Anda di halaman 1dari 11

Luka pada Kulit Jari Akibat Irisan Pisau

Jovei Kurniadi (102013160)


Darryl Anthony (102018005)
Hendra Resky Septhian (102018070)
Zefanya Merriani (102012308)
Rosalinda Yuniasih (102015172)
Catherine Yudi Martono (102018032)
Gabriel Meistika (102018073)
Ni Luh Airin Gita Devinda (102018116)

Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)


Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta 11510

Abstrak
Tubuh manusia pada bagian luar dilapisi oleh kulit. Kulit pada manusia terdiri atas
beberapa lapisan, diantaranya adalah lapisan epidermis, dermis, dan hypodermis. Pada lapisan
kulit ini terdapat berbagai macam sel yang mempunyai tugasnya masing-masing.
Tubuh kita juga dapat bergerak. Tubuh kita dapat bergerak karena adanya kerjasama
antara otot, tulang, sendi, ligament, dan lain sebagainya. Otot dalam tubuh kita berdasarkan
strukur dan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu otot polos, otot jantung, dan otot rangka.
Otot – otot ini akan mengalami kontraksi jika ingin melakukan sebuah gerakan
Kata kunci : kulit, otot, kontraksi, relaksasi

Abstract
The superficial part of human body is coated by skin. Skin in human body consist of
several layers. The layers are epidermis, dermis and hypodermis. In these layers there are many
cells that have their own duty.
Our body can also move. The body can move because there is a collaboration between
muscles, bones, articulation, ligament, etc. Muscles in our body based on the structure can be
divided into three types. There are smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. These
muscles will do some contraction to make a move happen.
Keywords : skin, muscle, contraction, relaxation
Pendahuluan
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ dalam manusia dan
hubungannya antara satu sama lain. Anatomi dibagi menjadi dua bidang, yaitu anatomi makro
yang dapat dilihat menggunakan mata telanjang dan juga anatomi mikro yang dilihat dengan
bantuan mikroskop. Cabang anatomi mikro dinamakan dengan histologi.
Tubuh manusia sendiri dilapisi oleh organ kulit. Organ kulit manusia terdiri dari berbagai
macam lapisan yang memiliki struktur dan sel-selnya masing-masing. Kulit manusia ini memiliki
fungsi untuk mempertahankan tubuh manusia dari gesekan luar.
Tubuh manusia juga dapat bergerak. Bergeraknya tubuh manusia dapat disebabkan oleh
adanya kontraksi dan relaksasi otot. Adanya kontraksi yang dilakukan oleh otot manusia dapat
menyebabkan tulang bergerak sehingga menyebabkan gerakan pada manusia.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas dan mengetahui hubungan antara
kontraksi dan relaksasi otot hingga terbentuknya pergerakan dan mengetahui lapisan kulit mana
yang terluka sehingga dapat menyebabkan pendarahan.

Kulit
Kulit merupakan lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh. Kulit mempunyai
luas 1,5 – 2 m2, sehingga kulit merupakan organ terluas dari seluruh organ yang ada pada tubuh
kita. Kulit memiliki ketebalan yang bervariasi. Ketebalan dari kulit dipengaruhi dari ketebalan
lapisan epidermisnya.1 Kulit memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya sebagai perlindungan
mekanik, termis, sawar terhadap bahan kimia, pertahanan tubuh, sebagai indera tekan, rasa getar,
nyeri, temperature, penyimpan energy, isolasi suhu.2

Lapisan Kulit2,3
Kulit kita terdiri dari dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Di
bawah lapisan dermis terdapat sebuah lapisan yang disebut lapisan hypodermis atau subkutan.
Lapisan ini berisi jaringan lemak.
Gambar 7. Lapisan pada kulit3
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4344/3873

a. Lapisan Epidermis
Epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas sel epitel berlapis
gepeng dan lapisan tanduk. Epitel berlapis gepeng pada kulit ini tersusun atas banyak
lapis sel yang disebut sebagai keratinosit. Lapisan epidermis ini terdiri dari lima macam
lapisan yaitu, dari dalam keluar stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum,
stratum lusidum, dan stratum korneum.
1. Stratum Basal
Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas satu lapis sel yang tersusun berderet-
deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di bawahnya. Sel- selnya
kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan sitoplasmanya
basofilik. Sel-sel pada lapisan ini bergerak menuju ke arah permukaan untuk
memasok sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat
dengan adanya luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
2. Stratum Spinosum
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar berbentuk poligonal
dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Pada lapisan ini terletak desmosom
yang melekatkan antara sel satu dengan yang lainnya. Semakin ke atas sel terlihat
semakin gepeng.
3. Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang mengandung banyak granula
basofilik yang disebut granula keratohialin. Granula keratohialin memiliki protein
yang menyatukan filament-filamen. Pada lapisan ini juga terdapat coating granules
membrane yang diekskresikan oleh matriks ekstraseluler sehingga membuat tahan air.
4. Stratum lusidum
Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang tembus cahaya, dan agak
eosinofilik. Lapisan ini hanya terdapat pada jenis kulit yang tebal.
5. Stratum Korneum
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan sel-sel mati, pipih dan tidak berinti.
Sitoplasmanya juga digantikan oleh keratin. Sel-sel yang berada pada permukaan ini
sisik-sisik zat tanduk yang terdehidrasi lalu terkelupas (stratum disjunctivum).

b. Lapisan Dermis
Lapisan dermis merupakan lapisan yang terdapat di bawah epidermis. Lapisan ini
merupakan lapisan jaringan ikat dengan plexus kapiler permukaan yang terletak pada
batas antara epidermis dan dermis. Lapisan ini juga terdiri dari plexus kapiler profunda
yang terletak antara lapisan dermis dengan subkutan. Plexus pembuluh darah ini bukan
hanya berfungsi untuk mengatur peredaran darah tapi juga sebagai termoregulator.
Dermis memiliki dua buah lapisan, yaitu :
1. Stratum Papilare
Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis yang
2
jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm . Sebagian besar papila mengandung
pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila
lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner.
2. Stratum Retikulare
Lapisan ini tebal dan dalam. Berkas kolagen kasar dan sejumlah kecil serat kolagen
membuat jaringan padat kolagen yang irregular. Pada bagian lebih dalam, jalinan
terbuka dan rongga rongga di dalamnya tersusun atas jaringan lemak, kelenjar
keringat dan sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos juga terdapat pada tempat-
tempat tertentu, seperti pada folikel rambut, skrotum, preputium, dan putting
payudara. Pada kulit wajah dan leher, serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada
dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi wajah. Lapisan retikular menyatu
dengan hipodermis/fasia superfisialis di bawahnya yaitu jaringan ikat longgar yang
banyak mengandung sel lemak.

c. Lapisan Hipodermis (Subkutan)


berupa jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar
terhadap permukaan kulit, dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari
dermis. Sel-sel lemak lebih banyak daripada dalam dermis. Lapisan lemak ini disebut
pannikulus adiposus.

Sel-Sel pada Kulit


a. Sel pada lapisan epidermis
1. Keratinosit
Merupakan sel yang paling banyak (85% - 95%) dan berasal dari ektoderm
permukaan. Merupakan sel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap
air pelindung tubuh.
2. Melanosit
Meliputi 7% - 10% dari sel sel yang terdapat pada epidermis. Sel ini terletak pada
lapisan epidermis di bagian stratum basale. Pada melanosit terdapat melanosome
yang berfungsi untuk membentuk pigmen melanin. Melanosom mengubah asam
amino tirosin menjadi pigmen melanin.
3. Sel Langerhans
Sel Langerhans merupakan sel dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan
terutama di antara keratinosit dalam stratum spinosum. Sel ini berperan dalam respon
imun kulit, merupakan sel pembawa-antigen yang merangsang reaksi hipersensitivitas
tipe lambat pada kulit.
4. Sel Merkel
Sel yang jumlahnya paling sedikit. Sel ini berada pada lapisan basal kulit tebal,
folikel rambut dan pada membrane mukosa mulut. Kemungkinan badan Merkel ini
merupakan mekano- reseptor atau reseptor rasa sentuh.

b. Sel pada lapisan dermis


Sel-sel dermis merupakan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit
makrofag dan sel mast. Pada lapisan ini juga terdapat beberapa reseptor khusu seperti :
1. Sel merkel untuk sensasi tekanan
2. Badan kecil Meissner untuk sentuhan rabaan
3. Badan kecil ruffini untuk sensasi regangan
4. Badan kecil vatter paccini untuk sensasi getaran\
5. Ujung syaraf bebas unutk merasakan nyeri, mekanis dan termis.

Otot 4

Gambar 8. Otot pada telapak tangan


https://snw20.blogspot.com/2018/02/anatomi-otot-pada-ekstremitas-superior.html

Anatomi (Makroskopis)
Ekstremitas superior atau bagian atas tubuh seseorang terbagi menjadi 4 bagian penting yaitu
otot axioappendicular anterior, otot axioappendicular posterior, otot scapulohumeral, dan otot
lengan atas, lengan bawah, dan tangan.
Pada bagian tangan manusia, tentu terdapat banyak otot yang mengaturnya, terutama adalah
otot-otot lurik yang dapat dikendalikan oleh manusia. Otot-otot pada tangan, dapat terlihat secara
makroskopis atau dengan kata lain dapat terlihat secara mata telanjang tanpa menggunakan
bantuan mikroskop. Berdasarkan lokasinya, 11 otot tangan dapat dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu otot thenar (radius), otot metacarpal, dan otot hypotenar (ulna). Otot metacarpal terutama
terletak pada bagian dalam telapak tangan atau antara jari-jari. Sedangkan otot thenar dan
hypothenar berjalan sebagian besar eticul palmar (telapak tangan) dari kerangka tangan, oleh
sebab itu otot-otot ini mengangkat thenar atau hypothenar.
Otot thenar terbagi menjadi M. abductor pollicis brevis, M. flexor pollicis brevis, M.
opponens pollicis, dan M. adductor pollicis. Otot-otot thenar berfungsi untuk mengadakan
oposisi pollex (digitus primus). Gerak majemuk ini dimulai dengan ekstensi, lalu dilanjutkan
dengan abduksi, fleksi, endorotasi, dan biasanya adduksi.

Otot thenar

Otot Pesyarafan Origo Insersio Fungsi


Tulang sesamoid
radialis dari sendi
M. abductor Adduksi,
Eminentia carpi metacarpophalangea
pollicis brevis N. medianus oposisi, fleksi
radialis
l ibu jari, phalanx
proksimal ibu jari
Tulang sesamoid
radialis dari sendi
M. fleksor N. medianus Ossa capitatum Adduksi,
metacarpophalangea
pollicis brevis N. ulnaris et trapezium oposisi, fleksi
l ibu jari, phalanx
proksimal ibu jari
M. opponens Ementiia carpi
N. medianus Os metacarpi I oposisi
pollicis radialus
M. adductor N. ulnaris Os hamatum, Tulang sesamoid Adduksi,
pollicis ossa metacarpi ulnaris dan sendi oposisi, fleksi
metacarpophalangea
II-IV l ibu jari, phalanx
promsimal ibu jari
Otot hypothenar

Otot Pesyarafan Origo Insersio Fungsi


Menegangkan
M. palmaris
Aponeurosis Kulit hypothenar kulit pada daeray
brevis N. ulnaris
palmaris
hypothenar
M. abductor digiti
N. ulnaris Os pisiforme Phalanx dasar Abduksi, oposisi
minimi
Retinaculum
musculorum
M. fleksor digiti Phalanx dasar jari
N. ulnaris flexorum, Fleksi, oposisi
minimi brevis kelima
hamulus ossis
hamati
Retinaculum
muscuorum
M. opponens
N. ulnaris flexorum, Os metacarpi V Oposisi
digiti minimi
hamulus ossis
hamati
Otot metacarpal

Otot Pesyarafan Origo Insersio Fungsi

Dari radial keluar


Mm. lumbricales Tendon II-IV dari
N. medianus
M. fleksor menuju aponeurosis Fleksi, ekstensi
I-IV digitorum
N. ulnaris
profndus dorsalis dan jari II-V
Sisi ulnar dari
Phalanx dasar dan
Os metacarpi II,
Mm. interossei aponeurosis dorsalis Fleksi, adduksi,
N. ulnaris sisi radual dari
palmares I-III dari jari ke II, IV, ekstensi
Ossa metacarpi
dan V
IV dan V
Mm. interossei N. ulnaris Sisi yang saling Phalanx dasar dan Fleksi, abduksi,
berhadapan dari
aponeurosis dorsalis
dorsales I-IV Ossa metacarpi ekstensi
dari jari II-IV
I-V

Anatomi (mikroskopis)

Gambar 9. Otot Polos, Otot Lurik, Otot Jantung


https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/JARINGAN-OTOT.pdf

Jaringan otot menyusun 40% - 50% dari berat badan total. Secara umum otot memiliki fungsi
jaringan otot adalah untuk pergerakan, satbilisasi posisi tubuh, mengatur volume organ dan
thermogenesis. Berdasarkan ciri-ciri histologi dan sifatnya, otot dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Otot polos
Otot polos jika dilihat di bawah mikroskop berbentuk fusiformis berupa gambaran lancip
di ujungnya dan memiliki satu inti di tengah sel. Otot polos bekerja secara involuntary
atau secara tidak sadar. Otot polos lambat menerima rangsang namun tidak mudah
mengalami kelahan.
2. Otot rangka (otot lurik)
Otot lurik apabila dilihat di bawah mikroskop mmeiliki ciri-ciri yang tersusun atas serat-
serat membentuk bagian gelap dan terang. Inti sel otot lurik ada banyak dan terdapat
dipinggir sarkolemanya. Otot rangka bekerja secara voluntary atau secara sadar. Otot
rangka juga dapat menerima rangsang dengan cepat namun cepat mengalami kelelahan.
3. Otot jantung
Otot jantung terletak pada bagian jantung. Otot ini memiliki ciri-ciri yaitu bercabang-
cabang kemudian cabang tersebut akan menyatu kembali yang disebut sebagai sinsitium.
Otot jantung bekerja secara tidak sadar (involuntary). Otot jantung lambat menerima
rangsang tapi tidak mudah mengalami kelelahan.

Kontraksi Relaksasi Otot 5

Untuk melakukan pergerakan dibutuhkan adanya kontraksi otot. Proses kontraksi otot
diawali dengan adanya potensial aksi yang tiba di tombol terminal taut neuromuscular
merangsang pelepasan asetilkolin, yang berdifusi menembus celah dan memicu potensial aksi di
serat otot. Potenisal aksi berpindah menembus membrane permukaan dan ke dalam bagian dalam
serat otot melalui tubulus T. Satu potensial aksi di tubulus T memicu pelepasan Ca 2+ dari
reticulum sarkoplasma ke dalam sitosol. Kemudian Ca 2+ ke troponin menyebabkan tropomyosin
berubah bentuk. Secara fisik memindahkannya menjauh dari posisi yang menghambatnya. Proses
ini membuka tempat ikatan pada aktin untuk jembatan silang myosin. Kemudian jembatan silang
miosin melekat pada aktin di tempat ikatan yang terpajan. Pengikatan silang ini mneyebabkan
jembatan silang menekuk menarik filament tipis pada filament tebal ke arah pusat sarkomer.
Kayuhan kuat ini ditenagai oleh energi yang disediakan oleh ATP. Setelah kayuhan kuat,
jembatan silang terlepas dari aktin. Jika Ca 2+ masih ada siklus kembali ke tahap dimana jembatan
silang miosin melekat pada aktin di tempat yang terpeajan.
Ketika potensial aksi berhenti, Ca2+ diambil oleh reticulum sarkoplasma. Dengan tidak
adanya Ca2+ pada troponin, tropomyosin bergerak kembali ke posisi awalnya, menghambat
tempat ikatan jembatan silang miosin pada aktin. Kontraksi berhenti dan filament tipis secara
pasif bergeser kembali ke posisi reaksi awalnya. Sehingga terjadilah relaksasi.

Pembahasan Skenario
Pada seknario diberitahukan bahwa seorang wanita yang jarinya terpotong dan
mengeluarkan darah ketika sedang mengupas bawang.
Kegiatan mengupas bawang dapat terjadi karena adanya kontraksi otot. Kontraksi otot
dapat terjadi karena adanya potensial aksi yang merangsang pelepasan asetilkolin. Adanya
asetilkolin merangsang kalsium untuk masuk ke dalam sel-sel otot. Ketika kalsium masuk ke
dalam sel-sel otot, kalsium berikatan dengan troponin c. Hal ini membuat struktur dari
tropomyosin berubah dan membuka jalur untuk tempat pengikatan antara aktin dan miosin.
Setelah itu aktin dan miosin berikatan dan menyebabkan jembatan silang aktinmiosin menekuk.
Sehingga serat otot memendek dan terjadilah kontraksi. Kontraksi ini terjadi pada otot di bagian
ekstremitas atas atau disebut juga sebagai tangan. Otot yang berkontraksi terjadinya pergerakan
mengupas bawang.
Ketika sedang mengupas bawang, jari telunjuk wanita tersebut terpotong dan
mengeluarkan darah. Kulit pada jari telunjuk tersusun atas dua bagian utama yaitu epidermis dan
dermis. Di bagian bawah dermis terdapat lapisan kulit berupa hypodermis (subkutan). Pada
bagian dermis tersusun atas pembuluh-pembuluh kapiler yang berfungsi untuk menyalurkan
nutrisi ke lapisan kulit lainnya. Sehingga apabila terjadi pendarahan maka pisau yang digunakan
sudah mencapai lapisan dermis dan memotong bagian kapiler yang ada di kulit bagian dermis.
Darah keluar dari kulit dan menyebabkan pendarahan.

Kesimpulan
Kontraksi yang dilakukan oleh otot-otot dapat menggerakan tulang-tulang yang ada pada
bagian esktremitas atas sehingga terjadilah gerakan mengupas bawang.
Pendarahan yang terjadi diakibatkan pisau yang digunakan telah sampai pada lapisan
kulit di bagian dermis yang mengandung kapiler (pembuluh darah). Sehingga apabila kapiler
pada lapisan dermis ini terpotong akan menyebabkan darah keluar dan terjadilah pendarahan.

Daftar Pustaka

1. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2009


2. Paulsen WB. Buku ajar anatomi sobotta. Singapore: Elsevier; 2015
3. Kalangi SJR. Histofisiologi kulit. Jurnal Biomedik [internet]. 2013 Nov [cited 2019
March 23]; 5(3): 12-6. Available from :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4344/3873
4. Wangko S. Jaringan otot rangka sistem membran dan struktur halus unit kontraktil. Jurnal
Biomedik [internet]. 2014 Nov [cited 2019 March 23]; 6(3): 27-9. Available from :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/6330/5850
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2019

Anda mungkin juga menyukai