Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PARTUS KASEP

DOSEN PENGAMPU
YENI MANDALA,S.ST.,M.Kep
Disusun oleh :
Kelompok V
1. AHMAD SYARKAWI
2. BAQIATUS SHOLEHA
3. LALU ANANDHA NURKHOLILURAHMAN
4. ULVIANUKA ESTATIA
5. YULI MAULIDA ROHMI
6. HEMA PITRIANA DEWI
7. ABDUL AZIZ
8. LIA

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
2018/2019
DAFTAR IS
BAB I PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PARTUS KASEP


A. Pengertian
Partus kasep adalah persalinan lama yang disertai komplikasi ibu maupun janin [Manuaba,
1998].
Partus kasep adalah suatu perslinan yang mengalami kemacetan dan langsung lama
sehingga timbul komplikasi pada ibu maupun anak. [Mochtar, 1998].
B. Etiologi
Sebab-sebab terjadinya partus kasep ini multikompleks dan tidak terlepas dari pada
pengawasan saat hamil . Pertolongan persalinan yang baik dan benar penatalaksanaannya
apabila pada pemanatauan kemajuan persalinan dijumpai Partus Kasep, maka harus dicari
faktor penyebabnya yang mungkin berasal dari salah satu faktor berikut:
1) Power [tenaga]
Power adalah kekuatan yang mendorong anak untuk keluar seperi:
a) kelainan tenaga mengedan, tenaga ibu melemah sehingga tidak ada tenaga untuk
mengedan.
b) CPD [Cephalo Pelvic Dysproportion]
2) Passage [jalan lahir]
Passage yang menyebabkan partus kasep adalah:
a) Panggul sempit.
b) Adanya tumor jalan lahir.
c) Serviks yang kaku.
3) Passager [janin]
a) Kelainan bentuk dan besar janin.
b) Kelainan letak, seperti lintang, letak sungsang.
c) Presentasi rangkap/ganda.
d) Kelainan kongenital [hydrochepalus].
4) Psikis [kejiwaan]
Personality kepribadian pada aspek kejiwaan ibu yang akan bersalin.
5) Provider [penolong]
Penolong persalinan yang tidak terlatih dalam memimpin persalinan sehingga terjadi
kemacetan.
c. Patofisiologi
Terdapat beragam sebab terjadinya kemacetan dalam persalinan yang dapat menimbulkan
komplikasi [partus kasep] yaitu:
1. Faktor panggul [ukuran panggul]
Faktor panggul [ukuran panggul], satu-satunya yang menentukan apakah persalinan
pervagina akan berlangsung aman atau tidak untuk kesempitan panggul dapat ditemukan
pada satu bidang atau lebih. Kesempitan pangggul tengah umumnya disertai kesempitan
Pintu Bawah Panggul.
Pertama, pintu atas panggul dianggap sempit apakah Konjugata Vera kurang dari 10
cm, atau diameter transversakurang dari 12 cm. Pada panggul sempit, kesempitan besar
kepula tertahan oleh pintu atas panggul. Maka dalam hal ini dapat mengakibatkan Intersia
Uteri serta tambahannya pendataran serviks.
Kedua, kesempitan panggul tengah, ujuran distansia spinarum 9,5 cm, apabila kurang
dari 9,5 cm kita perlu waspada terhadap kesukaran pada persalina. Pada panggul tengah
yang sempit lebih sering ditemukan posisi Oksipitalis Posterior Persisten atau presentasi
kepala dalam posisi lintang tetap [Transversa Arrset].
Ketiga, kesempitan pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar, tetapi
terdiri dari segitiga depan dan belakang yang mempuyai dasar yang sama, yakni distansia
spinarum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dari biasanya, maka sudut arkus
pubis mengecil [kurang dari 80 ], agar kepala janin dapat lahir diperlukan ruang lebih
besar pada bagian belakang pintu bawah panggul dengan diameter sagitalis posterior yang
cukup panjang. Persalina pervaginam dapat dilaksanakan walaupun dengan permukaan
luas pada perinium. Dengan distandia spinarum dengan diameter sagitalis posterior
kurang dari 15 cm timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa. [Marthoesodo ,
dkk,1994].
2. Faktor anak
Kelainan letak janin misalnya letak sungsang, letak lintang janin besar, kelainan
kongenital.
3. Faktor tenaga
Kelainan ini sering dijumpai pada primigravida tua, sedangkan Inersia Uteri sering
dijumpai pada multigravida dan grandemultipara. [Rustam M, 1998]
Clinical Pathway
Faktor penyebab:

1.
Faktor Panggul Kelainan letak Faktor tenaga Faktor penolong
janin

Kelainan bentuk Inersia Inkoordinat Salah dalam


panggul Proses uteri uteri memimpin
persalinan tak contraction persalinan
lancar

Menyebabkan
cefalo pelvik Tidak ada Proses persalinan
Persalinan
disproporsi koordinasi menjadi lama dan
tak maju/
macet antara bagian terhenti/macet
atas dan bagian
Proses persalinan bawah panggul
menjadi lama dan
terhenti/macet
Fundus lebih dulu
Persalinan tak
berkontraksi dari
maju distosia
bagian lain
pelvik

Sering timbul pada wanita yang


tidak diberi pengarahan yang baik
tentang proses persalinan

Partus kasep

Dx.Kep
Gangguan
1. Gelisah letih hubungan ibu
Dx.Kep 2. Suhu badan meningkat
Kecemasan 3. Berkeringat
dan janin
4. Nadi cepat
5. Pernafasan cepat dan meteorismun
Dx.Kep 6. Di daerah local sering dijumpai:ring bandel
Kurang Volume 7. Oedema vulva
Cairan 8. Oedema serviks
9. Cairan tubuh berbau, terdapat mekonium Dx.Kep
Resiko Infeksi

Dx.Kep
Nyeri Akut - Rehidrasi
- Antibiotiks
- Terminasi persalinan:
pervaginam atau section
caesaria
d. Tanda dan Gejal
1. Pada ibu
a. Gelisah, letih
b. Suhu badan meningkat.
c. Berkeringat.
d. Nadi cepat.
e. Pernafasan cepat dan meteorismus.
f. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring bendel.
g. Oedema Vulva.
h. Oedema Serviks.
i. Cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.

2. Pada janin
a) Denyut jantung janin cepat/tidak teratur bahkan negatif, air ketuban terdapat mekonium,
kental kehijau-kehijauan, berbau.
b) Occiput yang besar.
c) Moulage kepala yang hebat.
d) Kematian janin dalam kandungan.
e) Kematian janin Intrapartal. [Rustam M,1998].
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan urin: Kadar Glukosa dan Sedimen.
2. Pemeriksaan darah: Ditemukan Kadar Hemoglobin selanjutnya diperiksa reaksi serologis
dan golongan darah juga diperlukan agar sewaktu-waktu diperlukan dapat dicarikan sesuai
dengan golongan darahnya.
f. Penatalaksanaan
1. Memproduksi kedaan umum ibu secepatnya
a. Rehidrasi: infus dengan tetesan cairan RL Ringer Laktat 30 tetes/menit D5%
tetes/menit.
b. Antibiotika
1. Kombinasi: Ampicilin 1 gr/IV. Gentamycin 80 mg/m metroniddazole suppositoria.
2. Kombinasi: Ceftriaxon 2 x 1 gr/IV, Gentamycin 2 x 80 mg.
3. Kombinasi : Clindamycin 3 x 300 mg/oral Cifroloxacime 3 x 500 mg.
c. Sedative : Diazepam 10 mg/IM/IV atau Luminal 100 mg/im.
2. Terminasi persalinan
a. Bila mungkin dapat lahir pervaginam dan syarat terpenuhi dapat dilakukan : Vakum
ekstraksi/forceps, emberiotomi : perforasi/ forceps, dekapitasi, ekstraksi kaki/bokong.
b. Bila tidak mungkin lahir pervaginam dilakukan sectio caesaria.
3. Hati – hati/ komplikasi : Hemoragi postpartum, sepsis, ruptura uteri [Isdono. WT., dkk.
2001]
g. komplikasi
komplikasi penderita yanga terjadi pada partus kasep dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti :
a) Pada ibu : Infeksi sampai sepsis, asidosis dan gangguan elektrolit, dehidrasi sampai syok
dan kegagalan fungsi organ, robekan jalan lahir, fistula vesiko vaginalis dan fistula retro
vaginalis, hemoragi post partum dan ruptura uteri.
b) Pada bayi : gawat janin sampai terjadi kematian, infeksi pada janin, kerusakan otak.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas klien
Yang perlu dikaji adalah umur (partus macet biasanya terjadi pada umur 15-44 tahun)
b. Identitas penanggung jawab
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirakan oleh klien dengan partus kasep biasanya nyeri berkurang
akibat his yang sudah hilang atau melemah akibat proses persalinan yang lama dan tidak
maju, dehidrasi akibat pembatasan cairan, febris, syok.
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien merasakan nyeri karena proses persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam
sehingga dapat menimbulkan syok, dehidrasi, rupture uteri, febris, infeksi sampai sepsis
bahkan menimbulkan gawat janin dalam rahim sampai meninggal.
4. Riwayat penyakit dahulu
Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita yang ada hubungannya dengan
penyakit sekarang.
5. Riwayat penyakit keluarga
Menyangkut riwayat penyakit yang pernah diderita yang menyangkut penyakit keluarga
atau keturunan.
6. Riwayat obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetric pada klien dengan partus lama yang perlu diketahui
adalah :
a. Keadaan haid
Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang menarche, siklus haid, hari
pertama haid terakhir, jumlah dan warna keluar, encer, mengumpal, lamanya haid,
nyeri dan tidak bau.
b. Riwyat kehamilan
Rieayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali melakukan ANC (ante natal
care), selama kehamilan periksa dimana, perlu diukur tinggi badan dan berat badan.
7. Pola kebiasaan sahari-hari menurut Virginia Henderson
a. Respirasi
Frekuensi pernafasan menungkat.
b. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya yang
disebabkan Karen arasa nyeri yang dialaminya.
c. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam pola eliminasi dan merasakan tidak
nyaman yang disebabkan karena inkontinensia urin atau retensiaurin.
d. Istirahat/tidur
Klien biasanya akan mengalami gangguan dalam istiraha/tidur disebabkan karena rasa
nyeri yang dialami.
e. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Pada klien dengan partus kasep biasanya mengalami gangguan dalam hal temperature
tubuh, suhu tubuh, dapat mencapai lebih dari 37,5 0C
f. Kebutuhan personal hygiene
Kebutuhan diri merupakan pemeliharaan ksehatan untuk diri sendiri, dimana
kebutuhan personal hygiene dengan klien partus kasep dibantu oleh keluarganya.
g. Aktivitas
Pada klien partus kasep aktivitasnya terganggu, pekerjaa/kegiatan sehari-hari tidak
mampu dilakukan maksimal karena keadaannya yang semakin lemah.
h. Gerak dan keseimbagan tubuh
Aktivitas berkurang, tidak bisa berjalan karena nyeri akibat proses persalinan
memanjang.
i. Kebutuhan berpakaian
Klien dengan partus kasep tidak mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
berpakaian tersebut.
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan ini perlu dipertanyakan apakah klien tetap merasa aman dan
terlindungi dari keluarganya. Klien mampu menghindari bahaya dari lingkungan.
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan
emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini.
l. Kebutuhan spiritual
Pada kebutuhan spiritual ini tanyakan apakah klien tetap menjalankan ajarn agamanya
ataukah terhanbat karena keadaan yang sedang dialamina.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan persalinan lama biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan
rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
n. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien bisa belajar, menentukan atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarah pada perkembangan ysng normsl, kesehatan dan penggunaan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
8. pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik pada klien dengan partus kasep adalah:
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien biasanya lemah
b. Kesadaran
Kesadaran klien biasanya composmentis
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital:
1) Suhu : meningkat diatas 37,5oC
2) Nadi : meningkat (>90x/menit)
3) Pernafasan : meningkat (>20x/menit)
4) Tekanan darah :turun dari 120/80 -140/90 mmHg
d. Pemeriksaan fsik head to toe
1) Kepala dan rambut
Pada kepala perlu dikaji adalah bentuk kepala,kulit kepala apakah kotor atau
beketombe, rambut apakah tampak lusuh atau kusut, apakah ada laserasi/luka.
2) Wajah
Yang perlu dikaji adalah warna kulit apakah pucata atau tidak, bentuk wajah
apakah oral atau lonjong.
3) Mata
Bentuk bola mata, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva anemis ataua tidak,
bentuk mata apakah simetris atau tidak.
4) Hidung
Ada tidaknya septuminase, polip dan kebersihannya.
5) Telinga
Kebersihan atau tidaknya kelainan fungsi pendengaran, kelainan anatomi pada
telinga.
6) Mulut,bibir dan faring
Bentuk bibir apakah simetris atau tidak, kelembaban, kebersihan mulut, ada
tidaknya pembesaran tonsil, ada tidakny kelainan bicara.
7) Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada tidaknya peradangan pada
gusi atau caries gigi, karang gigi.
8) Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis.
9) Integument
Meliputi warna kulit, apakah pucat aatu tidak, kebersihan, turgor, tekstur kulit.
10) Thorax
Dikaji kesimetrisannya, ada tidaknya suara ronchi, ada tidakna kolostrum, apakah
putting susu masuk atau tidak, apakah tampak kotor atau tidak.
11) Abdomen
Ada tidaknya distensi abdomen, berapa tinggi fundus uteri, bagaimana dengan
bisisng usus, apakah ada nyeri tekan.
12) Genetalia
Apakah pengeluaran lochea, bagaimana warnanya, banyaknya, bau serta adakah
odema pada vulva, apakah ketuban sudah pecah atau tidak, apakah ada pembukaan
serviks.
13) Ekstremitas atas
Kesimetrisannya, ujung-ujung jari sianosis atau tidak ada tidaknya odema.
14) Ekstremitas bawah
Kesimetrisannya, ada tidaknya odema, sianosis, bgaimana pergerakannya, reflex
patella.
B. DIGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri persalinan berhubngan dengan dilatasi serviks, tidak efektifnya proses persalinan,
tekanan pada jaringan sekitar vagina, ditandai dengan klien mengerang kesakitan, wajah
klien meringis, keringat dingin, dilatasi pupil, terdapat kontraksi uterus, frekuensi jantung
meningkat, frekuensi nafas meningkat, mata sayu.
2. Kurang volume cairan berhubungan dengan pemanjangan persalinan dan pembatasan ciran
yang ditandai dengan dehidrasi, syok, pendaraahan, nadi lemah dan cepat.
3. Gangguan hubungan ibu dan janin berhubungan dengan memanjangnya proses persalinan
ditandai dengan air ketuban bercampur meconium, gerak janin berkurang atau hiperaktif.
4. Kelelahan berhubungan dengan perubahan status emosisanal dan adanya rasa nyeri.
5. Risiko infeksi berhubungan dnegan pemanjangan proses persalinan.

C. RENCANA KEPERAWATAN
NO Dx. Kep Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
(1) (2) (3) (4)
1 Nyeri persalinan Setelah dilakukan tindakan Manajement nyeri (pain
berhubngan dengan keperawatan diharapkan management ):
dilatasi serviks, klien dapat : Mengontrol  Kaji secara komperehensif tentang
tidak efektifnya nyeri (pain control) dengan nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik
proses persalinan, kriteria: dan onset, durasi, frekuensi, kualitas,
tekanan pada a. Klien dapat mengetahui intensitas/beratnya nyeri dan factor
jaringan sekitar penyebab nyeri, onset presipitasi.
vagina, ditandai nyeri.  Observasi isyarat-isyarat non verbal
dengan klien b.Klien mampu dari ketidaknyamanan, khususnya
mengerang menggunakan teknik non ketidakmampuan untuk komunikasi
kesakitan, wajah farmakologi untuk secara efektif.
klien meringis, mengontrol nyeri, dan  Gunakan komunikasi terapeutik agar
keringat dingin, tindakan pencegahan nyeri. klien dapat mengekspresikan nyeri
dilatasi pupil, c. Klien mampu mengenal  Tentukan dampak dari ekspresi nyeri
terdapat kontraksi tanda-tanda pencetus nyeri terhadap kualitas hidup: pola tidur,
uterus, frekuensi untuk mencari pertolongan. nafsu makan, aktivitas, mood,
jantung meningkat, d.Klien melaporkan bahwa relationship, pekerjaan, tanggung
frekuensi nafas nyeri berkurang dengan jawab peran
meningkat, mata menggunakan manajemen  Berikan informasi tentang nyeri,
sayu. nyeri. seperti: penyebab, berapa lama
terjadi, dan tindakan pencegahan.
 Control factor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan
(misalnya: temperature ruangan,
penyinaran dan lain-lain).
 Tingkatkan istirahat yang cukup saat
kontraksi tidak ada.
 Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologi (misalnya: teknik
relaksasi nafas dalam, massase).
 Evaluasi keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri
 Modifikasi tindakan mengontrol
nyeri berdasarkan respon klien.
 Monitor kenyamanan klien terhadap
manajemen nyeri.
 Ajarkan keluarga penggunaan
tindakan nonfarmakologi saat nyeri
dating.

2 Kurang volume Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan (fluid


cairan berhubungan keperawatan diharapkan management):
dengan volume cairan seimbang  Pertahankan intake dan output yang
pemanjangan (fluid Balance) dengan adekuat.
persalinan dan kriteria:  Monitor status hidrasi (kelembaban,
pembatasan ciran a. Tekanan darah, nadi suhu membrane, nadi akurat dan tekanan
yang ditandai tubuh dalam batas normal darah).
dengan dehidrasi, b.Tidak ada tanda dehidrasi.  Monito tanda-tanda vital sesuai
syok, pendaraahan, c. Turgor kulit normal. kebutuhan.
nadi lemah dan d.Membrane mukosa lembab.  Berikan makanan/cairan pada klien.
cepat. e. Tidak ada rasa haus  Monitor masukan makanan/cairan
berlebihan. dan hitung intake kalori harian.
 Motivasi keluarga atau orang
terdekat untuk membantu klien
minum.
 Kolaborasi dalam pemberian cairan
intravena.
Monitor cairan (fluid Monotoring):
 Monitor intake dan output.
 Monitor tekanan darah, denyut nadi
dan ststus respirasi
 Monitor membrane mukosa dan
turgor kulit.
 Kelola cairan sesuai kebutuhan.
 Pertahankan kecepatan pemberian
cairan intravena.
3 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan kehamilan risiko tinggi
hubungan ibu dan keperawatan selama…24 jam (High Risk Pregnancy Care):
janin berhubungan diharapkan status maternal  Kaji ulang riwayat obstetric yang
dengan antepartum dalam batas berhubungan dengan factor risiko
memanjangnya normal dengan kriteria: kehamilan (misalnya: premature,
proses persalinan a. Tekanan darah dalam baras postmatur, pre-eklamsi, kehamilan
ditandai dengan air normal multiple, IUGR, sosulio
ketuban bercampur b.Nadi dalam batas normal plasenta,plasenta previa, premature
meconium, gerak c. Respirasi dalam batas rupture of membrane dan riwayat
janin berkurang normal keluarga dengan riwayat kelainan
atau hiperaktif. d.Gerak janin aktif genetic.
 Kaji tingkat pengetahuan klien
dalam mengidentifikasi factor risiko.
 anjurkan klien untuk melakukan
teknik untuk meningkatkan
kesehatan (seperti: hidrasi,diet,
modifikasi aktifitas, pemeriksaan
kehamilan, pemeriksaan gula darah
dan keamanan dalam berhubungan
seksual).
 Lakukan pemeriksaan untuk
mengevaluasi keadaan janin dan
plasenta.
 Berikan bimbingan antisipasi
mengenai intervensi selama proses
persalinan (misalnya: monitoring
DJJ selama persalinan, induksi
persalinan, pemberian obat-abatan
dan section ceasaria).
 Dokumentasikan hasil Lab, hasil
pemeriksaan janin dan serpon klien.
perawatan kehamilan (prenatal
care):
 Monitor berat badan
 Monitor adanya penurunan tekanan
darah.
 Monitor bunyi jantung.
 Ukur tinggi fundus uteri dan
bandingkan dengan usia kehamilan
4 Kelelahan Setelah dilakukan rindakan Manajemen energy (Energy
berhubungan keperawatan diharapkan management)
dengan perubahan klien dapat beradaptasi  Kaji frekuensi kelelahan, aktivitas
status emosisanal dengan kelelahan dengan yang berhubungan dengan
dan adanya rasa kriteria: peningkatan kelelahan dan wakru
nyeri. a. Klien dapat peningkatan energy.
mempertahankan nutrisi  Pantau respons kardiorespirasi
yang adekuat. terhadap aktifitas (missal: takhikardi,
b.Klien dapat dyspnea, diaphoresis, pucat dan
mempertahankan prekuensi nafas).
keseimbangan antara  Anjurkan keluarga atau orang
aktivitas dan istirahat. terdekat untuk memberikan
c. Klien dapat menggunakan makan/minum di saat kontraksi
teknik penghemat energy. uterus berkurang.
d.Klien melaporkan energy  Anjurkan klien istirahat saat
terpulihkan setelah kontraksi uterus berkurang.
istirahat.  Rencanakan periode aktivitas saat
klien memiliki banyak tenaga.
 Batasi stimulus lingkugan (missal:
pencahayaan dan kegaduhan).
5 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pengendalian infeksi ( infection
berhubungan keperawatan selama…24 jam control) dan perlindungan terhadap
dnegan diharapkan klien dapat infeksi ( infection protection):
meningkatkan pertahanan
pemanjangan tubuh (immnune status)  Pantau tanda/gejala infeksi (missal:
proses persalinan. dengan kriteria: suhu tubuh, denyut jantung, cairan
a. Klien tidak mnunjukkan ketuban yang berbau busuk, vulva
tanda-tanda infeksi udema, kelelahan dan malaise).
b.Suhu tubuh normal (36,5-  Kaji factor yang meningkatkan
37,5oC) serangan infeksi (misalnya: usia
c. Nadi normal (70- lanjut, status imun menurun dan
80x/menit) malnutrisi).
d.Frekuensi nafas normal (20  Pantau hygiene personal untuk
x/menit) perlindungan terhadap infeksi
e. Tekanan darah normal: sistemik.
120/70 mmHg  Monitor sel darah putih (white blood
f. Cairan ketuban tidak cell)
berbau busuk.  Anjurkan klien atau keluarga untuk
menjaga personal hygiene dan
melindungi tubuh terhadap infeksi.
 Anjurkan pada pengunjung untuk
mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruangan klien
 Ajarkan klien dan keluarga tentang
tanda-tanda dan gejala dari infeksi.
 Ajarkan klien dan anggota keluarga
bagaimana mencegah infeksi.
 Ajarkan klien dan keluarga
tanda/gejala infeksi dan kapan harus
melaporkan ke petugs kesehatan.
 Bersikan lingkungan secara tepat
setelah digunakan oleh klien.
 Ganti peralata klien setiap selesai
tindakan.
 Batasi jumlah pengunjung.
 Gunakan sabun untuk nencuci
tangan.
 Gunakan sarng tangan steril.
 Lakukan perawatan vulva dan
perineum.
 Tingkatkan asupan nutrisi dan
cairan.
 Pertahankan teknik aseptic.
 Pertahankan teknik isolasi sesuai
kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai