Anda di halaman 1dari 25

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

KONSINYASI PENJUALAN BUKU


OLEH PENERBIT PRO-U MEDIA DAN
TB RAMEDIA

KELOMPOK 4
1. Muliani B Muhammad (C 301 07 059)

2. Idham (C 301 08 065)


3. Indra Ramadhan (C 301 08 073)
4. Nur Itha (C 301 08 075)
5. Nurezqi (C 301 09 004)
6. Nuraida (C 301 09 011)
7. Jiantari (C 301 09 013)
8. Hilya Ariyani (C 301 09 031)
9. Ni Nyoman Suryantini (C 301 09 032) JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
konsinyasi

KATA PENGANTAR

“ Bismillahirrahmanirrahim”
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW, para
sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirobbil‟alamiin, tiada kata yang dapat penulis sampaikan
selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan ridho-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1,
mengenai: Konsinyasi pada Toko Buku Ramedia.
Dalam penulisan Makalah ini penulis tidak lepas dari berbagai hambatan
dan rintangan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka segala macam
hambatan dapat teratasi. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang membantu, semoga Allah SWT
memberikan balasan atas kebaikan dengan limpahan rahmat-Nya.
Akhirnya semoga Makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan
khususnya bagi penulis dan pembacanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palu, November 2011

AKLAN 1_KELOMPOK 4 2
konsinyasi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................4
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsinyasi...............................................................................5
2.2 Konsinyasi pada toko buku Ramedia...................................................9
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

AKLAN 1_KELOMPOK 4 3
konsinyasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya jumlah pelanggan atau calon pelanggan pada setiap daerah
atau wilayah adalah terbatas. Oleh karena itu usaha untuk meningkatkan volume
penjualan tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila tidak disertai dengan
usaha untuk memperluas daerah pemasaran. Usaha untuk memeperluas daerah
pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti konsinyasi,
pembukaan agen penjualan, serta pembukaan kantor cabang. Salah satu
perusahaan yang melakukan penjualan secara konsinyasi adalah Penerbit Pro-U
Media. Perusahaan ini melakukan penjualan buku secara konsinyasi dengan pihak
toko buku. Dengan demikian, makalah ini akan membahas mengenai penjualan
secara konsinyasi antara penerbit Pro-U Media dan TB Ramedia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Konsinyasi?
2. Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam Konsinyasi?
3. Bagaimana akuntansi yang berlaku untuk penjualan konsinyasi pada kasus
toko buku Ramedia?
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Makalah ini merupakan pemenuhan salah satu tugas dari matakuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 tentang Konsinyasi.
2. Makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
tentang konsinyasi, yaitu studi kasus pada toko buku Ramedia.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 4
konsinyasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsinyasi

Pengertian

Konsinyasi adalah penyerahan barang oleh pemilik kepada pihak lain yang
bertindak sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada di
tangan pemilik sampai barang tersebut dijual oleh agen penjual.

Penjualan konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang


menyarankan barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat,
sedang pihak yang menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi, komisioner.
Adapun pengertian penjualan menurut Hadori Yunus Harnanto adalah:

“Konsinyasi merupakan suatu perjanjian dimana pihak yang memiliki


barang menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk
dijualkan dengan memberikan komisi”

Pada dasarnya semua penjualan konsinyasi tersebut adalah:

- Unsur perjanjian
- Unsur pemilik barang
- Unsur pihak yang dititipi barang
- Unsur barang yang dititipkan
- Unsur penjualan
- Unsur komisi

Mengabaikan salah satu unsur tersebut akan membuat transaksi tidak dapat
disebut penjualan konsinyasi, oleh karena itu seluruh unsur tersebut harus ada
pada saat penjualan konsinyasi.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 5
konsinyasi

Konsinyor (Consignor)
Pihak yang memiliki barang.
Konsinyi (Consignee)
Pihak yang mengusahakan penjualan barang.
Alasan Konsinyor
1. Memungkinkan produsen memperoleh daerah pemasaran yang lebih luas,
terutama : barang baru, barang mahal, harga berfluktuasi
2. Memperoleh spesialis penjualan
3. Harga jual eceran dapat dikendalikan
Alasan Konsinyi
1. Terlepas dari resiko kegagalan penjualan barang
2. Resiko kerusakan fisik dan fluktuasi harga dapat dihindari
3. Kebutuhan modal kerja berkurang
Kontrak Kerja (Hak & Kewajiban Konsinyi)
Hak Konsinyi :
1. Berhak memperoleh penggantian biaya dan imbalan penjualan
2. Berhak menawarkan garansi atas barang tersebut
Kewajiban Konsinyi :
1. Harus melindungi barang konsinyasi
2. Harus menjual barang konsinyasi
3. Harus memisahkan secara fisik barang konsinyasi dengan barang dagangan
lainnya
4. Mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan penjualan barang
konsinyasi
Akuntansi Konsinyasi
1. Transaksi konsinyasi harus diikthisarkan terpisah dan laba atas masing-masing
konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba penjualan reguler
2. Transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain

AKLAN 1_KELOMPOK 4 6
konsinyasi

Kegiatan konsinyasi melibatkan 2 belah pihak, yaitu pengamanat dan komisioner.


Oleh karena itu akuntansinya juga diselenggarakan oleh kedua belah pihak.
Akuntansi yang diselenggarakan oleh masing-masing pihak adalah sebagai
berikut:

Akuntansi oleh Pengamanat


Akuntansi oleh pengamanat dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu
metode terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan
menghasilkan laba atau rugi yang sama. Pencatatan menurut masing-masing
metode adalah sebagai berikut:

I. Metode Terpisah
Didalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi-laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan kegiatan konsinyasi juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening
“Barang Konsinyasi”. Rekening ini akan didebit dengan biaya yang
berhubungan dengan barang konsinyasi dan dikredit dengan pendapatan
yang berhubungan dengan barang konsinyasi. Jadi pendebitan dan
pengkreditan terhadap rekening “Barang Konsinyasi” adalah:

Pendebitan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:
- Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim
- Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi
- Biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi yang dibayar oleh
komisioner akan tetapi ditanggung oleh pengamanat. Termasuk
didalam kelompok ini misalnya komisi, biaya perakitan dan
sebagainya.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 7
konsinyasi

Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi adalah hasil penjualan
barang konsinyasi.
Apabila seluruh barang konsinyasi sudah terjual maka saldo rekening
barang konsinyasi akan menunjukkan laba (apabila bersaldo kredit) atau
rugi (apabila bersaldo debit). Apabila pada akhir periode masih terdapat
barang konsinyasi yang belum terjual, sebaiknya disajikan di dalam neraca
sebagai elemen persediaan dan disajikan secara terpisah dari persediaan
yang ada di gudang (didisclosure).
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup
4 transaksi, yaitu:
a. Pengiriman barang konsinyasi
b. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
c. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
d. Menerima pembayaran dari komisioner

II. Metode Tidak Terpisah


Didalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak
dipisahkan dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu
biaya dan pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi
dicampur dengan pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam metode
ini hanya mencakup 3 transaksi, yaitu:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
c. Menerima pembayaran dari komisioner

Akuntansi oleh Komisioner


Akuntansi oleh komisioner dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan menghasilkan

AKLAN 1_KELOMPOK 4 8
konsinyasi

laba atau rugi yang sama. Pencatatan menurut masing-masing metode adalah
sebagai berikut:

I. Metode Terpisah
Didalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi-laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan
dengan kegiatan komisioner juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan
untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening
“Barang Komisi”. Rekening ini akan didebit dengan biaya yang
berhubungan dengan barang komisi dan dikredit dengan pendapatan yang
berhubungan dengan barang komisi. Jadi pendebitan dan pengkreditan
terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:

Pendebitan
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:
- Biaya perikatan
- Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat

Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan
barang komisi. Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat
hanya mencakup 4 transaksi, yaitu:
a. Membayar biaya angkut
b. Menjual barang komisi
c. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
d. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner.

II. Metode tidak terpisah


Didalam metode ini semua laba atau rugi yang diperoleh dari kegiatan
tidak dipisahkan dengan laba atau rugi dari kegiatan yang reguler. Oleh

AKLAN 1_KELOMPOK 4 9
konsinyasi

karena itu, pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan


komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan biaya yang berhubungan
kegiatan reguler.

Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Dalam prinsipnya pendapatan pada konsinyasi diakui saat penjualan


terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga.
Jika konsinyor membutuhkan laporan penjualan atau rugi atas penjualan barang-
barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari
transaksi penjualan reguler.

Sedangkan untuk metode administrasi barang dagangan, terdapat dua


alternatif, yaitu metode perpectual dan physic. Apabila transaksi konsinyasi
dicatat secara terpisah dari transaksi lain, maka metode apapun yang dipakai,
pihak konsinyor harus menyelenggarakan rekening “barang-barang konsinyasi”.
Apabila transaksi tidak dicatat secara terpisah dari transaksi lain, maka
pengiriman barang-barang konsinyasi dicatat dalam “memorandum”. Untuk setiap
perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening barang-barang yang dititipkan
pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang konsinyasi yang
merupakan persediaan bagi konsinyor. Rekening tersebut dibuat sebagai rekening
kontrol untuk tiap-tiap konsinyi atau satu rekening kontra dibuat untuk transaksi
konsinyasi dengan semua konsinyi. Apabila konsinyor memerlukan rekening
pembantu maka diselenggarakan rekening pembantu untuk tiap-tiap konsinyi.
Apabila pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus
ditetapkan tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing-
masing konsinyi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi
dan semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi.

Jika penjualan telah dilakukan oleh konsinyi maka rekening ini dikredit.
Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindah bukukan dari
perkiraan laba atau rugi konsinyasi ke perkiraan laba rugi biaya yang

AKLAN 1_KELOMPOK 4 10
konsinyasi

mengikhtisarkan hasil netto dari semua aktivitas. Sedangkan apabila pihak


konsinyor menghendaki transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi
biasa lainnya dan laba rugi usaha juga harga dihitung. Maka pendapatan dan biaya
penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang mengikhtisarkan kegiatan
usaha bersama.

Untuk mencatat semua transaksi yang dicatat dalam ayat jurnal, maka
perlakuan akuntansi untuk penjualan konsinyasi dapat digolongkan dalam:

1) Pencatatan oleh konsinyasi yang terselesaikan dengan tuntas.

Apabila dalam suatu perjanjian konsinyasi tersebut telah selesai pada saat
pihak konsinyor akan menyusun laporan keuangan diakhir periode akuntansi
maka prosedur pencatatan dan pos-pos jurnal yang harus dibuat oleh
konsinyor atas pengiriman barang-barang, penjualan barang-barang,
pembayaran barang-barang, dan penyelesaian keuangan, oleh pihak konsinyi
kepada konsinyor adalah sebagai berikut:

a. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyor diselenggarakan


terpisah dari transaksi penjualan biasa.

Tabel 1

Perbedaan Pencatatan pada Buku Konsinyor


Transaksi Penjualan Konsinyasi Dicatat Secara Terpisah
Antara Metode Perpectual dan Metode Phisik

Metode Perpectual
1) Pengiriman barang-barang konsinyasi
Barang-barang konsinyasi xx
Persediaan produk jadi xx

AKLAN 1_KELOMPOK 4 11
konsinyasi

2) Dibayar ongkos angkut pengiriman


Barang-barang konsinyasi xx
Kas xx
3) Diterima perhitungan penjualan
a. Mencatat hasil penjualan
Piutang dagang xx
Penjualan konsinyasi xx
b. Mencatat harga pokok penjualan hpp konsinyasi xx
Biaya penjualan konsinyasi xx
Barang-barang konsinyasi xx
4) Penerimaan/pengiriman uang kas dari konsinyi
Kas xx
Piutang dagang xx
5) Menutup/memindahkan kas saldo
Rekening pengiriman barang-barang konsinyasi ke rugi laba

Metode phisik
1) Pengiriman barang-barang konsinyasi
Barang-barang konsinyasi xx
Pengiriman barang-barang konsinyasi xx
2) Dibayar ongkos angkut
Barang-barang konsinyasi xx
Kas xx
3) Diterima perhitungan penjualan
a. Mencatat hasil penjualan
Piutang dagang xx
Penjualan konsinyasi xx
b. Mencatat harga pokok penjualan
Hpp konsinyasi xx
Biaya penjualan konsinyasi xx
Barang-barang konsinyasi xx
4) Penerimaan/pengiriman uang kas dari konsinyi
Kas xx
Piutang dagang xx

AKLAN 1_KELOMPOK 4 12
konsinyasi

5) Penutup/memindahkan kas saldo


Pengiriman barang-barang konsinyasi xx
Rugi-laba xx

Didalam laporan perhitungan rugi laba, saldo rekening pengiriman barang-


barang konsinyasi dikurangkan dari jumlah barang yang tersedia untuk dijual di
dalam menentukan besarnya harga pokok penjualan reguler. Jurnal demikian tetap
dibuat meskipun tidak ada barang yang terjual sampai dengan akhir tahun buku
yang bersangkutan.

b. Pencatatan pada buku konsinyi jika transaksi konsinyi diselenggarakan


terpisah dari transaksi perjalanan biasa.
- Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Disini Pihak Konsinyi
Mencatat Penerimaan Barang Atas Konsinyi Dengan Suatu
Memorandum Dalam Buku Harian Atau Dalam Buku Tersendiri Yang
Diselenggarakan Untuk Tujuan Ini.
- Beban Pihak Konsinyi Yang Harus Ditetapkan Pada Konsinyasi Akan
Dijurnal Sebagai Berikut:
Konsinyasi Masuk
Xx Kas Xx
- Penjualan oleh pihak konsinyi, akan dijurnal sebagai
berikut: Kas xx
Konsinyasi masuk xx
- Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi akan dijurnal
sebagai berikut:
Konsinyasi masuk xx
Komisi atas penjualan konsinyasi xx
- Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak
konsinyi, akan dijurnalkan sebagai berikut:
Konsinyasi masuk
xx Kas xx

AKLAN 1_KELOMPOK 4 13
konsinyasi

c. Pencatatan pada buku konsinyor. Jika transaksi konsinyasi tidak


diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.

Tabel 2

Perbedaan pencatatan pada Buku Konsinyor


Transaksi Penjualan Konsinyi tidak Diselenggarakan Terpisah
Antara Metode Perpectual dan Metode Phisik
Metode perpectual
1) Pengiriman barang-barang konsinyasi
Barang-barang konsinyasi xx
Persediaan produk jadi xx
2) Dibayar ongkos angkut
Pengiriman ongkos angkut xx
Kas xx
3) Diterima perhitungan penjualan
a. Mencatat hasil penjualan
Piutang dagang xx
Hasil penjualan xx
b. Mencatat harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan xx
Barang-barang konsinyasi xx
c. Menghapus saldo rekening pengiriman barang-barang pada akhir periode
tahun buku untuk barang-barang yang telah terjual
4) Penerimaan/pengiriman uang kas
Kas xx
Piutang dagang xx

Metode phisik

1) Pengiriman barang-barang konsinyasi


Barang-barang konsinyasi xx
Pengiriman barang-barang konsinyasi xx
2) Dibayar ongkos angkut pengiriman
Ongkos angkut xx
Kas xx

AKLAN 1_KELOMPOK 4 14
konsinyasi

3) Diterima perhitungan penjualan


a. Mencatat hasil penjualan
Piutang dagang xx
Hasil penjualan xx
b. Mencatat harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan xx
Barang-barang konsinyasi xx
c. Menghapus saldo rekening pengiriman barang-barang pada akhir periode
tahun buku untuk barang-barang yang telah terjual
4) Penerimaan/pengiriman uang kas
Kas xx
Piutang dagang xx

Jurnal untuk menghapuskan saldo rekening pengiriman barang-barang


konsinyasi dan rekening. Barang-barang konsinyasi tidak perlu dibuat pada
metode phisik apabila pada saat pengiriman barang tidak dicatat dalam buku
jurnal, akan tetapi dalam bentuk memorandum saja.

d. Pencatatan pada buku konsinyi jika transaksi konsinyasi tidak


diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan biasa.
- Penyerahan barang kepada pihak konsinyi. Disini pihak konsinyi mencatat
barang konsinyasi dengan ayat jurnal memorandum.
- Beban pihak konsinyi ditetapkan pada pihak konsinyasi.
Pihak konsinyi mendebet perkiraan pihak konsinyor untuk beban yang
harus dibebankan pada pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan aktiva
atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan.
- Penjualan oleh pihak konsinyi.
Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa.
Masing-masing ayat jurnal penjualan disertai dengan sebuah ayat jurnal
untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor, untuk
barang-barang yang dijual, perkiraan pembelian atau perkiraan harga
pokok penjualan didebet dan perkiraan pihak konsinyor dikredit.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 15
konsinyasi

- Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi pihak konsinyi.
Pihak konsinyi tidak membuat ayat jurnal untuk komisi atau laba atas
penjualan konsinyasi. Pendapatan atas penjualan konsinyi akan tergambar
dalam laba kotor pihak konsinyi sebagai akibat dari ayat-ayat jurnal yang
dibuat diatas tadi.
- Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak
konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan
mendebet perkiraan pihak konsinyor dan mengkredit perkiraan kas.

2) Pencatatan untuk konsinyasi tidak terselesaikan dengan tuntas.

Apabila pihak konsinyor perlu menyusun laporan keuangan pada akhir


periode akuntansi sedangkan jangka waktu perjanjian konsinyasi masih
berlangsung atau belum semuanya barang-barang konsinyasi berhasil dijual
oleh konsinyasi, maka diperlukan penyesuaian terhadap barang-barang yang
terkait pada sebagian produk belum selesai dengan tuntas sampai akhir
periode akuntansi.

Adapun pembahasannya adalah sebagai berikut:

a. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi konsinyasi diselenggarakan


terpisah dari transaksi penjualan biasa.

Pada akhir periode fiskal konsinyor membukukan laporan penjualan


konsinyasi, agar ia dapat membukukan laba atau rugi atas penjualan
barang-barang konsinyasi sampai tanggal tersebut. Metode pencatatan
terhadap transaksi konsinyasi dicatat dengan cara seperti dalam perjanjian
konsinyasi yang terselesaikan dengan tuntas, hanya besarnya penjualan
konsinyasi dicatat sebesar jumlah barang-barang konsinyasi yang terjual.
Pencatatan barang-barang yang telah dikeluarkan oleh konsinyor maupun
konsinyi yang berkaitan dengan penjualan barang-barang konsinyasi harus

AKLAN 1_KELOMPOK 4 16
konsinyasi

dialokasikan masing-masing pada barang-barang yang telah terjual


maupun barang-barang yang belum terjual.

Penyerahan barang-barang kepada konsinyi yang semula dibukukan


dengan mendebet perkiraan barang-barang konsinyasi, pada saat penjualan
dilakukan saldo barang konsinyasi dikredit sebesar harga pokok barang-
barang konsinyasi yang dijual oleh konsinyi. Hal ini menyebabkan
perkiraan barang-barang konsinyasi masih mengandung saldo debet. Saldo
debet ini menyatakan harga pokok biaya-biaya lain yang dibebankan pada
barang-barang konsinyasi yang belum terjual. Saldo dalam perkiraan
barang-barang konsinyasi dicantumkan dalam neraca sebagai bagian dari
persediaan akhir perusahaan.

b. Pencatatan pada buku konsinyor jika transaksi tidak diselenggarakan


terpisah dari transaksi penjualan biasa.

Apabila transaksi konsinyasi pencatatannya tidak ditetapkan tersendiri


atau disatukan dengan transaksi penjualan biasa, maka pihak konsinyor
membukukan terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
hasil penjualan konsinyasi ke dalam buku-buku pihak konsinyor dengan
mendebet perkiraan biaya-biaya yang bersangkutan. Namun apabila
barang-barang konsinyasi yang dititipkan pada konsinyi belum terjual,
maka biaya-biaya tersebut harus ditangguhkan pembebanannya. Jika
konsinyor menggunakan metode perpectual, maka penyerahan barang-
barang kepada konsinyi dicatat dalam memorandum. Apabila diterima
laporan perhitungan penjualan dari konsinyi, diperlakukan sama seperti
bila terjadi penjualan regular pos jurnal pada saat tutup buku disertai
dengan pos jurnal yang menangguhkan biaya-biaya yang berkaitan dengan
produk yang belum terjual, yaitu dengan mendebet perkiraan biaya yang
ditangguhkan pembebanannya sebesar alokasi biaya untuk barang yang
belum terjual dan mengkredit perkiraan biaya-biaya yang masih melekat
pada produk yang belum terjual.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 17
konsinyasi

Sedangkan jika memakai metode phisik, maka penyerahan barang-


barang kepada konsinyi yang semula dicatat dalam memorandum, pada
saat diterima laporan perhitungan penjualan dari konsinyasi, diperlakukan
sama seperti bila terjadi penjualan reguler. Sedangkan biaya-biaya yang
dikeluarkan konsinyi yang masih melekat pada produk yang belum terjual,
maka bagian biaya tersebut dijurnal dengan mendebet barang-barang
konsinyasi, sejumlah biaya yang masih melekat produk yang belum
terjual. Pada akhir periode, harga pokok barang konsinyasi yang belum
terjual dan biaya angkut yang dikeluarkan konsinyor, yang masih melekat
pada produk yang belum terjual akan dikredit dan barang-barang
konsinyasi didebet, sehingga saldo barang-barang konsinyasi
menunjukkan harga pokok barang-barang konsinyasi serta biaya-biaya
yang masih melekat pada barang-barang konsinyasi yang belum terjual.

c. Pencatatan pada buku konsinyi jika transaksi dicatat secara terpisah dan
tidak dicatat secara terpisah dari transaksi penjualan biasa.

Tabel 3

Perbedaan Pencatatan Pada Buku Konsinyi


Jika Transaksi Dicatat Secara Terpisah dan
Tidak Dicatat Secara Konsinyi

Apabila transaksi
Transaksi-Transaksi Apabila transaksi konsinyasi konsinyasi tidak
dicatat secara terpisah dicatat secara
terpisah
Penerimaan barang-barang memo memo
konsinyasi
1. Penjualan tunai Kas ……………….. xx a)
Barang komisi …….xx Kas………xx
Penjualan……xx
b)
Pembelian….xx
Hutang………xx

AKLAN 1_KELOMPOK 4 18
konsinyasi

2. Dibayar ongkos angkut Barang-barang komisi …xx Hutang……..xx


Kas.........…………….xx Kas…………..xx
3. a. Hutang……xx
a. Perhitungan komisi atas Barang-barang komisi….xx Kas…………xx
hasil penjualan barang- Pendapatan komisi…….xx
barang komisi b.
b. Pengiriman Barang-barang komisi….xx
perhitungan dan sekaligus Kas………………...…..xx
pengiriman cek hasil
penjualan

Proses pencatatan selanjutnya, yaitu penutupan rekening-rekening nominal ke


rekening rugi laba serta pemindahan saldo laba atau rugi ke laba yang ditahan
dilakukan seperti biasa.

Perlakuan Akuntansi Terhadap Barang – Barang Konsinyasi yang


Dikembalikan dan Uang Muka Konsinyi

1. Barang-barang konsinyasi yang dikembalikan

Apabila barang-barang konsinyasi dikembalikan kepada pengamanat


(consignor), maka rekening barang-barang konsinyasi harus dikredit
dengan harga pokok barang-barang yang bersangkutan. Biaya-biaya yang
berhubungan dengan aktivitas untuk menjual barang-barang tersebut
(ongkos angkut, biaya pengepakan, biaya perakitan dan biaya pengiriman
kembali), harus dibebankan kepada pendapatan untuk periode yang
bersangkutan. Biaya-biaya yang terjadi itu tidak dikapitalisasi sebagai
bagian harus pokok barang-barang yang dikembalikan atau tidak perlu
ditangguhkan pembebanannya, karena tidak memberikan manfaatnya
dimasa yang akan datang. Dalam hal barang-barang dikembalikan karena
rusak, sehingga manfaatnya tidak lagi sebanding dengan harga pokoknya,
maka penurunan nilai itu harus diakui sebagai kerugian. Jika biaya-biaya
perbaikan diperlukan untuk dapat menjual barang-barang tersebut, maka

AKLAN 1_KELOMPOK 4 19
konsinyasi

biaya perbaikan (reparasi) demikian harus diakui sebagai biaya periode


yang bersangkutan.

2. Uang muka konsinyasi

Apabila dalam transaksi konsinyasi, konsinyor mengharuskan pembayaran


uang muka terhadap barang-barang konsinyasi yang dikirimkan kepada
konsinyi, maka penerimaan uang muka tersebut dapat dijurnal sebagai
berikut:
Kas …………………. xx
Uang muka konsinyi…………………… xx

Uang muka dari konsinyi ini, harus disajikan sebagai utang dalam neraca
sampai terjadi pelunasan barang konsinyasi, maka pada saat pelunasan
dijurnal sebagai berikut:
Kas ………………………….. xx
Uang muka konsinyi ….....……… xx
Piutang konsinyi …………….……xx

Pengaruh Penyajian Transaksi Penjualan Konsinyasi dalam Laporan


Keuangan Bagi Konsinyor

Prosedur-prosedur yang harus digunakan konsinyor jika menghendaki


penyajian informasi yang lebih lengkap baik mengenai penjualan konsinyasi
maupun penjualan biasa, adalah dengan melakukan pencatatan transaksi penjualan
konsinyasi secara terpisah dari transaksi penjualan biasa. Sedangkan untuk
penyajian di dalam laporan perhitungan laba rugi dapat dilakukan dengan cara:

a) Menggunakan data-data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya


penjualan dari transaksi konsinyasi secara terpisah dari transaksi penjualan
biasa.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 20
konsinyasi

b) Data-data penjualan, harga pokok penjualan dan biaya penjualan yang


bersangkutan dilaporkan secara terpisah dan sejajar dengan data penjualan
biasa. Pelaporan demikian dipakai apabila transaksi penjualan barang
konsinyasi merupakan bagian yang penting dalam kegiatan distribusinya.
c) Menyajikan data transaksi penjualan konsinyasi di dalam laporan
perhitungan laba rugi, dengan melaporkan laba atau rugi penjualan
konsinyasi tanpa menyajikan data penjualan dan biaya yang bersangkutan,
yaitu dengan jalan menambahkan atau mengurangkan laba rugi konsinyasi
dari laba kotor penjualan biasa.

2.2 Konsinyasi Pada Penjualan Buku Di Toko Buku Ramedia

Kasus:
Penerbit Pro-U Media yang berada di Jogjakarta merupakan salah satu penerbit
yang produktif dalam menghasilkan buku-buku yang berkualitas. Sesuai misinya,
yaitu „tidak sekedar menerbitkan buku, tapi menerbitkan gagasan dan cita-cita‟
penerbit ini selalu menghasilkan buku yang banyak peminatnya. Penerbit pro-U
Media hendak memperluas pemasaran buku-buku hasil terbitannya. Untuk itu,
penerbit bekerjasama dengan pihak toko buku yang ada di seluruh wilayah
Indonesia untuk dapat memasarkan buku-buku terbitannya, termasuk di kota Palu.
Salah satu toko yang bekerjasama dengan penerbit Pro-U Media adalah toko buku
Ramedia yang berlokasi di Jl. Hasanudin Palu.

Untuk bulan Oktober 2011, penerbit mengirimkan buku kepada TB Ramedia atas
dasar konsinyasi sebanyak 500 eksampelar. Isi perjanjian konsinyasi adalah:
1. Pro-U Media akan mengirimkan buku kepada TB Ramedia
2. TB Ramedia diberikan komisi sebesar 20% dari penjualan.
3. Semua biaya angkut yang berhubungan dengan barang konsinyasi
ditanggung konsinyor/mendapat penggantian.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 21
konsinyasi

Harga pokok buku adalah Rp. 35.000/eks. Dan harga jualnya adalah Rp.
59.900/eks. Pihak penerbit menanggung biaya pengepakan sebesar Rp. 125.000
dan biaya pengiriman buku sebesar Rp. 2.500.000. Pihak TB Ramedia
menanggung biaya pengangkutan sebesar Rp. 150.000.

Selama bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember, semua buku laris
terjual.
Sehingga hasil penjualan yang menjadi hak penerbit adalah :
Penjualan 500 x Rp 59.900 = Rp 29.950.000
Komisi 20% = Rp 5.990.000
Biaya angkut = Rp 150.000
= Rp 6.140.000
Yang menjadi hak penerbit = Rp 23.810.000

Jurnal yang dibuat oleh penerbit Pro-U Media adalah:


Untuk pencatatan transaksi ini, menggunakan metode tidak terpisah baik untuk
konsinyor ataupun konsinyi.
1) Akuntansi untuk konsinyor
Pencatatan terhadap transaksi kasus diatas adalah:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi.
Transaksi ini akan dicatat:
Biaya Transport Rp. 150.000,00,-
Kas Rp. 150.000,00,-

b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner.


Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut konsinyor akan
mengetahui 3 hal, yaitu:
- Penjualan barang konsinyasi
- Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
- Pembayaran yang akan diterima dari konsinyi
Transaksi ini akan dicatat:

AKLAN 1_KELOMPOK 4 22
konsinyasi

Piutang – Konsinyi Rp. 23.810.000,00,-


Biaya Rp. 6.140.000,00,-
Penjualan Rp. 29.950.000,00,-
c. Menerima pembayaran dari konsinyi
Transaksi ini akan dicatat:
Kas Rp. 23.810.000,00,-
Piutang – Konsinyi Rp. 23.810.000,00,
2) Akuntansi untuk konsinyi
Pencatatan terhadap transaksi kasus diatas adalah:
a. Membayar biaya angkut/perakitan.
Transaksi ini akan dicatat:
Utang – Konsinyor Rp. 150.000,00,-
Kas Rp. 150.000,00,-
b. Menjual barang komisi
Transaksi ini akan dicatat:
Kas Rp. 29.950.000,00,-
Penjualan Rp. 29.950.000,-
c. Mengirim pembayaran kepada konsinyor
Transaksi ini akan dicatat:
Utang – Konsinyor Rp. 23.810.000,00,-
Kas Rp. 23.810.000,00,-

AKLAN 1_KELOMPOK 4 23
konsinyasi

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, kesimpulan makalah ini adalah :

Konsinyasi merupakan penyerahan barang oleh pemilik kepada pihak lain


yang bertindak sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada
di tangan pemilik sampai barang tersebut dijual oleh agen penjual. Penjualan
konsinyasi disebut juga dengan penjualan titipan, pihak yang menyarankan barang
(pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamat, sedang pihak yang
menerima titipan barang tersebut disebut konsinyi, komisioner.
Konsinyor (Consignor) adalah pihak yang memiliki barang. Sedangkan
Konsinyi (Consignee) adalah pihak yang mengusahakan penjualan barang.
Konsinyasi pada penjualan buku oleh penerbit Pro U-Media dan TB
Ramedia berdarakan pada perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Baik
tanggungan biaya, keuntungan, serta metode pencatatannya.

AKLAN 1_KELOMPOK 4 24
konsinyasi

DAFTAR PUSTAKA

Suparwoto, L. Akuntansi Keuangan Lanjutan Bagian 1, Yogyakarta.


1991
Sumber Hadori Yunus Hartanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi
I, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1981, halaman 152.

Hadori Yunus Hartanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I,


Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1981.

Hadori Yunus dan Harnanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi I.


Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta, 1981, hal 159

AKLAN 1_KELOMPOK 4 25

Anda mungkin juga menyukai