Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Epidemologi dan Kesehatan Lingkungan
ini dengan baik dan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orangtua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan serta semangat dalam
pengerjaan makalah ini,
2. Ibu Anis Artiyani selaku dosen mata kuliah Epidemologi dan Kesehatan Lingkungan,
3. Kepada teman – teman Teknik Lingkungan ITN Malang khususnya angkatan 2017,
4. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam pengerjaan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak akan sangat
membantu dalam terciptanya kesempurnaan tugas ini, dan dapat bermanfaat nantinya bagi
kami dan rekan - rekan pembaca sekalian.
Pemyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Segitiga Epidemiologi
Lingkungan
Waktu
Pejamu Agens
2.1.5 Waktu
Waktu dapat memengaruhi masa inkubasi' harapan hidup pejamu atau patogen
(agens), dan durasi perjalanan penyakit atau kondisl Permasalahan lain yang berkaitan
dengan waktu mencakup keparahan penyakit, dalam hal berapa Iama seseorang terinfeksi
atau sampai suatu kondisi menyebabkan kematian atau sampai melewati ambang bahaya
menuju kesembuhan. Penundaan waktu dari infeksi sampai munculnya gejala, durasi dan
ambang epidemi dalam populasi (kurva epidemi) merupakan elemen waktu yang harus
diperhatikan seorang epidemiologi.
2.2.2 Banjir
Luapan banjir bisa tercemar dari berbagai organisme penjangkit penyakit, termasuk
bakteri E-Coli, Salmonella, dan Shigella; Hepatiti, dan agen pembawa tifus. Sumber bakteri
ini bisa berasal dari hasil polutan limbah rumah tangga dan pertanian atau limbah industri
yang berbahaya, seperti selokan, sampah makanan, kotoran manusia dan hewan, bangkai, dan
sebagainya. Penyakit yang biasa timbul pada saat musim banjir yaitu diare, demam
berdarah, leptospirosis ( bakteri dapat masuk memalui kulit, luka memar atau mata yang
bersentuhan langsung dengan air kotor genangan banjir), demam tifoid (tipes) yang
disebabkan oleh bakteri Salmonella dalam kotoran binatang yang menginfeksi manusia elalui
air yang tercemar.
n= + }2
( - )2
Tabel 3. 1
Tabel kontingensi 2 x 2
Penyakit
Faktor risiko Total
Ya Tidak
Terpapar A b a+b
Tidak terpapar C d c+d
Total a+c b+d a+b+c+d = N
Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau
multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek sebagai
penyebab timbulnya penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai.
Keputusan uji statistik dapat dicari dengan pendekatan klasik ataupun probabilistik.
Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok
terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif)
dan Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang
muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak
terpapar. Berdasarkan tabel kontingensi di atas maka rumus RR adalah
RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%.
Interpretasi hasil RR adalah:
Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada
pengaruh dalam terjadinya efek.
Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti
variabel tersebut faktor risiko dari penyakit.
Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka 1,
berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.
Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1
sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko
atau faktor protektif.
Atribute risk adalah selisih antara insidensi penyakit yang diderita kelompok terpapar
dan insidensi penyakit yang diderita kelompok yang tidak terpapar. Berdasarkan tabel
2 x 2 dapat dihitung nilai Atribute risk:
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan