Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Disusun oleh :
Elsyfha
P07220117014

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2019
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Muttaqin
dan Sari, 2011).
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan
atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas & Levin,
2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009) Gagal ginjal kronik
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana
ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, menyebabkan uremia berupa retensi urea dan sampah lain
dalam darah (Brunner & Suddarth, 2002).
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami
kerusakan sehingga tidak mampu lagi mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan penumpukan urea dan sampah
metabolisme lainnya serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Tanda dan Gejala


Menurut perjalanan klinis gagal ginjal kronik :
a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR
dapat menurun hingga 25% dari normal
b. Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami poliuria
dan nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar creatinin
serum dan BUN sedikit meningkat diatas normal.
c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah,
latergi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan
(volume overload), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma), yang ditandai dengan
GFR kurang dari 5-10 ml/ menit, kadar serum kreatinin dan BUN
meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang
komplek.
Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia,
osteodistrofi renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan
keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida) (Nurarif dan
Kusuma, 2015).
3. Etiologi Gagal Ginjal Kronis
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal
sendiri dan di luar ginjal.
a. Penyakit dari ginjal
1) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulusnefritis.
2) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis.
3) Batu ginjal: nefrolitiasis.
4) Kista di ginjal: polycstis kidney.
5) Trauma langsung pada ginjal.
6) Keganasan pada ginjal.
7) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
b. Penyakit umum di luar ginjal
1) Penyakit sistemik: diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.
2) Dyslipidemia.
3) SLE.
4) Infeksi di badan: TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis
5) Preeklamsi.
6) Obat-obatan.
7) Kehilangan bnyak cairan yang mendadak (luka bakar)
4 Pathway
5 Komplikasi
Komplikasi dari gagal ginjal kronis menurut Smeltzer (2009) yaitu :
a. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diit berlebih.
b. Perikarditis : Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
reninangiotensin-aldosteron.
d. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah.
e. Penyakit tulang serta kalsifikasi akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum rendah, metabolisme vitamin D dan peningkatan kadar
aluminium.
f. Asidosis metabolic, Osteodistropi ginjal & Sepsis, Neuropati
perifer, Hiperuremia
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
a) Konservatif
1) Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
2) Observasi balance cairan
3) Observasi adanya odema
4) Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak
bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial
Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena
dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan
melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka
dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi
ke jantung )
c) Operasi
1) Pengambilan batu
2) Transplantasi ginjal

d) Pemasangan Cimino
Cimino atau arteriovenous shunt atau arteriovenous fistula dalah
prosedur operasi kecil untuk menghubungkan salah satu pembuluh
arteri dengan pembuluh vena. Pembuluh arteri, yang membawa darah
dari jantung ke seluruh tubuh, akan disatukan dengan pembuluh balik
atau vena, yang mengalirkan darah kembali menuju jantung guna akses
pembuluh darah saat cuci darah.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari
komplikasi yang terjadi.
b. Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu
penderita diharapkan tidak puasa.

c. IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan


ureter
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada
keadaan tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam
Urat.
d. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, antomi sistem pelviokalises, ureter
proksimal, kandung kemih serta prostat.
e. Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari
gangguan (vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsi ginjal.
f. Pemeriksaan radiologi jantung untuk mencari kardiomegali, efusi
perikardial.
g. Pemeriksaan Radiologi tulang untuk mencari osteodistrofi (terutama
untuk falanks jari), kalsifikasi metastasik.
h. Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir
ini dianggap sebagai bendungan.
i. Pemeriksaan Pielografi Retrograd bila dicurigai obstruksi yang
reversibel.
j. EKG untuk melihat kemungkinan :hipertropi ventrikel kiri, tanda-
tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia).
k. Biopsi ginjal
l. Pemeriksaan Laboratorium yang umumnya dianggap menunjang,
kemungkinan adanya suatu Gagal Ginjal Kronik :
1) Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, dan hipoalbuminemia.
2) Anemia normositer normokrom, dan jumlah retikulosit yang
rendah.
3) Ureum dan kreatinin : Meninggi, biasanya perbandingan antara
ureum dan kreatinin lebih kurang 20 : 1. Ingat perbandingan
bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna, demam,
luka bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran
kemih. Perbandingan ini berkurang : Ureum lebih kecil dari
Kreatinin, pada diet rendah protein, dan Tes Klirens Kreatinin
yang menurun.
4) Hiponatremi : umumnya karena kelebihan cairan.
5) Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama
dengan menurunnya diuresis.
6) Hipokalsemia dan Hiperfosfatemia : terjadi karena
berkurangnya sintesis 1,24 (OH)2 vit D3 pada GGK.
7) Fosfatase lindi meninggi akibat gangguan metabolisme tulang,
terutama Isoenzim fosfatase lindi tulang.
8) Hipoalbuminemis dan Hipokolesterolemia; umumnya
disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
9) Peninggian Gula Darah , akibat gangguan metabolisme
karbohidrat pada gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh
insulin pada jaringan ferifer)
10) Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak,
disebabkan, peninggian hiormon inslin, hormon somatotropik
dan menurunnya lipoprotein lipase.
11) Asidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukan
pH yang menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun,
PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-asam
organik pada gagal ginjal.
B. Asuhan Keperawatan

Pengkajian fokus yang disusun berdasarkan pada Gordon dan mengacu pada
Doenges (2001), serta Carpenito (2006) sebagai berikut :
1. Demografi
Penderita CKD kebanyakan berusia diantara 30 tahun, namun ada juga yang
mengalami CKD dibawah umur tersebut yang diakibatkan oleh berbagai hal
seperti proses pengobatan, penggunaan obat-obatan dan sebagainya. CKD
dapat terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai
peranan penting sebagai pemicu kejadian CKD. Karena kebiasaan kerja
dengan duduk / rdiri yang terlalu lama dan lingkungan yang tidak
menyediakan cukup air minum / mengandung banyak senyawa/ zat logam dan
pola makan yang tidak sehat.
2. Riwayat penyakit yang diderita pasien sebelum CKD seperti DM, glomerulo
nefritis, hipertensi, rematik, hiperparatiroidisme, obstruksi saluran kemih, dan
traktus urinarius bagian bawah juga dapat memicu kemungkinan terjadinya
CKD.
3. Pola nutrisi dan metabolik.
Gejalanya adalah pasien tampak lemah, terdapat penurunan BB dalam kurun
waktu 6 bulan. Tandanya adalah anoreksia, mual, muntah, asupan nutrisi dan
air naik atau turun.
4. Pola eliminasi
Gejalanya adalah terjadi ketidak seimbangan antara output dan input.
Tandanya adalah penurunan BAK, pasien terjadi konstipasi, terjadi
peningkatan suhu dan tekanan darah atau tidak singkronnya antara tekanan
darah dan suhu.
5. Pengkajian fisik
a. Penampilan / keadaan umum.
Lemah, aktifitas dibantu, terjadi penurunan sensifitas nyeri. Kesadaran
pasien dari compos mentis sampai coma.
b. Tanda-tanda vital.
Tekanan darah naik, respirasi riet naik, dan terjadi dispnea, nadi meningkat
dan reguler.
c. Kepala.
Rambut kotor, mata kuning / kotor, telinga kotor dan terdapat kotoran
telinga, hidung kotor dan terdapat kotoran hidung, mulut bau ureum, bibir
kering dan pecah-pecah, mukosa mulut pucat dan lidah kotor.
d. Leher dan tenggorok.
Peningkatan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran tiroid pada leher.
e. Dada
Dispnea sampai pada edema pulmonal, dada berdebar-debar. Terdapat otot
bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar suara tambahan pada
paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung.
f. Abdomen.
Terjadi peningkatan nyeri, penurunan pristaltik, turgor jelek, perut buncit.
g. Genital.
Kelemahan dalam libido, genetalia kotor, ejakulasi dini, impotensi, terdapat
ulkus.
h. Ekstremitas.
Kelemahan fisik, aktifitas pasien dibantu, terjadi edema, pengeroposan
tulang, dan Capillary Refill lebih dari 1 detik.
i. Kulit.
Turgor jelek, terjadi edema, kulit jadi hitam, kulit bersisik dan mengkilat /
uremia, dan terjadi perikarditis.

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada CKD adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi sekunder
terhadap gagal ginjal.
c. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan dan prognosis.
d. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap gagal ginjal.
e. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan, sistem pendukung kurang adekuat.
f. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan diet tak enak.
D. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau kreatinin dan BUN
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, serum
kerusakan fungsi ginjal volume cairan tubuh dapat 2. Rujuk pasien ke ahli diet
berrkurang dengan kriteria untuk penyuluhan diet dan
hasil : bantu dalam merencanakan
1. Nilai elektrolit serum kebutuhan makanan dengan
dalam rentang normal modifikasi dalam protein,
2. Bunyi nafas bersih kalium, fosfor, natrium dan
3. Tak ada edema kalori.
4. Tekanan darah sistolik 3. Jangan memberikan obat-
(TD) diantara 90-140 obatan sampai setelah
mmHg dialisat, bila tekanan darah
5. Peningkatan berat badan tetap di bawah 90/60
saat ini dua pon dari berat mmHg, jangan berikan obat
badan tidak edema. anti hipertensi.

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau berat badan setiap


berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, hari, kreatinin dan BUN
anemia dan nyeri sendi intoleransi aktivitas pasien serum, jumlah makanan
sekunder terhadap gagal dapat teratasi dengan kriteria yang dikonsumsi dalam
ginjal. hasil : setiap makanan, hasil
1. Berkurangnya keluhan laporan JDL, terutama
lelah hemoglobin dan
2. Peningkatan keterlibatan hematokrit, kadar besi dan
pada aktivitas social feritin serum, nilai protein
3. Laporan perasaan lebih serum, masukan dan
berenergi haluaran, hasil kalsium
4. Frekuensi pernafasan dan serum dan kadar fosfat.
frekuensi jantung kembali 2. Konsul dokter bila keluhan
normal setelah penghentian kelelahan menetap
aktivitas, berkurangnya 3. Mungkin periode istirahat
nyeri sendi. sepanjang hari
4. Bila pasien mengeluh
mulut kering, izinkan
pasien untuk berkumur
dengan air sedikitnya tiap
jam atau berikan batu es
atau permen lemon keras.
5. Jamin lingkungan kondusif
untuk makan selama waktu
makan (bebas bau,
makanan disajikan sesuai
kesukaan pasien).
6. Berikan agen ikatan fosfat
yang diprogramkan,
suplemen kalsium dan
suplemen vitamin D.
7. Bantu pasien dalam
merencanakan jadwal
aktivitas setiap hari untuk
menghindari imobilisasi
dan kelelahan.

3a. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Bila mungkin atur untuk
dengan kurang keperawatan selama 3x24 jam, kunjungan dari individu
pengetahuan tentang ansietas dapat berkurang yang mendapat terapi
kondisi, pemeriksaan dengan kriteria hasil : 2. Berikan informasi tentang :
diagnostik, rencana 1. Mengungkapkan (1) Sifat gagal ginjal
tindakan dan prognosis. pemahaman tentang (2) Pemeriksaan
kondisi diagnostik termasuk
2. Pemeriksaan diagnosik tujuan, deskripsi
dan rencana tindakan; singkat, persiapan yang
sedikit melaporkan diperlukan sebelum
perasaan gugup dan takut. tes.
(3) Tujuan terapi yang
diprogramkan.
3. Sediakan waktu untuk
pasien dan orang terdekat
untuk membicarakan
tentang masalah dan
perasaan tentang perubahan
gaya hidup yang akan
diperlukan untuk memilih
terapi.

4b. Risiko tinggi kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk
integritas kulit keperawatan selama 3x24 jam, mempertahankan kuku
berhubungan dengan risiko kerusakan integritas kulit terpotong pendek,
pruritus sekunder dapat diatasi dengan kriteria mempertahankan suhu
terhadap gagal ginjal. hasil : ruangan pada keadaan
1. Tidak ada tanda garukan nyaman untuk mencegah
pada kulit, keluhan pruritus keringat, mengikuti
lebih sedikit. pembatasan diet yang
diprogramkan, mandi
dengan sabun tanpa
deodorant dan hipoalergik.
2. Berikan agen ikatan fosfat
atur untuk dialisa sesuai
program.

5c. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan tindakan 1. Tinjau kembali raasional
ketidakpatuhan keperawatan selama 3x24 jam, untuk memodifikasi diet
berhubungan dengan ketidak patuhan dapat yang diprogramkan pada
kurang pengetahuan, berkurang dengan kriteria hasil rencana pulang :
sistem pendukung : 1). Tinjau kembali rasional
kurang adekuat. 1. Merupakan pemahaman untuk menghindari
tentang instruksi pulang, kelebihan yang
mendemonstrasikan meningkatkan kadar ureum.
kemampuan untuk 2). Pembatasan natrium
merawat klien. untuk mengurangi retensi
cairan.
3). Pembatasan kalium
4). Bila oliguria,
pembatasan cairan untuk
mengurangi edema.
5). Kalori tinggi untuk
menjamin pengguna
protein dan sintesis protein
jaringan dan supai energi.
2. Yakinkan bahwa pasien
dan orang terdekat
mempunyai hal tertulis
mengenai :
1). Perjanjian untuk
instruksi perawatan lanjut
untuk perawatan diri di
rumah.
2). Petunjuk dan nomor
telepon pusat dialisa yang
memberikan terapi
pemeliharaan.
3. Berikan instruksi tertulis
tentang semua rencana
pengobatan untuk
digunakan di rumah,
termasuk nama, dosis,
jadwal, tujuan dan efek
samping yang dapat
dilaporkan.
4. Yakinkan pasien
mempunyai nomor telepn
orang sumber seperti
perawat dialisa atau
koordinator transplantasi,
dokter, ahli diet ginjal,
pekerja sosial ginjal
yayasan ginjal Indonesia.
6 Perubahan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Konsul ahli diet untuk
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 jam, bantu pengkajian nutrisi,
yang berhubungan kebutuhan nutrisi pasiendapat mengidentifikasi tujuan
dengan anorekasia, mual, teratasi dengan kriteria hasil : nutrisi, meresepkan
muntah, kehilangan modifikasi diet dan
selera, bau, stomatitis memberikan nutrisi pada
dan diet tak enak. klien.
2. Pertegas instruksi diet dan
berikan materi tertulis
untuk nstruksi verbal.
3. Diskusikan tentang
pemilihan diet dari pada
pembahasan pantangan
diet.
4. Siapkan dan berikan
dorongan oral hygiene yang
baik sebelum dan sesudah
makan.
5. Batasi masukan cairan satu
jam sebelum dans esudah
makan.
6. Berikan lingkungan yang
menynangkan selama
waktu makan dan bantu
sesuai kebutuhan.
7. Jelaskan perlunya
kebutuhan klien untuk
makan protein maksimum
dari diet yang diizinkan.
8. Bekerja bersama klien
untuk mengembangkan
rencana untuk memasukkan
diet yang diresepkan secara
berhasil ke dalam gaya
hidup sehari-hari klien.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.
Jakarta: EGC
Carpenito, L.J., 2006, Rencana asuhan dan pendokumentasian keperawatan (Edisi 2), Alih.
Bahasa Monica Ester, Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilyn E, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk. Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta: EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : Salemba Medika
Nahas, Meguid El & Adeera Levin.2010.Chronic Kidney Disease: A Practical Guide to
Understanding and Management. USA : Oxford University Press.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta; MediAction.
Smeltzer, S. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Volume 2
Edisi 8. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai