Anda di halaman 1dari 94

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PERAWATAN HIPOTERMI

Pengertian Hipotermia adalah suatu kondisi dimana suhu tubuh turun


dibawah 35 °C (95°F) dan dapat merupakanakibat dari
kondisi lingkungan sekitar (accidental hypothermia), kelainan
metabolic (secondary hypothermia), atau sebuah akibat dari
terapi intervensi (induced hypothermia).
Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa penerapan langkah2
melaksanakan penanganan terhadap hipotermia

Tujuan :

 Mempertahan panas
 Meningkatkan produksi panas

Prosedur : 1. Alat pengukur tanda vital bayi (thermometer)


2. Selimut hangat, sleeping bags
Persiapan alat

Preinteraksi 1. Ukur tanda-tanda vital meliputi suhu, nadi, respirasi


2. Selimuti pasien

Tahap Orientasi 1. Memberi salam


2. Mengidentifikasi pasien
3. Memperkenalkan diri
4. Menjelaskan tujuan tindakan pada keluarga
5. Menjelaskan prosedur tindakan pada keluarga
Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Tutup pasien dengan selimut hangat
3. Bila pasien bayi lakukan kontak body
4. Masukan kedalam sleeping bags
5. Pertahankan kehangatan
6. Rujuk ke RS terdekat

1
Terminasi 1. Pantau kondisi pasien mencakup tanda-tanda vital dan
status oksigenisasi
2. Identifikasi tanda-tanda bahaya yang menetap dan
lakukan tindakan sesuai masalah yang ditemukan.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal,


jam, obat, yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)

2
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SOP)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

Pengertian Meyiapkan tempat tidur yang telah disiapkan & masih tertutup dg sprei
penutup (overlaken) agar dapat dipakai sewaktu-waktu,kelihatan selalu
rapi, memberikan perasaan senang & nyaman pd pasien

Tujuan Sebagai acuan untuk mahasiswa dalam penerapan langkah-langkah dalam


menyiapkan tempat tidur tertutup
Prosedur : 1. TT, kasur, bantal
2. Alat2 tenun : utk memudahkan cara bekerja maka alat-alat tenun
Persiapan Alat harus dilipat & disusun menurut urutan pemakaiannya
3. Alas kasur/sarung kasur dg ukuran 2,8-2m
4. Sprai besar
5. Perlak (zeil) 1m dg pinggir kanan/kiri disambungkan dg ½m kain
blacu
6. Sprai melintang (steeklaken) dg ukuran 2-1,2m
7. Sprai atas (bovenlaken) dg ukuran 2,8-1,5m
8. Selimut
9. Bantal & sarung bantal
10. Sprai penutup (overlaken) dg ukuran 2,5-2m
Praintearaksi

Tahap Orientasi

Tahap Kerja 1. Mencuci tangan


2. Meletakkan alat2 tenun yg sudah dilipat & disusun diatas
baki/meja bersih
3. Memasang alas kasur & mengikatkan talinya diarah dlm pd rangka
TT pd tiap sudut
4. Meletakkan sprai dg lipatan memanjang dg menentukan garis
tengahnya ditengah2 TT
5. Meletakkan selimut < 25cm dari bag. Kepala & masukkan
bag.kaki kebawah kasur
6. Melipat sprai atas, bag.atas tepat diatas garis selimut
7. Memasukkan bantal ke dalam sarungnya & meletakkan bantal dg
bag. Yg tertutup ke jurusan pintu
8. Menyelesaikan sisi yg lain spt sisi yg tadi
9. Memasang sprai tertutup
10. Mencuci tangan

Tahap Terminasi

3
Dokumentasi

4
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

Memberi Tepid sponge

Pengertian Proses prosedur yang dilakukan untuk mengalirkan urine dari ginjal
melalui kateter. Tindakan ini dialkukan apabila terdapat hambatan pada
ureter, yang mestinya mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih.

Prosedur : 1. Baskom berisi air hangat


2. Thermometer
Persiapan alat 3. Handuk
4. Selimut mandi
5. Waslap 5 buah
6. Sarung tangan
7. Perlak
Preinteraksi 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan

Tahap Orientasi 1. Memperkenalkan diri (Kontrak).


2. Meminta pengunjung / keluarga meninggalkan ruangan.
3. Menjelaskan tujuan.
4. Menjelaskan langkah / prosedur yang akan dilakukan.
5. Pasien disiapkan dengan posisi powler.
Tahap kerja 1. Bawa alat-alatnya ke dekat pasien.
2. Perawat mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Ukur suhu tubuh pasien
6. Letakkan banta tahan air dan perlak di bawah tubuh pasien
7. Lepaskan pakaian pasien
8. Ganti selimut dengan selimut mandi
9. Pertahankan selimut mandi di atas bagian tubuh yang tidak
dikompres
10. Periksa suhu air
11. Celupkan waslap atau lap mandi yang sudah dibasahi dengan air
hangat
12. Taruh di masing-masing ketiak dan lipat paha
13. Kompres/lap daerah ekstermitas
14. Keringkan ekstremitas

5
15. Lanjutkan mengompres ektremitas, punggung dan bokong setiap
3 sampai 5 menit. Keringkan dengan handuk.
16. Kaji ulang suhu tiap 15 menit.
17. Ganti air, dan kompres kembali ketiak dan lipat paha sesuai
kebutuhan
18. Jika suhu sudah turun, keringkan ekstermitas dan tubuh secara
menyeluruh
19. Ganti selimut mandi dengan selimut, pakaikan pakaian pasien
20. Angkat perlak dan ganti linen tempat tidur bila basah
21. Alat dibereskan dan mencuci tangan.
Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Simpulkan hasil kegiatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

6
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN BACK MASSAGE

Pengertian Memanipulasi jaringan secara berirama untuk meningkatkan relaksasi dan


merangsang sirkulasi

Tujuan 1. Memperlancar peredaran darah.


2. Merangsang persarafan terutama saraf tepi untuk meningkatkan
kepekaan rangsang.
3. Meningkatkan ketegangan otot dan meningkatkan kekenyalan otot
untuk meningkatkan daya kerja otot.
4. Mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf dan mengurangi
rasa sakit.
Prosedur :

Persiapan alat 1. Selimut


2. Lotion
3. Handuk
4. Bedak ( bila perlu )
5. Penghangat Lotion ( bila perlu )

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawataan dan catatan medis pasien


2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
4. Cuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan,prosedur,dan lamanya tindakan ppada pasien atau
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
5. Letakan peralatan disamping tempat tidur pasien
6. Tinggikan kepala tempat tidur dan rendahkan side rail yang berada di
dekat perawat
7. Dekatkan pasien kearah dimana perawat berada
8. Minta pasien untuk membuka pakaian atas sampai ke bokong,bantu

7
bila perlu
9. Atur pasien ke posisi prone/side lying dengan punggung menghadap
kearah perawat
10. Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakaii selimut
11. Letakkan handuk dibawah punggung pasien
12. Tuangkan lotion secukupnya ketangan
13. Tuangkan lotion dipunggung pasien
14. Mulai massage dengan gerakan stroking/effleurage,bergerak dari
bokong menuju bahu dengan gerakan yang kuat,kemudian dari bahu
menuju bokong dengan gerakan yang lebih ringan
15. Ubah gerakan dengan menggunakan gerakan yang sirkuler,khususnya
pada daerah sakrum dan pinggang
16. Ubah gerakan dengan gerakan kneading/petrissage,dimulai dari
bokong menuju bahu dan kembali menuju bokong dengan gerakan
stroking
17. Ubah gerakan dengan teknik friction,dimulai dari bokong menuju
bahu. Ubah gerakan menjadi gerakan stroking/effleurage saat
beergerak dari arah bahu menuju bokong dan kemudian ulangi
gerakan friction saat mmenuju bahu
18. Ubahlah gerakan tapotement,dimulai dari bokong menuju bahu. Ubah
gerakan menjadi gerakan stroking/effleurage saat bergerak menuju
bokong
19. Lengkapi dengan gerakan stroking/effleurage beberapa kali
20. Katakan pada pasien bahwa anda akan mengakhiri massage nya
21. Bersihkan lubrikasi dari punggung pasien dengan handuk
22. Bantu pasien memakai bajunya kembali dan mencapai posisi yang
nyaman
23. Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat tidur
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

8
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMANTAUAN CVP DENGAN MANOMETER

Pengertian CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi
sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di
muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis
(KVS)

Tujuan 1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)


2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN)
makanan kalori tinggi secara intravena
3. Untuk mengambil darah vena
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu
yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan
erawatan yang cukup lama
Prosedur :  Skala pengukur
 Selang penghubung (manometer line)
Persiapan alat  Standard infus
 Three way stopcock
 Pipa U
 Set infus

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis


pasien(Mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat yang diperlukan

9
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri

2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat


(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas

3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien

4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang


perlu dilakukan pasien

5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum


kegiatan dilakukan

Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

3. Atur pasien pada posis yang nyaman dan sesuai dengan


kebutuhan

4. Merangkai Alat CVP

 Menghubungkan set infus dengan cairan NaCL 0,9%


 Mengeluarkan udara dari selang infus
 Menghubungkan skala pengukuran dengan Threeway
stopcock
 Menghbungkan Threeway stopcock dengan selang
infus
 Menghubungkan manometer line dengan Threeway
stopcock.
 Mengeluarkan udara dari manometer line
 Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
 Menhubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
5. Cara Pengukuran

 Mengatur posisi pasien (posisi datar/ flat) jika tidak


memungkinkan bisa dengan semi-fowler
 Levelling, adalah mensejajarkan letak jantung( atrium
kanan) dengan skala pengukur dan tansduser
 Letak jantung dapat ditentukan dengan cara membuat
garis pertemuan Antara sela iga keempat (ICS IV)
dengan gars pertengahan aksila
 Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan
undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir
ekspirasi
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif

10
2. Kontrak pertemuan selanjutnya

3. Bereskan alat-alat

4. Cuci tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal,


jam, obat, yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)

11
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN EKG

Pengertian Suatu tindakan merekam aktivitas listrik jantung yang berawal dari nodussinoatrial, yang
dikonduksikan melalui jaringan serat-serat (sistem konduksi) dalam jantung
yang menyebabkan jantung berkontraksi, yang dapat direkam
melaluielektroda yang dilekatkan pada kulit.

Tujuan Mampu membuat rekaman aktifitas listrik otot jantung secara berurutan
dan benar

Prosedur :

Persiapan alat 1. Mesin EKG ynag dilengkapi 2 kabel


 1 kabel untuk listrik (power)
 1 kabel untuk ground
 1 kabel untuk pasien
2. Plat elektode yaitu
 Elektrode ektremitas dilakukan dengan ban pengikat khusus
 Elektrode dada dengan balon penghisap
3. Jely elektrode atau air
4. Kertas EKG
5. Kertas tissue

Preinteraksi 1. Cek alat EKG dan kelengkapannya

2. Cuci tangan

Tahap Orientasi 1. Mengucapkan salam

2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan EKG

3. Menjelaskan langkah dan prosedur

Tahap kerja 1. Menanyakan kesiapan pasien

12
2. Menyalakan dan mengatur mesin EKG sesuai dengan status pasien

3. Bantu posisikan pasien dalam posisi supine. Posisi semifowler dapat


digunakan untuk klien dengan masalah respiras

4. Berikan privasi dan minta pasien untuk melepaskan pakaiannya,


terutama bagian dada, pereglangan tangan, dan mata kaki

5. Instruksikan klien untuk tetap terbaring, tidak bergerak, batuk, atau


berbicara saat dilakukan perekaman EKG untuk mencegah terjadinya
artifact

6. Pastikan tidak ada alat elektronik dan logan lain yang bersentuhan
dengan badan

7. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas


alkohol

8. Pasang elektroda pada tubuh klien dengan terlebih dahulu memberikan


jel pada permukaan elektroda :

- Kabel RA (Right Arm, Merah) dihubungkan dengan eloktroda di


pergelangan lengan kanan.
- Kabel LA (Left Arm, Kuning) dihubungkan dengan elektroda di
pergelangan lengan kiri .
- Kabel LL (Left Leg, Hujau) dihubungkan dengan pergelangan
kaki kiri.
- Kabel RL (Right Leg, Hitam) dihubungkan dengan pergelangan
kaki kanan.
- V1 :diruang intercostal 4 kanan, ditepikanan sternum
- V2 :diruang intercostal 4 di tepikiri sternum
- V3 : di pertengahan V2 dan V4
- V4 : di perpotongan antara linea medio clavikularis kiri dengan
ruang intercostal 5 kiri
- V5 : diperpotongan antara linea axillaris anterior kiri dengan
intercostalis 5 kiri
- V6 : di perpotongan antara linea axillaris media kiri dengan
intercostalis 5 kir
9. Hidupkan mesin EKG

10. Rekam setiap lead 3-4 beat (setelan otomatis)

11. Matikan mesin EKG

12. Lepas elektrode

13. Bersihkan tubuh pasien

Terminasi 1. Beritahu pasien perekaman sudah selesai

2. Bereskan alat

3. Evaluasi hasil kegiatan

4. Cuci tangan

Dokumentasi 1. Catat nama pasien, umur, jam dan tanggal pemeriksaan pada EKG

13
2. Catat hasil kegiatan

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN NGT

Pengertian Memasukan selang NGT melalui hidung ke dalam lambung

Tujuan 1. Mengeluarkan isi / sekret lambung untuk mencegah distensi


lambung, mual dan muntah
2. Memasukkan nutrisi (makanan cair) atau obat-obatan ke dalam
lambung
3. Mengeluarkan isi / sekret lambung untuk pemeriksaan laboratorium
(analisis)
4. Membersihkan lambung pada kasus keracunan atau overdosis obat-
obatan

Prosedur :

Persiapan alat 1. Selang NGT.(No.14-18 Fr untuk dewasa dan no. 5-10 Fr untuk anak)
2. Pelumas larut dalam air
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Baskom berisi air
5. Spuit 10cc/20cc
6. pH strip (jika ada)
7. Plester dan gunting
8. Stetoskop
9. Tisu wajah
10. Spatel lidah
11. Penlight
12. Handuk/perlak dan pengalasnya
13. Klem
14. Bengkok

14
Preinteraksi 5. Identifikasi kebutuhan pemasangan NGT pada pasien
6. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
7. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan nama
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Bantu pasien untuk posisi fowler
5. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas/handuk didaerah
dada
7. Letakkan bengkok di dekat pasien
8. Tentukan letak pipa NGT dengan mengukur panjang pipa dari
hidung ke telinga kemudian ke proc. Xyphoideus dan beri tanda
batasnya
9. Berikan gel atau pelicin pada ujung pipa NGT
10. Anjurkan pasien untuk menengadahkan kepala
11. Dengan lembut masukkan pipa melalui lubang hidung dan anjurkan
untuk menelannya
12. Anjurkan pasien untuk mengembalikan kepala ada posisi semula jika
pipa sudah sampai di nasopharing. Jika pasien muntah/tidak nyaman
hentikan tindakan dan lanjutkan jika pasien sudah siap
13. Masukkan pipa sampai pada tanda yang telah dibuat. Perhatikan jika
terjadi distress pernapasan tarik kembali pipa, lanjutkan bila pasien
sudah siap
14. Tentukan apakah pipa NGT benar-benar sudah masuk ke lambung,
dengan cara :
15. Masukkan ujung selang yang di klem ke dalam baskom yang berisi
air (klem dibuka) dan pehatikan bila ada gelembung, pipa masuk ke
paru-paru dan jika tidak ada gelembung pipa tersebut masuk ke
lambung setelah itu pipa diklem atau dilipat kembali
16. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila di lambung
terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan
17. Aspirasi cairan di dalam pipa meggunakan spuit kemudian cek
dengan pH strip (kertas lakmus), jika kertas berwarna merah / merah
muda berarti pipa masuk ke lambung
18. Fiksasi pipa NGT menggunakan plester
19. NGT sudah terpasang siap untuk dipergunakan
20. Pasien dirapikan kembali ke tempat semula atau sesuai keinginan
pasien
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

15
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN

DENGAN MASKER REBREATHING ATAU NON REBREATHING

Pengertian Suatu metode untuk memberikan bantuan oksigen kepada pasien yang
membutuhkan

Tujuan 5. Mempertahankan PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90%


6. Mencegah dan mengatasi hipoksia jaringan dan beban kerja
kardiorespirasi yang berlebih
Prosedur :

Persiapan alat 6. Tabung Oksigen Beserta


7. Flow Meter
8. Humidifier
9. Air Steril
10. Oksigen Masker rebreathing atau non rebreathin
11. Kapas/ tissue kering
12. Tanda “ Dilarang Merokok “
13. Lembar Dokumentasi ( Catatan keperawatan ) dan Ballpoint

Preinteraksi 8. Mengkaji kondisi pasien, Periksa catatan keperawatan dan catatan


medik pasien ( mengetahui TTV , diagnosa medik, therapi, hasil
AGD metode therapi oksigen yang digunakan, hal lain yang
diperlukan)
9. Mencuci tangan
10. Menyipakna alat-alat yang diperlukan
11. Mendekatkan alat
Tahap Orientasi 1. Memberi salam, panggil pasien dengan namaanya dan
memeperkenalkan diri ( jika belum saling kenal)
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
4. Berikan kesempatan pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

16
Tahap kerja 1. Menjaga privasi pasien ( minta pengunjung / penunggu untuk
mencari posisi yang sesuai atau pasang sampiran jika diperlukan )

2. Memastikan benda berbahaya sudah dalam kondisi aman ( misal


tidak terdapat dupa yang masih terbakar)
3. Mengatur posisi pasien semifowler/ highfowler
4. Mencuci tangan
5. Menyiapkan sumber oksigen ( jika memkai okseigen central,
hubungkan flow meter ke pot oksigen. Jika memakai oksigen
tabung tempatkan pada posisi yang sesuai)
6. Memastikan volume air steril dalam hunidifier pada level yang
ditentukan ( tambahkan. Kurangi jika diperlukan )
7. Menghubungkan selang oksigen ke hunidifier
8. Mengalirkan oksigen sesuai program ke dalam kantong reservoir
sampai terisi 2/3 bagia, memeriksa dan memastikan oxygen keluar
dari sungkup sambil melonggarkan tali yang terdapat pada tepi
sungkup
9. Secara berhati-hati, memasang masker pada muka pasien dengan
menutupi hidung dan mulut pasien, kemudian letakkan tali kearah
belakang kepala pasien
10. Mengatur kekencangan tali dan mengatur besi yang terdapat padaa
ujung atas masker senyamaan mungkin
11. Memberikan kapaas kering dibawah tali atau didaerah yang
tertekan sungkup oksigen
12. Mengatur / memastikan kembali flow rate oksigen sesuai program (
8-12 lpm )
13. Merapikan pasien
14. Merapikan alat-alat
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan
oleh pasien ataupun keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

17
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN DENGAN NASAL CANULA

Pengertian Suatu metoda untuk memberikan bantuan oksigen kepada pasien yang
membutuhkan

Tujuan 7. Mempertahankan PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90%


8. Mencegah dan mengatasi hipoksia jaringan dan beban kerja
kardiorespirasi yang berlebih
Prosedur :

Persiapan alat 14. Tabung oksigen beserta


15. Flow Meter
16. Humidifier
17. Air Steril
18. Kanula Nasal ( Dalam tempatnya)
19. Tanda “ Dilaraang Merokok “
20. Lembar Dokumentasi ( Catatan Keperawatan ) dan Ballpoint
Preinteraksi 12. Mengkaji kondisi pasien, Periksa catatan keperawatan dan catatan
medik pasien ( mengetahui TTV, diagnosa medik, theraphy, hasil
AGD metode therapi oksigen yang digunakan, dan hal lain yang
diperlukan )
13. Mencuci tangan
14. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
15. Mendekatkan Alat
Tahap Orientasi 1. Memberi salam, panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri ( jika belum saling kenal)
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
4. Berikan kesempatan pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Menjaga privasi pasien ( Minta pengunjung/ penunggu untuk mencari
posisi yang sesuai atau pasang sampiran jika diperlukan )
2. Memastikan benda berbahaya sudah dalam kondisi aman ( misal

18
tidak terdapat dupa yang masih terbakar )
3. Mengatur posisi pasien ( semifowler/ highfowler)
4. Mencuci tangan
5. Menyiapkan sumber oksigen (jika memakai oksigen
central,hubungkan flow meter ke port oksigen . jika memakai oksigen
tabung, tepatkan pada posisi yang sesuai)
6. Memastikan volume air steril dalam humidifier pada level yang
ditentukan ( tambahkan/ kurangi jika diperlukan )
7. Menghubungkan selang nasal kanul ke hunidifier
8. Mengalirkan oksigen sesuai program, memeriksa dan memastikan
oksigen keluar dari ujung kanula
9. Dengan hati-hati memasang ujung kanula pada lubang hidung pasien,
atur kanul yang elastis sampai kanul benar-benar pas menempati
hidung dan nyaman bagi pasien
10. Melingkar/ melengkungkan selang oksigen diatas daun telinga pasien
11. Mengatur flow rate oksigen sesuai program ( 1 -6 lpm )
12. Memfiksasi selang ( jika diperlukan )
13. Merapikan pasien
14. Merapikan alat-alat
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Simpulakan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan
oleh pasien ataupun keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

19
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMASANGAN OKSIGEN DENGAN OKSIGEN MASKER


SEDERHANA

Pengertian Suatu metode untuk memberikan bantuan oksigen kepada pasien yang
membutuhkan

Tujuan 9. Mempertahankan PaO2> 60 mmHg atau SaO2> 90%


10. Mencegah dan mengatasi hipoksia jaringan dan beban kerja
kardiorespirasi yang berlebih
Prosedur :

Persiapan alat 21. Tabung Oksigen Beserta


22. Flow Meter
23. Humidifier
24. Air Steril
25. Oksiegen Masker Sederhana
26. Kapas/ tissue kering
27. Tanda “ Dilarang Merokok “
28. Lembar Dokumentasi ( Catatan keperawatan ) dan Ballpoint

Preinteraksi 16. Mengkaji kondisi pasien, Periksa catatan keperawatan dan catatan
medik pasien ( mengetahui TTV , diagnosa medik, therapi, hasil
AGD metode therapi oksigen yang digunakan, hal lain yang
diperlukan)
17. Mencuci tangan
18. Menyipakna alat-alat yang diperlukan
19. Mendekatkan alat
Tahap Orientasi 1. Memberi salam, panggil pasien dengan namaanya dan
memeperkenalkan diri ( jika belum saling kenal)
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
4. Berikan kesempatan pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Menjaga privasi pasien ( minta pengunjung / penunggu untuk
mencari posisi yang sesuai atau pasang sampiran jika diperlukan )
2. Memastikan benda berbahaya sudah dalam kondisi aman ( misal

20
tidak terdapat dupa yang masih terbakar)
3. Mengatur posisi pasien semifowler/ highfowler
4. Mencuci tangan
5. Menyiapkan sumber oksigen ( jika memkai okseigen central,
hubungkan flow meter ke pot oksigen. Jika memakai oksigen tabung
tempatkan pada posisi yang sesuai)
6. Memastikan volume air steril dalam hunidifier pada level yang
ditentukan ( tambahkan. Kurangi jika diperlukan )
7. Menghubungkan selang oksigen ke hunidifier
8. Mengalirkan oksigen sesuai program, memeriksa dan memastikan
oksigen keluar dari sungkup sambil melonggarkan tali yang terdapat
pada tepi sungkup
9. Secara berhati-hati, memasang masker pada muka pasien dengan
menutupi hidung dan mulut pasien, kemudian letakkan tali kearah
belakang kepala pasien
10. Mengatur kekencangan tali dan mengatur besi yang terdapat padaa
ujung atas masker senyamaan mungkin
11. Memberikan kapaas kering dibawah tali atau didaerah yang tertekan
sungkup oksigen
12. Mengatur / memastikan kembali flow rate oksigen sesuai program (
5-8 lpm )
13. Merapikan pasien
14. Merapikan alat-alat
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan
oleh pasien ataupun keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

21
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN MAKAN MELALUI NGT

Pengertian Memberikan makanan konsistensi cair melalui NGT

Tujuan 11. Untuk memperbaiki atau mempertahankan status nutrisi pasien

Prosedur :

Persiapan alat 29. Sarung tangan


30. Spuit 50 cc
31. Handuk/ perlak dan pengalasnya
32. Bengkok
33. Makanan berbentuk cair
Preinteraksi 20. Identifikasi kebutuhan pemberian makanan
21. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Bantu pasien untuk posisi fowler
4. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Pasangkan pengalas/handuk di daerah dada
6. Letakkan bengkok di dekat pasien
7. Periksa residu lambung , bila >100 cc tunda pemberian makan
8. Sambungkan spuit dengan NGT
9. Isi Spuit dengan makan, buka klem
10. Tinggikan spuit 45 cm diatas kepala pasien
11. Biarkan spuit kosong secara bertahap, isi ulang sesuai jumlah yang di
sarankan
12. Bilas dengan air putih, lalu di klem kembali

22
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien )
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

23
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PERAWATAN STOMA

Pengertian Melakukan perawatan pada luka post operasi kolostomi dan mengganti
kolostomi bag

Tujuan 12. Mencegah luka dari kontaminasi


13. Mencegah terjadinya infeksi
14. Memperhatikan integritas kulit sekitar stoma intake
15. Membantu penyembuhan kulit sekitar stoma yang iritasi
Prosedur : 1. Alat- alat steril
a. Pinset anatomis 1 buah
Persiapan alat b. Kasa kering dalam kom tertutup secukupnya
c. Kasa desinfektan dalam kom tertutup 5-10 helai
d. Korentang
2. Alat-alat tidak steril
a. Gunting verban 1 buah
b. Perlak dan pengalas
c. Kom kecil 1 buah berisi air hangat
d. Nierbeken 2 buah
e. Kolostomi bag dan wafer
f. Korentang
g. Nacl 0.9%
h. Sarung tangan bersih 2 pasang
i. Pinset anatomis
j. Masker
k. Kantong plastik atau baskom untuk tempat sampah

Preinteraksi 22. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (TTV,
instrupsi dokter, kesadaran pasien dan kondisi lain yang
dipelukan )
23. Cuci tangan
24. Siapkan alat-alat yang diperlukan dan persiapkan kolostomi bag
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri (untuk pertemuan pertama )

24
2. Menanyakan keluhan atau kondisi pasien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh pasien
selama pengukuran
5. Berikan kesempatan pada pasien dan keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Dekatkan alat pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau
3. Menjelaskan pada pasien bahwa tindakan akan segera dilakukan
4. Cuci tangan
5. Gunakan sarung tangan dan masker
6. Atur posisi sesuai dengan kebutuhan
7. Letakan perlak dan pengalas di bawah area stoma
8. Letakan nierbeken did ekat pasien
9. Buka kolostomi bag lama (hati-hati jangan sampai menyentuh
stoma ) dengan menggunakan pinset anatomi kaji jumlah ,
warna, konsintensi produk stoma. Buang kolostomi bag bekas ke
dalam nierbeken
10. Kaji kondisi, lokasi, tipe , jumlah jahitan atau bau dari stoma
11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
12. Gunakan sarung tanagna
13. Bersihkan stoma dan kulit di sekitarnya dengan air hangat secara
perlahan
14. Irigasi/bathing or shower stoma dengan normal salin
15. Keringkan kulit sekitar stoma dengan kassa steril
16. Ukur diameter stoma
17. Tempatkan kassa di atas stoma selama mempersiapkanwafe dan
kolostomi bag
18. Buat pola kertas belakang wafer
19. Potong wafer sesuai. Pertahankan kertas pada wafer yang tidak
terpotong tetap tertutup
20. Pindahkan kassa di atas stoma
21. Pasang wafer pada kulit dengan stoma sebagai pusatnya
22. Pasang kolostomi bag atas wafer
23. Lepaskan sarung tangan
24. Plaster pinggir kolostomi bag jika diperlukan
25. Rapikan klen dan atur posisi pasien
26. Rapikan alat. Letakkan alat bersih pada tempatnya dan buang
sampah pada tempat sampah
Terminasi 1. Beritahu pasien tindakan sudah selesai
2. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik
3. Kontak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan alat-alat, buang sampah disposible pada tempatnya
5. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

25
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN SUCTION (PENGHISAPAN) OROFARINGEAL

Pengertian Menghisap sekret melalui kateter yang dihubungkan dengan mesin


penghisap untuk mengeluarkan sekret ada jalan pada jalan nafas pasien
sehingga jalan nafas atas pasien paten

Tujuan Mengeluarkan sekret yang ada pada jalan napas sehingga jalan napas
pasien paten

Prosedur :

Persiapan alat 1. Bad side table/trolly beserta tempat sampah/tempat cateter suction
yang telah terpakai
2. Mesin penghisap (di set tekanan isapan 80-120 mmHg)
3. Masker, gown/skort dan goggles
4. Sarung tangan steril
5. Kateter suction no. 8-16 French. Ukuran selang kateter pada bayi 5-8
Fr, anak-anak 8-10 Fr dan dewasa 12-18 Fr.
6. Steril saline untuk lubrikasi yang membersikan selang kateter
7. Kom steril
8. Kasa steril
9. Handuk/penghalas
10. Bengkok

Preinteraksi 1. Mengkaji kondisi pasien, periksa catatan keperawatan dan catatan


medic pasien (mengetahui TTV, diagnose medic, terapi,
interpretasikan dengan tepat intruksi
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
4. Dekatkan alat

26
Tahap Orientasi 1. Memberi salam, pangil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri (jika belum saling kenal)
2. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur dan hal yang perlu
dilakukan pasien
4. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Berikan pasien posisi yang benar. Jika sadar, berikan posisi semi
flower dengan kepala menoleh ke satu sisi. Jika tidak sadar, berikan
posisi berbaring miring menghadap perawat.
2. Jaga privasi pasien
3. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang mudah di
jangkau
4. Cuci tangan
5. Siapkan mesing suction : hubungkan alat suction dengan sumber
listrik sumber suction, tekanannya.
6. Pasang masker, skort dan perlindung mata (goggles) jika diperlukan
Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
7. Letakkan penghalas atau handuk di dada pasien.
8. Menyiapakan suction kit
 Membuka pembukus catheter suction,
 Menyiapkan cairan steril (menuangkan Nacl 0,9% kedalam
tempatnya)
9. Gunakan sarung tangan steril (setelah itu cuci tangan harus steril dan
yang sarungnya bersih)
10. Dengan tangan steril, ambil catheter suction dan dengan telunjuk dan
ibu jari pengang pangkal kateter
11. Dengan tangan bersih, ambil selang mesin suction kemudian
hubungkan dengan pangkal kateter suction
12. Nyalakan mesin penghisap dengan tangan bersih
13. Lakukan lubrikasi dan uji coba suction dengan menghisap sedikit
cairan Nacl 0,9% steril yang telah di sediakan (observasi dan
pastikan aliran airnya)
14. Bersiap-siap untuk suction
 Informasikan kepada –pasien bahwa akan disuction
 Untuk orofaringeal suction : minta pasien membuka mulut (jika
pasien sadar)
Untuk nasopharygeal suction: perkirakan panjang catether dari ujung
hidung dan telinga

15. Lepakan device oksigen yang di pakai


16. Tanpa menutup control catheter suction, masukan catheter suction
perlahan-lahan sampai kedalaman yang sesuai :
 Untuk orofaringeal suction : samapai dimana terdapat skret
yang mengumpul
 Untuk nasophargeal suction sampai pada pengukuran panjang
hidung-daun telinga
Untuk nasoptrachea 20-24 cm (dewasa), 14-20 cm (anak yang lebih
besar), 8-14 cm (pada bayi dan anak-anak yang lebih kecil). Jika
terjadi tahanan mungkin sudah mencapai karina dan Tarik 1 cm.

17. Dengan ibu jari, tutup control cather suction dan dengan telunjuk
pengang ujung catheter kearah distal kemudian lakukan penarikan
perlahan-lahan dan lembut disertai dengan gerakan memutar.
Langkah ini dilakukan tidak boleh lebih dari 15 detik, kemudian
anjurkan pasien menarik nafas panjang atau batuk atau minta pasien
istirahat 15-30 detik. Sambil menunggu bila catheter dengan air steril

27
dan bersihkan dengan kasa steril jika skret menempel pada cateter
suction.
 Lakukan langkah ini beberapa kali sampai skret
berkurang/hilang.
 Lakukan penghisapan skret pada mulut dan di bawah lidah jika
masih terdapat skret
18. Setelah suction dirasakan cukup, matikan mesin suction lepaskan
catheter dengan selang suction dan buang/tempatkan catheter suction
pada tempatnya
19. Informasikan pada pasien tidakan sudah selesai
20. Rapikan alat-alat
21. Lepaskan sarung tangan
22. Atur kembali posisi pasien dan kaji status pernafasan pasien
23. Pasang kembali oksigen jika diperlukan
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan
.

Dokumentasi Catat hasil tidakan; vital sign, saturasi O2, oksigen yang diberikan, warna,
bau, volume dan kosistensi sprutum, serta suara nafas

28
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN TINDAKAN PEMBERIAN HUKNAH

Pengertian Suatu metode memasukan cairan kedalam colon untuk menimbulkan efek
tertentu yang diharapkan

Tujuan 16. Mengosongkan usus untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti buang air besar selama prosedur operasi dilakukan atau
pengosongan sebagai tindak diagnostik / pembedahan.
17. Merangsang peristaltik sehingga pasien bisa BAB.
18. Persiapan tindakan operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan
radiologi.
19. Memberi rasa nyaman.
Prosedur :

Persiapan alat 1. Irrigator lengkap dengan kanula rektal, selang dan klemnya sesuai
dengan umur pasien
2. Cairan alat sesuai kebutuhan ( indikasi )
3. Pelican (vaselin, sylokain, jelly 2%/ pelumas larut dalam air
4. Sarung tangan bersih
5. Tiang penggantung irrigator
6. Pispot, air pembersih ( cebok ) dan kapas cebok/ tissue toilet ( kalau
perlu : pasien tidak bias ketoilet)
7. Bengkok
8. Alas bokong / perlak
9. Selimut mandi

Preinteraksi 25. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi
dokter, ttv sebelumnya atau kondisi lain yang diperlukan)
26. Mencuci tangan
27. Siapkan alat alat yang diperlukan
28. Mendekatkan alat
Tahap Orientasi 1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien, sepakati
kode komunikasi

29
4. Berikan kesempatan kepada pasien keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Mencuci tangan
2. Menjaga privasi pasien
3. Memasang selimut mandi
4. Membuka pakaian bawah pasien
5. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan ( SIM Kiri, SIM kanan,
atau Dorsal Recumbent )
6. Memasang perlak/ pengalas dibawah area glutea
7. Meletakkan bengkok di dekat pasien
8. Menyiapkan irrigator yang sudah berisi cairan hangat dengan suhu
yang sesuai dan menghubungkannya dengan kanula rektal
9. Mencuci tangan
10. Menggunakan sarung tangan
11. Memberikan pelumas pada ujung selang/ kanul rektal
12. Memasukan kanula rektal dengan kedalaman yang sesuai
13. Membuka klem sampai cairan mengalir perlahan-lahan. Menunggu
sampai cairan habis atau sampai muncul keinginan untuk defikasi.
Kemudian lepaskan kanula
14. Ketika cairan habis dan muncul keinginan untuk defikasi,
melepaskan kanula dan menganjurkan pasien untuk menahan
sebentar.
15. Mengancurkan dan memfasiltasi pasien untuk ketoilet atau
memasang pispot, menunggu sampai defikasi selesai, menyiram
perenium dan anus dengan air cebok hingga bersih, mengeringkan
dengan tissue
16. Membereskan alat-alat
17. Membuka sarung tangan
18. Merapikan pasien
19. Mencuci tangan
Terminasi 1. Mengevaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan hasil kegiatan
3. Memberikan umpan balik positif
4. Melakukan kontrak pertemuan selanjutnya
5. Membereskan alat-alat
6. Mencuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

30
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELEPAS SELANG NGT

Pengertian Melakukan pelepasan selang NGT

Tujuan 20. Menghentikan pemberian makanan, minuman, dan obat melalui


selang nasogastrik
Prosedur :

Persiapan alat 34. Sarung tangan


35. Handuk/ perlak dan pengalasnya
36. Bengkok
Preinteraksi 29. Identifikasi kebutuhan pelepasan NGT
30. Siapkan alat alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan prosedur pada pasien, yakinkan bahwa pelepasan lebih
ringan daripada memasangnya

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
3. Pasangkan handuk dibawah dagu pasien
4. Letakan bengkok di dekat pasien
5. Lepaskan plester dari batang hidung pasien
6. Minta pasien memegang tisue wajah. Beritahu pasien untuk
mengambil nafas panjang dan menahannya
7. Tarik selang dengan mantap dan perlahan saat pasien menahan nafas
8. Buang selang
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien )
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan peralatan
5. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

31
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRACUTANEUS (IC)

Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan sampai


jaringan epidermis

Tujuan Memberikan obat tertentu yang pembariannya hanya dapat di lakukan


dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien
yang akan di berikan obat antibiotic.

Prosedur :

Persiapan alat 1. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran


2. Kasa untuk membuka ampul
3. Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4. Cairan pelarut (aquades)
5. Bengkok
6. Perlak
7. Bak spuit tertutup
8. Tempat sampah jarum
9. Sarung tangan
10. Peralatan cuci tangan
11. Kapas aseptic
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien(Mengetahui TTV,
therapy, resep obat yang diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi,
dan hal lain yang diperlukan)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat yang diperlukan

4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial. Periksa dengan
teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan

32
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri

2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2


item). Cocokkan dengan gelang identitas

3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien

4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan
pasien

5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan


dilakukan

Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

3. Tentukan daerah pemasukan yang tepat : inspeksi adanya memar,


peradangan, atau edema di permukaan kulit tempat injeksi.

4. Bantu pasien mendapatkan posisi yan nyaman sesuai lokasi penusukan.

5. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai

6. Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah ke luar


dengan arah memutar.

7. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
yang dominan, pertahankan bevel jarum menghadap ke atas.

8. Dengan tangan non dominan regangkan kulit yang akan diinjeksi


dengan jari telunjuk atau ibu jari.

9. Lakukan insersi jarum dengan perlahan pada sudut 5-15º sampai terasa
tahanan, masukkan terus jarum melalui epidermis sampai kira-kira 3 mm
di bawah permukaan kulit.

10. Masukkan obat dengan perlahan sampai timbul benjolan menyerupai


gigitan nyamuk dengan diameter ± 6 mm pada permukaan kulit.

11. Tarik jarum sambal melakukan swab antiseptic tanpa memijat daerah
tusukan

12. Tandai bekas suntikan dengan membuat lingkaran di sekelilingnya


dengan diameter ± 3 cm

13. Tempatkan spuit pada tempat yang khusus

Lepas sarung tangan

14. Rapikan pasien dan atur dalam posisi nyaman

Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan

33
balik positif

2. Kontrak pertemuan selanjutnya

3. Bereskan alat-alat

4. Cuci tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

34
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAMUSKULER

Pengertian Tindakanpenyuntikandimanaujungjarumsuntikdisuntikkansampaijaringanotot

Tujuan Agar absorbsi obat lebih cepat dikarenakan vaskularitas otot.

Prosedur :

Persiapanalat 11. Spuitdanjarumsterilsesuaiukuran


12. Kasauntukmembukaampul
13. Obat yang diperlukan (ampulatau vial)
14. Cairanpelarut (aquades)
15. Bengkok
16. Perlak
17. Bakspuittertutup
18. Tempatsampahjarum
19. Sarungtangan
20. Peralatancucitangan
21. Kapas aseptic
Preinteraksi 1. Cekcatatankeperawatandancatatanmedisklien(Mengetahui TTV, therapy, resepobat yang
diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayatalergi, danhal lain yang diperlukan)

2. Cucitangan

3. Siapkanalat yang diperlukan

4. Siapkanobatdenganprinsipbenardariampulatau vial. Periksadenganteliti.


Pastikansemuaudaradikeluarkan

TahapOrientasi 1. Berisalamdanperkenalandiri

2. Identifikasipasien :tanyakannama, tanggallahir, alamat (minimal 2 item).

35
Cocokkandengangelangidentitas

3. Tanyakankondisidankeluhanklien

4. Jelaskantujuan, prosedur, lama tindakan, danhal yang perludilakukanklien

5. Berikankesempatanklien/keluargabertanyasebelumkegiatandilakukan

Tahapkerja 1. Jaga privasiklien

2. Cucitangandangunakansarungtangan

3. Tentukandaerahpemasukan yang tepat :inspeksiadanyamemar, peradangan, atau edema


di permukaankulittempatinjeksi.

4. Bantu klienmendapatkanposisiyannyamansesuailokasipenusukan.

5. Letakkanpengalasdanbengkokpadatempat yang sesuai

6. Lakukandesinfeksipadadaerahtusukan, dariarahtengahkeluardenganarahmemutar.

7. Pegangspuitdenganbenar di antaraibujaridanjaritelunjuktangan yang dominan,


pertahankan bevel jarummenghadapkeatas.

8. Regangkankulittempatinjeksidengantangan non dominan.


Jikamassaototkecil, cubit ototdenganibujaridanjari lain.

9. Lakukanpenyuntikandengancepatkedalamototpadasudut 900.

10.
Lakukanaspirasiuntukmengecekapakahjarumtidakmengenaipembuluhdarah,
bilaterdapatdarahmakasegeracabutjarum, buang dang anti yang baru,
bilatidakmakamasukkanobatperlahan – perlahan

11. Bilaobattelahmasuksemua, cabutspuitsambilmelakukan swab antiseptic

12. Tempatkanspuitpadatempatnya,
danbuangjarumpadatempatsampahkhusus

13. Lepassarungtangan

14. Rapikankliendanaturdalamposisinyaman

Terminasi 1. Evaluasiperasaanklien, simpulkanhasilkegiatan, berikanumpanbalikpositif

2. Kontrakpertemuanselanjutnya

3. Bereskanalat-alat

4. Cucitangan

Dokumentasi Catathasilkegiatan di dalamcatatankeperawatan (tanggal, jam, obat, yang diberikan,


responklienselamadilakukannyaprosedur, tandatangannamaterang)

36
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINAL DAN REKTAL

Pengertian Tindakan pemberian obat melalui vagina dan rectal

Tujuan Mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar,


ketidaknyamanan) dan mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi,
peradangan).

Prosedur :

Persiapan alat 1. Supositoria vaginal dan rectal

2. Handuk

3. Pispot

4. Duk

5. Pelumas larut air

6. Sarung tangan bersih

7. Tisu

8. Pembalut

9. Bengkok

Preinteraksi 1. Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan

2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi

3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya

37
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien / keluarga

Tahap kerja 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya

2. Menanyakan keluhan utama pasien

3. Tawarkan pasien untuk b.a.k atau b.a.b

4. Jaga privasi pasien.

5. Cuci tangan kemudian gunakan handscone

6. Buka pakaian bawah

Bersihan vaginal

1. Lepaskan supositoria dari pembungkusnya dan beri pelumas


disekitar ujungnya
2. Dengan tangan non dominan regangkan lipatan labia
3. Masukkan ujung supositoria kedalam vagina sesuai panjang jari
telunjuk (7,5-10cm)
4. Tarik jari dan bersihkan pelumas sisa disekitar orifisium dan labia
5. Instruksi pasien untuk tetap pada posisi telentang selama 10 menit
6. Berikan pembalut sebelum pasien melakukan ambulasi
Rectal

1. Minta pasien untuk posisi sims fleksi ke depan


2. Periksa kondisi anus eksternal dan palpasi dinding rectal
3. Buka sarung tangan. Ganti dengan yang baru
4. Buka obat supositoria dari wadah, beri pelumas pada ujung
dengan jeli
5. Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut untuk
merilekskan spinkter anal
6. Regangkan bokong pasien dengan tangan nondominan anda. Lalu
masukkan obat supositoria perlahan melalui anus. Masukkan
telunjuk ±10 cm pada orang dewasa, 5 cm anak-anak.(Wong,
1999). Tarik jari andaa dan berikan area. Instruksikan pasien
untuk tetap terbaring selama 5 menit
7. Rapikan pasien
8. Buka sarung tangan dan cuci tangan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)

2. Berikan umpan balik positif

3. Kontrak pertemuan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik

5. Bereskan peralatan

6. Cuci tangan.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

38
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN OBAT SECARA ORAL

Pengertian Tindakan pemberian obat secara oral

Tujuan Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari
obat tersebut dapat segera diatasi

Prosedur :
1. Baki berisi
Persiapan alat 2. Obat yang akan diberikan
3. Cangkir obat
4. Tisu
5. Air minum
6. Bengkok

Preinteraksi 1. Interpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan


2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien /
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Buka obat dan taruh dicangkir obat yang sudah disediakan. Jangan
lepas pembungkusnya.
6. Oral:
7. Berikan obat dan air minum pada pasien
8. Sublingual:
9. Berikan obat pada pasien dan beritahu agar meletakkan obat pada
bagian bawah lidah hingga terlarut seluruhnya. Anjurkan pasien agar
tetap menutup mulut tidak minum dan berbicara selama obat belum
terlarut seluruhnya.

39
10. Pastikan obat sudah ditelan oleh pasien
11. Cek mulut pasien
12. Rapikan pasien dan atur dalam posisi yang enak
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan: tanggal, jam, obat yang
diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan dan
nama terang.

40
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN OBAT SECARA TOPICAL

Pengertian Suatu metode pengukuran untuk memperoleh hasil tanda vital pasien
dengan menggunakanalat yang sesuai

Tujuan Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan yang telah didapatkan agar


dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia baik fisik, psikososial dan
spiritual dengan menggunakan proses keperawatan pada semua tingkat
usia.

Prosedur : 1. Termometer (oral, rektal dan aksilla sesuai kebutuhan dalam


tempatnya
Persiapan alat 2. Tempat yang berisi ; larutan antiseptic ; air sabun ; air bersih
3. Kertas Tissue
4. Sarung tangan (untuk pengukuran suhu rectal)
5. Pelumas (untuk pengukuran suhu rectal)
6. Jam tangan dengan detik atau layer digital
7. Tensimeter (spignomanometer / anemoid manormeter + manset )
8. Stetoskop
9. Bangkok
10. Lembar Dokumentasi ( Catatan Keperawatan dan balpoin)

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien ( TTV


sebelumnya / mengetahui kondisi pasien/ hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
4. Dekatkan alat
Tahap Orientasi 1. Cuci Tangan

Tahap kerja A. ORAL


1. Ambil thermometer dari tempatnya dan bersihkan thermometer

41
dengan tissue
2.Periksa dan pastikan thermometer dalam keadaan utuh.
Kemudian pastikan agar air raksa berada pada skala terendah
3. Atur posisi pasien
4. Minta pasien untuk membuka mulutnya kemudian masukkan
bulb thermometer di bawah lidah disisi mulut
5. Beritahu pasien untuk menahan thermometer dengan bibir
tertutup selama 2-3 menit ata sampai suara “beep” terdengar
6. Ambil dan bersihkan thermometer dengan tissue
7. Buang tissue pada bengkok
8. Lihat thermometer, baca hasilnya dan informasikan hasilnya ke
pasien
9. Bersihkan thermometer dan keringkan serta kembalikan ke
tempatnya
10. Catat hasilnya
B. RECTAL
1. Ambil thermometer dari tempatnya dan bersihkan thermometer
dengan tissue
2. Periksa dan pastikan thermometer dalam keadaan utuh,
kemudian pastikan agar air raksa berada pada skala terendah
3. Bantu pasien melakukan posisi sims (dewasa) atau tengkurap
(anak-anak)
4. Gunakan sarung tangan
5. Oleskan pelumas pada bulb dengan tisu
6. Masukan bulb 2.5 – 3,5 cm (dewasa) , 1,2 – 2,5 cm (bayi dan
anak-anak) dengan intruksi “relaks” kemudian minta pasien
menahan selama 2,5 menit atau sampai suara “beep? Terdengar
7. Ambil dan bersihkan thermometer dengan tissue
8. Buang tissue pada bengkok
9. Lihat thermometer, baca hasilnya dan informasikan hasilnya ke
pasien
10. Bersihkan thermometer dan keringkan serta kembalikan ke
tempatnya
11. Lepaskan sarung tangan
12. Cuci tangan
13. Catat hasilnya

C. AKSILA
1. Ambil thermometer pada tempatnya dan bersihkan thermometer
dengan tissue
2. Periksa dan pastikan thermometer dalam keadaan utuh,
kemudian pastikan agar air raksa berada pada skala terendah
3. Atur posisi pasien
4. Bersihkan dan keringkan area pengukuran
5. Letakkan thermometer di tengah aksila, tutunkan lengan dengan
menjepit thermometer dan taruh lengan menyilang dengan dada
pasien, kemudian minta pasien menahan selama 5-10 menit
atau sampai suara “beep” terdengar
6. Ambil dan bersihkan thermometer dengan tissue
7. Buang tissue pada bengkok
8. Lihat thermometer, baca hasilnya dan informasikan hasilnya ke
pasien
9. Bersihkan thermometer dan keringkan serta kembalikan ke
tempatnya
10. Catat hasilnya

D.
1. Siapkan pasien pada posisi yang nyaman ( terlentang / duduk)
2. Letakkan ujung dua jari pertama pada arteri tau nadi yang akan
diukur, temukan denyut nadi kemudian tekan dengan lembut

42
3. Mengkaji karakteristik nadi : Irama, Frekwensi (jika teratur
hitung 15 detik kemudian dikalikan 4 atau 30 detik kemudian
dikalikan 2 dan jika tidak teratur hitung selama 1 menit penuh )
dan kekuatan nadi
4. Catat hasilnya

E.
1. Letakkan ujung dua jari pertama tangan pada daerah nadi
radialis
2. Kaji karakteristik pernafasan : Frekwensi ( Pada dewasa jika
irama teratur, hitung 30 detik kemudian dikalikan 2 dan jika
tidak teratur hitung selama 1 menit penuh. Pada anak-anak
dihitung 1 menit penuh), kedalaman , irama, pernafasan.
3. Catat hasilnya
F.
1. Siapkan posisi pasien ; berbaring dengan posisi supine/duduk
2. Lengan baju pasien di gulung atau diataskan
3. Palpasi arteri brachialis
4. Letakkan dan pasang manset yang telah di kempiskan 2,5 cm
diatas nadi brachialis
5. Pastikan bahwa manometer diposisikan secara vertical sejajar
mata
6. Palpasi arteri radialis atau brachialis dengan ujung jari dengan
mengembangkan manset dengan cepat sampai tekanan 30mmHg
diatas titik dimana denyut tidak teraba
7. Kempiskan manset dan tunggu 30 detik
8. Letakkan earpiece stetoskop pada telinga pemeriksa ketahui
lokasi arteri bracialis dan letakan diafragma stetoskop diatasnya
9. Tutup katup balon dan gembungkan manset 30mmHg diatas
tekanan sistolik yang di palpasi
10. Dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan
kecepatan 2-3 mmHg / detik
11. Tekanan darah sistolik dan diastolic di dapatkan
12. Ulangi pengukuran satu kalli lagi dengan air raksa dalam
spignomanometer di kembalikan pada angka 0 , lakukan
tindakan seperti diatas
13. Buka manset dari lengan dan beritahu bacaan kepada pasien
14. Merapikan tensimeter
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasiem
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

43
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MENGAJARKAN TEHNIK DISTRAKSI

Pengertian Mengalihkan perhatian pasien ke hal yang lain dan dengan demikian
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi
terhadap nyeri

Tujuan 21. Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri

Prosedur :

Persiapan alat 37. Buku


38. Pensil/Pulpen
39. Alat lain (menyesuaikan dengan hal yang disukai pasien)
Preinteraksi 31. Cek catatan keperawataan dan catatan medis pasien
32. Siapkan alat-alat
33. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
34. Cuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan Namanya
2. Jelaskan tujuan,prosedur,dan lamanya tindakan pada pasien atau
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
5. Anjurkan pasien untuk mencari posisi yang nyaman menurut pasien
6. Duduk dekat pasien tapi tidak mengganggu
7. Melakukan bimbingan dengan baik terhadap pasien:
8. Meminta pasien untuk melakukan aktifitas yang disukai pasien
misal: bernyanyi, berdoa, menceritakan foto atau gambar dengan
suara keras, mendengarkan music/bermain
9. Ketika pasien relaxing, pasien berfokus pada aktifitas yang
dilakukan, pada saat itu perawat tidak perlu bicara lagi
10. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi
kalau pasien sudah siap

44
11. Catat aktifitas-aktifitas yang dilakukan pasien untuk digunakan pada
latihan selanjutnya
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

45
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

MENGAJARKAN TEHNIK RELAKSASI PROGRESIF PADA PASIEN

Pengertian Kombinasi latohan pernapasan yang terkontrol dan rangkaian kontraksi


otot serta relaksasi kelompok otot

Tujuan 22. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan


punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju
metabolisme.
23. Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
24. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika pasien
sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks;
25. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
26. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
27. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot,
fobia ringan, gagap ringan, dan
28. Membangun emosi positif dari emosi negative.
Prosedur :

Persiapan alat 40. Buku


41. Pensil/Pulpen

Preinteraksi 35. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien


36. Siapkan alat-alat
37. Cuci tangan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan urtama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Mulai kegiatan dengan cara yang baik
5. Anjurkan pasien untuk berbaring atau duduk di kursi dengan
kepala di topang
6. Bimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur di

46
ulang paling tidak satu kali, jika area tetap tegang dapat diuangi
lima kali dengan melihat respon pasien)
7. Bimbing pasien melengkungkan punggung kebelakang sambil
menarik nafas dalam masuk, tekan keluar perut, tahan, relaks
8. Anjurkan pasien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik
9. Bimbing pasien mengerutkan dahi keatas, pada saat yang sama
tekan kepala sejauh mungkin kebelakang, putar searah jarum jam
dan kebalikannya kemudian anjurkan pasien mengerutkan otot
muka seperti menari, dilakukan selama lima sampai 7 detik
10. Anjurkan pasien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik
11. Bimbing pasien mengepalkan kedua telapak tangan, kencangkan
biseps dan lengan bawah selama lima sampai tujuh detik
12. Anjurkan pasien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik
13. Tarik kaki dan ibu jarikebelakang mengarah kemuka, tahan,
relaks, kemudian lipat ibu jari secara serentak kencangkan betis,
paha, dan pantat selama lima sampai 10 detik
14. Anjurkan klie untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian relaks selama 12-30 detik
15. Jika pasien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi
kalau pasien sudah siap
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

47
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MERAWAT DAN MENGANGKAT JAHITAN LUKA OPRASI

Pengertian Tindakan membuka jahitan luka klien disaat luka telah mulai menutup &
terbentuk jaringan konektif atau berdasarkan instruksi medik
Tujuan 1. Membuka jahitan pada waktu luka menutup & jaringan konektif terbentuk.
2. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme & mencegah infeksi.
3. Membantu proses penyembuhan luka.
Prosedur : Alat-alat steril : Alat-alat tidak steril :
Persiapan alat 1. Pinset anatomi 1 bh 1. Gunting pembalut
2. Gunting lurus 1 bh 2. Plester
3. Pincet chirurgic 1 bh 3. Botol berisi alcohol 70%
4. Penjepit arteri 2 bh 4. Yod bensin dalam tempatnya
5. Kapas lidi 2 bh 5. Bengkok
6. Kasa steril secukupnya 6. Obat-obat desinfektan
7. Hanscoen 7. Obat luka yang diperlukan
8. Mangkok kecil
Preinteraksi 1. Cek catatan medis pasien
2. Cek kalengkapan alat dan keadaan ibu
Tahap Orientasi 1. Beri salam, panggil klien dengan namanya dan memperkenalkan diri ( untuk
pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan / kondisi klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan tindakan prosedur yang akan dilakukan
5. Berikan kesempatan kepada klien/ kelurganya bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privacy klien
2. Tanyakan kesiapan ibu
3. Atur posisi pasien
4. Dekatkan alat
5. Mencuci alat dan gunakan hanscoen
6. Balutan lama dibuka dan dibuang
7. Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah
8. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
9. (Jika mengangkat jahitan) simpul jahitan ditarik sedikit keatas secara hati-hati
memakai pinset chirurgic, sehingga kelihatan benang yang dari dalam kulit,
benang ini digunting dan ditarik hati-hati lalu dibuang pada kassa yang
disediakan
10. (Jika hanya merawat luka, point diatas jangan dilakukan)
11. Luka dioles kembali dengan kapas yang telah diisi alcohol
12. Luka ditutup dengan kassa steril secukupnya
13. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
Eleminasi 1. Evaluasi perasaan ibu, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya .
Dokumentasi Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

48
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PELEPASAN INDWELLING KATETER

Pengertian Suatu tindakan untuk melepaskan kateter yang berpasang serta tidak ada
indikasi pemasangan kateter

Tujuan Melatih pasien melakukan BAK secara mandiri sesuai dengan program

Prosedur :

Persiapan alat 1. Bed side table/trolly beserta tempat sampah


2. Pinset
3. Spuit 10 cc
4. Sarung tangan
5. Kapas / wash lap / kasa
6. Larutan antiseptik
7. Bengkok
Pengalas

Preinteraksi 38. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien


(indikasi/instruksi dokter, ttv sebelumnya atau kondisi lain yang
diperlukan)
39. Cuci tangan
40. Siapkan alat alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 1. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien,
sepakati kode komunikasi
4. Berikan kesempatan kepada pasien keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan
mudah dijangkau
3. Pastikan pencahayaan memadai
4. Cuci tangan
5. Atur posisi pasien supine (laki – laki) dan dorsal recumbent

49
(wanita)
6. Lepaskan pakaian bawah pasien
7. Letakkan pengalas pada bokong pasien dan bengkok pada tempat
yang sesuai Gunakan sarungtangan dissposible
8. Gunakan sarungtangan
9. Keluarkan fiksasi air steril dengan spuid 10 cc
10. Tarik perlahan-lahan selang kateter yang akan dilepas dengan
meminta pasien melakukan nafas panjang
11. Lepaskan plester yang memfikasasi kateter
12. Masukan kateter dan urine bag kedalam tempat sampah
13. Bersihkan dengan washlap / kapas / kasa yang berisi larutan anti
septik pada daerah perineal dan labia pasien ( wanita) atau area
penis ( laki-laki)
14. Bereskan dan rapikan alat-alat
15. Lepaskan sarung tangan
16. Cuci tangan
Terminasi 1. Evaluasi , perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan , berikan
umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

50
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMANTAUAN CVP DENGAN MANOMETER

Pengertian CVP adalah memasukkan kateter poli ethylene dari vena tepi
sehingga ujungnya berada di dalam atrium kanan atau di
muara vena cava. CVP disebut juga kateterisasi vena sentralis
(KVS)

Tujuan 1. Mengetahui tekanan vena sentralis (TVS)


2. Untuk memberikan total parenteral nutrition (TPN)
makanan kalori tinggi secara intravena
3. Untuk mengambil darah vena
4. Untuk memberikan obat – obatan secara intra vena
5. Memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu
yang singkat
6. Dilakukan pada penderita gawat yang membutuhkan
erawatan yang cukup lama
Prosedur :  Skala pengukur
 Selang penghubung (manometer line)
Persiapan alat  Standard infus
 Three way stopcock
 Pipa U
 Set infus

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis


pasien(Mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)

51
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri

2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat


(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas

3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien

4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang


perlu dilakukan pasien

5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum


kegiatan dilakukan

Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

3. Atur pasien pada posis yang nyaman dan sesuai dengan


kebutuhan

4. Merangkai Alat CVP

 Menghubungkan set infus dengan cairan NaCL 0,9%


 Mengeluarkan udara dari selang infus
 Menghubungkan skala pengukuran dengan Threeway
stopcock
 Menghbungkan Threeway stopcock dengan selang
infus
 Menghubungkan manometer line dengan Threeway
stopcock.
 Mengeluarkan udara dari manometer line
 Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH2O
 Menhubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
5. Cara Pengukuran

 Mengatur posisi pasien (posisi datar/ flat) jika tidak


memungkinkan bisa dengan semi-fowler
 Levelling, adalah mensejajarkan letak jantung( atrium
kanan) dengan skala pengukur dan tansduser
 Letak jantung dapat ditentukan dengan cara membuat
garis pertemuan Antara sela iga keempat (ICS IV)
dengan gars pertengahan aksila
 Menentukan nilai CVP, dengan memperhatikan
undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir
ekspirasi

52
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan
umpan balik positif

2. Kontrak pertemuan selanjutnya

3. Bereskan alat-alat

4. Cuci tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal,


jam, obat, yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)

53
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMASANGAN INDWELLING CATHETER

Pengertian Suatu tindakan memasukkan catheter melalui uretra kedalam vesika


urinaria dengan tehnik steril untuk membantu mengeluarkan urine atau
mengosongkan vesika urinaria, irigasi vesika urinaria, memasukkan obat,
mengukur residual volume, mengukur pengeluaran urine lebih akurat.

Tujuan 1. Menghilangkan distensi vesika urinaria


2. Penatalaksanaan vesika urinaria inkopeten
3. Mendapatkan urine steril
4. Mengosongkan vesika urinaria secara lengkap

Prosedur :
1. Side table/ trolly beserta tempat sampah
Persiapan alat 2. Kateter steril
3. Urobag steril
4. Duk steril dan handuk
5. Sarung tangan steril dan sarung tangan disposible
6. Kapas pembersih steril + cairan antiseptik (povidonedine/savlon)
7. Pinset steril
8. Air steril dan spuit 10 cc
9. Jelly dalam spuit steril
10. Plester
11. Gunting plester
12. Bengkok
13. Pengalas
14. Kom steril (laki-laki 3 buah dan perempuan 2 buah)
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (indikasi/instruksi
dokter, kontraindikasi dan hal lain yang diperlukan)

54
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 1. Beri salam, dan perkenalkan diri

2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2


item). Cocokan dengan gelang identitas.

3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien

4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan
pasien

5. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum kegiatan


dilakukan

Tahap kerja 1. Jaga privacy pasien.

2. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan mudah
dijangkau.

3. Pastikan pencahayaan memadai dan tinggikan tempat tidur sampai


ketinggian yang nyaman untuk melakukan pekerjaan. Kaji kenyamanan
posisi pasien.

4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan disposible.

5. Lepaskan pakaian bawah pasien.

6. Atur posisi pasien untuk laki-laki posisi supinasi dengan paha sedikit
diabduksi sedangkan untuk wanita posisi dorsal rekumben dengan paha
direlaksasi sehingga dapat dirotasi kearah luar.

7. Pada pasien wanita, letakkan pengalas dibawah bokong sedangkan pada


pasien laki-laki, letakkan pengalas diatas paha lalu letakkan penis diatas
pengalas tersebut.

8. Selimut pasien : laki-laki, selimut badan bagian atas dengan handuk dan
ekstremitas bawah dengan selimut bed pasien sedangkan untuk wanita,
selimut dengan handuk dalam bentuk limas dimana satu ujung handuk
pada leher, dua ujung lainnya pada masing-masing ektremitas atas kanan
dan kiri serta ujung terakhir diatas perinium.

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

10. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dengan mempertahankan


prinsip sterilitas (buka sebagian set kateter, buka sebagian set urobag,
jelly, cairan fiksasi, buka spuit untuk fiksasi, buka spuit untuk
memasukkan jelly pada pemasangan kateter laki-laki, untuk wanita
siapkan kassa dengan jelly, siapkan kapas dengan cairan antiseptic,
dekatkan bengkok).

55
11. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril.

12. Aspirasi cairan fiksasi dengan spuit. Pada pemasangan kateter


menetap, lakukan tes balon fiksasi kateter dengan memasukkan cairan
yang ada dalam spuit, pastikan balon tidak bocor. Tarik kembali cairan dan
pertahankan kesterilan spuit. Sambungkan kateter pada urobag dan
masukkan jelly dalam spuit untuk pertahankan kesterilan alat.

13. Pasang duk steril.

14. Dengan tangan non dominan pasang glad penis dan buka preputium
(laki-laki) atau pengang dan sibakkan labia (wanita).

15. Dengan tangan dominan dan menggunakan pinset bersihkan daerah


preputium (laki-laki) atau labia minora dan mayora (wanita).

16. Pada laki-laki, masukan jelly dalam spuit sebanyak 10cc ke uretra
sedangkan pada wanita, olesi jelly pada ujung kateter 2,5-5 cm.

17. Pegang dan angkat penis tegak lurus terhadap tubuh lalu masukkan
ujung kateter secara perlahan-lahan sampai terasa tahanan kemudian
posisikan penis 45-600 dan lanjutkan memasukkan kateter perlahan-lahan
sepanjang 17-22,5 cm pada orang dewasa, 5-7,5 cm pada anak kecil atau
sampai urine keluar.

Pada wanita sibakkan labia minora kemudian masukkan perlahan-lahan


ujung kateter sepanjang 5-7,5 cm pada orang dewasa dan 2,5 cm pada
anak atau sampai urine keluar. Anjurkan pasien berbapas dalam saat
memasukkan kateter. Baik laki-laki maupun perempuan, kemudian
masukkan kateter sepanjang 2.5 cm lagi.

18. Lakukan fixasi dengan air steril.

19. Tanyakan ke pasien apakah merasa tidak nyaman kemudian tarik


kateter perlahan sampai ada tahanan.

20. Fiksasi kateter dengan plester dan beri tanggal pemasangan.

21. Tempatkan dan fixasi urobag lebih rendah dari blader (disisi tempat
tidur).

22. Rapikan alat-alat.

23. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah dan bantu pasien


mendapatkan posisi yang nyaman.

24. Lepaskan sarung tangan.

25. Cuci Tangan.

Terminasi 1. Evaluasi karakteristik urine, perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan,


berikan umpan balik positif

2. Kontrak pertemuan selanjutnya

56
3. Bereskan alat-alat

4. Cuci tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

57
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN KEMOTERAPI

Pengertian Suatu proses penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk


membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi
selular

Tujuan Observasi penyakit tertentu salah satunya upaya membunuh sel-sel tumor

Prosedur :

Persiapan alat 22. Satu buah lemari khusus untuk mencampur obat
23. Obat kemoterapi sesuai regimen
24. Set infuse(Iv Cath,selang,NS,plester,gunting,antiseptic
25. Label dan spidol untuk marker
26. Bantalan absorben pada daerah kerja
27. Tempat sampah bertambah khusus
28. Kapa alcohol, Nacl 0,9%,Spuit 10cc,5cc,3cc tergantung kebutuhan
29. Obat-obatan premedikasi
30. Sarung tangan,baju penutup dan kacamata/ google masker, sepatu

Preinteraksi 1. Identifikasi rencana pemberian kemoterapi pada pasien(baca status


pasien
2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Berikan informet concet
4. Cuci tangan
5. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

58
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Untuk memastikan penyiapan yang aman semua obat kemoterapi
harus dipersiapkan dari kemasannya yang dimasukan kedalam
sebuah lemari khusus yang aman
7. Cuci tangan sebelum dan setelah mempersiapkan obat
8. Batasi akses kedaerah penyiapan obat
9. Letakan penampung berlabel untuk tumpahan obat dekat dengan area
penyiapan
10. Gunakan sarung tangan sebelum memegang obat,pesiapan obat
menggunakan teknik antiseptic
11. Buka botol atau ampul obat jauh dari badan
12. Letakan bantalan absorben pada daerah kerja
13. Buka obat menggunakan jarum filter hidrofobik atau pin untuk
menghindari semburan obat
14. Gosok daerah sekeliling leher botol dengan alcohol sebelum
membukanya
15. Susun obat-obatan dalam lemari yang sesuai standar
16. Berilabel setiap obat kemoterapi
17. Bersihkan setiap tumpahan obat secepatnya
18. Bawa obat ketempatnya dalam tempat yang anti bocor
19. Gunakan peralatan pelindung(sarung tangan,baju penutup dan
kacamata dan sepatu
20. Pasang infuse dan observasi tetesan lancer
21. Masukan obat melalui infuse ataupun bolus sesuai dengan
regimenterapi
22. Beritahu pasien bahwa obat-obat kemoterapi ini berbahaya terhadap
sel normal dan tindakan perlindungan dilakukan untuk mengurangi
pajanan obat
23. Letakan bantalan absorben beralas plastic dibawah slang selama
pemberian obat untuk menyerap setiap tumpahan atau kebocoran
24. Jangan membuang alat-alat atau obat yang tidak digunakan dekat
dengan area perawatan obat
25. Monitor kondisi pasien setiap jam seperti keadaan umum,tanda-tanda
vital
26. Buang sarung tangan dan persedian yang digunakan
27. Cuci tangan

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan(kenyamanan pasien)


2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya(observasi pasien setiap jam untuk
menentukan respon terhadap tranfusi)
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan alat-alat
Lepaskan sarung tangan singkirkan alat-alat dan cuci tangan.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

59
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Pengertian Suatu proses pemindahan darah atau komponen darah dari individu
(donor) ke individu lain (resipien)

Tujuan Observasi penyakit tertentu

Prosedur :

Persiapan alat 1. Produk darah/labu darah


2. Cairan infuse dalam hal ini NaCl 0,9%
3. Blood set infuse set darah
4. Abocat ukuran 20 dan 18
5. Kasa perban
6. Plester
7. Tiang infus
8. Kasa alkohol
9. Pengalas
10. Bengkok
11. Sarung tangan
12. Blood Warmen
13. Alat pengukur tanda vital
(tensimeter,thermometer,stetoskop,jatangan yang berdetik)

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian transfusi darah pada pasien (baca


status pasien)
2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
3. Berikan inform concent
4. Cuci tangan
5. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 3. Beri salam dan perkenalan diri


4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

60
Tahap Kerja 28. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
29. Menanyakan keluhan pasien
30. Jaga privasi pasien
31. Cuci tangan
32. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
33. Dekatkan alat-alat ke sisi tidur pasien
34. Jika pasien sudah terpasang infus, pastikan jarum dan dan cairan
yang benar untuk melanjutkan tindakan tranfusi. Jarum idealnya
nomor 18 atau 20 dan cairan harus normal salin
35. Jika pasien tidak terpasang infus maka diperlukan pemasangan infus
di vena yang tepat dimulai dengan cairan normal salin
36. Pastikan komponen darah yang tepat untuk pasien
37. Pastikan order dokter dengan label yang ada pada kantong darah
seperti : nama pasien,nomor register,golongan darah,resus,nomor
donor dan exp date
38. Obsevasi darah dari warna yang tidak normal,gelembung
udara,material extraneuse
39. Jika ada informasi salah dan tidak cocok laporkan segera pada
supervisor dan bank darah,jangan pernah memberikan darah yang
belum terklarifikasi dengan benar
40. Pastikan darah dalam suhu ruangan tidak lebih dari 30 menit
sebelum mulai tranfusi(sel darah merah kehilangan efektifitas setelah
2 jam dalam suhu ruangan). Sel darah yang lisis menghilangkan
potassium sehingga bisa menyebabkan hyperkalemia
41. Jika pemasangan transfusi ditunda kembalikan darah ke bank
darah,jangan disimpan di kulkas karena temperaturnya tidak
teregulasi dengan tepat sehingga dapat merusak komponen darah
42. Verifikasi identitas pasien nama lengkap
43. Atur program infus,pastikan filter darah didalam drif
44. Pakai sarung tangan,tutup klem
45. Ganti infus NS dengan darah yang akan transfusikan,atur tetesannya
46. Observasi pasien dengan ketat selama 5 – 10 menit pertama,catat jika
ada reaksi abnormal
Ingatkan kembali pasien melaporkan jika ada kejadian yang
abnormal
47. Dokumentasikan data : mulainya pemasangan,vital sign,jenis
darah,nomor darah,daerah yang terpasang infus,nomor nidle serta
tetesannya
48. Monitor pasien setelah 15 menit pemasangan jika tidak ada reaksi
abnormal lanjutkan pemberian
49. Biasanya pada orang dewasa satu unit darah bisa masuk satu
setengah sampai dua jam,jangan memberikan darah lebih dari 4 jam
50. Setelah darah habis selang dibilas dengan cairan NS dan biarkan
beberapa saat untuk meperlambat jika terjadi reaksi pada tranfusi
tersebut
51. Selang infus dicabut dan monitor VS lagi
52. Catat komplit berapa darah yang diabsobsi dan berapa menit
habisnya
53. Tanyakan perasaan pasien sambil observasi ttv
54. Buang sarung tangan dan persediaan yang digunakan

Terminasi 6. Evaluasi hasil kegiatan(kenyamanan pasien)


7. Berikan umpan balik positif
8. Kontrak pertemuan selanjutnya(observasi pasien setiap jam untuk
menentukan respon terhadap tranfusi)
9. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
10. Bereskan alat-alat

61
11. Lepaskan sarung tangan singkirkan alat-alat dan cuci tangan.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

62
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMERIKSAAN FISIK THORAX, JANTUNG

Pengertian Serangkaian tindakan yang meliputi kegiatan inspeksi, palpasi, perkusi,


dan auskultasi secara sistematis pada area thorax untuk menilai ada atau
tidaknya abnormaliatas pada struktur jantung.

Tujuan Untuk mengetahui kelainan pada tulang rongga dada, paru-paru dan
jantung

Prosedur :

Persiapan alat 31. Stetoskop


32. Jam Tangan
33. Sphygmomanometer
Preinteraksi 1.Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien

2.Cuci tangan

3.Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 1.Beri salam dan perkenalan diri

2.Menanyakan keluhan utama klien

3. Jelaskan tujuan, prosedur, kontrak waktu, dan hal yang perlu dilakukan
pasien selama pemeriksaan berlangsung

4.Berikan kesempatan kepada pasien keluarga bertanya sebelum kegiatan


dilakukan

5. Kegiatan dengan cara yang baik

Tahap kerja 1. Jaga privasi klien

2. Pastikan pencahayaan adekuat dan lingkungan cukup tenang untuk


memulai pemeriksaan

3. Atur posisi klien, posisikan klien pada posisi semi fowler (30-450)

4. Anjurkan klien untuk membuka pakaian bagian atas

63
5. Cuci tangan

6. Lakukan pemeriksaan TTV (terutama Tekanan Darah dan HR)

THORAX

INSPEKSI

7. Perhatikan bentuk permukaan dada anterior (normal, funel, igeon,


barrelchest ) dan permukaan posterior ( kifosis, lordosis, skoliosis )

8. Perhatikan kesimetrisan dinding dada

PALPASI

9. Lakukan perabaan pada area kostae, apakah terdapat nyeri tekan dan
krepitasi ( terutama pada kasus trauma)

10. Cek kesimetrisan dinding dada :

- Letakkan kedua tangan pada permukaan anterior dan posterior


dada
- Posisikan kedua ibu jari berada di area medial ( garis tengah )
Bandingkan pergerakan dada kiri dan kanan

HIDUNG

INSPEKSI

11. Amati adanya jejas/injuri pada dinidng thorax

12. Amati bentuk precordium (penyakit jantung kongenital dengan


pembesaran ventrikel dapat merubah bentuk dada menjadi lebih cekung
ato cembung )

13. Amati letak apeks dan ictus kordis pada ICS ke-5 MCL sinistra (
dewasa ), pada ICS ke-4 MCL sinistra ( anak ), bila terdapat kelainan pada
jantung (pembesaran jantung) , akan terjadi pergeseran dari letak ictus
cordis.

14. Amati adanya denyut vena ( vena yang terdapat pada dada dan
punggung ) tidak berdenyut ( Vena yang berdenyut adalah Vena Jugularis
Eksterna dan Interna)

PALPASI

15. Palpasi adanya pembesaran Vena Jugularis Eksternal ( JVD )

 Anjurkan pasien menoleh ke arah yang berlawanan dengn


pemeriksa

64
 Lakukan penekanan ringan pada Vena Jugularis Eksternal dengan
2 jari tangan
 Lepaskan jari tangan bagian ats, liat ada atau tidaknya bendungan
vena
16.Palpasi dengan ringan pulsasi arteri karotis ( amati kecepatan, irama,
ukuran, gelombang, tegangan )

 Denyut arteri karotis teraba kuat dan keras : insufisiensi Aorta,


Stenosi Aorta
 Denyut arteri karotis teraba lemah dan hilang timbul : anemia
berat, hipertiroidisme
17.Palpasi pada area katup jantung : arteri pulmoner ( ICS ke-2 sinistra ),
dan area aorta ( ICS ke-2 dextra )

Denyut pada arteri pulmonaris akan teraba jelas dan kuat, bila terdapat
cacat pada septum atrium dan ventrikel

Penutupan katup pulmonal dapat diraba pada klien dengan hipertensi


pulmonal

18. Palpasi pulsasi pada area apeks ( ictus kordis ) pada area ICS ke-5
garis rhidklavikular sinistra ( letakkan dari ictus cordis bisa berubah bila
terjadi pembesaran pada jantung ), nilai kualitas denyutan ( lemah/kuat,
regular/ireguler ), dan frekuensi denyut apical, Denyut ictus akan teraba
saat systole, untuk itu saat meraba ictus, lakukan perabaan juga pada arteri
carotis komunis untuk merasakan adanya gelombang dari systole

19.Palpasi adanya denyutan dan deformitas pada trakea.

PERKUSI

20.Batas jantung kiri

Atas : lakukan perkusi dengan ringan dari area axilla anterior kearah
sternum pada ICS ( normal di ICS 2 parastrernal lain sinistra )

Bawah : lanjutkan perkusi sepanjang ICS 3,4,dan 5 sinistra dari arah


lateral ke medial (normal ada di region ictus cordis, ICS 5 midelavicular
line sinistra )

21. Batas jantung kanan

Atas : lakukan perkusi dengan ringan dari area axilla anterior kearah
sternum pada ICS ( normal di ICS 2 parasternal line dextra )

Bawah : lanjutkan perkusi sepanjang ICS dextra sampai ditemukan batas


antara paru-paru dengan hepar ( peralihan dari suara sonor ke pekak ),
setelah ditemukan lakukan perkusi ke arah medial ( normal ada di ICS 3 –
4 parasternal line dextra )

AUKULTASI

65
22. Lalukan auskultasi pada area :

 Katup aorta ( ICS II Dextra )


 Katup pulmonal ( ICS II Sinistra )
 Katup mitral ( ICS V MCL Sinistra )
 Katup trikuspid ( ICS IV parasternal line Sinistra )
(auskultasi area apeks dengan menggunakan bel, dan basis dengan
menggunakan diafragma)

23.Auskultasi bunyi jantung I ( penutupan katup atrioventrikular, jelas


terdengar di area apeks ), II (penutupan katup semilunar, jelas terdengar di
area basis ), III, IV

24. Auskultasi adanya suara jantung abnormal ( murmur, gallop)

25. Auskultasi adanya bising jantung, tentukan :

 Lokasi ( apeks/basis)
 Waktu ( systole/ dyastole )
 Intensitas ( derajad 1-6)
 Penjalaran ( bising mitral menjlar ke lateral/ axilla, bising
pulmonal menjalar kesepanjang tepi kiri sternum, bising aorta ke
arah karotis )
 Frekuensi ( bernada tinggin/rendah )
Terminasi 1. Berikan kepada klien bahwa pemeriksaan yang dilakukan telah selesai

2. Pakaian klien dirapikan/dikenakan kembali, posisikan klien pada posisi


yang nyaman

3. Berikan reinforsement positif kepada klien

4. Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya

5. Bereskan alat-alat

6. Cuci tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

66
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT SECARA NEBULIZER

Pengertian Suatu cara pemberian obat secara inhalasi dengan menggunakan alat
sehingga obat yang diberikan berbentuk uap
Tujuan Untuk mengencerkan dahak
Prosedur : 1. Nebulizer dan perlengkapannya (Lengkap Dengan Tungkup O2)
Persiapan alat 2. Obat – obat untuk terapy aerosol bila diperlukan
3. Cairan untuk mengencerkan (NaCl 0.9%) dan Spuit
4. Bengkok
5. Oksigen (Bila diperlukan)
Prei nteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien(Mengetahui TTV,
therapy, resep obat yang diberikan, indikasi, kontra indikasi, riwayat
alergi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Dekatkan alat

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri


2. Identifikasi pasien :tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas.
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Tahap kerja 1. Jaga privacy pasien (Minta pengunjung/penunggu untuk mencari


posisi atau pasang sampiran jika diperlukan)
2. Menyiapkan posisi pasien (semi fowler)
3. Mencuci tangan
4. Siapkan obat dan masukkan obat ketempat obat dalam nebulizer
5. Encerkan obat dengan NaCl 0.9% sampai pada level yang ditentukan
dalam alat
6. Hubungkan alat dengan sumber listrik
7. Hidupkan mesin kemudian putar tombol depletion water atau putar
tombol timer
8. Perhatikan uap yang keluar, bila terlalu banyak, kecilkan dengan cara
memutar kekiri tombol depletion water
9. Pasang masker dan anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam
melalui hidung dan keluarkan melalui mulut. Nafas dalam ini
diulangi beberapa kali sampai obat habis
10. Jika obat sudah habis matikan alat dan lepaskan masker
11. Rapikan pasien

Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan


balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan

67
nama terang)

68
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH ARTERI (ARTERY PUNCTURE)

Pengertian Adalah tindakan pengambilan darah pada pembuluh darah


artery pasien dengan menggunakan spuit disposable untuk

selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah (analisa gas darah)

Tujuan Untuk mempermudah melakukan pemeriksaan

Prosedur : 1. Spuit 3cc+ 23/25 gauge


2. heparin 1:1000 solution
Persiapan alat 3. kapas alcohol (alcohol swab)
4. kasa
5. Plester
6. Sarung tangan disposable
7. Label pasien
8. Permintaan LAB(AGD)
9. Pengalas
10. Bengkok

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien


(mengetahui TTV(suhu),therapy,jenis pemeriksaan darah
(AGD)
2. Kaji factor yang mempengaruhi hasil AGD
 Pasien yang baru dibangunkan
 Segera setelah disuction
 Kurang dari 20-30 menit setelah mendapat therapy
oxygen atau perubahan seting ventilator
 Hipertermia
3. Cuci tangan
4. Siapkan alat yang diperlukan
Aspirasi 0.5 sodium hepair (1000unit/ml)ke dalam
spuit,tarik piston spuit sampai habis ,kemudian keluarkan
kembali heparin

69
Tahap Orientasi 1. Beri salam ,panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan ,prosedur dan hal yang perlu dilakukan
pasien
4. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
2. Jaga privacy pasien
3. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangku
4. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
5. Pasang sarung tangan disposable
6. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya dengan
melakukan allen test terlebih dahulu:
 Minta pasien meninggikan mengepalkan tangan
 Berikan penekanan pada kedua arteri radialis dan ulna
secara bersaman
 Kemudian instruksikan untuk menurunkan tangan dan
melepaskan gengaman tangan
Lepaskan penekanan pasa arteri unlaris
Kemudian observasi warna telapak tangan,ibu jari dan jari
tangan yang lainnya hasil positif jika warna kulit kembali
ke kondisi normal (kemerahan),bila tidak kembali ke
normal dalam waktu 15 detik ,hasilnya negative,jika
negative ,ulangi pada tangan yang lai
7. Palpasi denyutan artery(radialis)untuk menentukan lokasi
pungsi ,pilih lokasi dengan denyutan paling keras
8. Dengan tangan yang non dominan, stabilisasi artery dengan
sedikit menekan sampai pergelangan tangan hiperextensi
9. Bersihkan tepat fungsi dan sekitarnya dengan alcohol 70%
dengan arah melingkar
10. Dengan tangan yang non dominan (yang digunakan untuk
palpasi), Pegang kasa dan letakkan tangan itu sedikit di atas
tempat yang akan dipungsi
11. Ambil spuit yang telah berisi heparin, arahkan ujung jarum
(menghadap ke atas) dengan sudut 45˚ - 90˚. Beritahu
pasien kalau jarum akan ditusukan dan akan sedikit sakit
12. Tusukakan jarum sampai darah tampak di spuit, setela
tampak darah hentikan penusukan
Pastikan darah itu darah artery dengan ciri : berdenyut
dan memompa sendiri spuit yang digunakan
13. Biarkan darah mengalir sendiri 2-3 ml (dengan pulsasi
artery)
14. Apabila sample darah sudah mencukupi, pegang dan
letakkan kasa di atas tempat penusukan, tarik jarum
15. Berikan penekanan di atas dan sedikit ke proximal tempat
penusukan selama 3-5 menit (± 15 menit untuk pasien yang
mendapat therapy antikoagulan)
16. Inspeksi tempat penusukan adanya perdarahan dan
hematoma
17. Palpasi artery do bagian distal tempat penusukan
Pastikan denyutan keras dan tidak terjadi perubahan
18. Keluarkan gelembung udara dari spuit (jika terdapat)

70
19. Lepas sarung tangan
20. Siapkan sampel darah untuk dikirim ke unit laboratorium
 Berikan label identitas pasien
 Siapkan blangko permintaan pemeriksaan AGD
Beri catatan waktu pengambilan, suhu tubuh pasien saat
pengambilan darah dan oksigen yang sedang dipakai
(missal : 1-12-09 pk 14.10 wita, S:36,5˚C, O2 masker 6
lt/mnt)
21. Rapikan alat-alat
22. Cuci tangan
23. Rapikan pasien dan posisikan pasien pada posisi yang
nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien ,simpulakan hasil kegiatan,
berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan dan kirim
sample darah secepatnya

71
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PENGAMBILAN SPECIMEN DARAH VENA


(VEIN PUNCTURE)

Pengertian Adalah tindakan pengambilan darah pada pembuluh darah vena pasien
dengan menggunakan spuit disposable untuk selanjutnya dilakukan
pemeriksaan darah

Tujuan Untuk mempermudah melakukan pemeriksaan

Prosedur :

Persiapan alat  Sarung tangan disposable


 Dispossible spuit (ukuran sesuai darah yang akan diambil)
 Tourniquet
 Swab antiseptic (kapas alcohol)
 Plester dan gunting plester
 Botol darah sesuai kebutuhan/pemeriksaan
 Label pasien
 Formulir permintaan pemeriksaan darah
 Pengalas
 Bengkok

Preinteraksi 9. Cek catatan keperawatan dan catat medis pasien (mengetahui


TTV,therapy,jenis pemeriksaan darah,dan hal lain yang
diperlukan)
10. Cuci tangan
11. Siapkan alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 1. Beri salam,panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan
diri
2. Menanyakan kondisi dan keluhan pasien
3. Jelaskan tujuan ,prosedur dan hal yang perlu dilakukan pasien
4. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
2. Jaga privacy pasien
3. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangku
4. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
5. Tekuk lengan baju pasien (jika baju lengan panjang),temukan dan
tentukan vena yang akan dilakukan pungsi
6. Pasang sarung tangan disposible
7. Pasang tourniquet 5-10 cm di atas tempat pungsi yang akan
dilakukan pada posisi yang mudah dijangkau dan mudah untuk

72
dilepaskan.Pemasangan toniquet tidak boleh lebih dari 1
menit.Jika lebih lepaskan selama 1 menit kemudian diulang lagi
8. Anjurkan pasien untuk mengepal-ngepalkan tangan dengan kuat
beberapa kali
9. Inspeksi dan palpasi vena terbaik yang akan ditusuk dengan jari
anda
10. Siapkan spuit disposable ,pegang spuit dengan tangan yang
dominan
11. Bersihkan lokasi penusukan dengan larutan antiseptic dengan
gerakan memutar dengan diameter 5 cm
12. Lepaskan tutup spuit dan informasikan ke pasien bahwa akan
ditusuk dan akan sedikit sakit
13. Tempatkan ibu jari tangan yang tidak dominan 2.5cm dibawah
tempat penusukan,dan tekan dengan agak kuat.Kencangkan kulit
sampai vena yang akan ditusuk dalam kondisi stabil
14. Arahkan jarum (needle) dengan sudut 15-30 derajat kemudian
tusukkan jarum secara perlahan ke vena yang telah ditentukan
15. Setelah terlihat/keluar darah pada pangkal needle,longgarkan
torniquet
16. Lakukan penarikan piston sampai sejumlah darah yang
dibutuhkan ,pertahankan needle tetap stabil
17. Tarik jarum,dan tekan bekas tusukan dengan kapas alcohol (kalau
perlu diplester)
18. Masukkan specimen darah kedalam tabung yang telah ditentukan
(jika perlu tabung digoyangkan ,bagi yang memakai antikoagulan
19. Buang spuit pada tempatnya dan rapikan alat-alat
20. Berikan lebel pada tabung darah sehingga darah siap dikirim ke
laboratorium
21. Lepas sarung tangan
22. Cuci tangan
23. Rapikan pasien dan posisikan pasien pada posisi yang nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien ,simpulakan hasil kegiatan,berikan
umpan baik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat
4. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

73
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PENGHISAPAN DAN PERAWATWAN TRACHEOSTOMY

Pengertian Serangkaian tindakan untuk menjaga kebersihan jalan nafas sehingga pipa
Tracheostomy bisa berfungsi secara optimal

Tujuan Mencegah infeksi dan mempertahankan fungsi trakeostomi secara optimal

Prosedur : 1. Bed side table/trolly beserta tempat sampah


2. Tracheostomy suction ( suction, catheter, air steril dalam tempatnya
Persiapan alat <NaCl 0,9% aquabides > )
3. Steril tracheostomy cleaning kit ( 2 Kom steril , sikat canula, kasa
ukuran besar < 10x10cm > yang telah digunting , pinset anatomis dan
kasa secukupnya )
4. 2 pasang steril gloves
5. Handuk / pengalas
6. H2O2
7. Steril NaCl 0.9%
8. Pengikat/pita ( 2 1⁄2 x kali jarak kedua sisi kanula )
9. Gunting bersih
10. Pelindung wajah ( masker atau goggles )
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien ( indikasi,
kontraindikasi, dan hal lain yang diperlukan untuk perawatan
tracheostomy )
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Atur posisi pasien semi fowler ( jika memakai bantal, pindahkan dari
belakang kepala pasien ) dan letakkan pengalas
3. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang mudah dijangkau
4. Cuci tangan
5. Siapkan mesin suction : hubungkan alat suction dengan sumber listrik
sumber suction
6. Pasang masker dan pelindung mata ( goggles ) jika diperlukan

74
7. Dengan teknik steril, siapkan alat untuk suction ( membuka suction
kit, menyiapkan cairan steril
8. Gunakan sarung tangan steril ( satu tangan akan difungsikan sebagai
tangan bersih dan tangan lainnya sebagai tangan steril)
9. Tindakan Suction
 Dengan tangan bersih , ambil selang yang terhubung pada mesin
suction
 Dengan tangan steril, ambil catheter suction. Pegang ujung
konektor dengan ibu jari dan jari telunjuk kemudian hubungkan
dengan selang suction. Pertahankan katetersuction . test suction
dengan menghisap air sterilyang telah disediakan
 Intruksikan pasien untuk melakukan napas dalam
 Tanpa menutup masukkan ujung suction ke pipa tracheostomy
sampai pasien batuk. Jika batuknya sangat keras, lepaskan suction
dengan menutup control suction, lakukan suction dengan menarik
catheter suction. Tarik catheter suction perlahan – lahan dengan
gerakan memutar ( ujung suction menyentuh semua dinding pipa
tracheostomy ). Lakukan langkah ini tidak boleh lebih dari 15
detik, kemudian anjurkan pasien menarik nafas panjang. Lakukan
langkah ini beberapa kali sampai secret berkurang / hialang
 Minta pasien untuk membuka mulut dan masukkan kateter
suction sampai ke oropharynx sampai terasa tahanan lalu lakukan
suction
 Setelah suction dirasa cukup, buang catheter suction pada
tempatnya
 Lepaskan tracheostomy dressing
 Lepaskan sarung tangan
10. Siapkan Tracheostomy setcare

 Buka tutup botol Nacl dan H2O2 ( jika tidak terdapat dalam set )
 Tempatkan bengkok pada tempat yang sesuai
 Dengan teknik steril buka trcacheostomy set
 Gunakan sarung tangan steril. Satu tangan akan berfungsi sebagai
tangan steril ( untuk mengambil bahan steril ) dan satu tangan lain
akan berfungsi sebagai tangan bersih ( untuk mengambil bahan
non steril )
 Jika alat – alat yang kurang atau tidak terdapat dalam set (
terpisah ) ambil bahan dari tempat persediaan. Gunakan tangan
bersih dan tangan steril sesuai kebutuhan
 Dengan tangan bersih ambil botol tempat Nacl dan tuangkan pada
tempat yang telah dipersiapkan, tuangkan pula H2O2 pada
tempatnya
11. Lakukan Perawatan kanula dalam (inner canula)

 Dengan tangan bersih lepaskan kunci / pengait tracheostomy (


jika ada ) kemudian tarik / lepaskan canul dalam secara berlahan
– lahan. Tempatkan canula tersebut dalam cairan H2O2
 Dengan tangan steril ambil canula dan tangan bersih mengambil
sikat canula. Kemudian bersihkan canula dari secret atau krusta
yang mongering
 Tempatkan canula pada larutan NaCl dan lakukan pembersihan (
dengan menggoyang-goyangkan ) sampai semua bagian tercuci
bersih.
 Lihat kanula dalam sekali lagi untuk memastikan canula bersih.
Hilangkan sisa cairan NaCl dengan menggoyang-goyangkan
canula
 Pasang kembali kanula dalam dengan memasukkan secara
perlahan-lahan kemudian kunci dengan hati-hati

75
12. Bersihkan Daerah Sekitar Stoma


Dengan tangan steril ambil pinset dan kassa yang sudah dibasahi
dengan NaCl kemudian bersihkan daerah sekitar kanula (
diameter 5-20 cm dari stoma ). Gunakan kasa tersebut sekali saja.
Observasi daerah sekitar stoma
 Keringkan dengan kasa jika diperlukan
 Pasang kassa steril disekitar trecheostomy ( letakkan kasa
berbentuk V pada bagian bawah dan atas trekeostomi, perhatikan
serat serat kassa agar tidak menempel pada trakeostromi).
Yakinkan ujung tracheostomy tersupport dengan baik.
13. Ganti pita/tali pengikat Tracheostomy

 Siapkan pengikat tracheostomy 21⁄2 kali panjang antara ujung


canula tracheostomy
 Jika ada, minta perawat yang lain untuk mengenakan sarung
tangan, kemudian memegang menahan canula. Kemudian potong
tali yang lama.
 Ikat salah satu ujung tali yang baru pada salah satu sisi pipa
tracheotomy. Kemudian ujung yang lain dibawa kebawah leher
pasien, kemudian dimasukkan keujung kanula yang lain,
kemudian ditari kembali ke tempat pengikatan pertama.
Kemudian lakukan pengikatan dari luar ke dalam (bawah)
 Lakukan pengecekan terhadap kekencangan tali dengan
memasukkan salah satu jari kebawah tali dan intruksikan pasien
untuk menggerakkan leher. Perbaiki jika terlalu kencang atau
longgar. Gunting sisa pita jika berlebih atau diperlukan
 Atur kembali posisi pasien dan kaji status pernafasan pasien
 Pasang kembali oksigen jika diperlukan
 Rapikan alat alat dan tempatkan pada tempat yang sesuai
 Lepaskan sarung tangan
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

76
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PERAWATAN INDWELLING KATETER

Pengertian Suatu tindakan perwatan pada kateter, miatus uteralis dan daerah
sekitarnya untuk menjaga kebersihan, keefektifan dan menghindari
komplikasi pemasangan kateter.

Tujuan Menjaga kebersihan saluran kencing, mempertahankan kepatenan (fiksasi)


kateter, mencegah terjadinya infeksi dan mengendalikan infeksi.

Prosedur :

Persiapan alat 42. Bed side table/trolly beserta tempat sampah


43. Sarung tangan disposable
44. Wash lap
45. Air bersih
46. Larutan sabun/ anti septik
47. Plester
48. Gunting plester
49. Kapas
50. Bengkok
51. Kom
52. Pengalas
53. Urobag (jika diperlukan)
Preinteraksi 41. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien
(indikasi/instruksi dokter, ttv sebelumnya atau kondisi lain yang
diperlukan)
42. Cuci tangan
43. Siapkan alat alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 44. Beri salam, panggil pasien dengan namanya dan memperkenalkan
diri (untuk pertemuan pertama)
45. Menanyakan keluhan pasien
46. Jelaskan tujuan, prosedur, hal yang perlu dilakukan pasien,
sepakati kode komunikasi
47. Berikan kesempatan kepada pasien keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 48. Jaga privasi pasien
49. Dekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang sesuai dan
mudah dijangkau

77
50. Pastikan pencahayaan memadai
51. Cuci tangan
52. Atur posisi pasien supine (laki – laki) dan dorsal recumbent
(wanita)
53. Lepaskan pakaian bawah pasien
54. Gunakan sarungtangan dissposible
55. Letakkan pengalas pada bokong pasien dan bengkok pada tempat
yang sesuai
56. Lakukan perawatan perincal dan labia pada wanita :
57. Dengan menggunakan wash lap/kapas/kassa, bersihkan daerah
perincal dengan air berisi antiseptic atau larutan sabun lakukan
perawatan pada laki- laki :
58. Dengan menggunakan wash lap/kapas/kassa, bersihkan daerah
glans penis dan preputium dengan air berisi antiseptic atau larutan
sabun
59.
60. Kaji meatus ureteralis dan jaringan sekitarnya untuk adanya tanda
inflamasi, pembengkakan, dischange dan rasa terbakar atau
perasaan tidak nyaman
61. Dengan menggunakan wash lap/ kapas/ kasa bersih berisi larutan
anti septic ( sabun ) bersihkan dengan gerakan melingkar
sepanjang kateter ± 10cm dari arah proksimal ke distal
62. Ganti plester yang menfiksasi kateter dengan menghindari
penarikan kateter
63. Ganti urine bag jika diperlukan
64. Observasi selang urine bag:
65. Pastikan letaknya dibawah bledder
66. Pastikan urine bag tergantung atau ditempatkan di tempat aman
67. Pastikan selang tidak tertekuk atau terklem
68. Bereskan dan rapikan alat-alat
69. Lepaskan sarungtangan
70. Cuci tangan
71. Rapikan pasien dan tempatkan pada posisi yang aman
Terminasi 72. Evaluasi karakteristik urine, perasaan pasien, simpulkan hasil
kegiatan, berikan umpan balik positif
73. Kontrak pertemuan selanjutnya
74. Bereskan alat-alat
75. Cuci tangan
Dokumentasi 76. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

78
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PERAWATAN JENAZAH

Pengertian Perawatan pasien setelah meninggal

Tujuan Untuk mencegah terjadinya pembusukan pada jenazah

Prosedur :
1. Masker, gown/skort dan googgles (jika beresiko penyebaran infeksi)
Persiapanalat 2. Sarung tangan steril ( optional/ sesuai kebijakan)
3. Kantong plastic
4. Kapas
5. Peralatan mandi
6. Kassa roll
7. Gunting
8. Kain pembungkus

Preinteraksi
1. Interpretasikan dengan tepat intruksi yang dibutuhkan
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menybabkan kontra indikasi
3. siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam
2. jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
Tahap Kerja 1. Pasang sampiran
2. Cuci tangan
3. gunakan APD sesuai keperluan
4. Lepaskan peralatan medis
5. Buka pakaian pasien
6. memandikan pasien dengan posisi dan arah yang benar
7. ikat kepala pasien dengan posisi vertikal dengan tujuan mencegah mulut pasien
terbuka
8. tutup hidung dan telingan pasien dengan bulatan kapas
9. Ikat tangan dan kaki pasien dengan benar
10. Pasang kain menutupi pasien dan diikat dengan benar
11. Buka sarung tangan dan buang di kantong plastic
12. Rapikan alat alat dan buang balutan dan bahan yang kotor
13. Cuci tangan

79
14. Pasang sampiran
15. Cuci tangan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan dengan keluarga pasien
2. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
Dokumentasi
1. Dokumentasikan kegiatan yang dilakukan

80
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PERAWATAN LUKA DENGAN KONVENSIONAL DRESSING

Pengertian tindakan untuk merawat luka dan melakukan pembalutan

Tujuan Untuk mencegah infeksi

Prosedur :
1. Masker , gown / skortdan goggles (jikaberisikopenyebaraninfeksi )
Persiapanalat 2. Sarungtangansteril (optional / sesuaikebijakan )
3. Set dressing, 2 bhpinsetanatomi , 1 bhkomkecilsteril , kasasteril , kapas
i. Steril ,dukluka , 2 bhlidikapassteril , 1bh pinsetsirurgis
4. Steril saline (NS)
5. Pengalasluka
6. Sarungtanganbersihsekalipakai
7. Kantongplastiklukasekalipakai
8. Alatpengukurluka ;penggarisluka , kertastransparanluka, kamera
(jikadibutuhkanuntukdokumentasiluka )
9. Kassasteriltambahan (4x4 inchi )sesuaikeadaanluka
10. Plester / hipafixsesuaikebutuhan

Preinteraksi 11. Cekcatatankeperawatandancatatanmedis (mengetahui TTV, therapy, indikasi,


kontraindikasi, riwayatalergi , danhal lain yang diperlukan
12. Cucitangan
13. Siapkanalatdanbahan
Tahap 14. Berisalamdanperkenalkandiri
Orientasi 15. Identifikasipasien :tanyakannama , tanggallahir , alamat (minimal 2 item).
Cocokkandengangelangidentita.
16. Tanyakankondisidankeluhanpasien
17. Jelaskantujuan, prosedur, lama tindakan , danhal yang perludilakukanpasien
18. Berikankesempatanpasien/keluargabertanyasebelumkegiatandilakukan
Tahap Kerja 19. Jagaprivasipasien
20. Bukapakaian yang menutupilukadanberikanpengalasluka

81
21. Bukakantongplastiklukadantempatkandekat area kerja
22. Cucitangan
23. Pasang grow / skort ,masker , goggles dansarungtangansekalipakai
24. Lepaskanplester , Tarik perlahansecara parallel darikulitkearahbalutan .
untukmemudahkanpembukaanplester ,
tarikperlahanplestersesuaipertumbuhanrambutsekitarluka. Bilaperluberikan NS
untukmembasahiplestersehinggamemudahkanpembukaanplester
25. Angkatbalutankasasecarahati-hati , peringatkanpasiententang rasa tidaknyaman yang
mungkinakandirasakannya
26. Observasikarakterdanjumahdrainasepadabalutandanpenampakanluka
27. Buangbalutan yang kotorkekantongplastik
,bukasarungtangansekalipakaikekantongplastik. Hindaripasienuntukmelihatbalutan
lama karenamenguranginafsumakandanmembuatpasiencemas
28. Siapkan set dressing steril
29. Tuangkan NS sterilpadakomkecildanmasukankasasteril
30. Gunakansarungtangansteril
31. Inpeksiluka ;warnadasarluka (merah, kuning, hitam), bau , jaringannekrotik ,
daneksudat. Ukurluasdandalamnyaluka .Perhatikanjugakulitsekitarluka
32. Pasangduklubangsteril
33. Bersihkan area lukadaneksudatdengankasabasahsecaraperlahan.
Gunakanteknikdariluka yang sedikitterkontaminasikedaerah paling terkontaminasi.
34. Lakukannekrotomijikamemungkinkandilakukan
(gunakanpinsetsirurgisdanguntingjaringan )
35. Kemudianbersihkandengankasasterilkering. Keringkanjugakulitsekitarluka
36. Gunakanbalutankonvensional
,yaitumenggunakankasalembablangsungkepermukaanluka . apabilalukadalam,
masukkankasadenganhati-
hatikedalamlukadenganmenggunakanpinsetsampaisemuapermukaanlukadapatkontakd
engankasalembab
37. Pasangkasasterilkering di ataskasa yang lembab
38. Angkatduklubangsteril
39. Pasangplester di keempatsisibalutan
40. Bukasarungtangandanbuang di kantongplastik
41. Berikanpasienposisi yang nyaman
Terminasi 42. Evaluasiperasaanpasien, simpulkanhasilkegiatan, berikanumpanbalikpositif
43. Kontrakpertemuanselanjutnya
44. Bereskanalat-alat
45. Cucitangan
Dokumentasi 46. Dokumentasikantindakan yang dilakukan ;
1.Catatwarnadasarluka , warnaeksudat, jumlaheksudat, bauluka ,
luasdankedalamanluka
2.Catatwaktupenggantianbalutan. Bilaperlutuliskanpadaplesterluka

82
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING/BALUTAN


MODERN (HIDROKOLOID, HIDROGEL, FOAM, ATAU ABSORPSI DRESSING)

Pengertian Perawatan yang dilakukan pada jaringan kulit yang rusak dengan
menggunakan pembalutan luka modern (modern dressing) seperti
hidrokoloid, hidrogel, foam, atau absorpsi dressing untuk menciptakan lingkungan
luka yang lembab

Tujuan Untuk mencegah infeksi


Prosedur :
Persiapanalat 1. 3. Set dressing; 2 buah pinset anatomi, 1 pinset sirugis, 1 gunting anatomis, 2
buah kom kecil steril, duk luka, 2 buah lidi kapas steril (sesuai kebijakan),
duk steril
2. Steril saline (NS)
3. Pengalas luka
4. Sarung tangan bersih sekali pakai
5. Kantong plastik luka sekali pakai
6. 8. Alat pengukur luka; penggaris luka, kertas transparan luka, kamera (jika
dibutuhkan untuk dokumentasi luka)
7. 9. Dressing (sesuai kebutuhan dan intruksi); hidrokoloid, hidrogel, foam, atau
absorpsi dressing
8. Kassa steril tambahan (4x4 inchi) sesuai keadaan luka
9. Dressing sekunder; transparan film dan lainnya (jika dibutuhkan)
10. 12. Plester/hipafix sesuai kebutuhan
Preinteraksi 11. Cekcatatankeperawatandancatatanmedispasien(Mengetahui TTV, therapy,
resepobat yang diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayatalergi, danhal lain
yang diperlukan)
12. Cucitangan
13. Siapkanalat yang diperlukan
Tahap Orientasi 14. Beri salam dan perkenalkan diri
15. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2 item).
Cocokkan dengan gelang identitas
16. Tanyakan kondisi/keluhan pasien
17. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan
pasien
18. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja 19. Jaga privasi pasien
20. Buka pakaian yang menutupi luka dan berikan pengalas luka
21. Buka kantong plastik luka dan tempatkan dekat area kerja, dam dekatkan
bengkok
22. Cuci tangan
23. Pasang gown/skort, masker, goggles, dan sarung tangan sekali pakai
24. Lepaskan plester, tarik perlahan secara paralel dari kulit ke arah balutan. Bila
perlu berikan NS untuk membasahi plester sehingga memudahkan
pembukaan plester
25. Buka balutan yang lama secara perlahan. Observasi karakter dan jumlah
drainase pada balutan dan penampakan luka
26. Buang balutan yang kotor ke kantong plastik. Buka sarung tangan sekali
pakai ke kantung plastik. Hindari pasien untuk melihat balutan lama karena
mengurangi nafsu makan dan membuat pasien cemas
27. Buka set dressing steril, keluarkan kom kecil dari set

83
28. Tuangkan NS steril pada kom kecil, siapkan modern dressing
29. Gunakan sarung tangan steril, siapkan kasa lembab
30. Inspeksi luka; warna dasar luka (merah, kuning, hitam ), bau dan eksudat.
Ukur luas dan dalamnya luka. Perhatikan juga kulit sekitar luka
31. Pasang duk lubang steril
32. Bersihkan area luka dan eksudat dengan kasa basah secara perlahan.
Gunakan teknik dari luka yang sedikit tekontaminasi ke daerah paling
terkontaminasi.
33. Apabila dibutuhkn, lakukan nekrotomi jika masih ada jaringan nekrosis
(gunakan pinset sirurgis, dan gunting jaringan)
34. Bersihkan luka dari sisa-sisa jaringan nekrosis dan keringkan luka dengan
kassa kering
35. Gunakan balutan modern sesuai keadaan luka dan yang diintruksikan dengan
tepat, sebagai berikut;
36. Balutan hidrokoloid
37. Berikan hidrokoloid gel pada luka dengan lidi kapas atau jari tangan yang
menggunakan sarung tangan bersih
38. Berikan balutan sekunder seperti kasa
39. Bila perlu berikan plester pada pinggir balutan untuk menjaga balutan pada
tempatnya
40. Balutan foam
41. Ketahui karakteristik dan cara pemakaian balutan foam yang digunakan
42. Beberapa produk, balutan dapat dipotong sesuai dengan luas luka. Beberapa
ada yang tidak dapat dipotong
43. Pasang foam setelah luka dibersihkan. Beberapa memerlukan balutan
sekunder sesuai kebutuhan
44. Balutan absorpsi/ Balutan alginate
45. Berikan balutan alginate pada luka yang berlubang. Tetapi diisi 1⁄2 − 2⁄3
dari ruang luka untuk pengembangan eksudat
46. Beberapa produk dapat dipotong untuk menyesuaikan keadaan luka
47. Berikan balutan sekunder jika dibutuhkan
48. Angkat duk lubang steril
49. Buka sarung tangan dan buang di kantong plastik
50. Berikan pasien posisi yang nyaman
Terminasi 51. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik
positif
52. Kontrak pertemuan selanjutnya
53. Bersihkan alat-alat
54. Cuci tangan
Dokumentasi 55. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan;
56. 1.Catat warna dasar luka, warna eksudat, jumlah eksudat, bau luka, luas, dan
kedalaman luka
57. 2.Catat balutan modern yang dipakai
58. 3.Catat waktu penggantian balutan. Bila perlu tuliskan pada plester dan
tempatkan pada bagian luar balutan sekunder.

84
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PERAWATAN LUKA WSD


Pengertian Serangkaian tindakan untuk memberikan perawatan pada luka tempat
insersi selang WSD

Tujuan Untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura


Prosedur : 1. Bed side table/trolly beserta tempatsampah
Persiapan alat 2. Set perawatan luka (gunting,cucing,pincet,kasa steril,lidi kapas)
3. Korentang
4. Sarung tangan disposable
5. Sarung tangan steril
6. Gunting bersih
7. Plester (fiksasi)
8. Alcohol/iyod bensin (jika diperlukan)

Prei nteraksi 5. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien(Mengetahui


TTV, therapy, resep obat yang diberikan, indikasi, kontra
indikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang diperlukan)
6. Cuci tangan
7. Siapkan alat yang diperlukan
8. Dekatkan alat
Tahap Orientasi 6. Beri salam dan perkenalan diri
7. Identifikasi pasien :tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas.
8. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
9. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
10. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan

Tahap kerja 1. Atur posisi pasien semi flower atau high flower
2. Jaga privacy pasien (Minta pengunjung/penunggu untuk mencari
posisi atau pasang sampiran jika diperlukan)
3. Mendekatkan alat dan tempat sampah pada tempat yang mudah
dijangkau
4. Menempatkan bengkok ditempat yang sesuai
5. Mengenakan sarung tangan disposable
6. Mencuci tangan
7. Mengobservasi keadaan luka (warna, sekresi, bau,
pembengkakan, kondisi jaritan, fixasi drain, dan lain – lain
8. Melepaskan sarung tangan
9. Melepaskan kasa penutup luka. Jika diperlukan,gunakan alcohol,
iodbensin atau NaCL 0.9% (tergantung bahan fixasi)
Siapkan alat perawatan luka
10. Dengan teknik steril, membuka set perawatan luka. Menggunakan
korentang untuk melengkapi alat yang kurang (missal kasa, lidi
kapas)
11. Mengatur letak alat – alat tersebut
12. Menyiapkancairan NaCl 0.9% kedalam kom steril dan siapkan
larutan antiseptic jika diperlukan*

85
13. Menyiapkan fiksator (plester) sesuai kebutuhan
14. Menggunakan sarung tangan steril
15. Menyiapkan kasa pembungkus luka ukuran besar (10x10 cm)
dengan menggunakan ½ lebih sedikit bagian kasa (2 kasa)
Lakukan perawatan luka
16. Membersihkan daerah sekitar tempat insersai drain dengan
kasa/lidi kapas yang telah dibasahi larutan NaCl 0.9% (jika
diperlukan) dan berikan larutan anti septic
17. Dengan pinset atau tangan steril, menutup luka dengan kasa steril
yang telah dipersiapkan
18. Melepaskan sarung tangan
19. Memfiksasi kasa tersebut
20. Mengatur kembali posisi pasien
21. Merapikan alat – alat dan menempatkannya pada tempat yang
sesuai

Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan


umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

86
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEREKAMAN EKG 12 LEAD

Pengertian Serangkaian tindakan perekaman grafik yang merepresentasikan kondisi

impuls jantung selama satu siklus jantung

Tujuan Untuk membantu menegakkan diagnosa pada pasien dengan penyakit


jantung

Prosedur : 1. Mesin ECG yang telah disi kertas ECG


2. ECG Lead atau ECG electrode
Persiapan alat 3. Elektrode gel
4. Kapas alkohol/alkohol swab
5. Tissue/kasa
6. Bengkok

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien (TTV, Instruksi
dokter jadwal perekaman EKG, dan kondisi lain sehubungan dengan
tindakab yang akan dilakukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat yang diperlukan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2
item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu
dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Atur pasien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan kebutuhan
4. Dekatkan alat pada tempat yang sesuai dan mudah dijangkau dan
hubunhkan mesin ECG dengan sumber listrik (jika tidak memakai
baterai)
5. Atur posisi pasien, pastikan bagian tubuh pasien bebas, tidak
menyentuh bagian metal/besi tempat tidur
6. Buka/lepaskan pakian atas pasien pastikan tidak ada benda lain yang
terpasang pada tubuh pasien (cincin,gelang dan benda logam lainnya)
7. Bersihkan dan siapkan kulit tempat menempelkan electrode (dada dan

87
ekremitas) dengan kapas alkohol
8. Berikan jelly/pasta pada tempat menempelkan electrode
9. Pasang elektroda ECG
V1 : ICS IV garis sternal kanan

V2 : ICS IV garis sternal kiri

V3 : Pertengahan antara V2 dan V4

V4 : ICS V garis midklavikula kiri

V5 : Sejajar V4 garis aksila depan

V6 : Sejajar V4 garis aksila tengah

aVR : Pergelangan dalam tangan kanan

aVL : Pergelangan dalam tangan kiri

aVF : Pergelangan dalam kaki kiri

hal penting yang harus diingat :

• Pastikan elektrode tidak terlepas

• Setelah electrode terpasang pastikan posisi pemasangan sekali


lagi

• Bila pasien dengan riwayat amputasi, letakkan electrode pada


bagian paling bawah bagian teramputasi

10. Instruksikan kepada pasien untuk tennag, tidak berbicara, batuk dan
aktivitas lain yang akan mengubah hasil perekaman
11. Hidupkan mesin, atur setingan mesin ECG dan lakukan penyadapan 12
lead standar
12. Lakukan sadapan tambahan pada lead yang diperlukan (misal lead II)
13. Lihat hasilnya, jika dirasa hasilnya kurang jelas/rusak lakukan
perekaman ulang
14. Lepaskan Elektrode bila hasil sudah sesuai, bila perlu
perbandingan/perekaman ulang instruksikan pada pasien dan jaringan
cabut elektrode yang terpasang
15. Bersihkan sisa jelly dengan menggunakan tissue
16. Rapikan pasien, pakaikan pakaian pasien dan beri posisi nyaman
sesuai indikasi
17. Rapikan alat-alat
18. Cuci tangan
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan
balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan laporkan hasil
penyadapan

88
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

PHYSIOTHERAPHY DADA

Pengertian Suatu rangkaian tindakan keperawatan yang terdiri atas postural drainase,
perkusi dan vibrasi, batuk efektif dan latihan pernapasan/ napas dalam
yang bertujuan untuk membantu membuang sekresi bronchial,
memperbaiki ventilasi dan meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan

Tujuan 29. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan


30. Membantu membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah
penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliran sekret.
Prosedur :

Persiapan alat 1. Stetoskop


2. Handuk beserta peniti
3. Tissue
4. Air minum hangat dalam tempatnya
5. Bantal
6. Tempat sputum berisi larutan antiseptic
7. Bengkok
Preinteraksi 77. Mengkaji kondisi pasien, memeriksa catatan keperawatan dan
catatan medis pasien (Mengetahui TTV, Therapy, hasil radiology,
kondisi pasien/hal lain yang diperlukan)
78. Mencuci tangan
79. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
80. Mendekatkan alat
Tahap Orientasi 1. Memberi salam, panggil pasien dengan namanya dan
memperkenalkan diri ( jika belum saling kenal )
2. Menayakan kondisi dan keluhan pasien
3. Menjelaskan tujuan, prosedur, lama prosedur dan hal lain yang perlu
dilakukan pasien.
4. Berikan kesempatan kepada pasien/ keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Mencuci tangan
2. Melakukan auskultasi daerah dada

Rasional
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan letak sekret pada paru-paru
4. Meminta pasien untuk mempertahankan posisi tersebut selama 10-15
menit

89
Perkusi
5. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam
dan lambat
6. Memposisikan tangan untuk melakukan perkusi
7. Melakukan penepukan di daerah ( segment) paru yang terdapat
sekret selama 2-3 menit ( untuk setiap segment)

Vibrasi
8. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam
dan lambat
9. Memposisikan tangan untuk melakukan vibrasi
10. Melakukan vibrasi di daerah (segment) paru yang terdapat sekret
selama fase ekspirasi sebanyak 3-5 kali
Latihan Nafas Dalam
11. Membantu mengatur posisi pasien dan memfleksikan lutut pasien
12. Membantu menempatkan satu atau dua tangan pada abdomen, tepat
di bawah tulang iga
13. Membimbing pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung
dengan hitungan sampai 3. Jaga mulut tetap tertutup
14. Membimbing pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir (
seperti meniup), kemudian ekspirasikan secara perlahan dan kuat
sehingga terbentuk suara hembusan selama 7 hitungan. Dalam proses
ekspirasi ini jangan mengembungkan pipi

Batuk Efektif
15. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk menarik nafas dalam
lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik, hembuskan
melalui bibir yang dirapatkan (lakukan beberapa kali)
16. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk batuk pertama :
(pendek)
17. Menganjurkan dan membimbing pasien untuk batuk kedua: Batuk
menghembus; dengan badan sedikit maju ke depan, ekspirasikan
sekuat mungkin dengan suara hembusan
18. Kegiatan no 24 dan 25 dilakukan selama 1 menit kemudian istirahat
2 menit kemudian dilanjutkan selama 10 menit
19. Anjurkan pasien untuk minum (jika bersedia)

Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien


2. Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3. Berikan penjelasan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan
oleh pasien ataupun keluarga
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Bereskan alat-alat
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

90
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

RONDE KEPERAWATAN

Pengertian Suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan
keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan, perawat
primer\associate, konselor, dan seluruh tim kesehatan dengan melibatkan
pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan

Tujuan

Prosedur :

Persiapan alat 34. Surat persetujuan pasien untuk dilakukan ronde


35. Alat tulis
36. Catatan medis pasien

Preinteraksi 1. PN telah menentukan kasus pasien yang akan dilakukan ronde


minimal 2 hari sebelum pelaksanaan ronde
2. PN telah melakukan kontrak dan meminta tanda tangan surat
persetujuan untuk dilakukan ronde kepada pasien atau keluarga
pasien
3. PN telah melakukan kontrak dengan tim kesehatan terkait

Tahap kerja 1. Kepala ruangan membuka kegiatan ronde di Nurse Station


2. Kepala ruangan memperkenalkan tim ronde
3. Kepala ruangan menjelaskan tujuan dilakikan kegiatan ronde
4. PN menyampaikan identitas dan keadaan pasien
5. PN menyampaikan masalah pasien (berdasarkan prioritas)
6. PN menyampaikan intervensi yang telah dilakukan, yang belum, dan
yang akan dilakukan
7. PN memberikan kesempatan kepada anggota tim ronde lainnya untuk
bertanya
8. Anggota tim ronde melakukan validasi data yang telah disampaikan
langsung ke pasien
9. Diskusi antara anggota tim dan pasien atau keluarga tentang masalah
keperawatan tersebut
10. Kepala ruangan bersama anggota tim, ronde kembali ke Nurse
Station mendiskusikan hasil temuan
11. PN menentukan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
pada masalah pioritas yang telah ditetapkan
12. Evaluasi dan rekomendasi rencana tindakan keperawatan oleh
anggota tim ronde
13. Kepala ruangan menyampaikan tertimakasi kepada seluruh anggota

91
tim ronde dan menutup kegiatan ronde

Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan


balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon klien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

92
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

LABORATORIUM KEPERAWATAN

TEHKNIK GUIDED IMAGERY

Pengertian Membimbing klien untuk menciptakan kesan dalam pikiran klien,


berkonsentrasi pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap nyeri yang
dialami klien berkurang

Tujuan 31. Menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan menfasilitasi tidur


32. Untuk mengelola stres dan koping dengan cara berkhayal atau
membayangkan sesuatu.
Prosedur : 54. Buku
55. Pensil/Pulpen
Persiapan alat

Preinteraksi 81. Cek catatan keperawataan dan catatan medis klien


82. Siapkan alat-alat
83. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
84. Cuci tangan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil klien dengan Namanya
2. Jelaskan tujuan,prosedur,dan lamanya tindakan pada klien atau
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privasi klien
4. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
5. Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman menurut klien
6. Duduk dekat klien tapi tidak mengganggu
7. Melakukan bimbingan dengan baik terhadap klien:
8. Meminta klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan/pengalaman yang membantu penggunaan semua
indera dengan suara yang lembut
9. Ketika klien relaxing, klien berfokus pada bayangan, pada saat itu
perawat tidak perlu bicara lagi
10. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi
kalau klien sudah siap
11. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk digunakan
pada latihan selanjutnya dengan menggunakan informasi spesifik
yang diberikan klien dan tidak membuat perubahan pernyataan klien

93
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat-alat
7. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

94

Anda mungkin juga menyukai