(WATER CONTENT)
Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat melaksanakan pengujian penentuan kadar air
dengan prosedur yang benar, dapat melakukan perhitungan kadar air serta dapat
menggunakannya dalam perhitungan-perhitungan untuk pengujian yang lain.
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam masa tanah
terhadap berat butiran padat (tanah kering) dan dinyatakan dalam prosen.
Kadar air tanah merupakan salah satu parameter tanah yang penting untuk menentukan
korelasi antara perilaku tanah dengan sifat-sifat fisiknya. Oleh sebab itu, pengujian atas kadar
airtanah ini merupakan salah satu pengujian yang selalu dilakukan setiap penyelidikan tanah.
Pengujian menggunakan metode kering oven (oven drying method), yaitu memanaskan
benda uji pada suhu (110±5)ºC selama 16 s/d 24 jam.
Pada keadaan khusus apabila tanah yang diuji berupa jenis lempung dari mineral
monmorolinote/holosite, gypsum atau bahan-bahan organik (misalnya tanah gambut), maka suhu
pengeringan maksimum dibatasi sampai 60ºC dengan waktu pengeringan yang lebih lama.
Penentuan kadar air tanah sedapat mungkin dilakukan segera setelah penyiapan benda uji,
terutama bila cawan yang digunakan mudah berkarat.
2.2 PERALATAN
1. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi benda uji sampai (110±5˚C)
2. Cawan dengan penutup dan tak berkarat (terbuat dari gelas/alumunium).
3. Timbangan dengan ketelitian 0,01;0,1;1 gram (lihat Tabel 2.1)
4. Desikator, berisi selica gel
5. Penjepit (Crubicle tongs)
𝑊𝑤 (𝑊1−𝑊2)
Cawan + tanah basah (W1) = 53,02 gram Kadar Air = = (𝑊2−𝑊3) x 100%
𝑊𝑠
11,44
= 𝑥100%
31,71
= 36, 077 %
2.6 Kesimpulan
1. Kadar air rata-rata diperoleh sebesar 35.829% pada kedalaman 50 cm dan 39.973% pada
kedalaman 100 cm
2. Dari hasil pengujian dan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin dalam kedalaman
tanah maka semakin besar kandungan air tanah tersebut. Hal ini disebabkan karena bagian yang lebih
dangkal akan mudah mengalami penguapan daripada bagian yang lebih dalam.
BAB III
Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat melaksanakan pengujianpenentuan berat isi
menggunakan silinder tipis dengan prosedur yang benar, dapat meng-hitung besarnya nilai berat
isi, serta dapat membuat benda uji buatan (remoulded samples).
Berat isi dari suatu masa tanah adalah perbandingan antara berat total tanah terhadap
isi/volume total tanah yang dinyatakan dalam notasi γwet(gram/cm³).
Seperti halnya kadar air tanah, berat isi tanah juga merupakan sifat fisik tanah yang
pentingsehinggapengujiannya dilakukan secara rutin bersama-sama dengan pengujian lainnya
dilaboratorium.
Pelaksanaan pengujian ini menggunakan metoda silinder tipis yang dimasukkan kedalam
tanah (drive cylinder method) sehingga tidak dapat dilakukan pada jenis tanah berpasir lepas atau
terdapat banyak kerikil.
Sementara itu dalam pengujian pemadatan tanah dilaboratorium atau penentuan kepadatan
tanah dilapangan, berat isi tanah dinyatakan dalam berat isi tanah keringγdry, yaitu perbandingan
antara berat butir tanah terhadap volume total tanah.
Jika tidak didapatkan benda uji yang asli, maka dapat diganti dengan benda uji buatan
(remoulded samples) dengan mempertahankan berat isi dan kadar air yang sesuai dengan
keadaan aslinya.
3.2 Peralatan
1. Membersihkan dan mengukur volume ring besar/kecil (V) serta menimbang beratnya (W1).
2. Meletakkan bagian ringyang tajam ke permukaan tanah dan menekannya dengan hati-hati
sampai tanahnya masuk seluruhnya kedalam cincin
3. Memotong dan meratakan kedua sisiringdengan pisau dan mengusahakan agar tidak
sampai berlubang pada kedua sisi ring tersebut.
4. Bila ada sedikit lubang makamenambalnya dengan tanah yang sama.
5. Membersihkan sisa-sisa tanah yang menempel pada bagian luar ring kemudian menimbang
ring yang berisi tanah (W2).
Contoh perhitungan :
Diketahui : Berat cincin + tanah (W2) = 89.85 gram
Berat cincin (W1) = 38.35 gram
Volume cincin (V) = 3.14 x (3.64/2)2 x 2.28
= 23.584 cm3
Perhitungan:
Rumus :
Mencari berat tanah (Wt) (𝑊2−𝑊1)
Berat isi tanah basah = ɣwet = gram/cm3
𝑉
Wt = W2-W1
ɣwet
= 89.85 – 38.35 Berat isi tanah kering = ɣdry = gram/ cm3
1+𝑤
= 51.5 gram Dimana
Mencari ϒwet - Berat ring = W1 gram
ϒwet = Wt/V - Berat ring + tanah = W2 gram
- Volume ring = V cm3
- Kadar air =w%
= 51.5/23.584
= 2.184 gram/cm3
Mencari ϒdry
ϒdry = ϒwet /(1-W)
= 2.184/(1-0.358)
= 3.402 gram/cm3
3.5 Kesimpulan
BAB IV
Capaian Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat menentukan nilai berat jenis (Gs) tanah
berbutir halus di laboratorium dengan prosedur yang benar,dapat menggunakan nilai Gs yang
diperoleh untuk menghitung besaran sifat-sifat fisik tanah penting lainnya.
4.2 Peralatan
1. Sampel tanah diambil antara 50– 100gram, kemudian dikeringkan dalam oven
dengan temperatur (1105)C.
2. Setelah kering, sampel tanah dikeluarkan dan dinginkan dalam desikator.
3. Sampel tanah diayak melalui ayakan No.4 (4,75mm) dan atau No.10 (200mm), kemudian
menyiapkan benda uji sebanyak 10gram apabila menggunakan piknometer 50m latau
25gram apabila menggunakan piknometer 100ml, masing-masing sebanyak 3 sampel.
1. Mengambil 3 piknometer kapasitas 50ml atau 100ml, mencucinya dengan air bersih
kemudian mengeringkannya dalam oven. Mengeluarkan dan mendinginkannya dalam
desikator, kemudian menimbangnya beserta tutupnya (W1).
2. Memasukkan sampel tanah yang sudah disiapkan 10gram atau 25gram untuk tiap-tiap
piknometer. Kemudian menimbangnya beserta tutupnya (W2) dengan ketelitian 0,001 dan
0,01gram.
3. Menambahkan air suling pada piknometer sampai sampel tanah terendam, kemudian
memanaskannya diatas tungku pemanas (hotplate), agar udara yang terkandung dalam tanah
bisa keluar diselingi menkocok piknometer dengan hati-hati supayamempercepatproses
pengeluaran udara tersebut. Mengambil piknometer bila gelembungudara sudah tidak
tampak lagi, kemudian medinginkannya didalam desikator.
4. Mengambil piknometer dari desikator dan tambahkan dengan air suling sampai penuh
kemudian menempatkannya pada bak pengatur suhu (constant temperature bath), sehingga
isi piknometer mempunyai suhu yang sama (constant). Setelah suhu konstan, menambahkan
air suling lagi sampai penuh dan menutup piknometer tersebut. Mengeringkan bagian luar
dan menimbang beratnya (W3).
5. Membersihkan piknometer, kemudian mengisinya dengan air suling sampai penuh dan
memasukannya pada bak pengatur suhu. Setelah suhu konstan, mengeringkan bagian luar
piknometer dan menimbangnyabeserta tutupnya (W4)
4.5 Perhitungan dan Pelaporan
Rumus:
𝐺𝐿(𝑊2−𝑊1)
Berat jenis tanah = Gs =
(𝑊4−𝑊1)−(𝑊3−𝑊2)
Dimana :
- GS = berat jenis tanah
- GL = berat jenis cairan yang dipakai
- W1 = berat piknometer + tutup
- W2 = berat piknometer + contoh tanah + tutup
- W3 = berat piknometer + contoh tanah + air +
tutup
Ambil harga rata-rata dari hasil ketiga pemeriksaan tersebut,
dalam 2 (dua) angka di belakang koma
Contoh perhitungan :
Diketahui:
Berat piknometer + tutup (W1) = 18.9 gram
Berat piknometer + tutup + tanah kering (W2) = 28.9 gram
Berat piknometer + tutup + tanah kering + air (W3) = 74.47 gram
Berat piknometer + tutup + air (W4) = 68.67 gram
Berat piknometer + tutup + air terkoreksi (W5) = 68.61 gram (suhu 28°)
Perhitungan :
(W2−W1)
Berat Jenis Tanah (Gs) = ((𝑊5−𝑊1)−(𝑊3−𝑊2))
(28.9−18.9)
= ((68.61−18.9)−(74.47−28.9 ))
= 2.41
4.6 Kesimpulan
ATTERBERG LIMIT
Batas Plastis
Cawan =
Berat air =
Kadar air =