PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dapat diangkat dalam kajian ini
adalah: “Bagaimana Perkembangan Motorik yang terjadi pada anak usia dini?”, dengan rincian
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa saja jenis perkembangan motorik yang terjadi pada anak usia dini ?
2. Apa prinsip dalam perkembangan motorik pada anak usia dini ?
3. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan motorik pada anak usia dini ?
4. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam mempelajari keterampilan Motorik pada anak usia
dini ?
5. Apa fungsi keterampilan motorik pada anak usia dini ?
6. Apa saja bahaya dalam perkembangan motorik ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui perkembangan
motorik pada anak usia dini. Secara rinci tujuan dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis perkembangan motorik yang terjadi pada anak usia dini.
2. Untuk mengetahui prinsip dalam perkembangan motorik pada anak usia dini.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perkembangan motorik pada anak usia dini
4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari keterampilanmotorik pada
anak usia dini
5. Untuk mengetahui fungsi keterampilan motorik pada anak usia dini
6. Untuk mengetahui bahaya dalam perkembangan motorik
BAB II
PEMBAHASAN
Usia 0-6 tahun merupakan masa keemasan (the golden age) bagi seorang anak dimana
perkembangan dan pertumbuhan anak dimasa depan sangat dipengaruhi oleh kehidupan pada usia
tersebut. Masa ini akan memberikan kontribusi besar pada perkembangan selanjutnya. Salah satu
yang sangat penting untuk diperhatikan adalah sejauh mana anak dalam menguasai keterampilan
motorik. Hal ini disebabkan karena penguasaan keterampilan motorik di masa anak-anak akan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya. Usia emas dalam perkembangan motorik
adalah middle childhood atau masa anak-anak.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Pengendalian berasal dari
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah
yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system
syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik
anak.
1. Tubuh anak lentur dibanding tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih mudah
menerima semua pelajaran.
2. Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang
baru dipelajarinya maka bagi anak mempelajari keterampilan yang baru lebih mudah.
3. Anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang telah besar.
4. Para remaja dan orang dewasa merasa bosan mengalami pengulangan tetapi tidak untuk
anak, mereka malah menyenanginya.
5. Anak memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang lebih kecil ketimbang yang akan mereka
miliki pada waktu mereka bertambah besar.
Pada tahun 2001, Hurlock membagi fungsi keterampilan motorik menjadi 4 kategori, meliputi:
1. Keterampilan bantu diri (Self help)
Untuk mencapai kemandiriannya, anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan
mereka mampu melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut meliputi
keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
2. Keterampilan bantu sosial (Social help)
Untuk menjadi anggota kelompok sosial yang diterima di dalam keluarga, sekolah, dan tetangga, anak
harus menjadi anggota yang kooperatif. Contoh keterampilan agar dapat memperoleh peneriman
sosial antara lain membantu pekerjaan rumah atau mengerjakan pekerjaan sekolah.
3. Keterampilan bermain
Untuk dapat menikmati kegiatn kelompok sebaya atau untuk dapat menghibur diri di luar kelompok
sebaya, anak harus mempelajari keterampilan bermain bola, mengambar, melukis, dan memanipulasi
alat bermain.
4. Keterampilan sekolah
Pada tahun permulaaan sekolah, sebagian besar pekerjaan melibatkan keterampilan motorik seperti
melukis, menulis, menggambar, membuat keramik, menari, dan bertukang kayu. Semakin banyak dan
semakin baik keterampilan yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian sosial yang dilakukan
semakin baik prestasi sekolahnya, baik dalam prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan
akademis
BAB III
KESIMPULAN
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue adalah suatu dasar
biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.
Kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan
mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar
sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa
mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat,
mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan
menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.
Perkembangan fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih
sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang
lain.