LAPORAN PENDAHULUAN
HIV/AIDS
1.2 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983
sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan
lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus
kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.
1.3 Patofisiologi
1
dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap
kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu :
2
menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak
ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya.
Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.
Menurut WHO:
1. Gejala mayor
Penurunan BB ≥ 10%
Diare kronis
Tuberkulosis
2. Gejala minor
Koordinasi orofaringeal
Kelemahan tubuh
Berkeringat malam
Limfodenopati
Herpes zoster
3
Infeksi herpes simplek kronis
Pneumonia
Sarkoma kaposi
1.5 Komplikasi
1. Oral Lesi
2. Neurologik
3. Gastrointestinal
4
Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat
badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
4. Respirasi
5. Dermatologik
6. Sensorik
5
- ELISA
- Western blot
- Kultur HIV
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
1.7 Penatalaksanaan
a. Universal precaution
6
5) Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
c. Pemberian nutrisi
7
2) Mengontrol diri sendiri
3) Rasionalisasi
4) Teknik perilaku
Respon sosial
1) Dukungan emosional
2) Dukungan penghargaan
3) Dukungan instrumental
4) Dukungan informative
Respon spiritual
3) Kestabilan hati
8
ii. Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
iv. Homoseksual
9
BAB II
1. Aktivitas / istirahat
Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,
progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernapasan
2. Sirkulasi
Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama
pada cedera (jarang terjadi)
Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi perifer,
Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
3. Integritas ego
Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan
keluarga, hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa
bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi
10
Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa
disertai kram abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare pekat yang
sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan dalam
jumlah, warna dan karakteristik urin
5. Makanan / cairan
Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual /
muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa
otot, turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan
perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6. Higiene
Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam
banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7. Neurosensori
Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan
ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu
mengingat dan konsentrasi menurun, Kerusakan sensasi atau indera posisi dan
getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan
paling awal)
Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia,
lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi
psikomotor / respon melambat
11
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan
ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
8. Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9. Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal
dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)
10. Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
12
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia,
operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak;
berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis,
perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih
(mis: leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan
11. Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan
pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang
tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap
virus pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan
(pribilitas vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12. Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
13. Interaksi sosial
Gejala:
13
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang
terdekat, teman, pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang
lain, takut akan penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal
akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat
rencana
Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
14. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi
(mis: seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok,
penyalahgunaan alkohol
15. Pertimbangan rencana pemulangan:
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan kulit / luka,
peralatan / bahan; trasportasi, belanja makanan dan persiapan perawatan diri,
prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan / pemeliharaan rumah,
perawatan anak, perubahan fasilitas hidup.
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
imunologis HIV / AIDS adalah:
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang
berlebihan, diare berat
3. Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d ketidakseimbangan
muscular
14
4. Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan
absorpsi Vitamin K
5. Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan
untuk mencerna d/d penurunan berat badan
6. Nyeri kronik b/d inflamasi d/d keluhan nyeri
7. Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi kulit
8. Perubahan membran mukosa oral b/d defisit imunologi d/d candidiasis
9. Kelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme d/d kekurangan
energi
10. Perubahan proses pikir b/d hipoksemia d/d perubahan lapang perhatian
11. Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi d/d peningkatan tegangan
12. Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d perasaan ditolak
13. Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d bergantung pada
orang lain untuk perawatan
14. Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d tidak mengenal sumber
informasi d/d permintaan informasi
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
A. Identitas pasien.
C. Riwayat kesehatan
16
2.1 Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :
pasien sebelumnya tidak pernah sakit serius kecuali batuk dan
pilek.
2.2 Riwayat kesehatan sekarang :
sejak 12 tahun, yang lalu pasien mengkonsumsi obat putaw dengan
cara suntik. Karena menggunakan obat terlarang akhirnya
dikucilkan oleh saudara-saudaranya. Klien memakai obat karena
merasa terpukul akibat ditinggal menginggal ibunya. Sejak 1 bulan
yang lalu klin mencret-mencret 3-5 kali sehari. Sejak 15 hari yang
lalu mencretnya makin keras dan tak terkontrol. Klien tgl 10-1-
2016, memeriksakan diri ke UGD RSUD nabire.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga :
Kedua orang tua sudah meninggal, tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama atau PMS. Tidak ada penyakit
bawaan dalam keluarga klien.
A. Makan dan
minum
Pola makan tidak teratur, Pola makan 3 kali/hari
1. Nutrisi tetapi tidak ada napsu bubur, namun tidak ada
makan, terutama jika napsu makan, nyeri saat
sudah memakai obat. menelan, makan hanya
1/2 porsi.
Minum air putih dengan
17
2. Minum jumlah tidak tentu Minum air putih 2-3
kadang minuman keras. gelas dan teh hangat 2-3
gelas.
18
tidur. Hambatan dalam
melakukan kebersihan
diri adalah lemah .
B. Psikososial.
a. Psikologis :
pasien belum tahu penyakit yang dialaminya, klien hanya merasa
ditelantarkan oleh teman dan keluarganya. Klien punya kaka di
Bandung, tetapi sejak lama tidak berkomunikasi.Klien tidak percaya
dengan kondisinya sekarang. Mekanisme koping pasrah. Klien ingin
diperlakukan manusiawi. Klien pada tanggal 14-1-2002 bermaksud
melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari lantai II akibat
merasa tidak berguna lagi.
b. Sosial :
sejak 12 tahun sudah berkomunikasi dengan keluarga sejak ayah dan
ibunya meninggal, teman-temanya sebagian pemakai putaw yang
sekarang entah dimana.
c. Spiritual :
Pada waktu sehat sangat jarang ke Gereja. Klien minta didampingi
Pastur Jelanti dari Menara Kathedral Surabaya.
TTV
19
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 37,8oC
BB : 40 kg
Head to toe :
Kepala:
Bentuk bulat, dan ukuran normal, kulit kepala nampak kotor dan berbau,
Rambut ikal, nampak kurang bersih.
Mata (penglihatan).
Ketajaman penglihatan dapat melihat, konjungtiva anemis, refleks cahaya
mata baik, tidak menggunakan alat bantu kacamata.
Hidung (penciuman).
Bentuk dan posisi normal, tidak ada deviasi septum, epistaksis, rhinoroe,
peradangan mukosa dan polip. Fungsi penciuman normal.
Telinga (pendengaran).
Serumen dan cairan, perdarahan dan otorhoe, peradangan, pemakaian alat
bantu, semuanya tidak ditemukan pada pasien. Ketajaman pendengaran
dan fungsi pendengaran normal.
Mulut dan gigi.
Ada bau mulut, perdarahan dan peradangan tidak ada, ada karang
gigi/karies. Lidah bercak-bercak putih dan tidak hiperemik serta tidak ada
peradangan pada faring.
Leher.
20
Kelenjar getah bening tidak membesar, dapat diraba, tekanan vena
jugularis tidak meningkat, dan tidak ada kaku kuduk/tengkuk.
Thoraks.
Pada inspeksi dada simetris, bentuk dada normal. Auskultasi bunyi paru
normal. Bunyi jantung S1 dan S2 tunggal. Tidak ada murmur.
Abdomen.
Inspeksi tidak ada asites, palpasi hati dan limpa tidak membesar, ada nyeri
tekan, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit.
Repoduksi
Penis normal, lesi tidak ada.
Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah.
Ektremitas atas kanan terdapat tatoo dan pada tangan kiri tampak tanda
bekas suntikan.
Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.
A. Laboratorium :
Hb : 8,7
Leukosit : 8,8
Trombosit : 208
PCV : 0,25
21
- Diet TKTP
- RL 14 X/mnt
- Cotimoxazol : 2 X II tab
- Corosorb : 3 X 1 tab
- Valium : 3 X 1 tab
Keadaan umum :
Pasien mengatakan lemah, cepat
Pasien tampak lemah, kurus,
lelah, bila melaukan aktivitas,
dan pucat
terbatas.
Pasien mengatakan kadang Kesadaran : Compos
demam. Mentis
Pasien mengatakan tidak ada
TD : 110/70
nafsu makan, saat menelan sakit,
mmHg
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi yang N : 120 x/ mnt
disiapkan
Pasien mengatakan diare sejak 1 R : 22 x/ mnt
22
Klien merasa diasingkan oleh mukosa kering, bising usus
keluarga dan teman-temannya, meningkat 20 X/menit
klien tidak punya uang lagi, klien Lemah, 4 hari tidak makan,
merasa frustasi karena tidak mulut kotor, lemah,
punya teman dan merasa holitosis, lidah ada bercak-
terisolasi. Minta dipanggilkan bercak keputihan, Hb
Pastur Jelantik dari Gereja 8,7g/dl, pucat, konjungtiva
Katedral. anemis
23
Ds :
Pasien mengatakan
kadang demam
Do :
TD : 110/70 mmHg
N : 120 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 38,oC
Ds :
Pasien mengatakan
diare sejak 1 bulan yang
lalu, mengatakan Resiko tinggi terhadap
menceret 5-7 kali/hari, kekurangan volume
Diare intake cairan
kadang demam dan cairan
keringat pada malam
hari, minum 2-3
gelas/hari.
Do :
24
Turgor masih baik,
inkontinensia alvi, BAB
encer, membran mukosa
kering, bising usus
meningkat 20 X/menit
Ds :
Pasien mengatakan
tidak ada nafsu makan,
saat menelan sakit,
mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi
Perubahan nutrisi
yang disiapkan. Intake yang tidak
kurang dari kebutuhan
adekuat
Do : tubuh
Lemah, 4 hari tidak
makan, mulut kotor,
lemah, holitosis, lidah
ada bercak-bercak
keputihan, Hb 8,7g/dl,
pucat, konjungtiva
anemis
Ds :
Klien merasa
diasingkan oleh
keluarga dan teman- Harga diri rendah Resiko bunuh diri
temannya, klien tidak
punya uang lagi, klien
merasa frustasi karena
tidak punya teman dan
25
merasa terisolasi. Minta
dipanggilkan Pastur.
Do :
Mencoba melakukan
percobaan bunuh diri
tanggal 14-1-2016,
dengan berusaha
menceburkan diri dari
lantai II.
26
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN HIV/AIDS
(DIAGNOSA, INTERVENSI,)
Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Rasional
Tujuan Intervensi
1
Keseimbangan cairan dan Monitor tanda-tanda Volume cairan deplesi
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
elektrolit dipertahankan dehidrasi. merupakan komplikasi dan
b/d kehilangan yang berlebihan, diare berat,
dengan kriteria intake dapat dikoreksi.
ditandai dengan :
seimbang output, turgor
Monitor kemampuan
2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Setelah satu 4 hari perawatan Mengetahui jenis makanan
mengunyah dan menelan.
intake yang tidak adekuat ditandai dengan : pasien mempunyai intake yang lebih cocok
kalori dan protein yang
Ds :
adekuat untuk memenuhi Monitor intake dan ouput.
Untuk membandingkan
Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, saat kebutuhan metaboliknya
kebutuhan dengan suplai
menelan sakit, mengatakan tidak bisa dengan kriteria pasien makan,
sehingga diharapkan tidak
menghabiskan porsi yang disiapkan. serum albumin dan protein
terjadi kurang nutrisi
dalam batas normal,
Do : menghabiskan porsi yang
28
Lemah, 4 hari tidak makan, mulut kotor, lemah, disiapkan, tidak nyeri saat Rencanakan diet dengan
holitosis, lidah ada bercak-bercak keputihan, Hb menelan, mulut bersih. pasien dan orang penting
8,7g/dl, pucat, konjungtiva anemis lainnya.Anjurkan oral Untuk mengurangi kotoran
hygiene sebelum makan. dalam mulut yang dapat
menurunkan nafsu makan.
3
Monitor tanda-tanda infeksi Untuk pengobatan dini
Resiko infeksi b/d immunocompromised ditandai Pasien akan bebas infeksi
baru.
dengan : oportunistik dan
komplikasinya dengan
Ds :
kriteria tak ada tanda-tanda gunakan teknik aseptik pada Mencegah pasien terpapar
Pasien mengatakan kadang demam
infeksi baru, lab tidak ada setiap tindakan invasif. Cuci oleh kuman patogen yang
Do :
infeksi oportunis, tanda vital tangan sebelum meberikan diperoleh di rumah sakit.
Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kurus, dan dalam batas normal, tidak ada tindakan.
pucat luka atau eksudat.
29
Kesadaran : Compos Mentis Mencegah bertambahnya
infeksi
TD : 110/70 mmHg
Anjurkan pasien metoda
N : 120 x/ mnt mencegah terpapar terhadap
lingkungan yang patogen.
R : 22 x/ mnt
4
. Waspada pada setiap Karena tanda tersebut
Resiko bunuh diri b/d harga diri rendah ditandai Setelah 4 hari klien tidak
ancaman bunuh diri sebagai tanda permintaan
dengan : membahayakan dirinya
tolong
sendiri secara fisik.
Ds :
Klien merasa diasingkan oleh keluarga dan teman- Jauhkan semua benda
Untuk mencegah
temannya, klien tidak punya uang lagi, klien merasa berbahaya dari lingkungan
penggunaan benda
frustasi karena tidak punya teman dan merasa klien
tersebut untuk tindakan
terisolasi. Minta dipanggilkan Pastur.
bunuh diri
Do :
30
14-1-2016, dengan berusaha menceburkan diri dari Observasi secara ketat Untuk mencegah jika
lantai II. ditemukan gejala
perilaku bunuh diri
Komunikasikan kepedulian
perawat kepada klien. Untuk meningkatkan
harga diri klien
31
klien. Meningkatkan harga diri
klien
32
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk penderita diharapkan untuk selalu kontrol dengan teratur, selalu
konsultasi bila ada keluhan dan ketidaktahuan tentang penyakitnya.
33