Anda di halaman 1dari 21

BAB 6

Revolusi menegakan panji – panji


nkri
1. Kondisi awal Indonesia merdeka
Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan,
kekacauan , dan berbagai insiden masih terus terjadi. Sebagai contoh rakyat Indonesia masih harus bentrok
dengan sisa-sisa kekuatan jepang. Disamping menghadapi kekuatan jepang, bangsa Indonesia harus
berhadapan dengan tentara inggris atas nama sekutu, dan juga NICA(Belanda) yang berhasil datang kembali
ke Indonesia dengan membonceng sekutu. PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil
mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih Presiden-wakil presiden. Bahkan untuk menjaga
keamanan negara juga telah dibentuk TNI. Kondisi perekonomian negara memprihatinkan, sehingga terjadi
inflasi yang cukup berat. Karena peredaran mata uang rupiah jepang yang tak terkendali, sementara nilai
tukarnya sangat rendah. Pemerintahan RI sendiri tidak bisa melarang beredarnya mata uang tersebut,
mengingat Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri. Diedarkannya uang cadangan sebesar 2,3
milyar, Sementara kas pemerintah kosong, waktu itu berlaku tiga jenis mata uang: De Javaesche Bank, uang
pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang rupiah jepang, Pajak dan bea sangat besar.

2. Kedatangan Sekutu dan Belanda


Awal kedatangan Sekutu ditandai dengan dibomnya dua kota di Jepang yaitu kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945
dan kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945, membuat Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945. Sebagai pihak yang kalah perang, maka Jepang harus menarik semua pasukan di wilayah
kekuasaannya di Asia, termasuk Indonesia dan diatur SEAC (South East Asia Command). Sedang untuk pelucutan
senjata tentara Jepang di Indonesia dilakukan oleh AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies). Ada pun tugas AFNEI
adalah:
 a. Membebaskan tawanan perang Sekutu yang ditahan Jepang.
 b. Menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang.
 c. Melucuti dan memulangkan tentara Jepang.
 d. Mencari dan menuntut penjahat perang
3. MERDEKA ATAU MATI
DIBAWAH INI BERBAGAI PERLAWANAN RAKYAT UNTUK
MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA, DIATARANYA :

A. PERTEMPURAN DI SURABAYA (10 NOVEMBER 1945)


B. PERTEMPURAN MEDAN AREA (10 DESEMBER 1945)
C. PERTEMPURAN AMBARAWA (15 DESEMBER 1945)
D. PERTEMPURAN DI MANADO (PERISTIWA BENDERA)
E. PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API
F. PUPUTAN MARGARANA
B. MENGEVALUASI PERJUANGAN BANGSA: ANTARA PERANG DAN DAMAI

1. Perjanjian Linggarjati
Perundingan Linggajati atau kadang juga disebut Perundingan Lingga'r'jati adalah suatu perundingan
antara Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai status
kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka Jakarta pada 15
November 1946 dan ditandatangani secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.

2. Agresi Militer Belanda I


"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di Indonesia dengan nama
Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia
yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini merupakan bagian dari Aksi
Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas
Perundingan Linggarjati. Dari sudu
3. KOMISI TIGA NEGARA (KTN)
KTN adalah suatu komite yang dibentuk oleh Dewan Keamanan PBB yang akan menjadi penengah konflik
antara Indonesia dan Belanda. Komite ini dikenal sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite
Jasa Baik Untuk Indonesia), Komisi Tiga Negara (KTN), disebut begitu karena beranggotakan tiga negara,
yaitu
1. Australia yang dipilih oleh Indonesia diwakili oleh Richard C. Kirby
2. Belgia yang dipilih oleh Belanda diwakili oleh Paul van Zeeland
3. Amerika Serikat sebagai pihak yang netral menunjuk Dr. Frank Graham.

Tugas KTN adalah


1. Menguasai secara langsung penghentian tembak menembak sesuai
dengan resolusi PBB
2. Menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda.
3. Memasang patok-patok wilayah status quo yang dibantu oleh TNI
4. Mempertemukan kembali Indonesia dan Belanda dalam Perundingan
Renville. Namun, Perundingan Renville ini mengakibatkan wilayah RI
makin sempit.
4. PERJANJIAN RENVILLE
Atas usulan KTN pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan perundingan antara Indonesia serta Belanada di
atas kapal renville yang sedang berlabuh di Jakarta. Delegasi Indonesia terdiri atas perdana menteri Amir Syarifudin,
Ali Sastroamijoyo, Dr. Tjoa Sik Len, Moh. Roem, Haji Agus Salim, Narsun serta Ir. Juanda. Delegasi Belanda terdiri
dari Abdulkadir Widjojoatmojo, Jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumukil, Pangran Kartansupayaa serta Zulkarnain.
Nyatanya wakil-wakil Belanda hampir semua berasala dari bangsa Indonesia sendiri yang pro Belanda. Dengan
demikian Belanda masih meperbuat politik adu domba supaya Indonesia mudah dikuasainya. Seusai berakhir
perdebatan dari tanggal 8 Desember 1947 hingga dengan 17 Januari 1948 maka diperoleh hasil persetujuan damai
yang disebut Perjanjian Renville. Pokok-pokok isi perjanjian Renville, antara lain sebagai berikut ;
Belanda masih berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia samapi kedaulatan Indonesia
diserahkan terhadap Republik Indonesia Serikat yang segera terbentuk.
Republik Indonesia Serikat memiliki kedudukan yang sejajar dengan Negara Belanda
dalam uni Indonesia-Belanda.
Republik Indonesia bakal menjadi negara tahap dari RIS
Sebelum RIS terbentuk, Belanda bisa menyerahkan sebagain kekuasaannya terhadap
pemerintahan federal sementara.
Pasukan republik Indonesia yang berda di derah kantong haruns ditarik ke daerah Republik
Indonesia. Daerah kantong merupakan daerah yang berada di belakang Garis Van Mook,
yakni garis yang menghubungkan dua derah terdepan yang diduduki Belanda.
5. AGRESI MILITER II
Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 adalah peristiwa
penyerbuan ke wilayah Republik Indonesia oleh tentara Belanda. Pemerintahan
Belanda di wilayah bekas Hindia Belanda bersikeras menyebut peristiwa
penyerbuan tersebut sebagai “Aksi Polisionil”. Dengan istilah “Aksi Polisionil”,
pihak Belanda ingin menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukan merupakan
peristiwa militer.
Sebuah peristiwa militer mengasumsikan adanya perang antara dua
entitas negara yang berbeda. Padahal, bagi pihak Belanda, RI bukan merupakan
sebuah negara, melainkan bagian dari wilayah yang dikuasai oleh Belanda.
Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948 dimaksudkan oleh Belanda untuk
memusnahkan kekuatan bersenjata yang berada di pihak RI, yaitu TNI, yang
dianggap sebagai ekstrimis atau bahkan kriminal
6. PERANAN PDRI SEBAGAI PENJAGA RI
Pada saat terjadi agresi militer Belanda II, Presiden Sukarno telah membuat mandat kepada Syafruddin Prawiranegara yang ketika
itu berada di Bukittinggi untuk membentuk pemerintah darurat. Sukarno mengirimkan mandat serupa kepada Mr. Maramis dan Dr.
Sudarsono yang sedang berada di New Delhi, India apabila pembentukan PDRI di Sumatra mengalami kegagalan. Namun, Syafruddin
berhasil mendeklarasi berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia ini dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tanggal 19
Desember 1948

Susunan pemerintahannya antara lain sebagai berikut.


a. Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua merangkap Perdana Menteri, Menteri Pertahanan dan Menteri Penerangan.
b. Mr. T.M. Hassan sebagai wakil ketua merangkap Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan, dan Menteri Agama.
c. Ir. S.M. Rasyid sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial,Pembangunan dan Pemuda.
d. Mr. Lukman Hakim sebagai Menteri Keuangan merangkap Menteri Kehakiman.
e. Ir. Sitompul sebagai Menteri Pekerjaan Umum merangkap Menteri Kesehatan.
f. Maryono Danubroto sebagai Sekretaris PDRI.
g. Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar.
h. Kolonel A.H. Nasution sebagai Panglima Tentara Teritorial Jawa.
i. Kolonel Hidayat sebagai Panglima Tentara Teritorial Sumatra
7. TERUS MEMIMPIN GERILYA
Perang gerilya adalah tekhnik mengepung dengan cara tak terkesan
(infisibble).Perang gerilya adalah bentuk perang yang tak terbelit dengan cara resmi
pada ketentuan perang.Saat itu perang gerilya dipimpin oleh Jenderal
Sudirman.
Perang gerilya bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut ;
Menghindari perang terbuka
Menghantam musuh dengan cara tiba-tiba
Menghilang ditengah lebatnya hutan alias kegelapan malam
Menyamar sebagai rakyat biasa
8. PERANAN SERANGAN UMUM 1 MARET 1949
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1
Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan
dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan
mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan
instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng, [butuh rujukan] untuk
membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik Indonesia
- masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi
Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB
dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan
pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai
kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan
brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta
9. BELANDA SEMAKIN TERJEPIT DALAM PERSETUJUAN ROEM
- ROYEN
Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dilancarkan oleh para pejuang Indonesia, telah membuka
mata dunia bahwa propaganda Belanda itu tidak benar. RI dan TNI masih tetap ada. Namun Belanda
tetap membandel dan tidak mau melaksanakan resolusi DK PBB 28 Januari. Perundingan pun
menjadi macet

Melihat kenyataan itu, Amerika Serikat bersikap tegas dan terus mendesak agar Belanda mau
melaksanakan resolusi tanggal 28 Januari. Amerika Serikat berhasil mendesak Belanda, untuk
mengadakan perundingan dengan Indonesia. Ketika terlihat titik terang bahwa RI dan Belanda
bersedia maju ke meja perundingan, maka atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia pada tanggal 14
April 1949 diselenggarakan perundingan di Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran, anggota
Komisi dari AS. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh
H.J. Van Royen. Dalam perundingan itu.
10. PERISTIWA YOGYA KEMBALI
Kota Jogjakarta pernah menjadi Ibu Kota RI selama hampir 2 tahun.
Perpindahan Ibu Kota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta pada saat
itu dikarenakan keamanan Jakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia saat itu
terancam. Belanda bahkan bisa menduduki Jakarta 29 September 1945. Kota
Yogyakarta resmi menjadi Ibu Kota Republik Indonesia pada saat itu pada
tanggal 4 Januari 1946. Peristiwa Yogya Kembali sangat erat kaitannya dengan
berbagai peristiwa dalam mempertahankan kemerdakaan RI. Dimulai dari
peristiwa Agresi Militer Belanda Kedua sampai Serangan Umum 1 Maret 1949
11. KONFERENSI INTER INDONESIA UNTUK
KEBERSAMAAN BANGSA
Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang berlangsung antara negara Republik Indonesia
dengan negara-negara boneka atau negara bagian bentukkan Belanda yang tergabung dalam BFO (Bijenkomst
Voor Federal Overslag) Konferensi Inter Indonesia berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 19-22 Juli 1949
yang dipimpin oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.

Hasil Konferensi Inter-Indonesia adalah:


1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat
(RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat)
2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang
bertanggung jawab kepada Presiden.
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari
kerajaan Belanda.
4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah
Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia
sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan
KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya
12. KMB DAN PENGAKUAN KEDAULATAN
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan sebuah perundingan tindak
lanjut dari semuaperundingan yang telah ada. KMB dilaksanakan pada 23
Agustus 1949 sampai 2November 1949 di Den Haag, Belanda. Perundingan ini
dilakukan untuk meredam segalabentuk kekerasan yang dilakukan oleh Belanda
yang berujung kegagalan pada pihakBelanda. KMB adalah sebuah titik terang
bagi bangsa Indonesia untuk memperolehpengakuan kedaulatan dari Belanda,
menyelesaikan sengketa antara Indonesia-Belanda,dan berusaha menjadi negara
yang merdeka dari para penjajah
13. PEMBENTUKAN REPUBLIC INDNESIA SERIKAT
Salah satu keputusan KMB di Den Haag Belanda adalah Indonesia menjadi negara
serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat. Untuk membentuk RIS tersebut, pada
tanggal 14 Desember 1949 para wakil pemerintah yang akan menjadi bagian dari RIS,
NIP, dan DPR mengadakan sidan di jakarta. sidang tersebut berhasil menyetujui naskah
konstitusi untuk RIS yang dikenal sebagai UUD RIS. pada tanggal 16 Desember 1949
diadakan sidang pemilihan presiden RIS di gedung Kepatihan, Yogyakarta oleh wakil
dari enam belas negara bagian. sidang itu dipimpin oleh ketua dan wakil ketua panitia
persiapan nasional, Muh.Roem dan Anak Agung Gede Agung. calon presiden RIS
adalah Ir. Sukarno sebab ketokohannya paling populer, baik diwilayah RI maupun di
lingkungan BFO. Pada tanggal 17 Desember 1949 diadakan upacara pelantikan
presiden RIS di Bangsal Sitinggil, Keraton Yogyakarta. setelah dilantik, presiden sukarno
menunju empat formatur kabinet, yaitu Drs. Moh. Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwana
IX, Anak Agung Gede Agung, dan Sultan Hamid Algadrie
14. PENYERAHAN DAN PENGAKUAN KEDAULATAN
Pengakuan tanggal kemerdekaan Indonesia oleh Belanda adalah peristiwa di mana Belanda
akhirnya mengakui bahwa kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan
proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan tanggal 27 Desember 1949 saat
soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.
Pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun
proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu Belanda Bernard Rudolf Bo Pengakuan tanggal
kemerdekaan Indonesia oleh Belanda adalah peristiwa di mana Belanda akhirnya mengakui bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai dengan proklamasi kemerdekaan
Indonesia, bukan tanggal 27 Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan
kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Pengakuan ini baru dilakukan pada 16
Agustus 2005, sehari sebelum peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu
Belanda Bernard Rudolf Bo
15. KEMBALI KE NEGARA KESATUAN
Belum lama sesudah pelantikan presiden dan berdirinya Republik Indonesia Serikat
{RIS}, muncul suatu peristiwa politik baru, yaitu mulai terdengar suara-suara dari rakyat di
berbagai pelosok tanah air yang menyataka ketidakpuasannya denga pemerintah RIS.
Sebagian besar dari seluruh rakyat menentang negara-negara boneka dan daerah-
daerah otonom yang diciptakan oleh gubernur jenderal Van Mook dan Van de Plas
sebagai pemimpin NICA {Netherland Indies Civil Administration} yang sekaligus sebagai
otak dari politik devide et impera. Alasan rakyat Indonesia yang menghendaki
pembubaran negara Republik Indonesia Serikat {RIS} dan pengembalian ke dalam
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia {NKRI} sesuai dengan Proklamasi 17 Agustus
1945
C. MENGAMALKAN NILAI – NILAI KEPERJUANGAN
MASA REVOLUSI
1. Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan kesatuan adalah nilai yang sangat penting di dalam setiap bentuk perjuangan. Semua organisasi
atau kekuatan yang ada, sekalipun dengan paham/ideologi atau organisasi yang berbeda, namun tetap bersatu dalam
menghadapi kaum penjajah untuk mencapai kemerdekaan. Pada masa pelucutan senjata terhadap Jepang, perang
melawan Sekutu maupun Belanda, semua anggota TNI, berbagai anggota kelaskaran dan rakyat bersatu padu.
Persatuan dan kesatuan senantiasa menjadi jiwa dan kekuatan perjuangan. Hal yang cukup menonjol misaInya pada
waktu Belanda menciptakan negara-negara bagian dan daerah otonom dalam negara federal. Hal tersebut jelas
memperlihatkan bahwa Belanda berusaha memecah belah bangsa Indonesia. Oleh karena itu, timbul berbagai kesulitan
di lingkungan rakyat Indonesia baik secara politis maupun ekonomis. Hal ini disadari benar oleh rakyat Indonesia,
sehingga banyak yang menuntut untuk kembali ke negara kesatuan. Akhirnya tercapai pada tanggal 17 Desember 1950.
Negara kesatuan dan nilai persatuan cocok dengan jiwa bangsa Indonesia.
Makna sikap persatuan dan kesatuan Antara lain :
1. Menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi satu sama lain
2. Menjalin rasa kemanusiaan dan saling toleransi serta berbaur
hidup secara berdampingan
3. Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan dan saling tolong
menolong,dan bersikap nasionalism
2. RELA BERKORBAN DAN TANPA PAMRIH
Nilai kejuangan bangsa yang sangat menonjol di masa perang
kemerdekaan adalah rela berkorban. Para pemimpin, rakyat, dan para
pejuang pada umumnya benar-benar rela berkorban tanpa pamrih.
Mereka telah mempertaruhkan jiwa dan raganya, mengorbankan waktu
dan harta bendanya, demi perjuangan kemerdekaan. Kita tidak dapat
menghitung berapa para pejuang kita yang gugur di medan juang, berapa
orang yang harus menanggung acat dan menderita, akibat
perjuangannya. Juga berapa jumlah harta benda yang dikorbankan demi
tegaknya kemerdekaan, semua tidak dapat kita perhitungkan
3. CINTA PADA TANAH AIR
Rasa cinta pada tanah air merupakan faktor pendorong yang
sangat kuat bagi para pejuang kita untuk berjuang di medan laga.
Timbullah semangat patriotisme di kalangan para pejuang kita untuk
melawan penjajah. Sebagai perwujudan dari rasa cinta tanah air, cinta
pada tumpah darahnya maka munculah berbagai perlawanan di daerah
untuk melawan kekuatan kaum penjajah. Di Sumatra, di Jawa, Bali,
Sulawesi dan tempat-tempat lain, muncul pergolakan dan perlawanan
menentang kekuatan asing, demi kemerdekaan tanah airnya
4. SALING PENGERTIAN DAN HARGA MENGHARGAI
Di dalam perjuangan mencapai dan mempertahankan
kemerdekaan, diperlukan saling pengertian dan sikap saling menghargai
di antara para pejuang. Sebagai contoh perbedaan pandangan antara
pemuda (Syahrir dkk.) dengan Bung Karno-Bung Hatta dari golongan
tua, tetapi karena saling pengertian dan saling menghargai, maka
kesepakatan dapat tercapai. Teks proklamasi dapat diselesaikan dan
kemerdekaan dapat diproklamasikan, adalah bukti nyata sebuah
kekompakan dan saling pengertian di antara para tokoh nasional.

Anda mungkin juga menyukai

  • Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Dokumen143 halaman
    Arsitektur Perkotaan Rangkuman
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Ini Bousss
    Pancasila Ini Bousss
    Dokumen10 halaman
    Pancasila Ini Bousss
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Cyber Truck
    Cyber Truck
    Dokumen14 halaman
    Cyber Truck
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • ADART
    ADART
    Dokumen45 halaman
    ADART
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Quis Ioner
    Quis Ioner
    Dokumen2 halaman
    Quis Ioner
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 05.1 Bab 1
    05.1 Bab 1
    Dokumen6 halaman
    05.1 Bab 1
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • Arsitek Permukiman
    Arsitek Permukiman
    Dokumen7 halaman
    Arsitek Permukiman
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • Kebutuhan Ruang Museum PDF
    Kebutuhan Ruang Museum PDF
    Dokumen18 halaman
    Kebutuhan Ruang Museum PDF
    rhamadhani raz
    Belum ada peringkat
  • Ekologi Fixx
    Ekologi Fixx
    Dokumen20 halaman
    Ekologi Fixx
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • JURNAL Kebisingan
    JURNAL Kebisingan
    Dokumen11 halaman
    JURNAL Kebisingan
    Zulkifli
    Belum ada peringkat
  • 2ta13022 PDF
    2ta13022 PDF
    Dokumen25 halaman
    2ta13022 PDF
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 1464 3777 1 SM
    1464 3777 1 SM
    Dokumen6 halaman
    1464 3777 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen18 halaman
    386 761 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen18 halaman
    386 761 1 SM
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • 386 761 1 SM
    386 761 1 SM
    Dokumen12 halaman
    386 761 1 SM
    strong
    Belum ada peringkat
  • 05.1 Bab 1
    05.1 Bab 1
    Dokumen6 halaman
    05.1 Bab 1
    Muhammad Ulul Azmi
    Belum ada peringkat