Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

1. Topik : Hernia Nukleus Pulposus


2. Sub topik : Pengertian hernia nukleus pulposus
 Penyebab hernia nukleus pulposus
 Tanda dan gejala hernia nukleus pulposus
 Penatalaksanaan hernia nukleus pulposus
4. Sasaran : Pasien beserta keluarga
5. Hari : Sabtu
6. Tanggal : 27 April 2019
7. Jam : 10.00-10.30 WITA
8. Tempat : Ruang Perawatan Mawar, RSUD Undata Palu.

No Kegiatan / Jam Kegiatan Fasiltas / Narasumber Kegiatan Audience


1 Pembukaan (5 Menit)
1. Salam 1. Mengucapakan Salam 1. Menjawab Salam
2. Perkenalan 2. Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan

2 Isi/Materi (1x10 Menit) 1. Menjelaskan Pengertian Hernia 1.Mendengarkan Penjelasan


1. Pengertian Nukleus Pulposus 2. Menjawab Pertanyaan
2. Menanyakan Kembali Pengertian
Hernia Nukleus Pulposus
3. Menjelaskan Tentang Penyebab 3.Mendengarkan Penjelasan
Hernia Nukleus Pulposus 4.Menjawaban Pertanyaan
2. Penyebab 4. Menanyakan Kelmbali Penyebab
Hernia Nukleus Pulposus

1. Menjelaskan Tanda Dan Gejala 1. Mendengarkan Penjelasan


Hernia Nukleus Pulposus 2. Menjawab Pertanyaan
2. Menanyakan Kembali Tanda Dan
3. Tanda Dan Gejala Gejala Hernia Nukleus Pulposus

1. Menjelaskan Penatalaksanaan 1. Mendengarkan Penjelasan


Hernia Nukleus Pulposus 2. Menjawab Pertanyaan
2. Menanyakan Kembali
Penatalaksanaan Hernia Nukleus
4. Penatalaksanaan Pulposus
1. Bertanya
1. Membuka Tanya Jawab 2. Menjawab Pertanyaan
2. Evaluasi Dengan Pertanyaan 3. Menjawab Salam
3.Permohonan Diri Dan
Menyampaikan Salam

3 Penutup (5 Menit) Penutup

1. Media Penyuluhan
a. Leaflet

2. Metode Penyuluhan
a. ceramah
b. tanya jawab
c. diskusi

3. Evaluasi
1. Apakah yang di maksud dengan hernia nukleus pulposus ?
2. Apakah penyebab dari hernia nukleus pulposus ?
3. Sebutkan tanda dan gejala hernia nukleus pulposus ?
4. Apa saja penatalaksanaan dari hernia nukleus pulposus ?

1.8 Kunci Jawaban


1. Pengertian hernia nukleus puposus
HNP kependekan dari Hernia Nucleus Pulposus, suatu gangguan akibat merembes atau
melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus pulposus)
dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis).
2. Penyebab hernia nukleus pulposus
a. Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus intervertebralis
b. keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c. degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma,
penggunaan yang berlebihan
d. nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e. pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

3. Tanda dan gejala hernia nukleus pulposus


a. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b. Nyeri tulang belakang
c. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
d. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.

Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang
mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis
yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri kedaerah
tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang
perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan
tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga ketegangan
atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

4. Penatalaksanaan hernia nukleus pulposus

Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat dengan obat-obatan
untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik. Dengan cara ini, lebih dari 95 %
penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita
butuh untuk terus mendapat perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau
pembedahan.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
TENTANG HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

A. Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul.
Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia nukleus pulposus adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari
herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral (Barbara C.Long,
1996).
Hernia nukleus pulposus adalah suatu nyeri yang disebabkan oleh p
roses patologik di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik). kelemahan
pada anulus bagian lateral pada diskus vertebra dan ligumen longitudinal posterior menjadi tipis,
yang menyebabkan penekanan pada syaraf spinal.

B. Penyebab
a. Hernia nukleus pulposus terjadi karena proses degeneratif diskus intervertebralis
b. keadaan akut, injuri pada ligamen, otot dan degenerasi
c. degenerasi pada tulang belakan normal pada proses ketuaan, akselerasi trauma,
penggunaan yang berlebihan
d. nyeri punggung akibat spasme otot sehubungan dengan stres
e. pengalaman masing masing orang tentang persepsi nyeri punggung berbeda

C. Tanda Dan Gejala


a. Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.
b. Nyeri tulang belakang
c. Kelemahan satu atau lebih ekstremitas
d. Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.
Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus yang
mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi oleh radika spinalis
yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang berupa pengobatan nyeri ke
daerah tersebut, matu rasa, kelayuan, maupun tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain
yang perlu diketahui adalah nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan
meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin,
juga ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

D. Penatalaksanaan

a. Obat
Untuk penderita dengan diskus hernia yang akut yang disebabkan oleh trauma (seperti
kecelakaan mobil atau tertimpa benda yang sangat berat) dan segera diikuti dengan nyeri hebat di
punggung dan kaki, obat pengurang rasa nyeri dan NSAIDS akan dianjurkan (MIS : fentanyl)
Jika terdapat kaku pada punggung, obat anti kejang, disebut juga pelemas otot, biasanya
diberikan. Kadang-kadang, steroid mungkin diberikan dalam bentuk pil atau langsung ke dalam
darah lewat intravena. Pada pasien dengan nyeri hebat berikan analgesik disertai zat
antispasmodik seperti diazepam. NSAID Nebumeton yang merupakan pro drugs dan efek
sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek sampingnya relatif lebih sakit, terutama efek
samping terhadap saluran cerna, dengan dosis 1 gram / hari. Pemakaian jangka panjang biasanya
terbatas pada NSAID’S, tapi adakalanya narkotika juga digunakan (jika nyeri tidak teratasi oleh
NSAID’S). untuk orang yang tidak dapat melakukan terapi fisik karena rasa nyeri, injeksi steroid
di belakang pada daerah herniasi dapat sangat membantu mengatasi rasa sakit untuk beberapa
bulan. Dan disertai program terapi rutin. Muscle relexant diberikan parenteral dan hampir selalu
secara iv.
1) D-tubokurarin klorida
2) Metokurin yodida
3) Galamin trietyodida
4) Suksinilkolin klorida
5) Dekametonium

b. Fisioterapi
1) Tirah baring (bed rest) 3 – 6 minggu dan maksud bila anulus fibrosis masih utuh (intact), sel
bisa kembali ke tempat semula.
2) Simptomatis dengan menggunakan analgetika, muscle relaxan trankuilizer.
3) Kompres panas pada daerah nyeri atau sakit untuk meringankan nyeri.
4) Bila setelah tirah baring masih nyeri, atau bila didapatkan kelainan neurologis, indikasi
operasi.
5) Bila tidak ada kelainan neurologis, kerjakan fisioterapi, jangan mengangkat benda berat, tidur
dengan alas keras atau landasan papan.
6) Fleksi lumbal
7) Pemakaian korset lumbal untuk mencegah gerakan lumbal yang berlebihan.
8) Jika gejala sembuh, aktifitas perlahan-lahan bertambah setelah beberapa hari atau lebih dan
pasien diobati sebagai kasus ringan.
c. Operasi
Operasi lebih mungkin berhasil bila terdapat tanda-tanda obyektif adanya gangguan
neurologis. Penderita yang telah didiagnosa HNP. Maka terapi konservatiplah yang harus
diselenggarakan. Bilamana kasus HNP masih baru namun nyerinya tidak tertahan atau defisit
motoriknya sudah jelas dan mengganggu, maka pertimbangan untuk operasi atau tidak sebaiknya
diserahkan kepada dokter ahli bedah saraf. Faktor sosio ekonomi yang ikut menentukan operasi
secepatnya atau tidak ialah profesi penderita. Seorang yang tidak dapat beristirahat cukup lama
karena persoalan gaji dan cuti sakit, lebih baik menjalani tindakan operatif secepat mungkin
daripada terapi konservatif ynag akan memerlukan cuti berkali-kali. Bilamana penderita HNP
dioperasi yang akan memerlukan harus dibuat penyelidikan mielografi. Berdasarkan mielogram
itu dokter ahli bedah saraf dapat memastikan adanya HNP serta lokasi dan ekstensinya.
Diskografi merupakan penyelidikan diskus yang lebih infasif yang dilakukan bilamana
mielografi tidak dapat meyakinkan adanya HNP, karena diskrografi adalah pemeriksaan diskus
dengan menggunakan kontras, untuk melihat seberapa besar diskus yang keluar dari kanalis
vertebralis.
Diskectorny dilakukan untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general
anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal di rumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada
hari pertama setelah operasi untuk mengurangi resiko pengumpulan darah.
Untuk sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang
harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif
mungkin diperlukan. Dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh
(recovery).
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur memindahkan fragmen of
nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan – ray dan chemonucleosis.
Chemonucleosis meliputi injeksi enzim (yang disebut chymopapain) ke dalam herniasi
diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu
alternatif disectomy pada kasus-kasus tertentu.
Kapan kita boleh melakukan latihan setelah cidera diskus? Biasanya penderita boleh
memulai latihan setelah 4 s/d 6 minggu setelah ia diperbolehkan bangun atau turun dari tempat
tidur.
d. Larangan
1) Peregangan yang mendadak pada punggung
2) Jangan sekali-kali mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau
dalam keadaan membungkuk.
3) Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah
episode awal.
d. Saran yang harus dikerjakan
1) Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat. Diantara kasur dan tempat tidur
harus dipasang papan atau “plywood” agar kasur jangan melengkung. Sikap berbaring
terlentang tidak membantu lordosis lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di
bawah pinggang. Orang sakit diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua tungkai
sedikit ditekuk pada sendi lutut. Bilamana orang sakit dirawat di rumah sakit, maka sikap
tubuh waktu istirahat lebih enak, oleh karena lordosis lumbal tidak mengganggu tidur
terlentang jika fleksi lumbal dapat diatur oleh posisi tempat tidur rumah sakit.
2) Istirahat mutlak di tempat tidur berarti bahwa orang sakit tidak boleh bangun untuk mandi
dan makan. Namun untuk keperluan buang air kecil dan besar orang sakit diperbolehkan
meninggalkan tempat tidur. Oleh karena buang air besar dan kecil di pot sambil berbaring
terlentang justru membebani tulang belakang lumbal lebih berat lagi.
3) Analgetika yang non adiktif perlu diberikan untuk menghilangkan nyeri.
4) Selama nyeri belum hilang fisioterapi untuk mencegah atrofi otot dan dekalsifikasi
sebaiknya jangan dimulai setelah nyeri sudah hilang latihan gerakan samb
il berbaring terlentang atau miring harus diajurkan.
5) Traksi dapat dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang sesuai dapat dilakukan “pelvic
traction”, alat-alat untuk itu sudah automatik. Cara “pelvic traction”, sederhana kedua
tungkai bebas untuk bergerak dan karena itu tidak menjemukan penderita. Maka pelvic
traction dapat dilakukan dalam masa yang cukup lama bahkan terus-menerus. Latihan bisa
dengan melakukan flexion excersise dan abdominal excersise.
6) Masa istirahat mutlak dapat ditentukan sesuai dengan tercapainya perbaikan. Bila
iskhilagia sudah banyak hilang tanpa menggunakan analgetika, maka orang sakit
diperbolehkan untuk makan dan mandi seperti biasa. Korset pinggang atau griddle support
sebaiknya dipakai untuk masa peralihan ke mobilisasi penuh.
7) Penderita dapat ditolong dengan istirahat dan analegtika antirheumatika serta nasehat
untuk jangan sekali-kali mengangkat benda berat, terutama dalam sikap membungkuk.
Anjuran untuk segera kembali ke dokter bilamana terasa nyeri radikuler penting artinya.
Dengan demikian ia datang kembali dan “sakit pinggang” yang lebih jelas mengarah ke
lesi diskogenik.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzane C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vo
3, Jakarta : EGC
Price, A Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai