Acara 7
DISUSUN OLEH
NIM : F05111017
KELOMPOK : 6 (Enam)
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
ABSTRAK
Manusia memiliki lebih dari 150 sifat keturunannya yang memiliki kemungkinan besar
dipengaruhi oleh gen-gen terangkai-X maupun yang terangkai pada kromosom-Y , beberapa
sifat keturunan tersebut ada yang banyak dijumpai pada manusia maupun yang jarang
dijumpai pada manusia. Gen yang dipengaruhi jenis kelamin adalah gen autosomal yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi faktor lingkungan internal
yakni perbedaan kadar hormon kelamin antara laki-laki dan perempuan .Gen dominan
perempuan/betina. Baru dalam keadaan homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak
akan menempatkan diri dalam fenotip. adapun gen-gen yang dominansinya bergantung dari
jenis kelamin individu.Salah satunya adalah panjang jari telunjuk. Apabila kita meletakkan
tangankanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat seuah garis mendatar demikian
rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapatkita ketahui, apakah
jari telunjuk kita akan lebih panjang atu lebih pendek dari pada jari manis dan apakah ada
yang mengalami buta warna.Tujuan Praktikum ini yaitu mengetahui apakah seseorang
mengalami buta warna atau tidak, menentukan pedigree yang mungkin dalam pewarisan
sifat buta warna / tidak buta warna, dan menetapkan genotipe individu untuk sifat yang
dipengaruhi oleh seks. Pada praktikum ini didapatkan hasil Pada tes buta warna pada
pengamatan kelompok didapatkan bahwa semua anggota memiliki persentase buta warna
<50 % sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang mengalami buta warna pada
kelompok kami. Kemudian pada pengamatan kelas tentang perbandingan panjang jari
telunjuk dan jari manis pada laki-laki 100% jari manis yang lebih panjang sedang kan pada
perempuan 19 % yang jari telunjuk lebih panjang dan 81% yang jari manis lebih panjang.
Rangkai kelamin dalam bahasa inggris disebut sex-linkage ialah gen yang terletak
pada kromosom kelamin. Dengan begitu karakter yang ditimbulkan gen ini diturunkan
bersama dengan karakter kelamin.(yatim:2003)
Kromosom kelamin pada drosophila(kondisi XY)
1. Jenis betina dari Drosophila melanogaster mempunyai empat pasang kromosom,
masing-masing anggota dari pasangan itu serupa. Pasangan I berbentuk batang dan
keduanya dikenal sebagai kromosom kelamin atau kromosom X.
2. Jenis jantan mempunyai dua kromosom kelamin, satu berbentuk batang dan lainnya
berbentuk kaitan atau bentuk J kromosom yang berentuk batang disebut “X” dan yang
berbentuk kaitan disebut “Y”. hubungan kromosom ini disebut kondisi “X-Y”. semua
kromosom-kromosom selain dari komplemen itu disebut autosom(kusdiarti:2006).
Gen yang terpaut pada kromosom x tidak mempunyai alel pada kromosom y,
akibatnya penurunan gen terpaut x agak lain dibandingkan dengan gen autosom. Karena tidak
mempunyai alel pada kromosom y, maka gen terpaut kelamin dapat menunjukkan
ekspresinya walaupun dalam keadaan tunggal, baik resesif maupun dominan
(sisunandar:2011).
Morgan berhasil menemukan adanya tautan seks dengan menyilangkan ♀ Drosophila
Melanogaster bermata merah dengan ♂ Drosophila Melanogaster bermata putih.
Menghasilkan F1 100% bermata merah. Kemudian F1 dikawinkan dengan sesamanya
menghasilkan F2 yaitu 75% bermata merah dan 25% bermata putih. Tetapi semua keturunan
F2 yang bermata putih hanya jantan. Hal ini menunjukkan gen yang menentukan warna mata
Drosophila tertaut pada kromosom x.
Berdasarkan hasil di atas, morgan mengambil kesimpulan bahwa generasi yang
menentukan warna putih itu hanya memperlibatkan pengaruh pada lalat jantan saja. lagi pula
gen yang menentukan warna mata terdapat pada kromosom x. (sisunandar:2011)
Rumus sidik jari merupakan salah satu cara identifikasi. Dalam dunia kepolisian,
rumus jari digunakan sebagai cara untuk menidentifikasi seseorang. Karena sidik jari
merupakan bentuk yang unik dan berbeda pada setiap orang, maka rumus sidik jari pun akan
berbeda pada tiap orang. Perumusan sidik jari (classification formula) merupakan
pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukkan interprestasi
mengenai bentuk pokok, jumlah bilangan garis, bentuk loop, dan jalannya garis (Soepriyo,
1989).
Gen merupakan segmen segmen DNA, bahwa DNA adalah suatu polimer yang terdiri
dari empat jenis monomer yang berbeda yang dinamkan nukleotida. Penurunan sifat sifat
herediter memiliki basisi molekuler yaitu raplikasi persis DNA, dan menghasilkan salina
salinan gen yang dapat diteruskan dari orang tua ke keturunannya. Pada hewan dan
tumbuhan, pengiriman gen dari generasi ke generasi selanjutnya ini dilakukan oleh sperma
dan ovum (telur yang belum dibuahi). Setelah sperma bersatu (sel telur tunggal) maka gen
dari kedua orang tuanya hadir dalam nucleus dari telur yang telah dibuahi tersebut. DNA dari
suatu sel eukarotik dibagi lagi menjadi kromosom di dalam nucleus tersebut (Campbell,
2000).
Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alat dimana terdapat
sebuah garis mendatar yang sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis
tersebut, maka dapat kita ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau lebih
pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis
itu, berarati bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis.jari telunjuk pendek disebabkan
oleh gen yang dominan pada orang laki laki dan resesif pada orang perempuan (Suryo, 2004).
Kecuali gen gen terangkai kromosom kelamin dikenal pula gen gen yang dipengaruhi oleh
seks dan gen gen yang dibatasi seks. Maka kita akan mengenal sesuatu sifat yang disebabkan
oleh gen gen yangdipengaruhi seks (sex influenced genes) (Hartati, 2006).
Menurut Suryo (2004), kegiatan ini menjaadi sebagai berikut :
Andai kata seorang laki laki bertelunjuk panjang kawin dengan seorang perempuan
bertelunjuk pendek (keduanya homozigotik), maka semua anaknya laki laki bertelunjuk
panjang, sedangkan semua ank perempuannya bertelunjuk pendek. Semua sifat keturunan
atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen gen yang terdapat pada
autososm. Selain gen gen itu dikenel pula gen gen yang terdapat pada kromosom kelamin.
Gen gen yang demikian ini disebut gen gen terangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya
: “sex linkage”. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki laki /
jantan maupun perempuan / betiana. Baru dalam keadaan homozigotik reseif, pengaruh
dominan ini tidak akan menampakkan diri dalam fenotip (Suryo, 2004).
kadar hormon testosteron dan estrogen di dalam rahim saat bayi dikandung ibunya. Kadar
testosteron yang tinggi diyakini mendukung perkembangan bagian otak yang berhubungan
dengan kemampuan matematika dan pandang ruang. Hormone itu pula yang menyebabkan
jari manis tumbuh lebih panjang. Estrogen juga mendorong efek yang sama pada bagian otak
namun yang berhubungan dengan kemampuan verbal. Namun, hormone ini juga mendukung
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen
yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen dikenal pula gen-gen yang demikian ini disebut
gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau dalam inggrisnya
disebut Sex Lingkange. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu
laki-laki atau jantan maupun perempuan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif
pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotif. Apabila kita meletakkan
tangan kanan atau kanan kiri pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar sedemikian
rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka kita dapat ketahui apakah jari
telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan
orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu
2008).
Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat titik-titik
dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun sehingga membentuk
lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang buta warna tidak akan
melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal/pseudo-isochromaticism
(Wartamedika, 2007).
Gen yang dibawa oleh kromosm X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor
buta warna. Muchlis menderita buta warna yang diturunkan dari kakeknya. Memang pada
laki-laki risiko menderita buta warna jauh lebih besar karena pada laki-laki mempunyai satu
kromosom X saja, sedangkan pada wanita mempunyai dua kromosom X sehingga
kemungkinan besar wanita hanya menjadi pembawa sifat (carrier).
Penyakit buta warna pun klasifikasinya bermacam-macam. Secara garis besar dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu monokromasi, dikromasi, dan trikromasi. Penyebabnya bisa
karena delesi, hibridisasi, ataupun penyisipan asam amino pada gen pigmen warna dalam sel
kerucut mata.
Untuk penanganan buta warna, sampai saat ini, belum ditemukan cara untuk
menyembuhkan buta warna turunan. Walaupun demikian, tersedia beberapa cara untuk
membantu penderitanya. Cara tersebut antara lain adalah :
1. Menggunakan kacamata lensa warna. Tujuannya, agar penderita dapat membedakan warna
dengan lebih mudah. Cara ini terbuktif efektif pada beberapa penderita.
2. Menggunakan kacamata dengan lensa yang dapat mengurangi cahaya silau. Biasanya
penderita buta warna dapat membedakan warna lebih jelas jika cahaya tidak terlalu terang
atau menyilaukan.
3. Jika tidak dapat melihat warna sama sekali (buta warna total), penderita dianjurkan
menggunakan kacamata lensa gelap dan mempunyai pelindung cahaya pada sisinya. Suasana
lebih gelap diperlukan karena sel rod, yaitu sel yang hanya bisa membedakan warna hitam,
putih, dan abu-abu, bekerja dengan lebih baik pada kondisi cahaya yang suram(Adira.2009).
METODE
Setiap praktikan akan diuji secara bergantian oleh asisten untuk mengetahui seberapa
jauh ia dapat membedakan berbagai macam warna sehingga dapat diketahui apakah ia buta
warna atau tidak. Disebutkan didalam laporan berapa % kesalahan selama dilakukan tes, bila
kesalahan <50% maka normal dan jika > 50 % maka positif buta warna merah-hijau.
Kemudian praktikan menyiapkan kertas dan dibuat garis horizontal . diletakkan tangan kiri
diatas kertas hingga ujung jari telunjuk tepat berada digaris horizontal setelah itu digambar
pola tangan menggunakan pensil sehingga dapat ditentukan perbandingan panjang jari
telunjuk dengan jari manis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 : Gen dalam keluarga
Nama Hasil
Jenis Kelamin Jari Telunjuk Lebih Panjang Jari Manis Lebih Panjang
Laki-Laki 0 4
Perempuan 5 21
PEMBAHASAN
Pengamatan dilakukan dengan tiga percobaan dan pengamatan yaitu tentang golongan
darah, tes buta warna dan panjang jari telunjuk dibanding jari manis yang diperoleh hasil
bahwa sebagian besar mahasiswa pendidikan Biologi angkatan 2011 memilki gen bertelunjuk
pendek (TT dan Tt). Dengan persentase frekuensi fenotif untuk laki-laki bertelunjuk pendek
(TT dan Tt) adalah 100%, dan untuk perempuan bertelunjuk pendek (TT) persentasenya
adalah 81%. Sedangkan frekuensi fenotif untuk laki-laki bertelunjuk panjang (tt) adalah 0%,
dan untuk perempuan bertelunjuk panjang (Tt dan tt) adalah 19%.
Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa pada mahasiswa pendidikan biologi 2011
ini memiliki genotip yang lazim ditemukan di masyarakat, Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Suryo (2004), bahwa biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya
pada individu laki-laki maupun perempuan dalam keadaan homozigot resesif, pengaruh
Adanya perbedaan genotip pada setiap orang, dan adanya peranan gen seks pada
percobaan kali ini memberikan gambaran pada kita bahwa tidak hanya gen yang terdapat
pada genosom. Hal ini terjadi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gun, G (2006),
bahwa terjadilah aliran informasi genetika yang terdapat dalam setiap sel makhluk hidup
yang dikemas dalam suatu bentuk materi genetik yang dikenal sebagai asam
deoksiribunukleat (DNA). Kode genetik yang ada di dalam DNA menentukan bagaimana
protein disusun. Proses ekspresi gen merupakan aspek yang fundamental dalam setiap
organisme.
Pernyataan diatas dikuatkan oleh teori Stansfield (1991), bahwa gen-gen yang
mengatur berbagi sifat yang dipengaruhi seks, dapat terletak pada autosom mana saja atau
pada bagian homolog dari kromosom seks. Ekspresi dominasi atau resesif oleh alel, lokus
lokus yang dipengaruhi perbedaan lingkungan internal yang disebabkan oleh hormone seks.
Sedangkan pada praktikum ke dua yaitu melakukan tes buta warna pada anggota
kelompok, hasil yang didapatkan adalah semua anggota kelompok enam memiliki persentase
rata-rata yaitu <50% sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang mengalami buta
warna namun persentase paling tinggi yang dimiliki sebagai peluang terjadinya buta warna
yaitu pada dwi fiana sari yaitu 35,71 %, kemudian pada valentinus yozi arisandi yaitu 21,43%
kemudian pada endang listiani dan paskarada nini mendapatkan persentae yang sama yaitu
7,14% dan persentase yang paling rendah dimiliki oleh mutmainnah yaitu 0 %. Hal tersebut
menunjukkan pada mahasiswa pendidikan biologi 2011 memiliki gen CC dan Cc karena
dalam Suryo tahun 2008 menjelaskan bahwa Buta warna adalah penyakit keturunan yang
disebabkan oleh gen resesif c (Color Blind) karena gennya terdapat dalam kromosom-X
sedangkan perempuan memiliki 2 kromosom-X, maka seorang perempuan dapat normal
homozigotik(CC) dan normal heterozigotik (Cc). sedangkan pada laki-laki hanya memiliki
satu kromosom-X sehingga ia hanya dapat normal (C-) atau Buta warna (c-)
saja(Suryo.2008).
Dalam praktikum ini praktikan menggunakan buku tes buta warna (Ishihara’s test), Tes
Ishihara adalah tes buta warna yang dikembangkan oleh Dr. Shinobu Ishihara. Tes ini
pertama kali dipublikasi pada tahun 1917 di Jepang. Sejak saat itu, tes ini terus digunakan di
seluruh dunia, sampai sekarang. Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang
didalamnya terdapat titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut
disusun sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa sehingga
orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang dilihat orang normal
(pseudo-isochromaticism).
Baik normal dan mereka dengan semua jenis defisiensi penglihatan warna membacanya
sebagai 12.
Orang yang normal membaca ini sebagai angka tetapi orang yang kekurangan merah-
hijau membaca ini sebagai 3. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka
apapun.
Orang normal membaca ini sebagai 29. Mereka yang kekurangan merah-hijau
membaca ini sebagai 70. Mereka yang buta warna total tidak bisa membaca angka apapun.
KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan pada garis keturunan dwi fiana sari didapatkan hasil seluruh
keturunan maupun parental bergolongan darah O dan telah dilakukan tes buta warna
diketahui bahwa semua anggota keluarga normal atau tidak mengelami buta warna sedangkan
pada panjang jari telunjung dibanding jari manis diketahui memiliki jari telunjuk lebih
pendek dibanding jari tangan jadi dapat diimpulkan gen pada parental dan keturunan adalah
CC dan Cc.
Pada tes buta warna pada pengamatan kelompok didapatkan bahwa semua anggota
memiliki persentase buta warna <50 % sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada yang
Kemudian pada pengamatan kelas tentang perbandingan panjang jari telunjuk dan jari
manis pada laki-laki 100% jari manis yang lebih panjang sedang kan pada perempuan 19 %
yang jari telunjuk lebih panjang dan 81% yang jari manis lebih panjang.
REFERENSI
Hartati. 2006. Penuntun Praktikum Genetika. Makassar: Jurusan biologi FMIPA UNM.
Kusdiarti,lilik. 2006. Genetika Tumbuhan cetakan ke-5. Yogyakarta: Gajah Mada University
press.
Sisunandar. 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
Soepriyo, A. 1989. Dermatoglifik ensiklopedi nasional Indonesia 4.
Adi:PustakaJakarta