Anda di halaman 1dari 2

Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang

batu. Zooxanthellae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan Biasanya
mereka ditemukan dalam jumlah yang besar dalam setiap polyp hidup bersimbiosis dan
memberikan warna pada polyp, energi dari fotosintesis dan 90% kebutuhan karbon
polyp. Zooxanthellae menerima nutrisi-nutrisi penting dari karang (polyp) dan memberikan sebanyak
95% hasil fotosintesisnya (energi dan nutrisi) kepada polyp.

Pada kondisi awal evolusi dipahami bahwa simbiosis antara zooxanthellae dengan karang
dalam ekosistem laut pada dasarnya merupakan suatu kejadian yang diawali oleh adanya
bertemunya zooxanthellae dengan karang dengan peluang yang tinggi oleh sebab karang hidup
menetap dan zooxanthellae bersifat planktonik. Bertemunya keduanya merupakan mendapat
peluang yang besar oleh adanya kondisi dinamik air laut. Oleh Perez (1982) dikemukakan
bahwa proses recognisi dan pada akhirnya relokasi zooxanthellae pada karang merupakan
fenomena respon biotik sebagai turunan dari aktivitas fisik dinamik air laut dan proses
interkoneksitas kimiawi. Dengan demikian peluang bertemunya keduanya sangat dimungkinkan
terjadi di laut dengan dua pertimbangan tersebut.

Peranan pertama adalah zooxanthellae melakukan simbiosis terhadap karang dengan memberikan hampir
seluruh hasil fotosintesisnya. Ini berarti karang-karang tersebut mendapatkan asupan nutrisi yang membuat
mereka bisa melangsungkan hidup lebih lama. Peranan selanjutnya adalah mahkluk mikroskopis ini juga turut
mengambil andil dalam pewarnaan batu-batu karang menjadi sangat indah dan berwarna-warni seperti yang
kita kenal sekarang.

Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan > 1 juta sel/cm2 permukaan karang, ada yang
mengatakan antara 1-5 juta sel/cm2. Meski dapat hidup tidak terikat induk, sebagian
besar zooxanthellae melakukan simbiosis dalam asosiasi ini, karang mendapatkan sejumlah
keuntungan berupa :
 Hasil fotosintesis, seperti gula, asam amino, dan oksigen
 Mempercepat proses kalsifikasi
 Fotosintesis akan menaikkan PH dan menyediakan ion karbonat lebih banyak (. Fotosintesis
meningkatkan pH (menjadi lebih basa) yang akan meningkatkan konsentrasi ion karbon yang
ada.)
 Dengan pengambilan ion P untuk fotosintesis, berarti zooxanthellae telah menyingkirkan inhibitor
kalsifikasi. Ektodermis dengan sel penyengat mesoglea Gastrodermis dengan zooxanthellae di
dalamnya (The Barrief Reefs. A Guide To The World of Corals)

Terumbu karang memiliki produktivitas yang tinggi karena Acropora sp. dan karang jenis lain yang hidup
bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae (Thamrin, 2004). Zooxanthellae merupakan organisme
ototrofik yang melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis mutualisme terjadi karena karang
membutuhkan O2 dan zat-zat makanan dari hasil fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthellae.
Sebaliknya, zooxantellae membutuhkan hasil metabolisme berupa nutrien dan Co2 dari karang untuk
proses fotosintesis, ditambah dengan cahaya matahari sebagai sumber utama

Coral mungkin mungkin juga mengambil bahan organic terlarut dari air laut untuk digunakan sebagai
energi dasar. Sebaliknya zooxanthella menerima nutrien organic penting dari coral inang yang
dilewatkan ke zooxanthella sebagai produk kotoran hewan (Gambar 3) Beberapa nutrien anorganik juga
diperoleh dari air laut.

Gambar 3. Pola aliran nutrisi pada simbiosis mutualistik coral-algae ( Sumber : Muller-Parker dan D’Ellia,
1997).

Selama fotosisntesis berlangsung, zooxanthella memfiksasi sejumlah besar karbon yang dilewatkan pada
polip inangnya. Karbon ini sebagian besar dalam bentuk gliserol termasuk didalamnya glukosa dan
alanin. Produk kimia ini digunakan oleh polyp untuk menjalankan fungsi metaboliknya atau sebagai
pembangun blok-blok dalam rangkaian protein, lemak dan karbohidrat. (Lalli dan Parsons, 1995).

• (.Fotosintesis meningkatkan pH (menjadi lebih basa) yang akan meningkatkan konsentrasi ion
karbon yang ada.)

Anda mungkin juga menyukai