Anda di halaman 1dari 5

DHEA FITRIANI

1605131019 / TPJJ 4A
REKAYASA PONDASI

14.2 PERENCANAAN TEMBOK PENAHAN

Tembok Penahan Tanah Tipe Gravitasi


Tembok penahan macam gaya berat bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap
tekanan tanah dengan beratnya sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan juga
pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan
yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah pondasinya baik.
Dinding gravitasi adalah dinding penahan yang dibuat dari beton tak bertulang atau
pasangan batu, sedikit tulangan beton terkadang diberikan pada permukaan dinding untuk
mencegah retakan permukaan dinding akibat perubahan temperatur.

1
Pada tembok penahan tanah tipe gravitasi, maka dalam perencanaannya harus tidak
terjadi tegangan tarik pada setiap irisan badannya.
Mengingat bentuk dan ukuran badannya, lebih baik perhatikanlah hal – hal berikut ini
( lihat Gbr. 14.7 )
1. Pada umumnya lebar pelat lantai B dianggap antara 0,5H – 0,7H dari tinggi tembok
penahan.
2. Lebar bagian puncaknya B’ dianggap lebih dari 0,2 m dari titik pelaksanaan.

Contoh Perencanaan Tembok Penahan :


a). Kondisi perencanaan :
1. Tinggi tembok penahan dan kondisi permukaan belakang ( lihat Gbr. 14.8. )
2. Tekstur tanah di permukaan belakang dan pemakaian rumus.
Tekstur tanah : tanah berpasir dengan permeabilitas rendah/kecil termasuk juga lanau
dan lempung ( γs = 1,9 t/m3 )
Tekanan tanah : berdasarkan rumus Terzaghi
qijin = cNc + qNq + 0,5γ BNγ
3. Tegangan satuan yang diijinkan.
Beton ( berat isi γc = 2,35 t/m3 )
Kekuatan rencana : σck = 180 kg/cm2
Tegangan tekan lentur yang diijinkan : σca = 60 kg/cm2
Tegangan geser yang diijinkan : τa = 8 kb/cm2
4. Faktor keamanan.
Titik peralihan : Titik kerja resultante dianggap berada dalam daerah sepertiga lebar
pelat lantai dari pusat pelat lantai.
Gelincir : FS = 1,5
Daya dukung yang diijinkan : Qa = 15 t/m2
5. Koefisien geser alas : µ = 0,6

2
b). Berat sendiri dan tekanan tanah :
Apabila penampang dibagi menjadi beberapa penampang seperti pada Gbr. 14.9

dan berat sendiri tiap penampang ditetapkan sebagai W1 – W8 dan jarak mendatar dari titik A
ke pusat gaya berat masing – masing penampang ditetapkan berturut – turut sebagai I1 – I8,
maka hasilnya disusun seperti terlihat pada Tabel 14.3

3
Tabel 14.3 Momen terhadap titik A

i Wi li Wi . Ii
1 2,400 x 0,500 x 2,35 2,82 1,2 3,384
2 1,900 x 0,200 x 2,35 0,893 1,45 1,29485
3 0,500 x 0,200 x 1/2 x 2,35 0,1175 0,333 0,0391275
4 0,500 x 3,300 x 1/2 x 2,35 1,93875 0,833 1,61497875
5 0,300 x 3,300 x 2,35 2,3265 1,15 2,675475
6 1,100 x 3,300 x 1/2 x 2,35 4,26525 1,667 7,11017175
7 1,100 x 3,300 x 1/2 x 1,9 3,4485 2 7,0108005
8 1,100 x 0,550 x 1/2 x 1,9 0,57475 2,033 1,16846675
∑ 16,38425 24,29787025

Untuk tekanan tanah, koefisien tekanan tanah dicari dari gambar tekanan tanah
Terzaghi yang telah diuraikan pada Bab 2. ( Gbr. 2.28 )

Karena tekstur tanah dari tanah di permukaan belakang adalah ② seperti yang telah
diuraikan maka dengan membaca titik perpotongan ② dengan 1 : 2 maka didapatkan,
KH = 0,72 t/m3

4
KV = 0,35 t/m3
Seterusnya,
PV = KV . H2 = 0,35 . 4,552 = 3,62 t/m
2 2
PH = KH . H = 0,72 . 4,552 = 7,45 t/m
2

2 2
Titik kerja pada ketinggian H = 4,55 = 1,51 m dari dasar.
3 3

c). Analisa kemantapan (stability ) :


Momen terhadap titik A pada Gbr. 14.9 dan gaya vertikal pada Tabel 14.4. Oleh karena itu,
titik kerja resultante dihitung dari titik A adalah sebagai berikut :

Tabel 14.4 Ikhtisar gaya irisan terhadap titik A

Gaya Jarak Momen Gaya Jarak Momen


Vertikal Mendatar tahan Mr mendatar Vertikal guling Mo
berat
sendiri 16,39 - 24,3 - - -
total
tekanan
tanah 3,62 2,4 8,69 - - -
vertikal
jarak
- - - 7,45 1,51 11,25
mendatar
∑ 20,01 - 32,99 7,45 - 11,25

d = ∑Mr - ∑Mo = 32,99 – 11,25 = 1,08 m


∑W 20,01

Akibatnya, eksentrisitas dari tengah – tengah alas ke titik kerja adalah sebagai berikut:
e = B – d = 2,40 - 1,08 = 0,12 m ˂ B = 0,4 m
2 2 6
Karena harga itu berada dalam daerah sepertiga lebar pelat lantai dasar dihitung dari tengah
nya maka kemantapan dapat terjamin.

Kemantapan terhadap gelincir adalah sebagai berikut :


FS = ∑W . µ = 20,01 . 0,6 = 1,61 ˃ 1,5
PH 7,45
Dapat ditambahkan, untuk daya dukung, kemantapan tetap terjamin sebagai berikut, karena
resultante bekerja dalam daerah sepertiga lebar alas dari pusat.
q1 = ∑W 1 ± 6 . e = 20,01 1 ± 6 . 0,12 = 10,83 atau 5,83 t/m2 ˂ Qa
q2 B B 2,40 2,40

Anda mungkin juga menyukai