Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS AKUT

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-
muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009).
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan
gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan
suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB
dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250
gram.
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah
defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare
lebih dari 4 kali sehari.

2. Etiologi
a. Faktor infeksi
 Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter,
Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.
 Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
 Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
c. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
e. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.

3. Tanda dan Gejala


a. Diare.
b. Muntah.
c. Demam.
d. Nyeri abdomen
e. Membran mukosa mulut dan bibir kering
f. Fontanel cekung
g. Kehilangan berat badan
h. Tidak nafsu makan
i. Badan terasa lemah
5. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

6. Penatalaksannan
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan Menurut John (2004:234)
1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa,
10- 20ml
2. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
3. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
4. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kaliz
5. Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
6. Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah tepi lengkap
b. Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
c. Pemeriksaan urine lengkap
d. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
e. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
f. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni sangat
dianjurkan
g. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif
dan kualitatif tentang pada diare kronik.
h. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) &
elektrolit (na, k, ca, dan p serum yang diare disertai kejang)
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan
penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan pemeriksaan
fisik . Kaji data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
a. Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian
timbul diare.
b. Keluhan utama : Feses semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air
dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Turgor kulit
berkurang,selaput lendir mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih
dari 4 kali dengan konsistensi encer.
3. Riwayat kesehatan masa lalu.
4. Riwayat penyakit keluarga.
5. Diagnosis Medis dan Terapi : Gastroenteritis Akut dan terapi obat
antidiare, terapi intravena, dan antibiotic.
6. Pengkajian Pola Gordon (Pola Fungsi Kesehatan).
a. Persepsi Kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
higienitas pasien sehari-sehari kurang baik.
b. Nutrisi metabolic : diawali dengan
mual,muntah,anopreksia,menyebabkan penurunan berat badan pasien.
c. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.
d. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya
nyeri akibat distensi abdomen yakni dibantu oleh orang lain.
e. Tidur/istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
f. Kognitif/perceptual : pasien masih dapat menerima informasi namun
kurang berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
g. Persepsi diri/konsep diri : pasien mengalami gangguan konsep diri
karena kebutuhan fisiologis nya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak
tercapai pada fase sakit.
h. Seksual/reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada
penyakit.
i. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
j. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang
berangsur-angsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping
yang adekuat.
k. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang
sembahyang karena gejala penyakit.

2. Diagnosa keperawatan
a. Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis
b. Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
sekunder akibat diare
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi
d. Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro enteritis
e. Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
f. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder
terhadap kelembapan.

3. Intervensai keparawatan
Dx 1.
Diare berhubungan dengan infeksi, makanan, psikologis
Tujuan : Mencapai BAB normal yang ditunjukkan dengan :
1. Penurunan frekuensi BAB sampai kurang dari 3 kali sehari
2. Faeses mempunyai bentuk
Intervensi:
1 Kaji faktor penyebab yang mempengaruhi diare.
2 Ajarkan pada klien penggunaan yang tepat dari obat – obat anti diare.
3 Dapatkan sediaan faeses untuk pemeriksaan kultur bila diare bertambah.
4 Pertahankan tirah baring
5 Pantau keefektifan dan efek samping dari obat anti diare
6 Kolaborasi untuk mendapat antibiotik
Dx.2
Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
Tujuan:
1. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Tidak terjadi dehidrasi
Intervensi:
1. Monitor output cairan
2. Monitor intake cairan
3. Berikan oralit tiap habis BAB
4. Kaji tanda – tanda dehidrasi
5. Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit

Dx.3
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya absorbsi usus terhadap zat gizi
Tujuan:
1. Nutrisi terpenuhi
2. Berat badan sesuai usia
3. Nafsu makan meningkat
Intervensi:
1. Beri diit yang tidak merangsang
2. Motivasi keluarga untuk memberikan makanan yang tidak bertentangan
dengan diare dan sesuai waktu
3. Pertahankan kebersihan mulut
4. Timbang berat badan tiap hari
5. Beri diit tinggi kalori, protein, dan mineral serta rendah zat sisa

Dx.4
Nyeri berhubungan dengan kram abdomen sekunder gastro enteritis
Tujuan : nyeri dapat berkurang
Intervensi:
1. Beri kompres hangat di perut
2. Ubah posisi klien bila nyeri, arahkan ke posisi yang paling aman.
3. Kaji nyeri
4. Kolaborasi pemberian obat analgesik

Dx.5
Hipertermia berhubungan dengan penurunan sirkulasi terhadap dehidrasi
Tujuan : mempertahankan normotermia
Intervensi:
1. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000 ml/ hari
2. Monitor intake dan output dehidrasi
3. Monitor suhu dan tanda vital

Dx.6
Perubahan integritas kulit berhubungan dengan iritan lingkungan sekunder
terhadap kelembapan
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat teratasi dengan ditandai tidak adanya
lecet dan kemerahan di sekitar anal
Intervensi:
1. Bersihkan sekitar anal setelah defekasi dengan sabun yang lembut. Bilas
dengan air, keringkan dan taburi talk
2. Beri udara bebas pada daerah anal tiap 10 – 15 menit
3. Beri stik laken di atas perlak klien
4. Gunakan pakaian yang longgar.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta.

Smeltzer and Bare C, 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi
8, Volume 2, EGC, Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai