Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kampung yang tidak memenuhi peraturan pemerintah dalam ruang lingkup RT banyak dijumpai di lingkungan padat
penduduk seperti Surabaya dan kota-kota besar lainnya. Pemukiman yang tidak memenuhi peraturan ini semakin meningkat karena
kepedulian warga terhadap kampungnya kurang, sehingga kampung terkesan kumuh dan menimbulkan berbagai masalah diantaranya
yaitu sampah dan banjir.

Permasalahan pemukiman penduduk seperti sampah dan banjir harus segera dicari solusinya agar masalah ini tidak bertambah
kompleks. Pengaturan tata ruang kota yang baik setidaknya bisa mengurangi berbagai masalah pemukiman penduduk sehingga
permasalahan tersebut tidak terjadi di kampung yang ada di Surabaya. Pembangunan yang dilaksanakan juga harus memperhatikan
aspek-aspek ekologis agar pembangunan yang dilakukan tidak menimbulkan masalah yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi
penduduk.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh beberapa masalah diantaranya:


1. Terdapat beberapa kampung yang masih belum memenuhi peraturanK
2. Kepedulian penduduk terhadap kampungnya kurang.
3. Kampung yang kumuh akan menimbulkan masalah diantaranya sampah dan banjir.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah kampung yang disurvey sudah memenuhi peraturan yang berlaku?

1
2. Bagaimana kondisi lingkungan dan infrasturktur yang ada?
3. Berapa jumlah KK dari kampung tersebut?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi karakteristik kampung meliputi, jumlah kartu keluarga, kondisi bangunan, kepadatan bangunan, sistem
pembuangan, infrastruktur dan sarana prasarana dikedua kampung tersebut.
2. Menilai kedua kampung berdasarkan peraturan tentang lingkungan kampung dalam ruang lingkup RT dan RW.

1.5 Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan tentang permukiman kampung yang baik.


2. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi aplikatif untuk penyelesaian masalah dalam ruang lingkup RT.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.11 Definisi RT (Rukun Tetangga)

Rukun tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Rukun Warga. Rukun tetangga bukanlah termasuk
pembagian administrasi pemerintahan. Dan pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan kemasyarakatan yang di tetapkan oleh Desa atau Kelurahan. Rukun tetengga dipimpin oleh Ketua RT yang dipilih
warganya Sebuah RT terdiri atas sejumlah rumah atau KK (kepala keluarga). Dalam sitem birokrasi di Indonesia , biasanya RT
(Rukun Tetangga) berada di bawah RW (Rukun Warga).

2.12 Definisi RW (Rukun Warga)

Rukun Warga (RW) adalah istilah pembagian wilayah di bawah Kelurahan Rukun Warga adalh Lembaga Masyarakat yang
dibentuk melalui musyawarah pengurus RT (Rukun Tetangga) di wilayah kerjanya dalam rangka pelayanan pemerintah dan
masyarakat yang diatur dibina oleh pemerintah Daerah yang ditetapkan oleh Lurah.

2.1.3 Definisi Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya,
mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang
ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

2.2 Peraturan Pemerintah

3
PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2017

Pasal 18

(1) RT dibentuk di wilayah Kelurahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

(2) RT sekurang-kurangnya terdiri dari 70 (tujuh puluh) Kepala Keluarga yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Surabaya yang
beralamat di wilayah RT tersebut.

(3) Lurah berwenang menetapkan pembentukan RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(4) Pembentukan RT dapat berasal dari pemekaran RT yang sudah terbentuk dengan tetap memperhatikan jumlah minimal Kepala
Keluarga yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Surabaya dalam 1 (satu) RT tersebut.

(5) RT yang tidak memenuhi syarat jumlah Kepala Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan penggabungan
yang pelaksanaannya dilakukan oleh Lurah.

(6) Berdasarkan kondisi khusus, maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikecualikan dengan
memperhatikan kondisi wilayah, sosial kemasyarakatan dan/atau pertimbangan tertentu yang disampaikan oleh Lurah kepada
Camat.

(7) Camat dengan mendasarkan pada pertimbangan Lurah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat menerbitkan rekomendasi
Pembentukan RT pada kondisi khusus.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan, penggabungan dan pemekaran RT diatur dengan Peraturan Kepala
Daerah.

4
Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2005

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Pasal 27

(1) RTBL merupakan pengaturan persyaratan tata bangunan sebagai tindak lanjut RTRW kabupaten/kota dan/atau RDTRKP,
digunakan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu kawasan dan sebagai panduan rancangan kawasan untuk
mewujudkan kesatuan karakter serta kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan.

(2) RTBL memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum, dan panduan rancangan,
rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan.

Pasal 28

(1) RTBL disusun oleh pemerintah daerah atau berdasarkan kemitraan pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat sesuai
dengan tingkat permasalahan pada lingkungan/kawasan yang bersangkutan.

(2) Penyusunan RTBL didasarkan pada pola penataan bangunan gedung dan lingkungan yang meliputi perbaikan,
pengembangan kembali, pembangunan baru, dan/atau pelestarian untuk :

a. kawasan terbangun;

b. kawasan yang dilindungi dan dilestarikan;

c. kawasan baruyang potensial berkembang; dan/atau

5
d. kawasan yang bersifat campuran.

(3) Penyusunan RTBL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mendapat pertimbangan teknis tim ahli
bangunan gedung dan dengan mempertimbangkan pendapat publik.

(4) RTBL ditetapkah dengan peraturan bupati/walikota, dan untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan peraturan Gubernur.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman umum penyusunan RTBL diatur dengan Peraturan Menteri.

Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/atau di bawah tanah, dan/atau sarana prasarana umum

Pasal 29

Bangunan gedung yang dibangun di atas dan/atau di bawah tanah, air, atau prasarana dan sarana umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (2) pengajuan permohonan izin mendirikan bangunan gedungnya dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan dari pihak yang berwenang.

Pasal 30

(1) Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan/atau sarana umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 harus:

a. sesuai dengan RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL;

b. tidak untuk fungsi hunian atau tempat tinggal;

6
c. tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada di bawah tanah;

d. memenuhi persyaratan kesehatan sesuai fungsi bangunan gedung;

e. memiliki sarana khusus untuk kepentingan keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan gedung; dan

f. mempertimbangkan daya dukung lingkungan.

(2) Pembangunan bangunan gedung di bawah dan/atau di atas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 harus:

a. sesuai dengan RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL;

b. tidak mengganggu keseimbangan lingkungan, dan fungsi lindung kawasan;

c. tidak menimbulkan perubahan arus air yang dapat merusak lingkungan;

d. tidak menimbulkan pencemaran; dan

e. telah mempertimbangkan faktor keselamatan, kenyamanan, kesehatan, dan kemudahan bagi pengguna bangunan
gedung.

(3) Pembangunan bangunan gedung diatas prasarana dan/atau sarana umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 harus:

a. sesuai dengan RTRW kabupaten/kota, RDTRKP, dan/atau RTBL;

b. tidak mengganggu fungsi prasarana dan sarana yang berada di bawahnya dan/atau disekitarnya;

c. tetap memperhatikan keserasian bangunan gedung terhadap lingkungannya; dan

d. memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan sesuai fungsi bangunan gedung.

7
(4) Izin mendirikan bangunan gedung untuk pembangunan bangunan gedung sebagairnana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) selan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 14 dan Pasal 15, wajib mendapat pertimbangan teknis tim ahli
bangunan gedung dan dengan
mempertimbangkan pendapat publik.

(5) Ketentuan lebih lanjut tentang pembangunan bangunan gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air, dan/atau prasarana dan
sarana umum mengikuti standar teknis yang berlaku.

Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Di Kota Surabaya

Pasal 15 (1) : Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a dilakukan oleh:

Setiap orang pada sumbernya;

Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan
fasiitas lainnya; dan

Pemerintah daerah

Pasal 15 (2) ; Pemilahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah menjadi
paling sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri atas:

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya dan beracun;

8
Sampah yang mudah terurai;

Sampah yang dapat digunakan kembali;

Sampah yang dapat didaur ulang; dan

Sampah lainnya.

Pasal 19 (1) : Pengelolaan sampah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 hurug d meliputi kegiatan: a. pemadatan; b.
pengomposan; c. daur ulang materi; dan/atau d. daur ulan energi.

Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2014

Ruang Lingkup dan Asas Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya

Pasal 2

Ruang lingkup RTRW Kota Surabaya mencakup:

Tujuan, kebijakan, dan strategi rencana ruang wilayah kota;

Rencana struktur ruang wilayah kota;

Rencana pola ruang wilayah kota;

Penetapan kawasan strategis kota;

Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota;dan

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.

9
Wilayah perencanaan RTRW Kota Surabaya meliputi ruang darat, laut, udara dan ruang dalam bumi di seluruh wilayah
administrasi Kota Surabaya yang terdiri dari wilayah kecamatan dan kelurahan.

Wilayah perencanaan RTRW Kota Surabaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi daratan seluas ±33.451,14 Ha,
wilayah pesisir dan laut sejauh 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan Provinsi Jawa Timur, ruang di dalam bumi serta
wilayah udara dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah utara : Laut Jawa dan Selat Madura Sebelah timur : Selat
Madura 10 Sebelah selatan : Kabupaten Sidoarjo Sebelah barat : Kabupaten Gresik

Untuk ruang laut, udara dan ruang dalam bumi akan disusun rencana pengelolaan yang lebih rinci dengan memperhatikan
ketentuan dalam perundang-undangan dan akan diatur dalam peraturan tersendiri.

10
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Jambangan
3.1.1 Peta Lokasi

- Jambangan, RT 02, RW. 03, Kel. Jambangan, Kec. Jambangan, Surabaya.

11
3.1.2 Aspek Fisik
 Kondisi Bangunan

Bangunan rumah di Kampung jambangan hampir setiap tembok rumah yang ada di lingkungan ini
semuanya di mural dengan bergai warna yang memberikan kesan meriah di dalam Kampung..jarak antar
rumah bendempetan antara 1 rumah dengan rumah yang lain, bahan bangunan yang digunakan untuk
pembangunan menggunakan material seperti pada umumnya.untuk di setiap bangunan memiliki penghijauan
tersendiri, memiliki berbagai macam tumbuhan.

 Infrastruktur

Infrastruktur yang tersedia di lingkungan RT 02 RW 3 sangat baik dan memadai, jalan paving di
sepanjang,selokan yang ada samping kiri dan kanan tetutup semua dengan baik dan tidak menimbualkan bau
yang tidak sedap. Untuk akses air bersih warga bisa dengan air PDAM dan juga sumur. sistem pembuangan
air yang tampung kedalam bak penampungan yang akan di olah dengan sistem ipal (instalasi penjernihan air
limbah),air hasil proses ipal di distribusikan dengan pipa paralon ke beberapa titik dan air hasil ipal ini di
gunakan untuk menyirami tanaman di sekitar lingkungan.

 Fasilitas

Terdapat pengolahan sampah atau yang di kenal dengan bank sampah, bank sampah ini buka
setiap 1 minggu sekali pada hari rabu. Penerangan jalan menggunakan lampu yang di gantung di
atas jalan dengan jarak yang telah di tentukan.

12
 Biopori

Sepanjang jalan gang RT 02 RW 03 memiliki biopori, di setiap gang memiliki 10 biopori yang
tersebar di beberapa titik jalan untuk lubang biopornya menggunakan pipa paralon yang berdiameter
9 cm, dan di tutup dengan rapat yang sudah dilubangi kecil-kecil agar air yang menggenang di
permukaan masuk kedalam biopori yang telah di tanam dalam tanah dengan kedalam yang telah di
tentukan.di beberapa titik biopori ada yang mengalami beberapa kerusakan seperti tutup bagian atas
pecah,lubang-lubang kecil yang ada di tutup pipa pararon buntu.

 Tabel Analisa

FOTO/GAMBAR KONDISI FISIK STANDAR ANALISA


(saat ini)
Jalan paving Jalan Lingkungan Jalan yang terdapat
Lebar ± 2m (yang Lebar 2-5 pada Kelurahan
terdapat digambar) Jambangan RW. 03
J A L A N

memennuhi standar
minimal .

13
BIOPORI Diameter 8 cm Diameter 10 cm Diameter biopori lebih
Kedalaman 100 cm Kedalaman 80-100 cm kecil 2 cm dari ukuran
standar, tetapi tidak
berpengaruh dalam
fungsinya.

Selokan terdapat Selokan terdapat Drainase sangat


SELOKAN/DRAINAS

disepanjang jalan disepanjang jalan terawatt ditambah


Selokan semua tertutup Selokan harus tertutup tanaman-tanaman
E

Terdapat lubang kecil disamping jalan yang


untuk jalannya air membuat kesan hijau.

3.1.3 Aspek Non Fisik

 Data Kependudukan

14
Untuk jumlah KK yang terdaftar secara resmi berjumlah 96 Kepala Keluarga (KK) di lingkungan RT 02 RW 03 .namun masih
ada yang beberapa warga yang belum terdaftar seperti pasangan yang baru menikah, berkenaan dengan Peraturan Daerah Surabaya
Nomer 4 Tahun 2017 ayat 2 bahwa pembentukan RT sekurang-kurangnya 70 Kepala Keluarga (KK), lingkungan RT 02 RW 03
memenuhi syarat yang tellah di tetapkan pemerintah dalam pembentukan RT.

3.2 Simorejo
3.2.1 Peta Lokasi

- Simorejo, RT. 10, RW. 03, Kel. Simomulyo, Kec. Suko Manunggal, Surabaya.

15
3.2.2 Aspek Fisik
 Kondisi Bangunan

Kondisi bangunan di Kampung ini semuanya mempunyai bersifat permanen.


Terdapat ruang terbuka (perbandingan 30% terbuka, dan 70% bangunan) didepan tetapi
kebanyakan tertutup oleh pagar atau gerbang, sehingga bangunan terlihat padat. Hanya
ada beberapa rumah yang terdapat tanaman bunga dan pohon, yang membuat kampung
tampak sedikit gersang karena kurangnya tanaman dan pohon kawasan tersebut. Bahan
bangunan di kampung tersebut rata-rata terdiri dari bahan bangunan rumah pada umumnya seperti batu bata, pasir, semen, dan
lain-lain.

 Infrastruktur

Infrastruktur terbilang cukup baik. Ada kawasan yang berjalan aspal dan juga paving.
Selokan semua tertutup dengan baik. Sampah terdapat dimasing-masing depan rumah,
dan tidak ada pengelompokkan jenis sampah. Sampah dari tiap-tiap rumah nantinya
ditampung oleh petugas pembuangan sampah dan dibawa ke TPA Simorukun. Sistem
pembuangan air kotor disalurkan keselokan yang mengalir ke sungai di bawah jembatan
wilayah kampung Simorukun.

16
3.2.3 Fasilitas

Lampu jalan terdapat 2 macam, lampu jalan yang berukuran besar (lampu kota) dan berukuran lebih kecil.
Untuk yang berukuran lebih kecil terdapat di masing-masing rumah, kemudian yang berukuran lebih besar
terdapat dengan jarak beberapa meter dari masing-masing lampu. Kemudian gapura yang dibangun secara gotong
royong, dan keamanan yang terjamin yang dijaga oleh linmas.

Foto Kondisi fisik Standart Analisa


jalan Jalan yang ada di kampung Lebar jalan Jalan yang terdapat di kampung
simorejo ini memiliki lebar ± 3 – standart 2 – 3 Simorejo, RT. 10, RW. 03, Kel
4 meter. Jalannya menggunakan metar. Simomulyo, Kec. Suko
paving. manunggal, Surabaya. Sangat
memenuhi strandar yang
berlaku.

17
Lampu Lampu jalan terdapat 2 macam, Alat Penerangan Penerangan jalan di semua
jalan lampu jalan yang berukuran Jalan dengan kawasan sangat baik
besar (lampu kota) dan pencahayaan
berukuran lebih kecil. Untuk tetap, kuat

yang berukuran lebih kecil pencahayaannya


terdapat di masing-masing stabil sepanjang

rumah, kemudian yang aktif menyala.


berukuran lebih besar terdapat
dengan jarak beberapa meter
dari masing-masing lampu
selokan Untuk selokoan terdapat di Selokan terdapat Drainase hampir semua tertutup
samping kiri dan kanan disepanjang jalan tetapi beberapa titik sudah
sepanjang jalan,dan tetutup Selokan harus mulai rusak dan harus diganti.
meskipun di beberapa titik ada tertutup
yang masih terbuka.

3.2.3 Aspek Non Fisik

3.3.1 Data Kependudukan

18
Berdasarkan perhitungan yang dilakukuan oleh ketua RT setempat terdapat 47 Kepala Keluarga (KK) di lingkungan RT
tersebut. Terdapat penduduk asli dan tidak karena di RT tersebut terdapat 1 bangunan kos-kosan. Mengingat peraturan daerah
Surabaya KK diwilayah RT sekurang-kurangnya 70 KK, Lingkungan RT 10, RW 03 kampung simorejo tersebut masih belum
memenuhi peraturan.

19
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil survey yang telah kita lakukan dari dua kampung RT tersebut masih ada RT yang belum memenuhi peraturan.
Tentang lingkungan, disalah satu kampung sudah mencakup lingkungan yang sehat tetapi dikampung yang lain masih belum baik
dalam hal lingkungan seperti tanaman atau pohon yang kurang. Untuk fasilitas dan infrastruktur yang disediakan juga sudah cukup
memadai untuk kepentingan warga setempat. Dan untuk Biopori masih dipergunakan, tetapi hanya ketika musim hujan Biopori ini
dapat dipakai. Demikianlah hasil survey yang bisa kami berikan. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat bagi kita semuanya.

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Dokumen143 halaman
    Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Ini Bousss
    Pancasila Ini Bousss
    Dokumen10 halaman
    Pancasila Ini Bousss
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Cyber Truck
    Cyber Truck
    Dokumen14 halaman
    Cyber Truck
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Air Kotor 17 April PDF
    Air Kotor 17 April PDF
    Dokumen21 halaman
    Air Kotor 17 April PDF
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Quis Ioner
    Quis Ioner
    Dokumen2 halaman
    Quis Ioner
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 05.1 Bab 1
    05.1 Bab 1
    Dokumen6 halaman
    05.1 Bab 1
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • ADART
    ADART
    Dokumen45 halaman
    ADART
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Arsitek Permukiman
    Arsitek Permukiman
    Dokumen7 halaman
    Arsitek Permukiman
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Kebutuhan Ruang Museum PDF
    Kebutuhan Ruang Museum PDF
    Dokumen18 halaman
    Kebutuhan Ruang Museum PDF
    rhamadhani raz
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Kebisingan
    JURNAL Kebisingan
    Dokumen11 halaman
    JURNAL Kebisingan
    Zulkifli
    Belum ada peringkat
  • 2ta13022 PDF
    2ta13022 PDF
    Dokumen25 halaman
    2ta13022 PDF
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 1464 3777 1 SM
    1464 3777 1 SM
    Dokumen6 halaman
    1464 3777 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen18 halaman
    386 761 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen18 halaman
    386 761 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • 05.1 Bab 1
    05.1 Bab 1
    Dokumen6 halaman
    05.1 Bab 1
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat