Anda di halaman 1dari 1

Perairan pesisir Palu yang indah dan unik ini merupakan sebuah ekosistem teluk dengan

lengkungan yang menjorok ke dalam bagaikan “oval”. Keberadaan teluk ini sangat penting, baik bagi
masyarakat yang berada di pesisir hingga yang tinggal di daerah perkotaan. Mereka menggantungkan
hidupnya dari menangkap ikan, berjualan makanan dan minuman (cafe), hingga mengusahakan jasa
wisata seperti snorkeling, diving, jetski, jogging, bersepeda, hingga menikmati matahari terbit dan
terbenam, serta suasana malam. Dengan demikian, Teluk Palu memiliki nilai ekonomi dan ekologi
yang sangat besar.

Daratannya yang berbentuk mangkuk menjadi tempat tumbuhnya ibukota Sulawesi Tengah,
yaitu Kota Palu yang memiliki luas mencapai 395,06 kilometer persegi yang terbagi menjadi delapan
kecamatan. Selain itu, lembah ini cukup potensial untuk usaha pertanian, misalnya tanaman padi dan
palawija. Sebagian penduduk juga menanam buah- buahan dan sayuran serta berternak dengan
dukungan padang penggembalaan yang cukup luas. Padahal Lembah Palu termasuk wilayah bayangan
hujan, sehingga jarang terjadi hujan. Namun, persediaan air tanah cukup karena pasokan dari sungai-
sungai dari pegunungan senantiasa mengalir.

Pegunungan di sekitar Lembah Palu memiliki ketinggian lebih dari 500 mdpl. Di sana ada
Mantantimali yaitu pegunungan berketinggian sekitar 1.500 mdpl yang terletak di Kecamatan
Morowala, Kabupaten Sigi. Pegunungan ini menyuguhkan pemandangan indah, karena bila
pandangan diarahkan ke utara terlihat pemukiman kota yang padat, bentangan Teluk Palu yang cantik
dan sebagian wilayah pantai barat Kabupaten Donggala. Di bagian timur, terlihat Kabupaten Sigi
secara utuh, sungai raksasa yang panjang nan berkelok-kelok. Di salah satu bukit Matantimali
pengunjung dapat melakukan geotrek untuk memahami fenomena alam yang menakjubkan dan
diakhir dengan berolahraga paralayang, karena letak, ketinggian, temperatur dan keadaan angin,
sangat mendukung, sehingga lokasi paralayang di bukit ini menjadi salah satu yang terbaik di Asia
Tenggara bahkan dunia.

Dari sisi kegeologian, Kota Palu, Donggala, dan Sigi merupakan wilayah yang dilalui oleh
Lajur Sesar Palu-Koro. Lajur ini berarah hampir utara-selatan, memanjang mulai dari sekitar batas
perairan Laut Sulawesi dengan Selat Makassar sampai pantai utara Teluk Bone. Panjangnya sekitar
500 kilometer. Di darat, sesar ini mempunyai panjang sekitar 250 kilometer, mulai dari Teluk Palu
sampai pantai utara Teluk Bone, mungkin di sekitar Masamba Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi
Selatan. Wilayah Sulawesi Tengah tersebut dikenal tempat bertemunya tiga lempeng tektonik utama
dunia yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Eurasia. Akibatnya, wilayah ini
rawan akan bencana alam terutama yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng-lempeng tersebut,
yang mendorong pergerakan Sesar Geser Palu Koro.

Anda mungkin juga menyukai