Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GANGGUAN SIRKULASI KORONER HIPERTENSI

Tingkat-3A
Disusun Oleh :
Ayu Ulfah Zakiyah
34403516023

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


AKADEMI KEPERAWATAN
Jl. Pasir Gede Raya No. 19 Tlp. (0263) 267206 Fax. 270953 Cianjur 43216
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Promosi Kesehatan


Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi,
Faktor Resiko Hipertensi, Tanda dan Gejala
Hipertensi, Pencegahan Hipertensi, Kompli-
kasi Hipertensi, dan Penatalaksanaan Hiper-
tensi.
Sasaran : Pasien dan keluarga
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. A (Kp.Kedung Hilir RT/04
RW/03 Ds. Sukamanah Kec. Cugenang)
Tanggal : 04 April 2019

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Audiens mampu
memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Hipertensi,
diharapkan Audiens dapat:
a. Menjelaskan tentang hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi
c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan tentang komplikasi
e. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
f. Menjelaskan tentang penanggulangan hipertensi
B. Metode
1. Ceramah (Penyuluhan)
2. Tanya Jawab
C. Media
1. Alat
a) Materi SAP (PPT)
b) Leaflet
2. Pengorganisasian Kelompok
a) Moderator : Dela Mochammad Christian
b) Penyaji : Dela Mochammad Christian
c) Fasilitator : Dela Mochammad Christian
d) Observer : Dela Mochammad Christian
Uraian Tugas
a) Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Mengarahkan jalannya penyuluhan
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
b) Penyaji
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
c) Fasilitator
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
d) Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Setting Tempat

Keterangan :

M = Penyaji

= Audiens

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

a) Sebagai sarana berinteraksi dengan klien dan keluarga

b) Untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan

c) Menambah pengalaman dalam melakukan penyuluhan

2. Bagi klien dan keluarga

Menambah wawasan mengenai komplikasi dan penatalaksanaan

hipertensi
E. Pokok Materi
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Faktor Resiko Hipertensi
4. Tanda dan Gejala Hipertensi
5. Pencegahan Hipertensi
6. Komplikasi Hipertensi
7. Penatalaksanaan Hipertensi

F. Proses Pelaksanaan

No. Tahap Waktu Kegiatan Sasaran Media


Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan 5 a. Mengucapkan Menjawab Kata-
menit salam salam kata/
b. Memperkenalkan Mendengarkan kalimat
diri dan menyimak
c. Menyampaikan Bertanya
tentang tujuan mengenai
pokok materi perkenalan dan
d. Meyampakaikan tujuan jika ada
pokok yang kurang
pembahasan jelas
e. Kontrak waktu
2. Pelaksanaan 20 a. Penyampaian Mendengarkan LCD
menit Materi dan menyimak ppt,
b. Menjelaskan Bertanya video,
tentang mengenai hal- leaflet
pengertian hal yang belum
hipertensi jelas dan
c. Menjelaskan dimengerti
penyebab
hipertensi
d. Menjelaskan
faktor resiko
hipertensi
e. Menjelaskan
tentang tanda
dan gejala
hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan
hipertensi
g. Menjelaskan
penatalaksanaan
hipertensi
h. Tanya jawab
i. Memberikan
kesem-patan
pada peserta
untuk bertanya
j. Video Hipertensi
3. Penutup 5 a. Melakukan Sasaran dapat Kata-
menit evaluasi menjawab kata/
b. Menyampaikan tentang kalimat
kesimpulan pertanyaan
materi yang diajukan
c. Mengakhiri Mendengar
pertemuan dan Memperhatikan
menjawab salam Menjawab
salam

G. Evaluasi
Evaluasi proses kegiatan
1. Peserta hadir minimal 80%
2. Kegiatan berlangsung dengan lancar sesuai dengan susunan acara
3. Interaksi yang baik antara petugas dan peserta selama penyuluhan
berlangsung
4. Minimal 75% peserta aktif bertanya pada sesi diskusi
5. Peserta memperhatikan penyuluhan dengan baik dari awal sampai akhir
acara
Evaluasi hasil kegiatan
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi

2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi

3. Menjelaskan faktor resiko hipertensi

4. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi

5. Menjelaskan tentang komplikasi

6. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

7. Menjelaskan tentang penanggulangan hipertensi


LAMPIRAN MATERI
HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg

dinyatakan hipertensi.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Hipertensi didefinisikan

sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan darah sistolik di

atas 140 mmHg dan tekanan 8iastolic di atas 90 mmHg. Peninggian tekanan

darah yang terus menerus yang merupakan gejala klinis karena hal tersebut

dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart disease arteriole

nefrosclerosis.

Menurut JNC VIII, Hipertensi merupakan peningkatan tekanan

pembuluh darah yang persisten ditandai dengan tekanan sistolik ≥140

mmHg dan/atau tekanan diastolic ≥90 mmHg. Klasifikasi hipertensi

menurut JNC VIII, yaitu :

Klasifikasi Tekanan darah Tekanan darah


sistolik (mmHg) diastolic (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 -89
Hipertensi tingkat 1 140 –159 atau 90 – 99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 atau ≥ 100
Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC VIII
Menurut American Heart Association {AHA}, penduduk Amerika

yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka

hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui

penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat

bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala

penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah sa kit kepala/rasa berat di

tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ieiah,

penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang

lebih dari 140/90 mmHg.

B. Klasifikasi Hipertensi

1. Berdasarkan Penyebab

a) Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial


Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang
bergerak (inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90%
penderita hipertensi.
b) Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10%
penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada
sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau
pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
2. Berdasarkan Bentuk Hipertensi
Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}, Hipertensi campuran
(sistol dan diastol yang meninggi), Hipertensi sistolik (isolated systolic
hypertension).
Terdapat jenis hipertensi yang lain:
a) Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak
nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasar
penyebabnya hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang
ditandai dengan penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan
pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan pada
perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun
sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival /
sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun. Kriteria
diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National Institute
of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35
mmHg atau "mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg
pada saat istirahat atau lebih 30 mmHg pada aktifitas dan tidak
didapatkan adanya kelainan katup pada jantung kiri, penyakit
myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya kelainan
paru.
b) Hipertensi Pada Kehamilan Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi
yang umumnya terdapat pada saat kehamilan, yaitu:
1) Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi
yang diakibatkan kehamilan/keracunan kehamilan (selain
tekanan darah yang meninggi, juga didapatkan kelainan pada
air kencingnya). Preeklamsi adalah penyakit yang timbul
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang
timbul karena kehamilan.
2) Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak
sebelum ibu mengandung janin.
3) Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan
gabungan preeklampsia dengan hipertensi kronik.
4) Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat. Penyebab
hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada
yang mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh
kelainan pembuluh darah, ada yang mengatakan karena
faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan disebabkan
faktor keturunan, dan lain sebagainya.

C. Faktor Resiko Hipertensi

Terdapat beberapa gaya hidup yang berperan sebagai faktor risiko


berkembangnya hipertensi, termasuk diantaranya adalah: konsumsi
makanan yang mengandung banyak garam dan lemak, sedikit sayur dan
buah, penggunaan alkohol hingga di tingkat yang membahayakan,
kurangnya aktivitas disik, serta pengelolaan stress yang rendah. Gaya hidup
tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan dan kehidupan
individu.
Faktor risiko dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor yang dapat dan
tidak dapat dikendalikan.
1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan
a) Usia
Risiko kejadian hipertensi akan meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pada umur 25-44 tahun prevalensi hipertensi
sebesar 29%, pada umur 45-64 tahun sebesar 51% dan pada umur
>65 Tahun sebesar 65%. Penelitian Hasurungan pada lansia
menemukan bahwa dibanding umur 55-59 tahun, pada umur 60-64
tahun terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar 2,18 kali,umur 65-
69 tahun 2,45 kali dan umur >70 tahun 2,97 kaliMeskipun hipertensi
bisa terjadi pada segala usia, namun paling sering dijumpai pada
orang berusia >35 tahun. Prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut
cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas
umur 65 tahun. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi seiring
dengan bertambahnya usia, disebabkan oleh perubahan struktur pada
pembuluh darah besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan
dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku.
b) Jenis Kelamin
Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan
dengan wanita, dengan peningkatan risiko sebesar 2 kali lipat untuk
peningkatan tekanan darah sistolik. Pria lebih banyak mengalami
kemungkinan hipertensi dari pada wanita,seringkali dipicu oleh
perilaku tidak sehat (merokok dan konsumsi alkohol), depresi dan
rendahnya status pekerjaan, perasaan kurang nyaman terhadap
pekerjaan dan pengangguran.
c) Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi akan
meningkatkan risiko kejadian hipertensi terutama pada hipertensi
primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Jika kedua orang tua
menderita hipertensi, kemungkinan anaknya menderita hipertensi
sebesar 45%, sedangkan jika hanya salah satu dari orang tuanya
yang menderita hipertensi maka kemungkinan anaknya menderita
hipertensi sebesar 30%.
d) Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti
dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada
kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel
telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi
primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi
terapi, akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam
waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul manifestasi klinis.
2. Faktor yang dapat dikendalikan
a) Kebiasaan Merokok
Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara
rokok dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak
dibuktikan. Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak
rokok yang dihisap maka kejadian hipertensi akan semakin
meningkat. Seseorang yang menghisap lebih dari satu pak rokok
sehari meningkatkan risiko kejadian hipertensi 2 kali lipat daripada
mereka yang tidak.
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida
yang diisap melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat
merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan
proses aterosklerosis dan hipertensi. Selain itu merokok juga
meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai
ke otot jantung. Merokok pada penderta hipertensi akan semakin
meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.
b) Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam
patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan
pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan
garam kurang dari 3 gram tiap hari akan mengurangi risiko kejadian
hipertensi, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan
terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume
plasma, curah jantung dan tekanan darah.
Garam menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, sehingga akan
meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia yang
mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah
rata-rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
darahnya rata-rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan
tidak lebih dari 6 gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau
2400 mg/hari.
c) Kebiasaan konsumsi minuman-minuman beralkohol
Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Mekanisme
peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun
diduga, peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel
darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam
menaikkan tekanan darah.
d) Olahraga
Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita
hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang
yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut
jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot
jantung harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan
pada arteri.
e) Psikososial dan stress
Stress atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar adrenal
melepaskan hormon adrenalin dan memicu jantung berdenyut lebih
cepat dan kuat, sehingga meningkatkan tekanan darah. Jika keadaan
ini berlangsung terus menerus maka tubuh akan berusaha
mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau
perubahan patologis.
f) Hiperlipidemia/Hiperkolesterolemia
Kelainan metabolisme lemak (lipid) ditandai dengan
peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan
atau penurunan kolesterol HDL darah. Kolesterol merupakan faktor
penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan
peningkatan resistensi perifer sehingga meningkatkan tekanan darah.

Komponen Lipid Batasan (mg/dl) Klasifikasi


Kolesterol total <200 Yang diinginkan
200-239 Batas tinggi
>240 Tinggi
Kolesterol LDL <100 Optimal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas tinggi
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL <40 Rendah
>60 Tinggi
Trigliserida <150 Normal
150-199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
>500 Sangat tinggi

Tabel 2. Batasan kadar lipid dalam darah


g) Obesitas
Kegemukan (obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak
yang dinyatakan dalam indeks massa tubuh (body mass index) Berat
badan dan indeks massa tubuh berkorelasi dengan tekanan darah.
Obesitas tidak menyebabkan hipertensi, namun prevalensi hipertensi
pada obesitas jauh lebih besar. Orang dengan obesitas memiliki
risiko 5 kali lipat lebihbesar untuk menderita hipertensi
dibandingkan dengan orang dengan berat badan yang normal.
Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan
risiko terjadinya hipertensi karena beberapa sebab. Makin besar
massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah
yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga
memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat
badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar
insulin dalam darah. Peningkatan insulin menyebabkan tubuh
menahan natrium dan air.

4. Tanda dan Gejala Hipertensi


Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain :
1. Sakit kepala
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Mata terasa berat atau pandangan kabur
5. Mudah lelah
6. Susah tidur
7. Terasa sakit di tengkuk
8. TD lebih dari 140/80 mmHg
9. Leher terasa pegal
10. Terkadang disertai mual dan muntah
(Depkes RI, 2006)

5. Pencegahan Hipertensi
Adapun pencegahan pada hipertensi diantaranya :
1. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. Tetap diet dengan gizi seimbang
4. Upayakan aktifitas fisik dengan aman
5. Hindari asap rokok, alcohol dan zat karsinogenik lainnya
(Kemenkes RI)

6. Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit jantung
2. Stroke
3. Penyakit ginjal
4. Retinopati (kerusakan retina)
5. Penyakit pembuluh darah tepi
6. Gangguan saraf
7. Gangguan serebral (otak)
(Kemenkes RI)

7. Penatalaksanaan Hipertensi
1. Perubahan gaya hidup
1) Mengurangi konsumsi garam
2) Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (jalan kaki, senam,
jogging, bersepeda, maupun berkebun)
3) Menghentikan kebiasaan merokok
4) Mengurangi kebiasaan minum kopi
5) Menjaga kestabilan berat badan
6) Menghindari stress
7) Kontol tekanan darah secara teratur
8) Pastikan ketersediaan obat untuk mengontrol tekanan darah dirumah
9) Minum obat teratur dan sesuai anjuran dokter
2. Pengaturan diet
1) Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a) Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie,
tapioca, nasi
b) Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
c) Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang,
melon, tomat, dll
2) Makanan yang dibatasi :
a) Garam dapur
b) Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c) Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan


RI. http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infoda
tin/infodatin-hipertensi.pdf. Diakses pada tanggal 05 Desember 2017 pukul
04:29 AM

Anda mungkin juga menyukai