Anda di halaman 1dari 14

Hambatan Hantaran Impuls Saraf Akibat Terjatuh

Wilson Dharma Virya (102018008)


Stepanus Adrea (102018062)
Lie Irvinto (102018102)
Esterlina Ratuanak (102016285)
Shania Audrianisa (102018023)
Valerio Christopher Homalessy (102018059)
Deadora Winata (102018079)
Ni Luh Airin Gita Devinda (102018116)
Nadia Adiasa (102018139)

Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)


Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta 11510

Abstrak
Persarafan pada ekstremitas bawah berasal dari Saraf spinal dari tulang belakang, saraf
spinal sendiri memiliki tiga puluh satu (31) pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks
dorsal (posterior) dan ventral (anterior), dan yang berperan pada ekstremitas inferior adalah
pleksus lumbosakralis. Pada saraf sendiri ada yang namanya neurotransmiter dimana fungsinya itu
sebagai kurir untuk meyalurkan impuls. Adapun vitamin neurotropik berfungsi menjaga dan
menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberikan
asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik.
Kata Kunci : pleksus lumbosakralis,vitamin neurotropik,neurotransmiter.

Abstract
The innervation of the lower limb is derived from the spinal cord of the spine, the spinal nerve
itself having thirty-one (31) pairs of spinal nerves beginning from the cord through the dorsal
(posterior) and ventral (anterior) dorsals, and placing on the inferior extremity is the lumbosacral
plexus. On the nerve itself there is a neurotransmitter where it functions as a courier to channel
the impulse. The neurotrophic vitamins function to maintain and normalize nerve function by
improving the metabolic disorders of nerve cells, and provide the required intake so that the nerve
can work properly.
Keywords: lumbosacral plexus, neurotrophic vitamins, neurotransmitters.

Pendahuluan

Trauma pada tulang belakang adalah cidera mengenai servikalis, vertebralis dan lumbalis,
akibat dari suatu trauma yang mengenai tulang belakang, seringkali terjadi pada kecelakaan lalu
lintas. Semua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma yang hebat, sehingga sejak
awal pertolongan dan transportasi ke rumah sakit penderita harus diperlakukan secara hati-hati.
Trauma pada tulang belakang dapat mengenai jaringan lunak pada tulang belakang yaitu ligamen,
dan diskus tulang belakang sendiri dan sumsum tulang belakang. Tujuan penulisan ini untuk
memberitahu bahwa tulang belakang itu sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari dimana
ketika kita tidak menjaganya maka sangat berdampak besar dalam melaksanakan kegiatan kita
sehari-hari, karena pada tulang belakang terdapat saraf-saraf yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup kita. Harapan saya untuk tulisan ini untu memberitahu pentingnya menjaga
kesehatan tulang belakang dalam kehidupan kita dikarenakan bahwa sebagian besar kita dapat
menjalani hidup ini dengan normal adalah karena tulang belakang kita masih kuat dan sehat.

Histologi Saraf Umum1


Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel saraf (neuron) dan sel penyokong saraf
(neuroglia atau sel glia). Sel saraf (neuron) secara histologi tersusun atas badan sel dan julurannya
(processus) yang tersusun atas beberapa dendrit dan satu akson.

Gambar 1. Struktur sel saraf manusia


https://en.wikipedia.org/wiki/Neuron

Sel neuron terdiri dari


1. Perikarion/badan sel/soma
dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti terdapat DNA yang
merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel
dan badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer. Ada
yang berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya. Di dalam sitoplasma sel terdapat
badan golgi, mitokondria, badan nissl, ribosom dan lain sebagainya.
2. Juluran sel
Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya yang terdiri
atas dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua neuron.

a. Dendrit
Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit. Ciri-ciri dendrit antara lain
adalah :
 Bagian pangkalnya tebal dan semakin ke distal semakin tipis
 Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder, tersier dan
sebagainya
 Dipermukaanya terdapat semacam duri atau spinale yang berfungsi sebagai
tempat kontak sinaps
 Dendrit tidak memiliki kompleks golgi
Dendrit berfungsi untuk menerima rangsang dari saraf lain melalui sinaps
aksodendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemampuan
neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah banyak.
Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada
membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron.
b. Akson
Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok masuk
ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Fungsi akson adalah
meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot atau sel
kelenjar. Akson memiliki ciri-ciri histologi berupa :
 Lebih panjang dari dendrit
 Aksoplasma tidak mengandung badan nissl
 Sebagian besar bermielin
 Ujung cabang seperti ranting disebut telodendria
Sel glia atau neuroglia berfungsi untuk menyokong sel saraf atau neuron. Beberapa macam
sel glia diantaranya adalah mikroglia, oligodendroglia, astrosit fibrosa, astrosit protoplasmatis, sel
ependim, sel schwaan, sel satelit dan lain sebagainya.

Histologi Sistem Saraf Tepi1


Saraf tepi disusun oleh berkas-berkas serat saraf, yang dipersatukan oleh jaringan ikat dan
mencakup baik saraf-saraf spinal yang berhubungan dengan medula spinalis maupun saraf-saraf
kranial yang berhubungan dengan otak. Kebanyakan saraf tepi nampak bewarna putih karena
mengandung lapisan mielin. Selain mempunyai selubung mielin dan selubung Schwann, saraf tepi
dibungkus oleh jaringan ikat yang kuat. Jaringan ikat yang membungkus saraf tepi adalah:
1. Epineurium
tersusun dari fibroblas dan serat kolagen yang tersusun secara longitudinal. Selain itu juga
mengandung sedikit serat elastin. Epineurium mengandung pembuluh-pembuluh darah
utama untuk saraf. Epinerium melapisi berkas saraf.
2. Perinerium
merupakan sawar terhadap keluar masuknya materi atau zat-zat pada fasikulus saraf.
Perinerium berfungsi untuk membungkus fasikulus.
3. Endonerium
merupakan jaringan ikat halus yang menyelubungi satu serat saraf (akson). Lapisan ini
dibentuk oleh sel fibroblas yang gepeng , serat kolagen dan serat retikulin halus.
Endoneurium berhubungan erat dengan neurilema.
Gambar 2. Saraf tepi potongan melintang
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300162/pendidikan/Jaringan_Saraf.pdf

Gambar 3. Saraf tepi potongan memanjang


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300162/pendidikan/Jaringan_Saraf.pdf

Persyarafan Ekstremitas Inferior

Saraf memiliki sistem saraf yang dapat terbagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf tepi atau disebut sebagai sistem saraf perifer merupakan sistem saraf yang berada
di luar otak dan medulla spinalis. Saraf perifer terbagi menjadi dua jenis yaitu nervi cranialis dan
nervi spinalis. Nervus spinalis merupakan saraf saraf yang keluar dari foramen invertebrale yang
terhubung dengan medulla spinalis. Nervus spinalis berjumlah 31 pasang yang tersusun secara
segmental. Tiap saraf beruhubungan dengan medulla spinalis melewati radiks dorsalis dan radiks
ventralis. Nervus spinalis akan bercabang menjadi ramus dorsalis yang mempersarafi tubuh bagian
dorsal dan otot-otot punggung serta ramus ventralis yang akan mempersarafi bagian tubuh ventral,
anggota badan dan perineum.2
Nervi spinales kemudian akan membentuk plexus nervi spinales. Plexus nervi spinales
merupakan anyaman dari nervi spinales yang mengandung serabut motorik dan sensorik. Salah
satu bagian dari plexus nervi spinalis adalah plexus lumbosacralis.2
Ekstremitas inferior dipersarafi oleh plexus lumbosacralis. Plexus ini terdiri dari Rr.
Anterioris dari nervus spinalis yang berasal dari lumbal, sacral dan coccygeal dan bersatu
membentuk plexus lumbalis dan plexus sacralis.3
Gambar 4. Plexus Lumbosacralis
http://www.corpshumain.ca/en/Moelle_epi_en.php

Plexus lumbalis merupakan plexus yang terdiri dari bagian lumbal pertama (L1) sampai
lumbal ke-empat (L4).3
Plexus lumbalis terdiri atas nervus :
1. N. illioinguinalis (L1)
Nervus ini berpusat pada medulla spinalis L 1, berada di sebelah ventral dari
m.quadratus lumborum, berjalan sejajar dengan n. iliohypogasticus, saraf ini
mempercabangkan serabut motoris untuk m. obliquus internus abdominis dan
m.transversus abdominis. Dimana n.ilioinguinalis kadang-kadang bersatu dengan
n.iliohypogastricus.
2. N. genitofemoralis (L1-L2)
Nervus ini berpusat pada medulla spinalis L1 sampai dengan L2, berjalan ke caudal,
menembusi m.psoas major setinggi vertebra lumbalis 3 atau 4. Nervus ini muncul
dari permukaan anterior m. psoas, berjalan oblique kebawah permukaan paha.
Dimana otot ini bercabang menjadi n. spermaticus internus yang menuju m.
cremaster dan kulit scrotum atau labia serta n. lumboinguinalis yang menuju kulit
bagian pertengahan atas paha.
3. N. Cutaneus femoris lateralis (L2)
Berasal dari medulla spinalis L2 sampai denganL3, mempersarafi regio femoris di
bagian lateroposterior, yaitu mulai dari trochanter major. Nervus ini berjalan
oblique menyeberangi m. iliacus dan dibawah ligamentum pouparti bercabang
menjadi beberapa rami yang menuju kulit sisi anterolateral paha.
4. N. femoralis (L2-L4)
Nervus ini merupakan cabang terbesar pada pleksus lumbal, yang terbentuk dari
oleh nervus spinalis L2 sampai denganL4.di sebelah lateral arteria femoralis yaitu
melalui lacuna musculorum, dan memberi cabang-cabang motoris untuk m.iliacus,
m.pectineus dan m.sartorius. Cabang yang lain adalah rami cutaneus femoris
anteriores yang mempersarafi kulit di bagian ventral regio femoris sampai setinggi
patella.
Cabang yang ketiga disebut n.saphenus yang merupakan cabang yang terbesar dan
terpanjang dari n.femoralis, mempersarafi regio crunalis di bagian medial, berjalan
ke caudal bersama-sama dengan vena saphena magna sampai di 1/3 bagian distal
crus.
5. N. obturatorius (L2-L4)
Nervus ini dibentuk oleh nervus spinalis L2 sampai dengan L4, dibagi menjadi
anterior dan posterior. Anterior mempersarafi m. adductor longus dan brevis serta
m.gracilis. Sedangkan posterior mempersarafi m. obturator externus dan m.
adductor magnus.
Plexus sacralis terdiri atas nervus :
1. N. gluteus superior
Dibentuk oleh n.spinalis L4 sampai dengan S1, berjalan melalui foramen
suprapiriformis. Bersifat motoris untuk m.gluteus medius, m.gluteus minimus dan
m.tensor fascia latae.
2. N. gluteus inferior
Dibentuk oleh n.spinalis L5 sampai dengan S2, berjalan dibawah m.piriformis
melalui foramen ischiadicus magna ke m. gluteus maximus.
3. N. ischiadicus
Saraf ini merupakan saraf yang terbesar dalam tubuh manusia yang mempersarafi
kulit regio cruralis dan pedis serta otot-otot di bagian dorsal regio femoris, seluruh
otot pada cruis dan pedis, serta seluruh persendian pada extremitas inferior. Nervus
ischiadus terbagi menjadi dua nervus tibialis dan nervus peroneus communis. N.
tibialis bercabang yaitu n.cutaneus surae medial, n.plantaris, n. plantaris medial.
Nervus peroneus communis mempunyai cabang yaitu n. cutaneus surae lateral, n.
peroneus profundus dan superficial, n. cutaneus dorsal pedis inetrmedius dan n.
cutaneus dorsal pedis medial.
4. N. pudendus
5. N. cutaneous femoris posterior

Pada skenario diketahui bahwa pasien kedua kakinya lemas dan tidak dapat digerakan. Hal
ini disebabkan karena pasien mengalami cedera pada saraf tulang belakang kemungkinan di bagian
nervus ischiadicus. Nervus ischiadicus mempersarafi antara lain m. Semitendinosus, m.
Semimembranosus, m. Biceps femoris caput longum dan m. Adduktor magnus. Fraktur tulang
pelvis dan tulang femur serta penekanan pada nervus ini dapat merusak n. Ischiadicus. Peradangan
pada nervus ini dapat menimbulkan nyeri yang terasa menjalar sepanjang n. Ischiadicus (n. Tibialis
dan n. Peroneus), nyeri itu dikenal sebagai iskialgia atau siatika. Gejala yang muncul pada
peradangan nervus ini lebih dominan pada gejala sensorik, gejala motorik berupa paresis
kelemahan ringan semua otot tungkai bawah dengan atrofia dan hipotonia, reflek tendo achilles
menurun atau hilang.

Neurotransmitter4

Neurotransmitter merupakan bahan kimia yang melewati sinapsis yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari satu neuron ke neuron lainnya, ke kelenjar ataupun ke otot. Dengan
kata lain neurotransmitter digunakan untuk menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lainnya. Neurotransmitter melakukan banyak fungsi vital dalam tubuh. Misalnya,
mereka mengatur detak jantung, memberi tahu paru-paru ketika bernafas, menentukan titik setel
untuk berat badan, menstimulasi rasa haus, memengaruhi suasana hati, dan mengendalikan
pencernaan.
Mekanisme Kerja Neurotransmitter5

Gambar 5. Mekanisme kerja neurotransmitter


https://www.edubio.info/2015/10/struktur-dan-bagian-sel-saraf-neuron.html

Ketika suatu potensial aksi di neuron prasinaps telah merambat sampai ke terminal akson,
perubahan potensial ini akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran Ca2+ gerbang voltase di
kepala sinaps . Karena konsentrasi Ca2+ jauh lebih tinggi di CES (cairan ekstraseluler), ion ini akan
mengalir ke dalam kepala sinaps. Melalui proses eksositosis, ion tersebut menginduksi pelepasan
suatu neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps. Neurotransmitter yang
dibebaskan akan berdifusi melintasi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di
membran subsinaps. Pengikatan ini mencetuskan pembuatan saluran-saluran ion spesifik ke
membrane subsinaps, sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pascasinaps. Setelah itu
aksi dari neurotransmitter akan dihentikan atau dihancurkan untuk mempersiapkan pembentukan
transmitter lainnya. Pada bagian postsinaps terdapat enzim yang dapat memecah neurotransmitter.
Neurotrasnmitter yang telah terpecah dapat berdifusi kembali ke presinaps dan dapat membentuk
neurotransmitter yang lengkap.
Jaras Saraf Sensorik dan Motorik6
1. Jaras saraf sensoris
Perjalanan saraf dimulai dari reseptor kemudian dilanjutkan ke cortex sensoris
cerebri dan membawa impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat. Badan sel saraf sensoris
berada di ganglion radiks posterior dekat medulla spinalis. Apabila terjadi kerusakan pada
jaras sensoris akan menyebabkan terjadinya anesthesia.
Terdapat dua jalur yaitu :
 Untuk sentuhan/posisi saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian
melalui serabut sentralis naik didalam columna dorsalis lalu menyilang di medulla
oblongata dan berakhir di cortex sensoris cerebri.
 Untuk nyeri/suhu saraf berjalan mulai ganglion radix posterior kemudian
memotong medulla spinalis lalu naik pada tractus antero lateral sisi yang
berlawanan menuju cortex sensoris cerebri.
2. Jaras saraf motorik
Jaras motorik adalah jaras yang dimulai dari cortex motoric di cerebri sampai ke
efektor. Jaras ini akan menyilang pada medulla oblongata. Dan terbagi menjadi dua, yaitu
upper motor neuron (UMN) dan lower motor neuron (LMN).
a. Upper motor neuron (UMN) adalah neuron motoric yang berasal dari korteks motorik
serebri atau batang otak seluruhnya. Serat sarafnya tereletak pada sistem saraf pusat.
Jaras saraf UMN dimulai dari cortex motorik cerebrum sampai ke kornu medulla
spinalis.
b. Lower motor neuron (LMN) adalah neuron neuron motorik yang berasal dari sistem
saraf pusat tetapi serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan membentuk sistem
saraf tepi. Jaras saraf dimulai dari cornu anterior medulla spinalis sampai ke efektor.

Berkas UMN bagian medial, dibatang otak akan saling menyilang. Sedangkan
UMN bagian internal tetap berjalan pada sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di
medulla spinalis. Di segmen medulla spinalis tempat berkas bersinaps dengan neuron
LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh impuls motorik otot
rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN diatas batang otak akan menimbulkan
kelumpuhan pada otot-otot sisi yang berlawanan.
Gambar 8. Jaras upper motor neuron dan lower motor neuron
https://www.researchgate.net/publication/258253205_Concise_outline_of_the_nervous_system_e
xamination_for_the_generalist/figures?lo=1&utm_source=google&utm_medium=organic

Gangguan fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka,


tetapi sifta kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN. Kerusakan LMN
menimbulkan kelumpuhan otot yang “lemas”, ketegangan otot (tonus) rendah dan sukar
untuk merangsang refleks otot rangka (hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh
(paralisa/paresa) dan kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah
ditimbulkan refleks otot rangka (hiperrefleksia).

Pada skenario diketahui bahwa laki-laki tersebut mengalami lemas dan kaki tidak
dapat digerakan. Hal ini disebabkan laki-laki tersebut mengalami gangguan pada jaras
motoriknya. Di mana kerusakan terjadi pada lower motor neuron karena kerusakan pada
lower motor neuron memiliki karateristik mengalami kelumpuham otot yang lemas dan
ketegangan tonus otot yang rendah.
Vitamin Neurotropik7
Vitamin Neurotropik sangat penting untuk kesehatan sistem saraf. Inilah sebabnya
mengapa mereka disebut "neurotropik" karena berfungsi menjaga dan menormalkan fungsi saraf
dengan memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf dengan memberikan asupan yang cukup
supaya syaraf bekerja dengan baik. Kelompok vitamin ini disebut juga vitamin B kompleks yang
terdiri dari vitamin B1, B6 dan B12 yang memiliki fungsi berbeda-beda, termasuk mendukung
metabolisme Anda dan membantu memelihara, memberi makan serta meregenerasi sistem saraf
Anda yang bekerja keras 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, bahkan saat Anda sedang tertidur.

Jenis Jenis Vitamin Neurotropik7


1. Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B1 terdapat dalam daging, otak, hati, jantung, kuning telur dan susu. Tiamin ini
merupakan senyawa heterosiklikyang mengandung 2 sistem lingkar, yaitu lingkar pirimidina dan
lingkar tiazol. Struktur kimianya tersusun atas 2-metil-6-aminopirimidina yang terikat pada gugus
metilinapada 4-metil-5-hidroksi metiltiazol. Dalam keadaan murni, tiamin hidroklorida berupa
kristal putih, mempunyai bau khas seperti bau ragi. Vitamin B1 melebur pada suhu 248C, stabil
dala keadaan kering, serta larut dalam air gliserin, tetapi tidak larut dalam etanol dan dietileter.
Vitamin B1 stabil dalam suasana asam dan belum mengalami perubahan pada Ph = 4 atau kurang,
jika dipanaskan pada suhu 120C selama 20 menit. Sebaliknya dalam suasana basa, timin
hidroklorida cepat mengalami peubahan sehingga lingkar tiazolnya akan terbuka. Kebutuhan
tubuh akan tiamin tidak dapat ditentukan dengan pasti sebab dalam banyakhal bergantung pada
jumlah karbohidrat yang akan kita makan sehari-hari. Makin banyak karbohidrat yang kita makan,
makin banyak jumlah timin yang kita butuhkan. Demikian juga pada waktu demam, dan kehamilan
kebutuhan tubuh akan vitamin ini meningkat. Defisiensi tiamin dalam jumlah yang tidak begitu
banyak mengakibatkan hilangnya nafsu makan. Namun, apabila defisiensi tiamin dalam jumlah
banyak dan berlangsung lama akan mengakibatkan terjadinya polineuritik, yaitu radang saraf yang
disertai dnegan kaki, dada, dan muka bengkak. Kekuatan otot menjadi berkurang dan akhirnya
akan terjadi kelumpuhan.
2. Vitamin B6 (Piridoksin)
Kelompok vitamin B6 terdiri atas tiga senyawa yang saling berkaitan erat dan ketiganya
mempunyai inti piridin. Ketiga senyawa tersebut adalah piridoksol, yang juga dikenal sebagai
pirikdoksin atau adermin. Piridoksin terdiri dari sekelompok substansi yang terdapat secara alami
dan turut serta sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam metabolisme lemak dan asam amino.
Dalam tanaman dan biji-bijian, kebanyakan vitamin B6 terdapat dalam bentuk piridoksol,
sedangkan yang diperoleh dari hewan ada dalam bentuk piridoksal dan piridoksamin fosfat. Hati,
ragi, kentang, sayur-sayuran adalah sumber dari vitamin B6. Piridoksal berupa kristal berwarna
putih, berbentuk rombik (bentuk belah ketupat), memiliki rasa asam, tetapi sedikit pahit, dan
melebur pada suhu 165C. Sedangkan piridoksin mempunyai sifat basa. Kristalnya mencair pada
suhu 193C dan mudah larut dalam alkohol.
3. Vitamin B12 (kobalamin)
Struktur vitamin B12 bersifat kompleks. Di dalam tubuh, kobalamin bereaksi dengan karbon
gugus metil, yang membentuk metilkobalamin dengan karbon 5-deoksiadenosilkobalamin.
Walaupun dapat dihasilkan oleh bakteri, vitamin B12 tidak disintesiskan oleh tumbuhan atau
hewan. Vitamin B12 juga berperan serta dalam perubahan metilmalonil KoA menjadi suksinil
KoA. Dalam hal ini, bentuk aktif koenzim ini adalah 5-adenosilkobalamin. Reaksi ini adalah
bagian dari rute metabolik untuk konversi karbon dari valin, isoleusin, treonin, timin, dan 3 karbon
terakhir pada asam lemak rantai ganjil yang semuanya mmbentuk propionil KoA, menjadi zat
antara silkus ATK, yakni suksinil KoA.

Kesimpulan
Pada skenario disebutkan bahwa pasien mengalami lemas pada bagian kaki dan tidak dapat
digerakan. Dalam kasus ini pasien mengalami gangguan pada penghantaran impuls motorik dari
sistem saraf pusat menuju ke otot. Serta saraf yang mengalami kerusakan adalah nervus
ischiadicus. Untuk membantu penyembuhan ini maka dokter memberikan vitamin neurotropik
yang berfungsi untuk menormalkan fungsi saraf dan memberi asupan yang cukup kepada sel saraf.
Daftar Pustaka
1. Gunawijaya FA. Penuntun praktikum : kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta : Penerbit
Universitas Trisakti. 54p.
2. Dewi A, Shahdevi N, Husna M, Rahayu M. regenerasi saraf perifer [Internet]. 2014 [cited 21
April 2019]. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/326447018_REGENERASI_SARAF_PERIFER_P
ERIPHERAL_NERVE_REGENERATION
3. Sobotta J, Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas of human anatomy. 16th ed. München:
Elsevier; 2011. 381p.
4. Cahyono I, Sasongko H, Primatika A. Neurotransmitter Dalam Fisiologi Saraf Otonom
[Internet]. Ejournal.undip.ac.id. 2019 [cited 22 April 2019]. Available from:
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6297
5. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;2003
6. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed. 9. Jakarta : EGC, 2018. 205-209 p.
7. Perdossi. Konsumsi vitamin neurotropik sejak dini cegah neuropati. Jakarta: PT.Merek
Tbk;2013.hal 2

Anda mungkin juga menyukai