General Medical Check Up pertama kali didengungkan oleh Mayo Clinic pada tahun
1970. Kemudian dipakai oleh Hopkin University, Elite Health dan RS Mount Sinai di New
York. General Medical Check Up adalah prevensi yang dapat dilakukan secara rutin untuk
menghindari kekecewaan dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan kesehatan yang
mendadak.
Platinum
Tarif:
Wanita Rp 5.500.000,-
Pria Rp 4.450.000,-
Laboratorium :
Darah lengkap (termasuk Golongan Darah)
Profil Hati : Bilirubin Total, SGOT, SGPT, Gamma GT, Fosfatase Alkali, Albumin
Profil Ginjal : BUN/Ureum, Creatinin, Asam Urat
Profil Lemak : Cholesterol Total, Trigliserida, HDL/LDL
Gula Darah : Puasa, HbA1c
Urine Lengkap
Feses Lengkap + Darah Samar
Hepatitis : HBsAg, Anti HBs, Anti HCV
Tumor Marker : CEA, AFP, CA 19-9, CA-125 (Khusus Wanita), PSA (Khusus Pria)
Tiroid : T4, TSH
Urine Sitologi (Skrining Keganasan Ginjal dan Saluran Kemih)
tarif:
Wanita Rp 3.500.000,-
Pria Rp 2.950.000,-
Silver
Tarif :
Wanita Rp 2.300.000,-
Pria Rp 2.000.000,-
Laboratorium :
Darah lengkap (termasuk Golongan Darah)
Profil Hati : Bilirubin Total, SGOT, SGPT, Fosfatase Alkali, Albumin
Profil Ginjal : BUN/Ureum, Creatinin, Asam Urat
Profil Lemak : Cholesterol Total, Trigliserida, HDL/LDL
Gula Darah : Puasa
Urine Lengkap
Hepatitis : HBsAg, Anti HBs
Konsultasi Hasil Pemeriksaan
Mencegah/menunda komplikasi
Ada penyakit yang bisa dideteksi secara langsung dengan General Medical Check Up ada
Penyakit yang dapat langsung dideteksi dengan General Medical Check Up adalah
hipertensi, diabetes mellitus, kelainan lemak darah, penyakit darah (anemia, kanker
darah), penyakit hati (hepatitis, sirosis, kanker hati), penyakit ginjal (infeksi,
kebocoran ginjal, gagal ginjal), penyakit rematik, asam urat, penyakit paru, penyakit
jantung koroner.
Untuk penyakit yang tidak langsung terdeteksi, maka General Medical Check Up
merupakan langkah awal menuju ke arah diagnosis pasti dari penyakit yang diduga.
Kapan Seseorang Harus Melakukan General Medical Check Up
Bila hasilnya normal : hati senang, pikiran tenang, tubuh semakin bugar dan
produktivitas meningkat.
Bila ada kelainan dan diagnosis sudah ditegakkan, pengobatan dapat dilakukan
Bila ditemukan kelainan terapi diagnosis belum tegak, maka diperlukan pemeriksaan
Saat muncul keluhan, penyakit telah mencapai tahap lanjut pengobatan sulit dan biaya
lebih tinggi
1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan)
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat
dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis
4. Membantu pemantauan pengobatan.
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi
perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.
6. M e m a n t a u p e r k e m b a n g a n p e n ya k i t , ya i t u u n t u k m e m a n t a u
p e r k e m b a n g a n p e n y a k i t d a n memantau efektivitas terapi yang dilakukan
agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini
sebaiknya dilakukan secara berkala.
7. M e n g e t a h u i a d a t i d a k n y a k e l a i n a n a t a u p e n y a k i t y a n g b a n y a k
d i j u m p a i d a n p o t e n s i a l membahayakan.
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Disetiap laboratori untuk mendapatkan hasil yang akurat harus mengacu kepada
1. Pre Analitik
Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini
sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan
mempengaruhi proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap Pra analitik
meliputi kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan terhadap proses
persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan.
2. Analitik
3. Pasca Analitik
Adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil
pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid atau benar.
TAHAPAN
1. Wawancara / anamnesa
riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya dan riwayat penyakit dalam keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan mulai dari mengetahui vital sign (tensi, nadi, pernafasan serta suhu
tubuh), dilanjutkan dengan memeriksa tubuh yang dilakukan sesuai dengan prosedur fisik
diagnostic.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan tujuan untuk menentukan prognosis atau
memprediksikan perjalanan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat dideteksi dengan General
Medical Check Up antara lain Hipertensi, Diabetes, Dislipidemial (kolesterol), penyakit hati,
ginjal paru, dll. Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan untuk General Medical Check
Up, hematologi rutin, urine rutin, feces rutin, glukosa puasa, profil lemak, tes fungsi hati, tes
fungsi ginjal dan asam urat.
1.Hematologie Cell-dyn
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapat gambaran permasalahan seperti tanda-tanda infeksi
akut atau kronis,tanda-tanda perdarahan,tanda-tanda keganasan (kanker darah), tanda-tanda
anemia dengan berbagai sebab seperti : gangguan pembentukan darah, gangguan kekurangan zat
besi dll. Tanda-tanda gangguan pembekuan darah karena virus (DHF), atau tanda-tanda
gangguan akibat penyakit sistemik ( Idiopatic Thrombolymphatic Purpose/ ITP, atau Systemic
Lupus Erythematosis/SLE )
B. Urine Lengkap
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya masalah penyakit dalam tubuh,
dikarenakan gangguan fungsi-fungsi seperti ginjal, hati, limpa dan pankreas. Dari pemeriksaan
ini juga dapat diinterpretasikan adanya masalah dengan sistem ekresi,sekresi atau metabolisme (
organ pembuangan, alat keseimbangan atau sistem yang lebih komplek)
C. KIMIA DARAH
1. Alkali Fosfatase
2. Bilirubin Total
3. Bilirubin Direk
4. SGOT *)
5. SGPT *)
6. Gamma GT*)
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi hati sebagai organ yang berfungsi
membentuk protein, menetralkan racun atau menetralisir hasil buangan tubuh yang berbahaya.
Selain itu pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi penyakit hepatitis, saluran empedu, dan
gangguan hati lain misalnya keracunan maupun gangguan nutrisi/gizi
7. Protein Total
8. Albumin
9. Globumin
Bertujuan untuk mengatahui ada tidaknya penyakit kronis, yang mengakibatkan turunnya daya
tahan tubuh
10. Cholesterol
13. Triglycerida
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih spesifik terhadap fungsi metabolisme tubuh,
khususnya lemak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya resiko terhadap berbagai penyakit
penting seperti penyakit jantung, otak (stroke), maupun penyakit degeneratif lain
14. Ureum
15. Creatinin
Bertujuan untuk melakukan pemeriksaan lebih spesifik terhadap fungsi ginjal sebagai fungsi
ekresi, sekresi dan metabolisme tubuh.
17. Glucosa
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi organ regulasi karbohidrat ( gula ) dan
metabolisme yang lebih umum. Dapat melakukan pemeriksaan terhadap adanya penyakit
Diabetus Miletus ( DM ).
D. Hepatitis
1. HBs Ag (MEIA) *)
1.Dokter THT
2.DokterUmum
3 Dokter Gigi
1.Electro Cardiogram
Fungsi Hati
Untuk mengetahui fungsi hati baik atau tidak perlu dilakukan pemeriksaan SGOT dan
SGPT yang merupakan enzim yang terdapat dalam hati. Peningkatan jumlah SGOT dan
Adalah material permukaan/ kulit virus hepatitis B berisi protein yang dibuat oleh
sitoplasma sel hati yang terkena infeksi dan beredar dalam darah sebelum dan selama infeksi
akut, karier dan hepatitis B kronik. HbsAg tidak infeksius tetapi justru merangsang tubuh
Apabila ditemukan + (positif) pada darah berarti pasien mengidap HVB (Hepatitis
Virus B). HbsAg muncul/menjadi + (positif) setelah 6 minggu dari infeksi dan menghilang
dalam 3 bulan. Apabila HbsAg tetap ada lebih dari 6 bulan berarti menjadi kronis atau karier.
Anti HBs Ag.
Adalah antibodi terhadap HbsAg, yang muncul setelah secara klinis menderita
hepatitis B. Anti HbsAg + (positif) menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Hepatitis B
yang berarti memberi perlindungan dari penyakit Hepatitis B. Apabila anti HbsAg + (positif)
menetap akan memberi perlindungan terhadap infeksi HVB. Apabila titer menurun
Anti HbsAg + (positif) tanpa pernah diimunisasi hepatitis B, berarti orang tersebut
Adalah enzim transaminase sering juga disebut AST (Aspartat Amino Transferase),
Enzim ini berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan enzim
yang tinggi kedalam serum menunjukkan adanya kerusakan terutama pada jaringan jantung
dan hati. Pada penderita infark jantung, SGOT akan meningkat setelah 12 jam dan mencapai
puncak setelah 24-36 jam kemudian, dan akan kembali normal pada hari ke tiga sampai hari
kelima.
Nilai normal :
Perikarditis
Sirosis Hepatis
Infark Paru
Aritmia jantung
Tumor hati
Kerusakan hepatoseluler
Infark jantung
Kolaps sirkulasi
Pankreatitis akut
Gama Glutamil Transferase adalah enzim yang ditemukan terutama pada jaringan
hati dan ginjal. Pemeriksaan ini sensitif untuk mendeteksi macam-macam penyakit hati.
1. Kerusakan hati
Kolesterol
Angka Keterangan
160 – 189 Tidak sehat, sebaiknya ubah pola makan dan gaya hidup
>190 Sangat tidak sehat, karena berisiko terkena stroke atau penyakit jantung
Kebalikan dari LDL, ini merupakan kolesterol baik karena akan membawa kolesterol
yang ada pada pembuluh darah ke hati yang selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh. Akan
semakin baik bila tubuh memiliki banyak kolesterol baik. Rentang angka sehatnya adalah:
Angka Keterangan
> 60 Sehat
Total Kolesterol
Yaitu jumlah antara kolesterol jahat (LDL) dan kolesterol baik (HDL). Rentang angka
sehatnya adalah:
Angka Keterangan
> 240 Tidak sehat, upayakan untuk memperbanyak kadar HDL dan turunkan LDL
Trigliserida (TG)
Trigliserida yaitu lemak yang berasal dari makanan yang dikonsumsi, misalnya dari
makanan berlemak atau makanan berkarbohidrat tinggi. Rentang angka sehatnya adalah:
Angka Keterangan
200 – 499 Tidak sehat, batasi konsumsi makanan berlemak dan perbanyak makanan berserat
> 499 Sangat tidak sehat. Konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang baik.
Gula Darah
Gula darah yang berlebih dapat menyebabkan penyakit diabetes atau kencing manis
dengan akibat yang cukup berbahaya. Angka yang dihasilkan berbeda bergantung pada saat
pengambilan darah.
Gula puasa, yang diambil setelah seseorang berpuasa selama minimal 8 jam. Rentang
Angka Keterangan
110 - 125 mg/dL Hati-hati, pada rentang angka ini berarti Anda mengalami pradiabetes
> 126 mg/dL Tidak sehat, pada angka ini berarti Anda mengalami diabetes
Gula darah sewaktu, yang diambil kapan saja tanpa puasa sebelumnya.
Angka Keterangan
> 200 mg/dL Tidak sehat, pada angka ini berarti Anda mengalami diabetes
Asam Urat
Penyakit asam urat disebabkan akibat berlebihnya zat purin. Anda bisa merasa pegal atau
sakit khususnya pada persendian. Jenis kelamin mempengaruhi jumlah angka sehat,
rentangnya adalah:
Tekanan Darah
Merupakan tekanan pada dinding arteri pada saat jantung sedang memompa darah. Yang
biasa diukur adalah kondisi tekanan pada saat jantung berkontraksi (biasa disebut batas atas)
dan pada saat jantung relaksasi (biasa disebut batas bawah). Tekanan darah yang tinggi dapat
membahayakan karena dapat menyebabkan stroke dan penyakit lainnya. Tekanan darah yang
tinggi ini sering disebut orang sebagai penyakit darah tinggi atau hipertensi. Rentang angka
sehatnya adalah:
Normal 90 - 120 60 – 80
Hormon
Testoteron
Hormon yang ternyata tidak hanya dihasilkan oleh pria, pada seorang wanita hormon ini
tetap ada hanya saja dalam jumlah yang sedikit. Rentang angka sehatnya adalah:
Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada tiroid. Rentang angka sehatnya adalah
antara
Merupakan hormon yang dihasilkan oleh pria pada glandula prostat. Bila berada pada
rentang angka tidak sehat dapat berarti seorang pria mengalami pembesaran prostat atau
Tulang
Pemeriksaan ini disebut dengan densitometri atau DEXA scan. Range angka sehatnya adalah:
> -1 Sehat
-1 sampai -2,5 Hati-hati, massa tulang Anda terlalu rendah sehingga rentan mengalami
osteoporosis
Faktor Diet
Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan laboratorium baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa darah dan trigliserida.
Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman. Karena pengaruhnya
yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 – 12 jam
dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum
pengambilan darah.
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan baik secara oral maupun cara lainnya akan menyebabkan respon tubuh
terhadap obat tersebut. Disamping itu pemberian obat secara intra muskular akan menimbulkan
jejas pada otot, sehingga menyebabkan enzim yang dikandung dalam otot tersebut akan masuk ke
dalam darah, yang selanjutnya dapat mempengaruhi hasil beberapa pemeriksaan. Obat-obatan
yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium misalnya :
Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah
akan meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin, hitung
jenis lekosit, hematokrit, elektrolit. Pada urine akan terjadi pengenceran
Tiazid mempengaruhi hasil tes glukosa, ureum
Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED
Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT)
Dan sebagainya (lihat pengaruh obat pada tes laboratorium)
Merokok
Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa.
Perubahan dapat terjadi dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 – 5 batang dan akibat
yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan
kortisol.
Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon,
vitamin, petanda tumor dan logam berat.
Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar analit.
Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang
terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik.
Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), GOT,
GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.
Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di dalam pembuluh darah
dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya
akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan vena, serta terjadi perubahan
konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT, LDH, KED, hemoglobin, hitung
sel darah, dan produksi urine.
Demam
Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar
insulin yang akan menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.
Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam akibat terjadinya
peningkatan metabolisme lemak, dan terjadi peningkatan asam lemak bebas dan benda-
benda keton karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang sudah lama.
Meningkatkan kemungkinan deteksi malaria dalam darah.
Meningkatkan kemungkinan hasil biakan positif (pada kasus infeksi).
Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer Widal.
Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain penurunan kadar substrat maupun
aktifitas enzim, termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal ini terjadi karena
terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah yang menyebabkan pengenceran darah.
Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan ureum dan kreatinin serta enzim-enzim yang berasal
dari otot.
Dalam tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke waktu yang disebut
variasi circadian rhythms. Perubahan kadar zat yang dipengaruhi oleh waktu dapat bersifat linear
(garis lurus) seperti umur, dan dapat bersifat siklus seperti siklus harian (variasi diurnal), siklus
bulanan (menstruasi) dan musiman.
Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi kadarnya daripada
pagi hari.
Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga apabila tes
toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila
dilakukan pada pagi hari.
Enzim. Aktifitas enzim yang diukur akan berfluktuasi disebabkan oleh kadar hormon yang
berbeda dari waktu ke waktu.
Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal, jumlahnya akan lebih rendah
pada malam hari sampai pagi hari daripada siang hari.
Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada pada malam hari
Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari daripada siang hari.
Selain yang sifatnya harian, dapat terjadi fluktuasi kadar zat dalam tubuh yang bersifat bulanan.
Variasi siklus bulanan umumnya terjadi pada wanita karena terjadi menstruasi dan ovulasi setiap
bulan. Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunan kadar besi, protein dan fosfat dalam
darah disamping perubahan kadar hormon seks. Demikian juga, pada saat ovulasi terjadi
peningkatan aldosteron dan renin serta penurunan kadar kolesterol darah.
Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit dan kadar
hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali, kolesterol total dan
kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan pertambahan umur.
Ras
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit putihnya.
Demikian juga pada aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa juga dijumpai pada ras bangsa lain,
seperti perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan lipoprotein.
Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum dan hemoglobin
berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak bermakna lagi setelah
umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin adalah aktifitas CK dan
kreatinin.
Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria relatif lebih besar daripada wanita.
Sebaliknya, kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi
pada wanita.
Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi hemodilusi
(pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus meningkat sampai
minggu ke-35 kehamilan.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi, ferritin,
protein total, albumin, lemak, aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan kecepatan endap
darah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan, peningkatan protein
transport, hemodilusi, peningkatan volume tubuh, defisiensi relative karena peningkatan
kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.