Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faktor yang penting dimiliki oleh pemimpin dalam mengelola organisasi

adalah kemampuan untuk membuat perencanaan. Perencanaan berkaitan dengan

upaya upaya pencapaian visi yang sudah ditetapkan oleh organisasi. Menurut

Hasibuan : 2011, menyatakan bahwa Perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar

(fundamental) manajemen, karena organizing, staffing, directing, dan controlling

pun harus terlebih dahulu direncanakan1. Perencanaaan sangat diperlukan dalam

sebuah kegiatan, karena perencanaan yang matang merupakan kunci keberhasilan

suatu kegiatan. Dapat dibayangkan jika anda akan menuju suatu perjalanan namun

perjalanan itu dilakukan tanpa perencanaan yang matang, maka saat di perjalanan

anda akan menemui berbagai kendala yang sebelumnya tidak pernah anda

bayangkan atau anda prediksi. Sehingga tindakan yang anda akan lakukan

mungkin saja akan menimbulkan permasalahan yang baru karena ketidaktepatan

tindakan yang dilakukan.

Membuat perencanaan pada sebagian orang atau pemimpin merupakan

sesuatu yang agak berat dilakukan karena membutuhkan waktu, tenaga dan biaya

untuk memikirkannya. Oleh karena itu sering kali hal ini dilewatkan atau tidak

dibuat perencanaannya. Menurut Antoine de saint seorang penulis dari Perancis

pada era 1900-1944 menyatakan bahwa : “Un objectif sans plan n’est qu’un

1 H. Malayu SP Hasibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Cet 9. Jakarta: Bumi aksara,
2011),h.91

1
souhait ( Sebuah tujuan tanpa perencanaan akan menjadi harapan) 2 ” artinya

tanpa perencanaan sebuah tujuan akan sulit diraih. Terlebih dalam hal yang

berkaitan dengan bisnis dan organisasi. Sangat tidak mungkin jika dalam suatu

perusahaan atau organisasi melakukan sesuatu tanpa adanya perencanaan terlebih

dahulu.

Sebuah organisasi yang besar, perlu melakukan perencanaan yang

menyeluruh pada setiap bidang sesuai dengan target atau visi yang akan dicapai.

Untuk mencapai sebuah trategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam

rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan,

manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses

perencanaan strategis (Brown, 2005). Kemampuan manufaktur, harus

dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul

dalam sebuah perencanaan strategi ( Skinner, 1969 ).3

Tim riset GML Performance Consulting melakukan studi terhadap 175

responden eksekutif dari berbagai organisasi di Indonesia pada tahun 2010-2011,

dan menemukan bahwa hanya 37,5% responden yang merasakan bahwa

setidaknya 75% program kerja dan rencana strategi mereka terimplementasi

dengan baik. Dengan kata lain, 62,5% merasakan bahwa implementasi strategi

mereka masih belum optimal. Ada lima penyebab utama secara berurutan:

1. Tidak adanya unit khusus yang bertugas memfasilitasi pembuatan strategi dan

implementasinya (40,8% responden)

2 https://jagokata.com/arti-kata/perencanaan.html, diakses tanggal 27 Februari 2019

3 https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis, diakses tanggal 27 februari 2019

2
2. Tidak terdapat proses baku untuk memastikan bahwa strategi, target, dan

program kerja dari masing-masing divisi dapat diselaraskan (34% responden)

3. Tidak tersedianya arahan yang jelas dan inspiratif dari manajemen eksekutif

(34% responden)

4. Tidak terdapat sistem penghargaan yang jelas untuk memotovasi mereka yang

berkinerja tinggi (33,3% responden)

5. Tidak adanya pembelajaran (review meeting) dari langkah-langkah strategi

yang diterapkan (29,9% responden)

Menariknya, tidak tersedianya budget dan perubahan faktor eksternal yang

membuat strategi menjadi tidak relevan bukanlah salah satu dari lima alasan.4

Di dunia manajemen, seringkali terjadi salah pengertian bahwa rencana

strategi yang unggul adalah kunci yang paling utama dalam menciptakan

peningkatan kinerja. Penekanan yang berlebihan pada rencana strategi telah

menciptakan situasi dimana organisasi menghabiskan waktu terlalu lama untuk

menganalisis, berdebat, dan merumuskan rencana strategi yang tepat.

Perdebatan strategi ini kadang-kadang menciptakan analysis paralysis,

kelumpuhan karena terlalu banyak analisis. Menurut Ram Charan dan Geoffrey

Colvin, strategi merupakan pilihan dan kadang-kadang memerlukan trade-off.

Rencana strategi terbaik bukanlah rencan strategi yang dihasilkan dari analisis

dengan dukungan data yang paling lengkap. Strategi yang terbaik adalah strategi

yang dihasilkan dengan analisis eksternal dan internal yang tepat, dan lebih

penting lagi, mendapat dukungan sepenuhnya dari manajemen dan karyawan di

semua lini dalam implementasinya.

3
Begitupun halnya dalam dunia pendidikan, maju mundurnya pendidikan

di suatu bangsa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja pemimpinnya baik pada saat

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun tindak lanjut dari hasil evaluasi.

Seorang pemimpin harus dapat membaca peluang, ancaman di masa yang akan

datang agar proses pelaksanaan serta produk yang dihasilkan dapat menjawab

perubahan yang ada di masyarakat, tantangan serta ancaman atas dampak dari

suatu perubahan. Seorang pemimpin harus mampu membuat perencanaan ke

depan hingga 5 tahun s.d 10 tahun, dengan mempertimbangkan aspek agama,

filosofis, psikologis dan sosiologis. Oleh karena itu makalah ini akan membahas

tentang : “ Strategic Planning Pemimpin Pendidikan Berbasis Agama, Filsafat,

Psikologi dan Sosiologi”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

masalah yaitu :

1. Bagaimanakah strategic planning pemimpin pendidikan berbasis agama?

2. Bagaimanakah strategic planning pemimpin pendidikan berbasis filsafat?

3. Bagaimanakah strategic planning pemimpin pendidikan berbasis psikologi?

4. Bagaimanakah strategic planning pemimpin pendidikan berbasis sosiologi?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari

penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

4
Tujuan Umum :

Tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu memberikan gambaran

kepada para pelaku, pemimpin, dan stake holder pendidikan tentang pentingnya

strategic planning dalam proses pengelolaan organisasi dalam upaya mencapai

tujuan yang diinginkan.

Tujuan Khusus :

1. Untuk memberikan gambaran tentang strategic planning pemimpin pendidikan

berbasis agama.

2. Untuk memberikan gambaran tentang strategic planning pemimpin pendidikan

berbasis filsafat.

3. Untuk memberikan gambaran tentang strategic planning pemimpin pendidikan

berbasispsikologis.

4. Untuk memberikan gambaran tentang strategic planning pemimpin pendidikan

berbasis sosiologi

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Sebagai upaya memberikan pemahaman tentang pentingnya strategic planning

dalam kepemimpinan.

2. Sebagai upaya memberikan landasan agama, filsafat, psikologi dan sosilogi

dalam strategic planning kepada pemimpin pendidikan.

3. Sebagai bahan kajian dalam pembuatan strategic planning pemimpin

pendidikan.

5
E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 4(empat) bab yaitu :

BAB I. Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,


rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.

BAB II. Landasan Teori. Bab ini berisi Landasan teologis, Landasan filosofis,

dan Landasan Teoritis yang mendasari strategic planning pemimpin

pendidikan

BAB III. Pembahasan, berisi analisis, interpretasi, dan hasil diskusi tentang

strategic planning pemimpin pendidikan

BAB IV. Kesimpulan. Pada bab ini berisi kesimpulan hasil pembahasan yang

berisi Kesimpulan Umum dan Khusus, Implikasi dan Rekomendasi.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teologis

Dalam pandangan Islam, setiap orang merupakan pemimpin. Oleh

karena itu seorang pemimpin seharusnya memiliki rasa kepemimpinan dan

tanggung jawab karena seorang pemimpin akan diminta pertanggungjawaban.

Islam mengajarkan kita tentang studi perencanaan secara jelas terperinci dalam Al-Quran

dan As-Sunnah sebagai sumber segala ilmu yang menjadi pedoman kita untuk menindak

lanjuti berbagai macam permasalahan hidup, begitu pun dengan perencanaan. Hal ini

dapat dilihat dari hadis berikut :

Artinya: Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda:

sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan

diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara

adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal

rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota

keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri

adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal

tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara

7
barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan

kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR.

Muslim)

Seorang pemimpin baik untuk dirinya atau untuk kepentingan

mengelola unit atau organisasi yang dipimpinnya diperintahkan untuk melihat

pada dirinya tentang hal yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Oleh karena itu

setiap manusia untuk menyiapkan hari esok perlu melakukan persiapan yang

terbaik sesuai dengan tuntunan Al Quran. Firman Alloh yang terkait dengan hal

tersebut adalah :

Artinya :

“Hai Orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaknya setiap

diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan

bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.4

4 Al Hasyr (59) : 18

8
Artinya :

“Barang siapa yang berbuat dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia

berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka

sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang

berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab

sebelum Kami mengutus seorang rasul”.5

Dari kedua ayat tersebut di atas terlihat bahwa Alloh memerintahkan

kepada manusia untuk melakukan persiapan untuk menghadapi hari esok dan

perbuatan manusia baik atau tidaknya adalah untuk dirinya sendiri.

B. Landasan Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani Kuno ‘Philosophy” yang

bersumber dari dua suku kata yakni Philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang

sangat mendalam atau hikmat sedangkan Sophia yang artinya kearifan, kebajikan,

ilmu pengetahuan. Dengan demikian secara bahasa filsafat artinya cinta yang

sangat mendalam kepada kearifan, kebajikan atau kepada ilmu pengetahuan.6

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya

bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup

seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai

kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang

5 Al Israa : 15

6 Sofyan Sauri, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Rizki Press, 2018) h. 61

9
yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan

ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.7

Landasan Filsafat atau dasar filosofis adalah landasan yang berkaitan

dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah masalah

pokok. Sebagai contoh dalam penulisan ini diperlukan penelaahan seperti: Apakah

strategic planning itu ? Mengapa strategic planning itu diperlukan? Apa yang

seharusnya dilakukan dalam melakukan strategic planning?, dan sebagainya.

Sumber dalam filsafat pendidikan menyangkut segala aspek dari keyakinan

hakekat manusia, hakekat pengetahuan, sumber nilai serta kehidupan yang lebih

baik.

Proses perencanaan adalah bagian dari proses dalam manajemen.

Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan perencanaan suatu

organisasi untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang. Untuk itu dibutuhkan

pendalaman dan kemampuan berpikir serta kemampuan menganalisis

permasalahan serta kebutuhan masyarakat pada masa yang akan datang. Proses

perencanaan merupakan bagian awal dari sebuah proses manajemen. Ilmu tentang

manajemen terkait dengan tiga komponen filsafat ilmu, yaitu ontologi,

epistimologi dan aksiologi. Ketiga komponen tersebut dijabarkan sebagai

berikut :

7 https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad, diakses tanggal 5 Maret 2019

10
1. Ontologi, yaitu azas yang membicarakan hakikat segala sesuatu berupa

pengetahuan. Perspektif ontologi memfokuskan pada pemahaman mengenai

hakekat obyek kajian ilmu dan teori perencanaan dalam manajemen

2. Epistomologi, yaitu azas mengenai cara, bagaimana materi pengetahuan

diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan ( obyek formal dan

material ilmu pendidikan ). Perspektif epistemologi menyangkut prosedur dan

metode mendapatkan pengetahuan tentang perencanaan dalam manajemen

3. Aksiologi, yaitu azas yang menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh

dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut (tentang hakekat nilai kegunaan

teoritis dan praktis ilmu pendidikan)8. Perspektif aksiologi berkaitan dengan nilai

kegunaan ilmu pengetahuan tentang perencanaan dalam manajemen bagi

kehidupan manusia.

1. Perencanaan Strategis

Proses perencanaan dalam manajemen merupakan aktivitas yang

berusaha memikirkan apa saja yang akan dikerjakannya, berapa ukuran dan

jumlahnya, siapa saja yang akan melaksanakan dan mengendalikannya agar

tujuan organisasi dapat tercapai. Gagasan mengenai perencanaan pada awalnya

berkembang dari pemikiran ekonomi yang didasarkan pada masalah kebutuhan,

yakni bagaimana pengaturan sumber-sumber yang terbatas dari suatu

8 https://afiburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/epistimologi, epistimologi, ontologi ,Aksiologi,


pengetahuan filsafat, diakses tanggal 5 Maret 2019 pukul. 23:18

11
kebutuhan yang besar, luas dan terus berkembang. 9 Segala hal tentang

perencanaan dan strategic planning jika dikaji berkaitan dengan aliran filsafat

sebagai berikut:

a. Aliran Filsafat Esensialisme

Aliran filsafat esensialisme menginginkan agar manusia kembali

kepada kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah banyak melakukan

kebaikan untuk manusia. Kegiatan perencanaan dalam sebuah pengelolaan

organisasi untuk mencapai tujuan merupakan nilai nilai lama yang sudah

dianut dan dilaksanakan oleh manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk

kepentingan pihak lain.

b. Aliran Idealisme

Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang

mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang

semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)

dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara

jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini

memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah ide. Dalam

perspektif perencanaan atau strategic planning, sebuah pemikiran untuk

menemukan ide ide baru sangatlah diperlukan. Perencanaan yang baik lahir

dari ide yang baik yang sangat realistis untuk dapat dicapai. Persaingan saat

ini terlebih dalam dunia bisnis merupakan persaingan ide para pemimpinnya.

9 https://dennymmazhari.wordpress.com/2012/10/31/04-perencanaan, diakses tanggal 5 Maret 2019


pukul 22.05

12
Karena pada hakikatnya ide adalah rancangan yang tersusun dalam pikiran.10

Ide yang cemerlang akan memberikan kontribusi yang besar terhadap suatu

perubahan. Perubahan yang menghantarkan pada tujuan dan hasil yang

memuaskan.

c. Aliran Progresivisme

Aliran Progresivisme dapat diartikan secara umum sebagai aliran yang

menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Pada proses perencanaan

tentu akan berkaitan dengan rencana rencana agar tercapai tujuan yang

diharapkan, adanya kemajuan yang cepat dengan hasil yang sesuai harapan.

Dulu tidak mengenal yang disebut dengan strategic planning, yang dirumuskan

untuk perencanaan jangka panjang. Karena kondisi dan tuntutan masyarakat

yang dinamis, maka perlu dilakukan analisis untuk membuat perencanaan

dalam jangka waktu 5 sampai dengan 10 tahun ke depan.

2. Pemimpin Pendidikan

a. Aliran filsafat Perenialisme

Perennialisme berasal dari kata perennial yang dapat diartikan

abadi, kekal atau fana (tiada akhir). Perenialisme berarti segala sesuatu yang

ada sepanjang sejarah. Aliran filsafat Perennialisme berpegang pada


11
nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi . Pemimpin atau

kepemimpinan telah lama ada dalam upaya untuk memberikan pengaturan

10 https://id.wikipedia.org/wiki/Gagasan, diakses tanggal 6 Maret 2019 pukul 21.47

11 https://www.padamu.net/aliran-filsafat-pendidikan, diakses tanggal 6 Maret 2019 pukul 21:30

13
terhadap tatanan kehidupan masyarakat. Begitupun pendidikan yang telah ada

saat manusia terlahir mengecap pendidikan baik secara otodidak maupun

melalui lembaga pendidikan.

b. Aliran Filsafat Progresivisme

Aliran Progresivisme dapat diartikan secara umum sebagai aliran yang

menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. Progresivisme disebut juga

instrumentalisme, karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelejensi

manusia sebagai alat untuk hidup, untuk mengembangkan kepribadian manusia.

Seorang pemimpin harus bersifat dinamis menyesuaikan tuntutan

perkembangan masyarakat. Pola pola kepemimpinan yang lama belum tentu

dapat diterapkan pada zaman yang telah mengalami perubahan yang cepat pada

era revolusi industri 4.0, oleh karena itu dituntut pula menjadi pemimpin yang

progresif artinya pemimpin yang mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahan dan menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan untuk

manusia/umat.

c. Aliran Filsafat Pragmatisme

Pragmatisme adalah suatu aliran modern yang mengajarkan bahwa

manusia mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan

lingkungannya. 12 Pengalaman-pengalaman pribadi, mistik semua bisa

diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang

praktis yang bermanfaat. Dengan demikian dasar pragmatis adalah manfaat

12Ishak Abdulhak, Sofyan Sauri, Dasar Filosofis Dalam perumusan Tujuan lembaga Pendidikan, slide
perkuliahan tanggal 2 Maret 2019

14
bagi hidup praktis. Gaya kepemimpinan akan sangat dipengaruhi oleh interaksi

dengan lingkungannya, interaksi dengan manusia, interaksi dengan perubahan

lingkungan. Kemajuan teknologi yang pesat dapat memangkas pekerjaan

secara ringkas/praktis dan singkat baik dari segi tenaga dan waktu. Oleh karena

itu seorang pemimpin harus berpikir tentang efektifitas dan efisiensi dalam

melakukan pengelolaan organisasi.

d. Aliran Filsafat Rekonstruksionisme

Aliran rekonstruksionisme merupakan kelanjutan cara berpikir

progresif, yang dapat memelopori masyarakat ke arah yang baru. Seorang

pemimpin dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap hal hal yang baru

yang dapat diterima oleh nilai nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang

pemimpin dapat membawa dan mengajak anak buahnya untuk menuju cita-cita

atau visi yang ingin diraihnya.

C. Landasan Teoritis

1. Pengertian Strategic Planning

Menurut GR Terry, perencanaan adalah memilih dan

menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi asumsi

mengenai msa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut

Louis A. Allen, perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk

mencapai hasil yang diinginkan. Jadi perencanaan merupakan serangkaian

menentukan tindakan dengan jalan menggambarkan dan merumuskan

15
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan,

mencapai sasaran yang ditetapkan, dan mengembangkan hierarki rencana

secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.

Proses perencanaan dimulai ketika pemimpin organisasi membuat

rencana organisasi keseluruhan dengan menentukan misi dan tujuan strategis

(organisasi) dengan jelas. Kedua, mereka menerjemahkan rencana dan sasaran

teknis, membuat peta strategi untuk menyelaraskan tujuan, menyusun rencana

kontingensi dan skenario, serta membentuk tim intelejen untuk menganalisis

isu isu utama persaingan. Ketiga, para kepala organisasi menjabarkan faktor

faktor operasional yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, memilih ukuran

dan target untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan semestinya.

Keempat, menetapkan tujuan abadi (stretch goals) dan perencanaan krisis yang

diperlukan. Sarana untuk melaksanakan rencana meliputi manajemen

bersasaran, panel instrumen kinerja, rencana sekali pakai, tanggung jawab

terdesentralisasi. Terakhir, para kepala organisasi secara rutin mengevaluasi

rencana untuk belajar dari hasil yang telah dicapai serta mengubahnya jika

diperlukan. Dengan demikian proses baru perencanaanpun dilakukan.13 Proses

perencanaan tersebut digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

13 Repository.radenintan.ac.id/1047/3/BAB_II.pdf, diakses tanggal 6 Maret 2019 pukul 20:35

16
Gambar 2.1 Bagan Proses Perencanaan menurut Richard I Daft

Jenis jenis perencanaan menurut kerangka waktu dijabarkan

Robbins terdiri dari kerangka jangka pendek dan jangka panjang. Rencana

jangka pendek merupakan rencana yang mencakup satu tahu atau kurang. Pada

hakekatnya rencana jangka panjang itu di atas tujuh tahun.14

Pengertian strategis menurut para ahli adalah suatu hal yang

mempunyai dampak atau pengaruh yang menguntungkan terhadap suatu tujuan

tertentu secara jangka panjang (Milkovich:1994).15 Perencanaan Strategis atau

Strategic Planning menentukan kerangka visi suatu organisasi dan cara-cara

yang harus dilakukan oleh organisasi tersebut untuk merealisasikan visinya.

Jangka waktu perencanaan strategis sekitar 3 tahun hingga 5 tahun (Jangka

panjang).16 Beberapa hal terkait dengan perencanaan strategis yaitu :

14 Repository.radenintan.ac.id/1047/3/BAB_II.pdf, diakses tanggal 6 Maret 2019 pukul 20:35 WIB

15 www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-strategis, diakses tanggal 7 Maret 2019, pukul 13:32 WIB

16 https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-perencanaan-planning…, diakses tanggal 7 Maret 2019

17
1. Perencanaan Strategis menentukan tujuan jangka panjang suatu

organisasi/perusahaan serta strategi dan tindakan yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

2. Tujuan Organisasi atau Tujuan Perusahaan yang ditetapkan merupakan

penentuan arah perusahaan secara keseluruhan sehingga perencanaan

strategis ini dilakukan oleh Manajemen Puncak atau Top Management

Perusahaan.

3. Perencanaan Strategis harus memiliki fleksibilitas dan dapat

mengakomodasi perkembangan organisasi di kemudian hari.

4. Perencanaan Strategis ini harus berisi kerangka kerja dan memberikan arah

yang jelas untuk perencanaan di tingkat yang lebih rendah.

Sedangkan pengertian perencanaan strategis (Strategic planning)

menurut para ahli adalah sebagai berikut :17

1. Perencanaan strategis merupakan tulang punggung manajemen

strategis,dimana perencanaan strategis lebih berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan operasional dan lebih condong untuk membahas

masalah-masalah strategi daripada masalah-masalah operasional (Burhan :

1994).

2. Perencanaan strategis merupakan komponen manajemen strategis yang

berguna untuk memperjelas tujuan dan sasaran, memilih berbagai

kebijakan, terutama dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber daya,

pukul 14:34 WIB

17 https://www.kumpulandefinisi.com/2015/08/pengertian-dan-definisi…, diakses tanggal 7 Maret 2019


pukul 13:42 WIB

18
serta menciptakan pedoman dalam menerjemahkan kebijakan organisasi

(Steiss dalam Salusu : 2004).

3. Perencanaan strategis merupakan perencanaan yang dilakukan oleh

pimpinan organisasi dengan fokus pada visi, misi, falsafah, dan strategi

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dalam jangka waktu

menengah antara 3-5 tahun. (Umar : 2003).

4. Perencanaan strategis merupakan upaya untuk melaksanakan tiga langkah

penting yaitu, Pertama, mengidentifikasi kecenderungan, ancaman, dan

peluang, dimana hasilnya mungkin dapat mengubah kecenderungan

historis. Kedua, menyempurnakan performance organisasi yang didorong

oleh adanya kondisi kompetitif. Ketiga, membandingkan tiap unit kerja

dalam organisasi untuk menyusun prioritas pengembangan dengan cara

mengalokasikan sumber daya strategik berdasarkan prospek tiap unit kerja

(Salusu : 2004).

2. Pengertian Pemimpin Pendidikan

Pemimpin (Natural Leader) adalah seseorang yang menggunakan

kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu

menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling

bekerja sama untuk mencapai tujuan. Manager (Management Leader) adalah

Seorang pemimpin dengan melaksanakan tugas berdasarkan prinsip dasar

manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian sehingga mampu menciptakan keadaan orang lain yang

dipimpinnya saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.

19
Seorang pemimpin harus mempunyai kreativitas yang tinggi, untuk

memimpin bawahannya. Berikut ini adalah perilaku pemimpin yang efektif:

memelihara sikap yang baik, menciptakan disiplin kerja, memberikan perintah

yang jelas, tegas , lengkap dan pantas, memberikan teguran untuk perbaikan

tugas, menerima saran dari bawahan, memberikan pujian dan penghargaan

pada bawahan, memperkuat rasa persatuan, mengenalkan anggota baru jika

ada.18

Pemimpin dalam pendidikan adalah seorang pemimpin yang

mengelola organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan, sehingga tujuan

yang akan dicapai merupakan tujuan pendidikan baik secara khusus maupun

umum (nasional).

18 https://www.temukanpengertian.com/2013/07/pengertian-pemimpin.html, diakses tanggal 7


Maret2019 pukul 11.55

20
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Strategic Planning Pemimpin Pendidikan Berbasis Agama

Sebagaimana yang telah dibahas pada Bab II, bahwa agama menjadi

landasan yang penting bagi seorang pemimpin, dalam hal ini yang kita bahas

adalah pemimpin pendidikan. Namun kenyataannya di lapangan masih

banyak terdapat pemimpin yang belum menjadikan agama sebagai pegangan

dalam melaksanakan kepemimpinannya. Berbagai kasus berupa

penyelewengan pelaksanaan kegiatan sering terjadi menjerat para pemimpin

atau kebijakan kebijakan baik internal maupun yang berkaitan dengan

kepentingan publik masih belum berpijak pada alquran sebagai pedoman

dalam kehidupan umat Islam.

Berbagai peraturan pemerintah untuk mengatur tata kehidupan di

masyarakat telah sejak dulu dibuatkan hingga sekarang mengikuti

perkembangan zaman. Peraturan tersebut berupa 4 pilar kehidupan berbangsa

yaitu Undang undang Dasar 1945, Pancasila, Peraturan Perundang undangan

dan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Namun pada umumnya

keempat pilar itu masih banyak dilanggar terutama peraturan perundang

undangan. Di Indonesia sosialisasi tentang peraturan perundang undangan

belum tersistematis dari pusat ke daerah. Sehingga banyak peraturan yang ada

apalagi yang baru belum diketahui masyarakat atau stake holder. Hal ini

21
sangat disayangkan karena tujuan untuk melakukan penertiban tidak akan

mencapai pada sasaran yang diinginkan.

Di lain pihak, semakin banyak juga orang lebih memahami aturan

aturan yang ditetapkan , norma norma agama, norma budaya. Karena

perkembangan pendidikan saat ini memfokuskan pada pembangunan karakter

bangsa yang berahlaq mulia. Semakin banyak pula minat para pelaku,

pemimpin , pelaksana untuk lebih memahami ilmu manajemen yang

didalamnya terdapat hal penting yaitu perencanaan dan perencanaan strategis

(strategic planning).

2. Analisis Strategic Planning Pemimpin Pendidikan Berbasis Filsafat

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement,

yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Perencanaan

merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa

perencanaan, fungsi fungsi lainnya tak dapat berjalan.19 Proses perencanaan

merupakan bagian awal dari sebuah proses manajemen. Oleh karena itu ketika

membahas manajemen maka proses perencanaan dan strategic planning sudah

termasuk didalanya. Sebagai suatu ilmu pengetahuan,. ilmu tentang

manajemen terkait dengan tiga komponen filsafat ilmu, yaitu ontologi,

epistimologi dan aksiologi. Manajemen dipandang sebagai ilmu yang harus

dipahami, proses untuk memperoleh ilmu tersebut serta kebermanfaatan dari

ilmu manajemen.

19 https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, diakses tanggal 7 Maret 2019 pukul 20:38

22
Dalam implementasinya seringkali orang belajar dari pengalamannya.

Orang yang sukses terkadang adalah orang yang kuat yang dapat melalui

kegagalan kegagalan. Pengalaman ini untuk memperbaiki suatu keadaan yang

baru yang lebih baik. Pada sudut pandang ini, aliran filsafat pragmantisme,

Progresivisme dan Rekontruksionisme merupakan landasan filsafat yang

tepat.

3. Analisis Strategic Planning Pemimpin Pendidikan Berbasis Psikologi

Ilmu menajemen dimana didalamnya terdapat proses perencanaan

dan perencanaan strategis, pemimpin dan pendidikan berkaitan erat dengan

psikologi. Dari hasil penelitian kegagalan dalam proses perencanaan

menyumbang sekitar 70% kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi. Dari

fakta ini terlihat bahwa proses perencanaan harus dibuat secara mendalam dan

matang. Seyogianya kita harus dapat memprediksi kendala kendala yang akan

ditemui, kendala kendala tersebut harus dihindari agar saat pelaksanaan dapat

berjalan dengan lancar.

Strategic planning juga melibatkan personal pelaksana tugas dari

perencanaan tersebut. Analisis tugas personal, analisis kinerja personal yang

meliputi kecakapan, pengetahuan, sikap menjadi pertimbangan dalam

menempatkan personal yang akan mengemban tugas. Psikologi adalah ilmu

yang mempelajari perilaku. Dalam hal kepemimpinan, seorang pemimpin

harus memahami ilmu psikologi. Memimpin adalah mengelola sejumlah

sumber daya. Sumber daya tersebut meliputi manusia dan lingkunganya.

Dalam ilmu manajemen, faktor faktor pendukung manajemen adalah man,

23
money, mechine, methode, value. Seorang pemimpin harus memahami

prilaku seseorang, keadaan sekitar (lingkungan) untuk melakukan

pembinaan dan perubahan. Seringkali suatu perubahan yang dilakukan secara

tiba tiba akan gagal diterapkan karena adanya pertentangan dengan bawahan.

Karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda beda dan harus mendapat

perlakuan yang berbeda pula.

4. Analisis Strategic Planning Pemimpin Pendidikan Berbasis Sosial

Perumusan Strategic planning melibatkan berbagai elemen, baik

internal maupun eksternal. Elemen internal menyangkut analisis potensi yang

ada di internal yang terdiri dari analisis kekuatan, kelemahan internal

sedangkan analisis potensi eksternal terdiri analisis peluang dan analisis

ancaman. Seringkali banyak diantara pemimpin yang belum mampu

melakukan analisis ini terutama analisis eksternal. Akibatnya organisasi atau

perusahaan tidak dapat bertahan, karena tidak dapat mampu mencegah,

menahan ancaman yang datang. Atau tidak mampu menangkap peluang yang

datang karena kelemahan dalam berinteraksi sosial dengan pihak pihak yang

berkepentingan.

Pada era sekarang dimana teknologi demikian maju, maka kelemahan

tersebut terbantu asalkan bisa mengikuti perkembangan teknologi. Peluang

bisnis di era teknologi semakin terbuka, jika kita memiliki ide ide dan dapat

membaca kebutuhan manusia di masa yang akan datang. Tidak jarang saat ini

banyak kawula muda yang sukses karena mereka dapat berkomunikasi dengan

media teknologi, memanfaatkan pasar melalui media sosial.

24
B. Interpretasi

1. Interpretasi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Agama


Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan, tentunya membutuhkan

perencanaan. Apalagi dalam hal yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis

dan organisasi. Sangat tidak mungkin jika dalam suatu perusahaan atau

organisasi yang ingin mencapai tujuan tanpa adanya perencanaan terlebih

dahulu. Karena Tujuan tanpa perencanaan hanyalah sebuah harapan saja.

Manusia diperintahkan untuk berbuat sesuai ajaran Alloh supaya mereka

mendapat keselamatan untuk dirinya sendiri, dan jika melakukan kesesatan

maka kesesatan itu untuk dirinya sendiri, karena seseorang tidak dapat

memikul dosa orang lain. Hal ini ditegaskan dalam QS Al Isro ayat 15. Di sini

jelas tersirat bahwa baik pimpinan atau bawahannya diperintahkan untuk

selalu mengerjakan pekerjaan yang diridhoi Alloh, agar mendapat

keselamatan di dunia dan akhirat.

Manusia dalam melaksanakan dan mengelola kehidupan baik dalam

lingkup keluarga, masyarakat, organisasi, perusahaan, pemerintahan

diperintahkan untuk memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari

hari esok, hal ini tercantum dalam QS Al Hasyr ayat 18. Perilaku ini

merupakan kegiatan introspeksi. Menurut Sauri : 2018 menyatakan bahwa

introspeksi/mawas diri mengandung pengertian kesadaran seseorang untuk

berusaha mencari cacat/aib pribadi secara sungguh sungguh. 20 Hal ini

menyiratkan kepada kita bahwa selama kita menjalani kehidupan maka

20 Sofyan Sauri, Pendidikn Karakter Dlam Perspektif Islam (Bandung: Rizki Press, 2018), h. 174

25
lakukan hal hal yang baik yang sesuai dengan ajaran Alloh. Dalam

menyiapkan hari esok yang sukses baik di dunia dan akhirat maka langkah

awal adalah melakukan perencanaan, menentukan target baik itu target jangka

pendek maupun jangka panjang. Strategic planning (perencanaan strategis)

merupakan langkah yang tersistematis, terinci, jelas apa yang akan dicapai,

penyiapan sarana pendukung guna mencapai tujuan dalam kerangka waktu

tertentu. Oleh karena itu melakukan perencanaan dan perencanaan strategis

sejalan dengan agama yang sangat kuat dasarnya yaitu Al Quran..

2. Interpretasi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Filsafat

Pada Bab II, telah dibahas bahwa berkaitan dengan Strategic planning,

ada beberapa aliran filsafat yang mendasari proses tersebut diantaranya :

a. Aliran Essensialisme. Aliran filsafat esensialisme menginginkan agar

manusia kembali kepada kebudayaan lama karena kebudayaan lama telah

banyak melakukan kebaikan untuk manusia. Jika kita kaji bahwa proses

pengaturan/ pengelolaan sumber daya (manajemen) dan kegiatan

perencanaan sudah ada sejak lama. Nilai nilai lama yang baik harus tetap

dipelihara dan digunakan sebagai pegangan. Sebagai contoh, nilai atau

tradisi untuk hidup hemat sudah ditanamkan sejak lama dalam kehidupan.

Nilai ini masih tetap berlaku hingga sekarang. Sebuah perusahaan atau

organisasi selalu memprioritaskan efektifitas dan efisiensi dalam proses

kerjanya. Dalam membuat perencanaan pun sumber daya yang terlibat

harus mempertimbangkan efisiensi untuk mendapatkan hasil yang efektif.

26
b. Aliran Idealisme

Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang

mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang

semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita)

dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara

jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini

memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah ide. Dalam

perspektif perencanaan atau strategic planning, sebuah pemikiran untuk

menemukan ide ide baru sangatlah diperlukan. Pepatah mengatakan “ yang

mahal itu ide” artinya ide itu lahir dari pemikiran yang mendalam, ketepatan

melihat peluang dan ancaman. Oleh karena itu tidak semua orang memliki

kemampuan yang sama untuk menafsirkan situasi yang ada dan membaca

situasi yang akan datang. Dalam proses perencanaan untuk meraih visi ke

depan, diperlukan ide ide baru agar terjadi iklim yang dinamis dan adaptif

terhadap suatu perubahan yang ada di depan mata.

c. Aliran Pragmatisme

Pragmatisme adalah suatu aliran modern yang mengajarkan bahwa

manusia mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan

lingkungannya. Pengalaman-pengalaman pribadi, mistik semua bisa diterima

sebagai kebenaran dan dasar tindakan asal membawa akibat yang praktis

yang bermanfaat. Pada dasarnya manusia yang selalu ingin lebih baik dari

hari ini dia akan belajar dari pengalaman. Pengalaman pengalaman dalam

membuat perencanaan yang membawa kegagalan, tidak akan dilakukan

27
berulang. Jika ditinjau dari aspek kepemimpinan/ pemimpin, pada umumnya

semakin kaya akan pengalaman memimpin maka semakin matang, semakin

stabil, semakin terkendali, semakin kuat terhadap ancaman atau rintangan

yang dihadapi.

d. Aliran rekonstruksionisme

Aliran rekonstruksionisme merupakan kelanjutan cara berpikir

progresif, yang dapat memelopori masyarakat ke arah yang baru. Seorang

pemimpin dapat melakukan inovasi, harus menjadi agen perubahan dan

memberikan pengaruh yang kuat terhadap bawahannya untuk menuju pada

hal hal yang lebih baik, lebih bernilai, lebih bermutu. Hal yang mendasar

adalah perubahan akhlaq baik dirinya maupun bawahannya.

Ada beberapa metoda dari Ibn Miskawaih pada Sauri:2018 untuk

mencapai akhlak yang baik, yaitu :21

a. Kemauan sungguh sungguh dan berlatih terus menerus

b. Menjadikan semua pengetahuan dan pengalaman orang lain sebagai

cermin bagi dirinya

c. Introspeksi/mawas diri, kesadaran seseorang untuk mencari penyebab

cacat/aib pribadi secara sungguh-sungguh.

21 Sofyan Sauri, Pendidikan Karakter Dalam Perspeftif Islam, (Bandung: Rizki Press, 2018), h.174

28
d. Metode oposisi, yaitu dengan mengetahui jenis penyakit dan sebabnya,

dan mengobati/menghapus penyakit tersebut dengan menghadirkan

lawan-lawannya.

3. Interpretasi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Psikologi

Dalam manajemen, tahap terbesar dimana harus menuangkan ide

adalah tahap perencanaan. Dalam mencapai tujuan dan target organisasi maka

diperlukan perencanaan strategis yang SMART (specific, Measurable,

Achivable, Reality, Time ). Maksud dari masing masing komponen dalam

perencanaan adalah sebagai berikut :

a. Specific : artinya perencanaan yang dibuat jelas tujuan dan target yang

ingin diraihnya

b. Measurable : artinya dalam membuat perencanaan ini harus dapat diukur

seberapa persen ketercapaian pada setiap rentang waktu yang jelas

pelaksanaannya

c. Achievable : artinya perencanaan itu dibuat dengan mempertimbangkan

berbagai aspek sumber daya sehingga saat pelaksanaan dapat dicapai

d. Reality : artinya bahwa perencanaan itu harus real (nyata), tidak terlalu

berangan angan sehingga akan sulit untuk dicapai.

e. Time : artinya perencanaan itu harus jelas rentang waktunya. Srategic

planning dibuat dalam kurun waktu 3-5 tahun. Dalam bidang pendidikan,

strategic planning dibuat per empat tahun sekali. Sehingga perencanaan

kegiatan dilakukan secara bertahap/berjenjang dalam kurun waktu yang

29
ditetapkan oleh peraturan pemerintah maupun kebijakan internal

perusahaan/ organisasi.

4. Interpretasi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Sosial

Ilmu sosial ( social science) adalah sekelompok disiplin akademis yang

mempelajari aspek aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan

sosialnya.22 Interaksi sosial dalam kegiatan manajemen organisasi terjadi pada

semua proses manajemen. Fungsi manajemen terdiri dari 4 fungsi yang utama

yaitu planning, organising , Actuiting , controlling atau disingkat POAC.

Interaksi sosial setiap proses tersebut adalah sebagai berikut :23

a. Planning

Pada proses planning interaksi antar manusia dan lingkungannya terjadi pada

saat : penetapan tujuan/visi misi organisasi, pembuatan perencanaan jangka

pendek, pembuatan perencanaan jangka panjang ( strategic planning),

mensosialisasikan rencana tersebut.

b. Organising

Pada proses organising, kegiatan pembagian tugas pekerjaan yang

dinyatakan dengan struktur organisasi,pengaturan uraian tugas dan wewenang.

mengelola/mengendalikan proses, mengevalusi proses.

c. Actuiting

22 https://id.m.wikipedia.org>wiki.ilmu_sosial, diakses pada tanggal 8 Maret 2019 pukul 09.48 WIB

23 https://id.m.wikibooks.org>wiki>Perencanaan, diakses pada tanggal 7 Maret 2019 puklul 10:23 WIB

30
Pada proses organising, mengorganisasi sebuah proses /mengendalikan proses

agar berjalan sesuai dengan prosedur. Menerapkan perbaikan proses atas hasil

evaluasi yang telah ditentukan.

d. Controlling

Proses controlling dilakukan pada tahap awal sampai dengan akhir, untuk

mengetahui penyimpangan atau kesalahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi

mutu produk. Melalui proses ini, kita dapat mengantisipasi, memgoreksi serta

melakukan penyesuian dengan kondisi, situasi dan perkembanagan zaman.

C. Diskusi

1. Diskusi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Agama

Perencanaan yang matang adalah kunci keberhasilan dari suatu

kegiatan. Perencanaan merupakan salah satu alat dalam proses manajemen

yang digunakan mengelola kondisi saat ini untuk dilakukan peningkatan

dalam upaya pencapaian tujuan di masa depan atau di masa yang akan datang.

Perencanaan strategis sangat dibutuhkan dalam proses perencanaan dalam

jangka waktu yang panjang. Dalam membuat perencanaan perlu memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang memadai, selain itu kreatif dalam

melahirkan ide-ide/gagasan baru sehingga dapat memilki keunggulan

kompetitif. Ajaran agama yang menyatakan bahwa kita harus berbuat yang

terbaik untuk menyiapkan hari esok agar kita selamat merupakan motivasi

yang besar yang harus dibangun dalam diri manusia.

31
Dalam perspektif agama, seorang pemimpin akan dimintai

pertanggungjawabannya di hadapan Alloh atas kepemimpinannya. Oleh

karena itu seorang pemimpin harus berpijak pada prinsip bahwa hari ini lebih

baik dari hari kemarin. Prinsip tersebut mengandung arti bahwa sesorang

tidak akan mencapai hasil yang baik tanpa dilakukan perencanaan (planning) .

Oleh karena itu perilaku seorang pemimpin yang telah dibahas di Bab II

menjadi persyartan yang harus dipenuhi dalam upaya menciptakan

keselamatan di dunia dan akhirat.

2. Diskusi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Filsafat

Pada dasarnya semua hal dapat dibahas menggunakan pandangan filsafat.

Begitu juga dengan strategic planning dan pemimpin pendidikan. Yang

terpenting kita memahami maksud dan perbedaan setiap aliran filsafat

terutama dalam pendidikan. dengan mengkaitkan tinjau dari aspek filsafat.

3. Diskusi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Psikologi

Mengingat manajemen, penyusunan strategic planning,

kepemimpinan, pendidikan bersinggungan dengan manusia maka perlu

didukung dengan pengetahuan tentang psikologi. Dalam berinteraksi dengan

sesama, antar bawahan dengan pimpinan, pimpinan dengan bawahan

seringkali terjadi perdebatan, satu sama lain ingin menang sendiri, atau

bahkan sikap yang tidak mengharagi pendapat orang lain, pemimpin yang

diktator, hal ini akan membahayakan organisasi. Karena jika hal tersebut

dibiarkan akan menyebabkan ketidaknyamanan dalam melaksanakan

32
pekerjaan. Dapat dibayangkan jika dalam suatu organisasi tidak terjalin

suasana yang nyaman, tidak saling berkomunikasi satu sama lain maka akan

menghambat dalam proses organisasi bahkan mengancam tercapainya tujuan

organisasi.

4. Diskusi Strategic Planning Pemimpin Pendidikan berbasis Sosial

Strategic planning merupakan bagian dari proses manajemen yang

penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Kemampuan seorang

pemimpin dan tim manajemen dalam merumuskan strategic planning sangat

diperlukan., agar strategic planning dapat terukur, dapat dicapai, nyata sesuai

dengan kondisi di lingkungan. Namun Strategic planning yang bagus pun

tidak akan berarti apa apa bila seluruh elemen pelaksana tidak paham terhadap

strategic planning tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi

sebelum pelaksanaan proses. Kemampuan mengkomunikasikan,

mengkordinasikan/mengorganisasi, memantau merupakan kewajiban dari

seorang pimpinan. Dengan kegiatan tersebut seorang pimpinan dapat

menemukan penyimpangan, mengevaluasi proses, melakukan perbaikan atas

temuan dan mengkomunikasikan kembali hasil temuan serta perbaikan yang

dilakukan. Di sini kecakapan sosial seorang pemimpin akan terlihat, karena

seorang pemimpin yang tidak memiliki kecakapan sosial tidak akan mampu

masuk dan dipahami keinginannya oleh pelaksana di lapangan.

33
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Strategic planning merupakan bagian dari proses perencanaan, dimana


strategic planning merupakan perencanaan dalam jangka waktu panjang yaitu
rentang 3-5 tahun. Seorang pemimpin harus menetapkan visi misi organisasi.
Dan untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan strategic planning agar
sistematis, terarah, berjenjang dan berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya,
penyusunan dan penerapan strategik planning , kepemimpinan pendidikan
dilandasi oleh beragai aspek yaitu agama, filsafat, psikologi dan sosial.

2. Kesimpulan Khusus

B. Implikasi dan Rekomendasi

1. Implikasi

Pembahasan tentang Strategik planning pemimpin pendidikan setelah


dikaji dari keempat aspek yaitu agama, filsafat, psikologi dan sosial maka
implikasi nya adalah sebagai berikut :

a. Strategic planning pemimpin pendidikan berbasis agama

Sebagai umat Islam maka untuk mempersiapkan hari esok yang sesuai
dengan ajaran agama adalah melakukan perencanaan yang baik, melakukan
kebaikan dalam bertindak karena semua yang dilakukan akan diminta
pertanggungjawaban di hadapan Alloh SWT.

b. Strategic planning pemimpin pendidikan berbasis filsafat

34
Memahami filsafat dan aliran aliran filsafat sangat bermanfaat sebagai
dasar kekuatan filosofi suatu kegiatan dalam hal ini strategic planning dan
kepemimpinan pendidikan. Hal ini berimplikasi kepada proses manajemen
dimana seorang pemimpin harus melakukan strategic planning untuk
melaksanakan tujuan organisasi secara bertahap dan berjenjang. Bertahap dari
segi waktu pelaksanaan, berjenjang dari segi pencapaian.

c. Strategic planning pemimpin pendidikan berbasis psikologi


Strategic planning merupakan sebuah proses, dan sebagai tempat dimana
penerapan sistem nilai direncanakan. Ini tidak hanya sekedar dokumen dan
tujuan tertulis saja, tetapi mengenai bagaimana orang-orang dapat bekerja sama
untuk mencari pemahaman yang lebih besar mengenai diri mereka dan
organisasinya. Dalam bekerja sama, mereka dapat menemukan nilai penting
dari maksud dan tujuan dari sebuah keputusan, mereka dapat belajar
bagaimana memperbaiki pekerjaannya, dapat membangun hubungan kepada
konsumen dengan pandangan secara menyeluruh mengenai apa yang
dibutuhkan dan diharapkan, dan secara sistematis mereka dapat merencanakan
pengembangan yang mengarah pada perubahan terus menerus yang menuntut
komitmen semua pihak.

d. Strategic planning pemimpin pendidikan berbasis sosial


Dalam memulai dan mengiplementasikan strategic planning dimulai
dengan menciptakan rasa keterdesakan untuk membangun keinginan untuk
berubah. Selanjutnya koalisi pengarah perubahan perlu dibentuk untuk
menjadi pendorong dan katalis perubahan. Visi dan strategi perubahan dalam
implementasi strategic planning perlu dikembangkan dan dikomunikasikan ke
semua lini organisasi. Karyawan (pendidikan dan non kependidikan perlu
diberdayakan agar setiap orang merasa kontribusi mereka terhadap
implementasi stategic planning dn mengambil bagian dalam melakukan
perubahan. Perayaan kemenangan jangka pendek perlu dilakukan untuk
memotivasi para agen perubahan dan juga target perubahan. Selanjutnya
dalam perubahan juga merupakan sistem closed-loop yang memerlukan

35
evaluasi di langkah terakhir sebagai masukan untuk perbaikan pengelolaan
perubahan di masa depan.

2. Rekomendasi

Dari pembahasan makalah ini, dapat diketahui bahwa strategic planning


pemimpin pendidikan harus dipahami esensinya. Tinjauan aspek agama,
filsafat, psikologi, sosial memperlihatkan bahwa kedudukan strategic sesuai
dengan perintah agama, dasar falsafahnya kuat, aspek psikologi dan sosial pun
tidak boleh diabaikan karena proses perencanaan dan kepemimpinan
merupakan proses interaksi antar manusia dan lingkungannya. Untuk itu
penulis sangat merekomendasikan agar dalam membuat perencanaan jangka
pendek juga membuat perencanaan jangka panjang yaitu pada rentang waktu
3-5 tahun.

36
DAFTAR PUSTAKA

Asmaraeni, Dinda. 2006. Analisis Pengaruh Perencanaan Strategis Terhadap


Kinerja Perusahaan Dalam Upaya menciptakann Keunggulan Bersaing.
Program Pasca Sarjana . Universitas Diponogoro. Semarang.
Eprints.undip.ac.id/15482/I/Dinda_Estika_Asmarani. Diakse tanggal 3 Maret
2019

Indonesia Strategy and Performance Management Survey Report, White Paper,


GML Performance Consulting, 2011

Quong, Terry. Values Based Strategic Planning: a Dynamic Approach for Schools.
Prentice Hall, Simon and Schuster Pte Ltd, 1998

Sauri, Sofyan. 2018. Pendidikan Karakter Dalam Persfektif Islam.Bandung: Rizki


Press

Ulrich, Dave. Even Elephant Can Dance. PT Gramedia Pustaka Utama, 2011

Yusuf , 2019, https://jurnalmanajemen.com/perencanaan-strategis diakses tanggal


27 Februari 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis. diakses pada tanggal 27


Februari 2019 pukul 21:39 WIB

https://jagokata.com/arti-kata-perencanaan.html diakses pada tanggal 27 Februari


2019 pukul 22:41 WIB

https://afiburhanudin.wordpress.com/2013/05/21/epitimologi, ontologi, aksiologi,


pengetahuan filsafat, diakses pada tanggal 5 Maret 2019 pukul 23:18 WIB

https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad, diakses tanggal 5 Maret 2019


pukul 22:14 WIB

https://www.kompasiana.com/…/landasan-filsafat-dalam-pendidikan, diakses
tanggal 7 Maret 2019 pukul 14:22

37
https://afidburhanudin.wordpress.com/2012/11/22-pendidikan…filsafat
perenialisme dalam pembelajaran, diakses pada tanggal 7 Maret 2019, diakses
pada tanggal 7 Maret pukul 12:02 WIB

https://dennymmazhari.wordpress.com/2012/10/31/rencana-strategis, diakses pada


tanggal 5 Maret 2019 pikul 22:05 WIB

repository.radenintan.ac.id/1047/3/BAB_II.pdf, diakses pada tanggal 6 Maret


2019 pukul 20:35 WIB

www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-startegis, diakses pada tanggal 7


aret 2019, pukul 13:32 WIB

https://temukanpengertian.com/2013/07/pengertian-pemimpin.html, diakses pada


tanggal 7 Maret 2019 pukul 11.55 WIB

https://www.padamu.net/aliran-filsafat-pendidikan, diakses pada tanggal 6


Maret 2019 pukul 21:30 WIB

https://ilmumanajemenindustri.com/2015/08/pengertian-perencanaan-planning,
diakses pada tanggal 7 Maret 2019 pukul 14:43 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/gagasan, diakses pada tanggal 6 Maret 2019 pukul


21:47 WIB

https://www.academia.edu/5488117/Perencanaan_dalam_perspektif_Islam
diakses tanggal 3 Maret 2019 pukul 11:21 WIB

https://makalahtentang.wordpress.com/2011/04/16/Pengertian_kepemimpinan_me
nurut Islam diakses tanggal 3 Maret 2019 pukul 10:05 WIB

https://www.kompasiana.com/…/setiap-manusia-merupakan_pemimpin diakses
tanggal 3 Maret 2019 pukul 13:29 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/manajemen, diakses pada tanggal 8 Maret 2019


pukul 23:11 WIB

38

Anda mungkin juga menyukai