Puji syukur saya panjatkan kehadirat allah yang senantiasa memberi kemudahan saya
dalam pengerjaan makalah yang berjudul BUDAYAPOLITIK DI INDONESIA dengan tepat
waktu. Kehidupan manusia didalam masyarakat memiliki peran penting dalam system politik
suatu Negara. Setiap warga Negara dalam kehidupan keseharianya hamper bersentuhan
dengan aspek – aspek politik.
Kehidupan politik yang merupakandalam interaksi antara wrga Negara dengan
pemerintahan, dan ipnstitutsi-institusi diluar pemerintahan (non- formal), telah menghasilkan
dan membentuk veriasipendapat, pandangan, dan pengetahuan tentang praktik-praktik politik
dalam semua system politik. Semoga makalah ini dapat dijadikan pembelajaran tentang
budaya politik diIndonesia dan dapat bermanfaat pula bagi semua pembaca
Beberapa defenisi budaya politik menurut para ahli dapat kita lihat sebagai berikut :
a. Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik
yang dihayati oleh anggota sistem politik.
b. Roy Macridis mengatakan bahwa Budaya politik sebagai tujuan bersama dan peraturan yang
harus diterima bersama.
c. Finer mengungkapkan bahwa Budaya politik lebih menekankan pada aspek legitimasi
peraturan-peraturan, lembaga politik serta prosedur.
Dari defenisi-defenisi diatas dapat ditarik garis besarnya bahwa budaya politik sebagai
hal yang berhubungan dengan lingkunagan, perasaan dsn sikap dimana sistem politik itu
berlangsung yang termasuk didalamnya sistem tradisi, kenangan sejarah,motif, norma
perasaan, dan sistem atau secara lebih tegas sebagaimana yang digambarkan Almond dan
Verba menyangkut aspek :
- Orientasi kognitif : pengetahuan tentang dan kepercayaan pada politik, peranan dan segala
kewajibannya serta input dan outputnya.
- Orientasi Afektif : kecenderungan emosi dan perasaan terhadap sistem politik, peranannya,
para aktor dan penampilanya.
- Orientasi evaluatif : pertimbangan terhadap sistem politik menyangkut keputusan dan
pendapat tentang obyek-obyek politik secara tipikal melibatkan kombinasi standar nilai
sistem dengan informasi dan perasaan.
Ciri-ciri :
Pengetahuan tentang politik tinggi
Kesadaran berpolitik tinggi
Kontrol politik aktif
Warga negara memiliki kepekaan terhadap masalah atau isu-isu mengenai kehidupan politik
Warga mampu menilai terhadap masalah atau isu politik
Warga menyadari adanya kewenangan atau kekuasaan pemerintah
Warga memiliki kesadaran akan peran, hak, dan kewajiban, dan tanggung jawabnya
Warga mampu dan berani memberikan masukan, gagasan, tuntutan, kritik terhadap
pemerintah
Warga memiliki kesadaran untuk taat pada peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan tanpa
perasaan tertekan
Contoh budaya politik parokial yakni keaktifan masyarakat terhadap berbagai hal yang
berkaitan dengan politik seperti pemilu, demonstrasi, dan lain-lain
Sosialisasi politik
Sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali
sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala
politik. Sistem politik dapat saja berupa input politik, output politik, maupun orang-orang
yang menjalankan pemerintahan. Fungsi sosialisasi menurut Rush dan Althoff adalah:
1. Melatih Individu
2. Memelihara Sistem Politik
Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di
dalam sebuah sistem politik. Misalnya di Indonesia menganut ideologi negara yaitu
Pancasila. Oleh sebab itu sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi diberlakukan pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Ini merupakan proses pelatihan yang dilakukan
negara terhadap warga negaranya. Pelatihan ini memungkinkan individu untuk menerima
atau melakukan suatu penolakan atas tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri
dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.
Selain itu, sosialisasi politik juga bertujuan untuk memelihara sistem politik dan
pemerintahan yang resmi. Apa jadinya suatu negara atau bangsa jika warga negaranya tidak
tahu warna bendera sendiri, lagu kebangsaan sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah
yang tengah memerintahnya sendiri ? Mereka akan menjadi warga negara tanpa identitas,
tentunya.
Sistem pemilihan mekanis di tinjau dari rakyat pemilih pada umumnya berkisar pada dua
prinsip pokok yaitu distrik dimana satu daerah pemilihan memilih satu wakil, proporsional
berimbang yaitu satu daerah pemilihan beberapa wakil.
3. Sistem Distrik :
Dimana negara terbagi dalam dalam daerah-daerah bagian (distrik). Dalam sistem distrik
hanya diwakili oleh satu orang dengan suara mayoritas.
No Kelebihan sistem distrik No Kekurangan sistem distrik
1 Rakyat mengenal dengan baik orang 1 Suara dari eserta pemilu yang kalah akan
yang mewakili daerah (distriknya) hilang, tidak dapat digabungkan
2 Wakil setiap distrik sangat mengenal 2 Meskipun partai besar berkuasa, jika satu
daerah dan kepentingan rakyat distrik kalah dalam pemilu, maka
suaranya tidak terwakili di distrik itu
3 Adanya hubungan yang erat antara wakil 3 Wakil rakyat yang menang dalamsatu
distrik dengan rakyatnya distrik lebih memperhatikan distriknya,
terkadang mengabaikan kepentingan
nasional
4 Wakil distrik sangat memperhatikan dan 4 Golongan minoritas kurang terwakili
memperjuangkan distriknya
4. Sistem Proporsional :
Setiaporganisasi peserta pemilu akan memperoleh sejumlah kursi parlemen sesuai dengan
jumlah suara pemilu yang di peroleh di seluruh wilayah negara. Terbuka kemungkinan
terjadi penggabungan partai kecil (koalisi) untuk memperoleh kursi di parlemen.
No Kelebihan sistem prporsional No Kekurangan sistem proporsional
1 Lebih demokratis karena semua partai 1 Peranan pemimpin partai sangat
dapat terwakili di parlemen menentukan dalam penetapan daftar
calon Badan Perwakilan Rakyat
2 Tidak ada suara yang hilang karena 2 Calon-calon yang diikutsertakan
semua digabung secara nasional dalampemilu kurang atau tidak dikenal
oleh pemilih
3 Badan Perwakilan Rakyat benar-benar 3 Wakil-wakilrakyat yang duduk di pusat
menjadi wadah dan aspirasi seluruh kurang memahami dan memperhatikan
rakyat kepentingan daerah
MAKALAH BUDAYA POLITIK
DISUSUN OLEH :
RAHMADINA .H
ROSINI
REGI
KELAS: XI IPS 3