Disusun Oleh :
RATIH WIDYAWATI EKA SAPUTRI NIM. 172303101017
RINA YULIA AYU ANDARI NIM. 172303101020
VIQI FAUZIATUL ROIFAH NIM. 172303101034
BAB II
TINJAUAN KEPERAWATAN
2.1 Definisi
Amputasi adalah tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau
seluruh bagian ekstremitas yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir ketika
masalah yang terjadi pada ekstremitas tidak dapat diperbaiki dengan teknik lain
atau kondisi organ dapat membahayakan tubuh pasien.
Amputasi merupakan pengangkatan kaki melalui pembedahan karena
trauma, penyakit, tumor, atau anomaly kongenital; terkelupasnya kulit secara
umum diperbaiki kembali untuk memudahkan penyembuhan dan penggunaan alat
prostetik.
Amputasi dapat juga disebut pembuangan/pengangkatan/pemotongan
sebagian anggota tubuh atau anggota gerak akibat trauma, gangguan peredaran
darah, osteomyelitis, dan kanker melalui proses pembedahan. Tindakan ini
melibatkan beberapa system tubuh, diantaranya system integument, system
persarafan, system musculoskeletal, dan system kardiovaskular.
2.2 Etiologi
Etiologi amputasi adalah sebagai berikut:
a) Iskemia : penyakit vascular perifer (sering terjadi sebagai gejala sisa
Diabetes Melitus), gangrene, tumor ganas, infeksi, dan arteriosclerosis.
b) Trauma : Perang, thermal injury seperti luka bakar, dan cedera.
2.3 Klasifikasi
Jenis amputasi terdiri atas:
a) Amputasi guillotine: amputasi ini dilakukan pada saat darurat jika
penyembuhan primer luka tidak mungkin berlangsung karena kontaminasi
atau infeksi berat.
b) Amputasi definitif: amputasi ini hanya dilakukan pada kasus anggota
tubuh yang hancur.
Amputasi
Perubahan struktur Terputusnya Imobilisasi
tubuh kontinuitas jaringan
Stress emosional
Penurunan suplai Penurunan
darah dan nutrisi katekolamin
Penurunan asupan oral ke jaringan
Decubitus Imobilisasi
Kelemahan Risiko
fisik gangguan
penyembuhan
luka
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dalam penangan pasien dengan amputasi
yaitu
1. Tingkatan amputasi
Amputasi dilakukan pada titik paling distal yang masih dapat mencapai
penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor :
peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional misalnya (sesuai
kebutuhan protesis), status peredaran darah eksterimtas dievaluasi melalui
pemerikasaan fisik dan uji tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat penting untuk
penyembuhan. Floemetri dopler penentuhan tekanan darah segmental dan tekanan
persial oksigen perkutan (pa02). Merupakan uji yang sangat berguna angiografi
dilakukan bila refaskulrisasi kemungkinan dapat dilakukan.
Tujuan pembedahan adalah memepertahankan sebanyak mungkin tujuan
ekstrmitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit. Mempertahankan lutut
dan siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat amputasi
dapat dipasangi prostesis.
Kebutuhan energi dan kebutuhan kardovaskuler yang ditimbulkan akan
menigktkan dan mengunaka kursi roda ke prostesis maka pemantauan
kardivaskuler dan nutrisi yang kuat sangat penting sehingga batas fisiologis dan
kebutuhan dapat seimbang.
2.8 Komplikasi
Komplikasi dari amputasi meliputi perdarahan infeksi dan kerusakan kulit.
Karena adanya pembuluh darah besar yang dipotong dapat terjadi perdarahan
masif. Infeksi merupakan infeksi pada semua pembedahan dengan peredaran
darah buruk atau kontaminasi luka setelah amputasi traomatika resiko infeksi
meningkat peyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat protesis dapat
menyebabkan kerusakan kronik.
Komplikasi amputasi:
3.1 Pengkajian
4.1 Kesimpulan
Amputasi adalah pengangkatan melalui bedah atau traumatic.
4.2 Saran
1.Bagi Rumah Sakit
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan dengan post op amputasi.
2. Bagi Institusi
3. Bagi Perawat
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif.Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan
berbagai peran pemberi perawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Z., Kirwanto, A., & Supiatin (2014). Spiritual Emotional Freedom Technique dan
Nyeri Pasien pasca operasi Fraktur Femur. Surakarta: Politeknik Kesehatan
Surakarta.