ℎ)−𝑓(𝑐)
mtan = lim 𝑚𝑠𝑒𝑐 = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

contoh 1 cari kemiringan garis singgung pada kurva y = f(x) = x𝑥 2 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 (2,4)

penyelesaian garis yang kemiringannya kita cari diperihatkan pada gambar dibawah. Jelas ia
mempunyai suatu kemiringan positif yang besar.

1 𝑛
𝑚𝑡𝑎𝑛 = lim = (1 + ) /ℎ
𝑛→∞ 𝑛

y-y1=m(x-x1)
Sedangkan jika diketahui 2 titik, misalnya (x1,y1) dan (x2,y2) maka untuk mencari persamaan
garis singgung dari dua titik tersebut kita dapat gunakan persamaan

Agar lebih memahami mengenai materi persamaan garis singgung tersebut, perhatikan beberapa
contoh soal berikut ini :

1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 3) ?

Jawab :
f(x) = x³ – 3x
f ‘(x) = 3x² – 3
m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9
Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 3 = 9 (x – 2)
y – 3 = 9x – 18
y = 9x – 15

TURUNAN

Turunan fungsi f adalah fungsi lain f’ yang nilainya pada seberang bilangan c adalah

(𝑐+ℎ)−𝑓(𝑐)
F’(c) = lim 𝑓
ℎ→0 ℎ

Asalkan limit ini ada.

Jika limit ini memang ada, maka dikatakan bahwa f terdeferensialkan (terturunkan) di c.
pencarian turunan disebut pendefrensialan, bagian kalkulus yang berhubungan dengan turunan
disebut kalkulus difrensial.

Contoh:

Andaikan f(x) = 13x – 6 cari f’ (4)

Penyelesaian

𝑓(4+ℎ)−𝑓(4) [13(4+ℎ)−6]−[13(4)−6)
F’ = lim = lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

13ℎ
= lim = lim 13 = 13
ℎ→0 ℎ ℎ→0

ATURAN PENCARIAN TURUNAN

Proses pencarian turunan suatu fungsi langsung dari defenisi turunan, yakni dengan menyusun
hasil bagi selisih.

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)

Konstanta dan aturan pangkat

Teorema A
(aturan fungsi konstanta). Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta maka untuk seberang x, f’(x)=0
– yakni

D(k) = 0

Teorema B

(aturan fungsi identitas). Jika f(x) = x, maka f’(x) = 1 – yakni, D(x) = 1

KELINIEARAN

Arti pokok dari linear yang dipergunakan dalam matematika adalah sebagaimana dijelaskan pada
bagian ini. Suatu oprator L dikatakan linear bila memenuhi dua syarat pokok.

 L (ku) = kL(u)
 L(u + v) = L(u) + L (v)

Oprator – oprator linear memainkan peran penting dalam pelajaran aljabar linear. Sebuah oprator
linear selalu memenuhi aturan selisih L (f – g) – L(f) – L (g) yang dinyatakan berikutnya untuk
D.

Teorema F

Aturan selisih. Jika f dan g fungsi – fungsi yang terdefrensialkan , maka

(f – g )’ (x) = f’ (x) – yakni,

D [f (x) – g(x) = Df (x) – Dg(x)

Contoh :

Cari turunan dari 5𝑥 2 = 7𝑥 − 6 𝑑𝑎𝑛 4𝑥 6 − 3𝑥 5 − 10𝑥 2 + 5𝑥 + 16

Penyelesaian :

𝐷(5𝑥 2 + 7𝑥 − 6) = 𝐷(5𝑥 2 + 7𝑥) − 𝐷(6) (teorema F)

𝐷(5𝑥 2 ) + 𝐷(7𝑥) − 𝐷(6) (teorema E)


5𝐷(𝑥 2 ) + 7𝐷(𝑥) − 𝐷(6) (teorema D)

5.2𝑥 + 7.1 + 0 (teorema C, B, A)

10𝑥 + 7

TURUNAN SINUS DAN KOSINUS

F(t) = sin t dan g(t) = cos t adalah fungsi-fungsi yang mempunyai daerah asal dan daerah hasil
berupa himpunan bilangan rill.

Rumus- rumus turunan kita memilih untuk memakai x ketimbang t sebagai variable dasar kita.
Untuk mencari D(sin x), kita bersandar pada defenisi turunan dan menggunakan identitas
penambahan untuk sin (c + h).

sin(𝑥+ℎ)−sin 𝑥
D(sin x) = lim
ℎ→0 ℎ

sin x cos h+cos x sin h−sin x


= lim
ℎ→0 ℎ

1−cos ℎ sin ℎ
= lim (− sin 𝑥 + )
ℎ→0 ℎ h

1−cos ℎ sin ℎ
= (−sin x [lim ] + (𝑐𝑜𝑠 𝑥) [lim ]
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ

PEMBUKTIAN DAU PERNYATAAN LIMIT

Segala sesuatu yang telah kita lakukan dalam pasal ini tergantung pada dua pernyataan limit.

sin 𝑡 1−cos t
lim =1 lim =0
𝑡→0 𝑡 𝑡→0 𝑡

ATURAN RANTAI

Bayangkan usaha untuk mencari turunan dari

F (x) = (2𝑥 2 − 4𝑥 + 1)60


Pertama anda mengalikan bersama ke 60 faktor-faktor kuadrat (2𝑥 2 − 4𝑥 + 1) dan kemudian
mendefrensialkan polinom derajat 120 yang dihasilkan.

PENDIFRENSIALAN FUNGSI KOMPOSIT

Andiakan bahwa

Y = f(u) dan u = g(x)

Menentukan fungsi komposit y = f(g(x)). Karena suatu turunan menenjukan laju perubahan, kita
dapat mengatakan bahwa

Y berubah Du y kali secepat u

U berubah Dx u kali secepat x

Kelihatan beralasan untuk menyimpan bahwa

Y berubah Du y Dx u secepat x

Ini memang benar dan kita akan memberikan bukti formal dalam pasal berikutnya. Hasilnya
disebut aturan rantai.

Teorema A

(aturan rantai). Andaikan y = f(u) dan u = g(x) menentukan fungsi komposit y = f(g(x)) = f o g)
(x). jika g terdefrensialkan di x dan f terdifrensialkan di u = g(x), maka f o g terdefrensialkan di x
dan

(f o g)’(x) = f’(g(x)g’(x)

Yakni,

Dx y = Du y Dx U

ATURAN RANTAI BERSUSUN

Y = f(u) dan u = g(v) dan v = h(x)

Maka
Dx y = Du y Dv u Dx v

CONTOH :

Cari Dx [𝑠𝑖𝑛3 (4𝑥)]

Penyelesaian:

Y = u^3 dan u sin v dan v = 4x

Maka,

Dx y = Du y. Dv u. Dx v

= 3𝑢2 . cos 𝑣. 4

= 3 𝑠𝑖𝑛2 (4𝑥). cos(4𝑥). 4

2 (4𝑥)
= 12 𝑠𝑖𝑛 cos(4𝑥)

NOTASI LEIBNIZ

Gottfried Wilhem Leibniz adalah salah seorang dari dua penemu utama kalkulus (yang lain issac
Newton). Cara penulisannya (notasinya) untuk turunan dipakai secara luas, khususnya dalam
bidang terapan seperti halnya fisika, kimia dan ekonomi. Daya tariknya terletak dalam
bentuknya, sebuah bentuk yang sering mengemukakan hasil-hasil yang benar dan kadang –
kadang menenjukan bagaimana membuktikan setelah kita mengusai notasi Leibniz.

TURUNAN TINGKAT TINGGI

Oprasi pendifresialan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah fungsi baru f’. jika f’
sekarang kita terdiferensialkan , kita masih menghasilkan fungsi lain, dinyatakan oleh f’’ (dibaca
‘’f dua aksen”) dan disebut turunan kedua dari f. pada gilirannya ia boleh diturunkan lagi,
dengan demikian menghasilkan f’’’, yang disebut turunan ke tiga, dan seterusnya. Sebagai
contoh, andaikan

F(x) = 2𝑥 2 − 4 + 7𝑥 − 8

Maka
F’(x) = 6𝑥 2 − 8𝑥 + 7

F’(x) = 12𝑥 − 8

F’’’(x) = 12

F””(x) = 0

Karenan turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih tinggi akan
nol.

Turunan pertama dari y = f(x) adalah :

𝑑𝑦
F’(x) Dx Y 𝑑𝑥

Masing-masing disebut dengan notasi aksen, notasi , dan notasi Lebniz.

PENDEFRENSIALAN IMPLISIT

Dalam kalkulus, saat Anda memiliki persamaan untuk y yang dituliskan dalam
bentuk x(misalnya y = x2 -3x), mudah untuk menggunakan teknik-teknik penurunan dasar
(disebut oleh para ahli matematika sebagai teknik-teknik turunan fungsi implisit) untuk mencari
turunannya. Akan tetapi, untuk persamaan-persaman yang sulit untuk disusun dengan suku y saja
pada salah satu sisi tanda sama dengan (misalnya x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19), diperlukan
pendekatan yang berbeda. Dengan sebuah teknik yang disebut turunan fungsi implisit, mudah
untuk mencari turunan persamaan-persamaan multi variabel selama Anda sudah mengetahui
dasar-dasar turunan fungsi eksplisit!

Turunkan suku-suku x seperti biasa. Saat mencoba menurunkan persamaan multi variabel
seperti x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19, mungkin sulit untuk mengetahui dari mana harus memulai.
Untungnya, langkah pertama dari turunan fungsi implisit adalah langkah termudahnya. Turunkan
saja suku-suku x dan konstanta pada kedua sisi persamaan sesuai aturan turunan biasa (eksplisit)
untuk memulainya. Abaikan suku-suku yuntuk sementara.
 Ayo coba kita turunkan contoh persamaan sederhana di atas. x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19
memiliki dua suku x: x2 dan -5x. Jika kita ingin menurunkan persamaan, kita harus mengerjakan
ini terlebih dahulu, seperti ini:
x2 + y2 - 5x + 8y + 2xy2 = 19
(Bawalah turun pangkat 2 dalam x2 sebagai koefisien, hapus x dalam -5x, dan ubah 19
menjadi 0)
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0
Turunkan suku-suku y dan tambahkan (dy/dx) di sebelah masing-masing sukunya. Untuk
langkah Anda selanjutnya, turunkan saja suku-suku y dengan cara yang sama seperti Anda
menurunkan suku-suku x. Akan tetapi, kali ini, tambahkan (dy/dx)di sebelah masing-masing
suku seperti Anda menambahkan koefisien. Misalnya, jika Anda menurunkan y2, maka
turunannya menjadi 2y(dy/dx). Abaikan suku-suku yang memiliki x dan y untuk sementara.
 Dalam contoh kita, persamaan kita sekarang menjadi seperti ini: 2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0. Kita
akan melakukan langkah penurunan y selanjutnya seperti berikut:
2x + y2 - 5 + 8y + 2xy2 = 0
(Bawalah turun pangkat 2 dalam y2 sebagai koefisien, hapus y dalam 8y, dan
letakkan dy/dx di sebelah masing-masing suku).
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2= 0

Gunakan aturan hasil kali atau aturan hasil bagi untuk suku-suku yang memiliki x dan
y. Mengerjakan suku-suku yang memiliki x dan y agak sedikit rumit, tetapi jika Anda
mengetahui aturan hasil kali dan hasil bagi untuk turunan, Anda akan mudah mengerjakannya.
Jika suku-suku x dan y dikalikan, gunakan aturan hasil kali ((f × g)' = f' × g + g × f'),
mensubtitusikan suku x untuk f dan suku y untuk g.[1] Sebaliknya, jika suku-suku x dan y saling
membagi satu sama lain, gunakan aturan hasil bagi ((f/g)' = (g × f' - g' × f)/g2), mensubstitusikan
suku pembilang untuk f dan suku penyebut untuk g.[2]
 Dalam contoh kita, 2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2xy2 = 0, kita hanya memiliki satu suku yang
memiliki x dan y — 2xy2. Karena x dan y dikalikan satu sama lain, kita akan menggunakan
aturan hasil kali untuk menurunkan seperti berikut:
2xy2 = (2x)(y2)— set 2x = f and y2 = g in (f × g)' = f' × g + g × f'
(f × g)' = (2x)' × (y2) + (2x) × (y2)'
(f × g)' = (2) × (y2) + (2x) × (2y(dy/dx))
(f × g)' = 2y2 + 4xy(dy/dx)
 Menambahkan ini ke persamaan utama kita, kita mendapatkan 2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) +
2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
Sendirikan (dy/dx). Anda hampir selesai! Sekarang, yang harus Anda lakukan adalah
menyelesaikan persamaan (dy/dx). Hal ini tampaknya sulit, tetapi biasanya tidak — ingatlah
bahwa dua suku a dan b apa pun yang dikalikan oleh (dy/dx) dapat ditulis sebagai (a + b)(dy/dx)
karena sifat distributif perkalian.[3] Taktik ini dapat memudahkan proses menyendirikan (dy/dx)
— pindahkan saja semua suku lainnya di sisi lain dari tanda kurung, kemudian bagilah dengan
suku-suku dalam tanda kurung di sebelah (dy/dx).
 Dalam contoh kita, kita menyederhanakan 2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
seperti berikut:
2x + 2y(dy/dx) - 5 + 8(dy/dx) + 2y2 + 4xy(dy/dx) = 0
(2y + 8 + 4xy)(dy/dx) + 2x - 5 + 2y2 = 0
(2y + 8 + 4xy)(dy/dx) = -2y2 - 2x + 5
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2y + 8 + 4xy)
(dy/dx) = (-2y2 - 2x + 5)/(2(2xy + y + 4)

Anda mungkin juga menyukai