Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KAJIAN STRATEGIS REKLAMASI DI Jakarta

Abstract
Conflict about Reclamation of beach in Jakarta Provinsi DKI Jakarta. Kawasan Teluk Jakarta
because there are two concern have conflict, between memiliki peran penting di kancah perekonomian
impact to evironment and social public to impact nasional dan internasional. Terdapat Pelabuhan
economy regional. because these aspects are Tanjung Priok sebagai Pelabuhan Niaga dan
considered as the means to control the lisences of Penumpang bertaraf internasional, Pelabuhan
activities that give bad impact to the environment, but Perikanan Samudera Nizam Zachman, dan Pelabuhan
also means to test the scientific aspects wrapped in the Bersejarah Sunda Kelapa yang hingga saat ini masih
normative rules of lisencing. Environmental Impact beroperasi untuk kegiatan niaga domestik. Sejumlah
Assessment (EIA, known as AMDAL) Case regarding jalur kabel telekomunikasi kabel laut dan jalur pipa
North Coast Jakarta Reclamation and Revitalization is pertamina juga melintas di Teluk Jakarta.
arguably such a long term dispute that have been Permasalahan klasik Provinsi DKI Jakarta adalah
running from 2003 to 2011. Whereas, the subject of kemacetan, sampah, dan banjir. Khususnya di
dispute in conflict is resulted from a scientific study kawasan Jakarta Utara fenomena banjir air pasang
which lasted only a few months. In this analysis, there (Rob) cukup memberikan tekanan terhadap laju
are several main things that will be elaborated; first, a pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Program
deeper exploration into the nature of the AMDAL reklamasi di wilayah pesisir Jakarta Utara dan
itself; second, the legal action regarding objection of ekploitasi air tanah yang semakin meningkat,
the result of AMDAL; and lastly, the attempt to disinyalir menjadi penyebab terjadinya penurunan
examine legal understanding of the jurists on both muka tanah di Kawasan Jakarta Utara, Barat dan
ecological and juridical dimension in AMDAL of Timur, serta meningkatnya frekuensi banjir Rob di
North Coast Jakarta Reclamation and Revitalization pesisir Jakarta Utara di kawasan nonreklamasi. Dalam
Case. rangka mengatasi hal tersebut, salah satu program
kerja yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Provinsi DKI Jakarta adalah berencana membangun
Tanggul Laut Teluk Jakarta (Jakarta Giant Seawall),
Keywords: Environmental Impact Assessment dengan kementerian/lembaga lainnya dalam
(AMDAL), dispute on environmental law, konsorsium Indonesia-Netherlands Jakarta Flood
administrative decision Team for Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS)
yang terdiri atas Kementerian Pekerjaan Umum,
BAPPENAS, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dan
Pemerintah Daerah Rotterdam Belanda. Merespons
PENDAHULUAN kebijakan penataan ruang, khususnya di wilayah
Teluk Jakarta merupakan wilayah perairan Provinsi Jakarta Utara, Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, yang memiliki Kelautan dan Perikanan, melalui Pusat Penelitian dan
kawasan pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu yang Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, dan
membentang hingga Laut Jawa bagian barat. Terdapat Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sosial
sekitar 13 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara Ekonomi Kelautan dan Perikanan bekerja sama
dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi untuk
di Teluk Jakarta, sehingga menjadikan Teluk Jakarta
cukup mengalami tekanan transpor massa limbah dari mengkaji lebih lanjut kemungkinan dampak dari
sepanjang kawasan DAS seiring dengan pembangunan tanggul laut tersebut. Adapun bidang
meningkatnya pembangunan dan jumlah penduduk di
kajian yang dilakukan adalah ekologi perairan, Perikanan (B2P2SEKP). Pada Maret 2014, Bapak
hidrodinamika, dan sosial ekonomi. Wakil Presiden RI (Prof. Dr. Boediono) berkunjung ke
Belanda dan bertemu dengan Menteri Infrastruktur
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bukanlah dan Lingkungan Belanda untuk membicarakan tentang
anggota konsorsium JCDS yang akan membangun program pengendalian banjir Kota Jakarta. Pemerintah
Tanggul Laut Teluk Jakarta tersebut, akan tetapi Belanda memberikan hibah kepada Pemerintah
pembangunan Tanggul Laut tersebut dikhawatirkan Indonesia berupa rancangan master plan National
akan berdampak terhadap masyarakat nelayan dan Capital Integrated Coastal Defense (NCICD). Master
aktivitas perikanan di Teluk Jakarta. Berdasarkan plan tersebut kemudian dibahas oleh Kantor Menko
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta Perekonomian. Unit Kerja Presiden Pengawasan Dan
2030 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP) ditugaskan
Nomor 1 Tahun 2012, pada program pembangunan oleh Bapak Wakil Presiden untuk menyiapkan briefing
tanggul laut tahap kedua dan ketiga, akses aktivitas kepada Bapak Wakil Presiden tentang master plan
perikanan di Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman NCICD tersebut. Salah satu data yang dipergunakan
Muara Baru dikhawatirkan akan sangat terdampak. adalah tentang siklus gelombang tinggi pada tahun
Pelabuhan Perikanan di Muara Baru tersebut hingga 2025 atau 2026 yang dihasilkan oleh konsultan dari
saat ini dipergunakan sebagai dermaga berlabuhnya Belanda
Kapal Penelitian Bawal Putih III yang dikelola oleh
Badan Litbang KP, Kapal Latih Madididihang II dan Hasil simulasi pemodelan kenaikan muka air laut di
III yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Perikanan kawasan Muara Baru, Teluk Jakarta hingga tahun
Jakarta, dan juga Kapal Patroli Pengawas Kelautan 2026 yang dilakukan oleh Laboratorium Data laut dan
dan Perikanan Hiu yang dikelola oleh Direktorat Pesisir Badan Litbang KP berdasarkan data observasi
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. tahun , di mana tersaji 3 skenario peramalan yakni
Perhatian Badan Litbang KP terhadap program JDCS kondisi normal (forecast), kondisi dengan ekstrim
tersebut secara nyata dibuktikan dengan penugasan (upper confidence level), dan di bawah normal (lower
penelitinya, merespons permohonan dari Badan confidence level) Deputi II Kepala UKP-PPP, Bapak
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Moh. Hanief Arie Setianto, mengundang Badan
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, untuk Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
terlibat sebagai anggota Komisi Penilai Analisis untuk memberikan pemaparan tentang exercise tinggi
Dampak Lingkungan (ANDAL) yang menilai secara permukaan laut berdasarkan data historis pada hari
obyektif terhadap Dokumen Kerangka Acuan (KA) Jumat, 16 Mei 2014 pukul 09:00 11:00 WIB di kantor
ANDAL untuk Studi AMDAL Rencana Reklamasi UKP-PPP Jalan Veteran III No. 2 Jakarta Pusat.
Pulau G di Kawasan Reklamasi Pantura Jakarta Pemaparan oleh Dr. Aryo Hanggono (Sekretaris
(Desember 2012), KA ANDAL Rencana Badan Litbang KP) tentang bagaimana interaksi laut
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Marunda dan atmosfer yang terjadi di wilayah NKRI berikut
(Oktober 2012), dan KA ANDAL Reklamasi Pantai keterkaitannya dengan fenomena pemasanan global
Ancol Barat Bagian Utara Pulau I Bagian Timur, yang berdampak terhadap kenaikan muka air laut.
Pulau J dan Pulau K (Juli 2013). Pada bulan Oktober Sementara itu Dr. Widodo S. Pranowo menyajikan
2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan hasil pemodelan kenaikan muka air laut di kawasan
dan Perikanan secara lebih konkrit melalui rapat perairan Muara baru Teluk Jakarta dengan skenario
pimpinan yang dipimpin oleh Pelaksana Tugas Kepala prediksi hingga tahun Kenaikan muka air laut memang
Badan (Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc) terjadi, akan tetapi berdasarkan analisis Dr. Aulia Riza
diinstruksikan bahwa untuk tahun 2014, kajian Farhan, fenomena penurunan muka tanah (land
dampak terhadap ekosistem laut dan pesisir serta subsidence) di kawasan pesisir Jakarta Utara adalah
sosial ekonomi masyarakat manakala pembangunan lebih cepat dibandingkan dengan fenomena kenaikan
Tanggul Laut Jakarta (Jakarta Giant Sea Wall) muka air laut tersebut.
dilaksanakan. Instruksi tersebut ditujukan kepada
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut Diskusi Tim Badan Litbang KKP dengan Tim UKP-
dan Pesisir (P3SDLP), Pusat Penelitian Pengelolaan PPPP terkait exercise tinggii permukaan laut
Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan berdasarkan data historis padaa hari Jumat, 16 Mei
(P4KSDI), dan Balai Besar Penelitian dan 2014 pukul 09:000 hingga 11:00 WIB di kantor UKP-
Pengembangan Sosial Ekonomi Kelautan dan PPP Jalan Veteran IIII No. 2 Jakarta Pusat. Buku ini
disusun berdasarkan hasil penelitian dan
pengembangan yang dilakukan oleh para peneliti oleh komunitas internasional melalui Workshop on
Badan Litbang KP, instansi terkait, dan perguruan World Harbour Project (WHP) yang diinisiasi oleh
tinggi sebagai bentuk kontribusi pemikiran terhadap Sydney Institute for Marine Science (SIMS).
program Jakarta Giant Sea Wall NCICD. Tiga topik Antusiasme diberikan ketika pembahasan penyusunan
utama yang dibahas dalam buku ini adalah terkait konsep standard operational procedur untuk kegiatan
dengan ekologi perairan Teluk Jakarta, kondisi penelitian dan pengembangan green engineering,
hidrodinamikanya, dan sosial ekonomi masyarakat multiple use, dan water quality untuk memantau
yang bermukim dan beraktivitas di kawasan Teluk dampak pembangunan di kota-kota pelabuhan dunia
Jakarta. Secara lebih spesifik, pembahasan kondisi seperti Jakarta, Abu Dhabi, Sydney, Grenada,
ekologi ditujukan kepada sebaran polutan logam berat Hongkong, Qingdao, Shanghai, Singapore, Rio de
terlarut dan sedimen di perairan Teluk Jakarta. Janeiro, dan Chesapeake Bay, di mana kota-kota
Ekosistem terumbu karang di kawasan Kepulauan tersebut masing=masing memiliki karakteristik laut
Seribu bagian selatan yang disinyalir mendapatkan dan pesisir serta iklim kelautan yang berbeda-beda.
pengaruh atau tekanan lingkungan dari Teluk Jakarta
juga turut dibahas. Kondisi ekosistem tidaklah lepas
dari pengaruh faktor fisik seperti pasang surut, pola
arus, gelombang, dan parameter oseanografis lainnya
yang menjadikan Teluk Jakarta dan kawasan perairan
Kepulauan Seribu memiliki karakteristik ekoregion
tersendiri. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari
survei, analisis, dan kajian mendalam terhadap data
historis, kemudian buku ini menyajikan prediksi
dampak pembangunan JGSW melalui pemodelan
sirkulasi arus di Teluk Jakarta pra dan
pascakonstruksi. Analisis faktor fisik daratan wilayah
pesisir Teluk Jakarta untuk rencana pembangunan
JGSW turut melengkapi prediksi tersebut. Roh penting
dari buku ini adalah pada bab yang membahas
bagaimana prediksi secara sosial ekonomi dari sebuah
transformasi perekonomian rumah tangga nelayan
yang diakibatkan oleh pembangunan Jakarta Giant Sea
Wall. Dari hasil analisis prediksi dampak
pembangunan Tanggul Laut Jakarta tersebut, telah
didiseminasikan di forum nasional lingkup Daerah
Khusus Ibukota Jakarta pada 1 Desember 2014 dan
dilanjutkan dengan diseminasi di Kantor Walikota
Jakarta Utara pada 5 Desember 2014, serta pada forum
internasional di Sydney Australia pada
Novembe. Pada forum nasional yang digelar dalam
format Focus Group Discussion (FGD) tersebut,
dampak pembangunan JGSW dikaitkan dengan
prediksi dampak penambangan pasir laut terhadap
lingkungan dan komunitas pesisir Banten yang diduga
akan digunakan untuk pembangunan pulau-pulau
reklamasi di Teluk Jakarta serta pembangunan JGSW.
Respons positif dalam bentuk diskusi aktif
ditunjukkan oleh peserta FGD dari Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi DKI
Jakarta, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Pemerintah Kota Jakarta Utara, dan para peneliti
lingkup Badan Litbang KP. Respons positif terhadap
kajian dampak pembangunan JGSW juga diberikan

Anda mungkin juga menyukai