Anda di halaman 1dari 8

PEMANFAATAN TANAMAN KROKOT (Portulaca Oleracea L) SEBAGAI

BAHAN PANGAN ALTERNATIF

Makalah Projek
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan
Yang dibina oleh Ibu Dr. Murni Saptasari, M.Si.

Disusun oleh :
Eliza Fitri Kamaliya
(170341615027)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
April 2018
PENDAHULUAN
Di Indonesia krokot hanya dikenal sebagai gulma tanaman yang ada di
pekarangan ataupun perkebunan. Tumbuhan krokot dapat tumbuh di tempat kering
ataupun lembab. Krokot merupakan tumbuhan yang diperkirakan berasal dari
daratan basil. Di Indonesia, krokot memiliki berbagai nama daerah seperti gelang,
re serejen, dan jalu-jalu kiki. Krokot dapat tumbuh pada daratan rendah hingga
ketinggian 1800 mdpl (Suryati, 2013). Nama latin tanaman krokot adalah Portulaca
oleracea L. Sedangkandalam bahasa inggris tanaman krokot ini mempunyai
namacommon purslane, little hogweed (Fernando, 2015).
Batang krokot berbentuk bulat, beruas, dan berwarna hijau. Daunnya
merupakan daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya tumpul, tepi
daun rata, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, berwarna hijau, berdaging pada krokot
yang tumbuh di daerah yang lembab. Ukuran daunnya tergolong kecil.
Sebagian besar masyarakat Indonesia belum memanfaatkan krokot sebagai
bahan pangan atupun obat karna keterbatasan pengetahuan mengenai kandungan
yang ada di dalam krokot. Kandungan yang ada di dalam tanaman krokot yaitu
seperti KCl, KSO4, KNO3, Kalsium, Magnesium, Glikosida, Glikoretin, Nicotinic
acid, Tannin, Saponin, vitamin A, B, C,, I-noradrenalin, noradrenalin, dopamine,
dan senyawa steroid berupa ecdysteron (Suryati, 2013).
Beberapa penelitian melaporkan bahwa krokot mengandung banyak
komponen senyawa aktif. Beberapa senyawa yang telah dilaporkan mencakup asam
organik (asam oksalat, asam kafein, asam malat, dan asam sitrat), alkaloids,
komarin, flavonoid, cardiac glycosides, anthraquinone glycosides, alanin,
katekolamin, saponin, dan tannin (Mohammad et al di dalam Maulida, 2010).
Khasiat krokot (Portulaca oleracea L.) untuk kesehatan manusia sangat
banyak, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengekstrak senyawa
antioksidannya. Dari informasi kandungan krokot yang ada, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui anatomi dan morfologi dari tumbuhan krokot. Selain itu yaitu
untuk mengetahui kandungan kimia dari tumbuhan krokot sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pangan alternatif yang memiliki gizi tinggi.
METODE
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah metode pengamatan karakteristik umum organisme meliputi
struktur morfologi dan anatomi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mikroskop, kaca benda, kaca penutup, baskom kecil, dan pipet tetes. Sedangkan
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman krokot.
HASIL
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan mengenai anatomi dan morfologi
tanaman krokot hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
1. Morfologi Tanaman Krokot

Gambar 1. Morfologi tanaman Krokot


Tabel 1. Morfologi Tanaman Krokot
No. Bagian-bagian Tumbuhan Keterangan
1. Batang - Berbentuk bulat
- Beruas
- Berwarna hijau
2. Daun - Daun tunggal
- Berbentuk bulat telur
- Ujung tumpul
- Pangkal tumpul
- Tepi daun rata
- Panjang 1-3 cm
- Lebar 1-2 cm
- Berwarna hijau

2. Anatomi Tanaman Krokot

Gambar 2. Anatomi Krokot


Tabel 2. Anatomi Krokot
No. Bagian-bagian Tumbuhan Keterangan
1. Bentuk sel - Polygonal (pada
pengamatan tangensial)
2. Epidermis atas - terdiri dari selapis sel bentuk
segi empat persegi panjang
3. Epidermis bawah - terdiri dari selapis sel bentuk
segi empat persegi panjang
4. Mesofil - berupa jaringan bunga
karang
- beberapa sel berisi kristal
kalium oksalat bentuk roset
4. Berkas pembuluh - tipe kolateral dikelilingi oleh
seludang parenkim
5. Stomata - anomocytic atau paracytic
6. Kutikula - relief berbentuk ombak
dengan puncak dan lembah
3. Kandungan Tanaman Krokot
Tabel 3. Kandungan Gizi Krokot (Portulaca oleracea L.) per 100 gram
Sumber Kardinan (2007) di dalam Rahmatika, 2014
No. Keterangan Jumlah Satuan
1. Satuan Bagian Dapat 80 %
Dimakan (BDD)
2. Protein 1,7 gram
3. Karbohidrat 3,8 gram
4. Lemak 0,4 gram
4. Kalsium 103 mg
5. Fosfor 39 mg
6. Kalori 21 kkal
7. Vitamin C 25 mg
8. Vitamin B1 0,03 mg
9. Vitamin A 2550 IU
10. Zat besi 4 mg

PEMBAHASAN
Tanaman krokot adalah tanaman dari suku Portuluca. Tanaman krokot
memiliki klasifikasi sebagai berikut, divisi: Spermatophyta, sub divisi:
Angiospermae, bangsa: Caryophyllales, suku: Portulacaceae, marga: Portulaca,
jenis: Portulaca oleracea L. Tanaman krokot ini tumbuh liar dan mudah dijumpai
di segala tempat. Krokot dapat tumbuh pada daratan rendah hingga ketinggian 1800
mdpl.
Krokot merupakan tanaman yang dapat dikonsumsi sebagai masakan, obat
herbal. Batang krokot berbentu bulat, beruas,dan berwarna hijau. Tipe daunnya
adalah daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya tumpul, tepi daun
rata, berdaging, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, dan berwarna hijau. Krokot yang
tumbuh di daerah yang lembab daunnya cenderung berdaging. Ukuran daunnya pun
tergolong kecil.
Struktur anatomi penyusun daun krokot (Portulaca oleracea L.) yaitu
terdapat epidermis, mesofil, berkas pembuluh, stomata, kutikula. Epidermis atas
terdiri dari selapis sel bentuk segi empat persegi panjang. Pada pengamatan
tangensial berbentuk polygonal. Epidermis bawah serupa dengan epidermis atas.
Mesofilnya biasanya hanya berupa jaringan bunga karang, beberapa sel berisi
kristal kalium oksalat bentuk roset. Berkas pembuluh tipe kolateral dikelilingi oleh
seludang parenkim. Memiliki stomata anomocytic atau paracytic. Kutikula yang
menutup trikoma merupakan modifikasi. Kutikula pada portulaca oleracea
menunjukan menunjukan suatu relief berbentuk ombak dengan puncak dan lembah.
Stomata terletak pada tempat yang bertekanan sehingga sedikit melorot. Ini
ditemani oleh dua sel cabang,yang satu lebih besar dari yang lain dan ditempatkan
paralel ke sel kutikula (Henny, 2011).
Salah satu tumbuhan yang mengandung antioksidan alami adalah krokot
(Portulaca oleracea L). Di antara jenis gulma, krokot (Portulaca oleracea L)
mempunyai konsentrasi asam lemak omega-3 tertinggi. Menurut Kardinan (2007)
di dalam Rahmatika (2014), tanaman krokot (Portulaca oleracea L.) berkhasiat
sebagai penurun panas, menghilangkan rasa sakit, peluruh air seni, anti toksi,
penenang, menurunkan gula darah, anti skorbut (bibir retak akibat kekurangan
vitamin C), menguatkan jantung, menghilangkan bengkak, melancarkan darah, dan
sebagai antioksidan pencegah pertumbuhan sel kanker di tubuh. Selain itu daun
tanaman krokot juga dapat dibuat tepung sebagai bahan dasar pembuatan pangan.

SIMPULAN
Tanaman krokot adalah tanaman dari suku Portuluca. Struktur morfologi daun
krokot adalah berbentuk bulat telur, ujung dan pangkalnya tumpul, tepi daun rata,
berdaging, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, dan berwarna hijau. Tipe daunnya adalah
daun tunggal. Struktur anatomi penyusun daun krokot (Portulaca oleracea L.) yaitu
terdapat epidermis, mesofil, berkas pembuluh, stomata, kutikula. Sedangkan
tanaman krokot terdapat kandungan seperti protein, karbohidrat, lemak, kalsium,
fosfor, kalori, vitamin C, vitamin, B1, vitamin A dan zat besi.

REFERENSI
Fernando, J. 2015. Krokot. (Online) (https://www.scribd.com/doc/312651371
/Krokot-pptx)
Henny, S. 2011. Portulaca Oleracea. (Online) (https://www.scribd.com/doc/
71245011/Portulaca-Oleracea)
Maulida, F. 2010. Efek Ekstrak Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) terhadap
Kadar Alanin Transaminase (Alt) Tikus Putih (Rattus Norvegicus) yang
Diberi Minyak Goreng Deep Frying. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rahmatika, P. 2014. Ekstraksi dan Uji Stabilitas Antioksidan Krokot (Portulaca
oleracea L.) sebagai Penangkap Radikal Bebas. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
Suryati, E., Tenriulo, A. 2013. Pemanfaatan Tanaman Krokot Portulaca oleracea
L.) untuk Menginduksi Molting pada Induk Udang Windu (Penaeus
monodon. Fab) di Hatchery. Konferensi Akuakultur Indonesia. Halaman
207-2013.

Anda mungkin juga menyukai