Anda di halaman 1dari 4

Cara Budidaya Buah Sirsak

Ada beberapa cara untuk membudidayakan buah sirsak, yaitu:


1. Syarat Tumbuh Sirsak merupakan jenis yang paling tidak bandel tumbuhnya di
antara jenis-jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan
lembap. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 500-1000 m dpl. dan
meluas sampai ke 25° LS pada lahan yang ternaung. Pertumbuhan dan
pembungaannya sangat terhambat oleh turunnya udara dingin, serta hujan salju
yang ringan saja sudah dapat membunuh pohon sirsak. Musim kering dapat
mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang d an
pembungaan dalam batas-batas tertentu. Hasil panen dapat lebih tinggi pada cuaca
demikian, asalkan kelembapan yang tinggi berlangsung selama periode
pembentukan buah; ada indikasi bahwa untuk Annona spp. lainnya, balk
kelembapan yang sangat tinggi maupun sangat rendah, dapat merusak
pembentukan buah. Jika kelembapan cenderung rendah, dianjurkan untuk
memberikan naungan agar transpirasi dapat dikurangi (juga karena pohon sirsak
dangkal perakarannya). Sebagian besar tipe tanah cocok untuk tanaman ini, tetapi
drainasenya harus balk, sebab pohon sirsak tidak tahan terhadap genangan air
(Sugianto, 2013).
2. Pedoman Budidaya Perbanyakan dan penanaman Pohon sirsak dapat
diperbanyak dengan klon, terutama melalui berbagai teknik penempelan dan
penyambungan pada batang bawah yang diperbanyak dengan semai, seperti
dipraktekkan di berbagai wilayah Amerika (misalnya di Kolumbia dan
Venezuela). Akan tetapi, umumnya sirsak ditumbuhkan dari benih. Semai dapat
dipakai, sebab populasi yang tumbuh cukup seragam dan benih dari kultivar
manis, misalnya, pada umumnya sifatnya sama dengan induknya, serta karena
fase yuananya hanya berlangsung 2-4 tahun. Benih dapat ditanam langsung di
ladang atau disemaikan dahulu di persemaian.Setelah 2030 hari, 85-90% dapat
berkecambah dan semai itu dapat dipindahkan ke lapangan setelah 6-8
bulan.Pemotongan separuh daun dan kadang-kadang perompesan daun diperlukan
untuk memindahtanamkan semai yang sebelumnya tidak ditumbuhkan dahulu
dalam wadah. Jarak tanam di kebun buah sebaiknya antara 3 m x 4 m dan 4 m x 6
m. Berkat kecilnya ukuran pohon dan cepatnya berbuah, sirsak dapat ditanam
sebagai tanaman sela di antara pohon buah-buahan yang lebih besar, seperti
mangga, avokad, dan kecapi. Jika tanaman utamanya membutuhkan ruangan,
pohon sirsak dapat ditebang (Sugianto, 2013).
3. Pemeliharaan Lahan di sekitar pangkal pohon sirsak sebaiknya terbebas dari
gulma atau ditutup oleh mulsa untuk menghindari dehidrasi dari perakarannya
yang dangkal itu pada musim kemarau. Sirsak toleran terhadap keadaan tanah
yang kering, tetapi pohonnya akan meluruhkan terlalu banyak daun jika
mengalami kekeringan yang berkepanjangan, dalam situasi demikian pohon sirsak
akan tertolong oleh pengairan tambahan. Pemupukan dengan pupuk kandang dan
atau NPK dalam dosis kecil beberapa kali dalam setahun dapat mendorong
pertumbuhan dan pembuahan, tetapi tidak diperoleh data kuantitatif mengenai
kebutuhan pupuk atau banyaknya pupuk daun yang dianjurkan. Pohon sirsak
biasanya dapat mencapai bentuk yang memuaskan, tetapi dalam beberapa kasus
diperlukan usaha sedini mungkin membatasi pohon itu hanya berbatang tunggal,
yaitu dengan cara memotong cabang-cabang yang akan menyainginya. Tunas air
(water sprout), cabang-cabang yang tumpang-tindih dan bergerombol juga harus
dibuang. Kurang baiknya penyerbukan kiranya merupakan faktor pembatas utama
dalam jumlah hasil, dan untuk menghilangkan kendala ini dianjurkan untuk
penyerbukan dengan tangan. Akan tetapi, hal ini jarang dilakukan dan hanya
dapat berlangsung jika ada masa pembungaan yang jelas (Sugianto, 2013).
4. Hama dan penyakit selama vigor pohon dapat dipertahankan, kerusakan yang
serius disebabkan oleh penyakit dan hama umumnya terbatas hanya pada buah.
Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides merupakan penyakit utama pada
sirsak di daerah yang lembap. Produksi buah sirsak dapat menyusut sekali karena
bunga dan buahnya terserang penyakit sehingga menjadi busuk atau keriput,
selanjutnya penyakit ini juga mengganggu buah, daun, batang, dan pematangan
buah. Di Hindia Barat ada anjuran agar diadakan seleksi terhadap kemampuan
pembentukan buah dalam kondisi lingkungan yang lembab. Jika terjadi musim
kemarau barangkali ada kemungkinan untuk mempercepat pembungaan dan
pembentukan buah agar terhindar dari periode kelembaban yang tinggi. Penyakit
busuk coklat batang (Corticium sp.) menyerang pohon sirsak dan menyebabkan
busuknya cabang dan mungkin membunuh pohonnya juga. Pembersihan yang
sebaik-baiknya menjelang akhir musim kemarau, termasuk pembakaran bagian-
bagian pohon yang terserang, dapat menolong untuk menahan penyakit pada
musim hujan berikutnya. Kutu perisai seringkali menyerang pohon sirsak, dan
kutu bubuk dapat bergerombol banyak sekali pada buah sirsak. Jika semut dapat
diberantas dengan baik, musuh-musuh alaminya akan mampu menanggulangi
hama ini. Buah dapat dibungkus untuk menghindari kerusakan yang disebabkan
oleh lalat buah. Annonaepestis bengalella adalah hama yang paling sering ditemui
dalam pembudidayaan buah sirsak, dan ngengat ini tersebar dari India sampai ke
Jawa dan Filipina. Ulat besar dari kupu-kupu Meganotron rufescens dan Papilio
agamemnon sering sekali dijumpai memakan daun sirsak. Kerusakan yang
disebatkan oleh ketiga jenis hama ini umumnya belum sampai mengharuskan
dilakukannya pemberantasan secara kimiawi (Sugianto, 2013).
5. Panen dan pasca panen buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi
masih keras. Buah ini dianggap tua jika duri-durinya sudah saling berjauhan dan
warna kulitnya yang tadinya hijau berkilat telah berubah menjadi hijau kusam
atau hijau kekuning-kuningan. Jika dipetik terlalu awal, kualitas buah akan jelek.
Sebaliknya jika buah dibiarkan matang di pohon, seringkali buah itu dimakan
oleh kelelawar sebelum jatuh ke tanah. Di daerah yang iklimnya tidak mengenal
musim, buah sirsak dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi biasanya pohon sirsak
memiliki 1-3 kali masa panen, dengan puncaknya yang nyata pada masa musim
utama. Buah harus dipetik secara selektif, dipotong gagangnya dengan pisau yang
tajam atau gunting setek, kemudian disimpan di dalam keranjang bambu yang
telah dialasi dengan bahan yang empuk, seperti jerami (Sugianto, 2013).
Referensi : Sugianto, 2013. Analisi Budidaya Sirsak Dalamrangka
Meningkatkan Ekonomi Dan Kesehatan Masyarakat Bojonegoro. Sekolah
Tinggi Cendikia Bojonegoro.

Anda mungkin juga menyukai