Anda di halaman 1dari 1

APLIKASI PENERAPAN

Ryan adalah seorang siswa SMA dengan kesadaran rendah mengenai kesehatannya, ia merupakan perokok aktif
yang berusaha untuk merubah perilakunya. Dalam proses perubahan perilaku merokok
menurut transtheoretical model terdapat tahap-tahap yang harus dilalui Ryan dalam perubahan perilaku.
Pertama, precontemplation dimana Ryan merasa bahwa dirinya tidak memilki permasalahan terhadap perilaku
yang ia tunjukan, Ryan tidak memiliki motivasi untuk mengubah perilaku. Ia tidak ingin berhenti merokok
karena ia merasa baik-baik saja dan tidak terdapat masalah pada dirinya. Pemikiran Ryan tersebut
mengakibatkan ia tidak ingin berhenti merokok. Kedua, contemplation yang merupakan tahap dimana Ryan
mulai menunjukkan kesadaran yang muncul dari dalam dirinya akan perilaku tersebut. Tetapi hal tersebut hanya
sebatas kesadaran sehingga Ryan belum dapat berkomitmen merubah perilakunya.
Ketiga, preparation merupakan kondisi dimana Ryan mulai membangun niat untuk merubah perilakunya, ia
membuat rencana minggu depan dirinya akan melepaskan rokok, dan membuat strategi perlahan dengan cara
mengurangi konsumsi rokok sampai akhirnya sama sekali tidak mengonsumsi. Action, pada tahap ini Ryan
berusaha secara perlahan menggantikan rokok dengan permen. Ketika keinginannya untuk mengonsumsi rokok
muncul, Ryan akan membeli permen dan memakannya untuk mengalihkan rasa inginnya mengonsumsi
rokok. Maintenance Ryan berusaha untuk tetap menjaga perilaku memakan permen ketika merasa ingin
mengonsumsi rokok.

Tahap terahkir adalah termination, dimana Ryan melupakan perilaku merokoknya, ia sudah tidak lagi
memiliki keinginan untuk mengonsumsi rokok, sekalipun ia berteman atau sedang berada dalam situasi yang
memungkinkan Ryan untuk kembali merokok.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

The Transtheoretical model (TTM) berhasil mengintegrasikan beberapa teori terdahulunya tentang modifikasi
perilaku dengan lebih lengkap dan kompleks. pola yang digunakan berbentuk pola umum, sehingga teori ini
sangat fleksibel untuk diterapkan di segala perubahan perilaku. Otomatis, teori ini dapat digunakan oleh
berbagai kalangan dan dapat digunakan untuk perubahan perilaku apapun. The Transtheoretical model(TTM)
melakukan perubahan perilaku secara bertahap sehingga individu yang berkaitan tidak langsung berubah secara
drastis. Hal ini berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya ketika re-lapsing dapat diminimalkan.

Sedangkan kekurangan dari The Transtheoretical model(TTM) adalah teori ini berasumsi bahwa individu akan
dapat memodifikasi perilakunya dalam jangka waktu kurang lebih 6 (enam) bulan. Namun, belum ada
pembuktian empiris yang menjelaskan bahwa rentang waktu selama 6 (enam) bulan tersebut adalah waktu yang
cukup untuk pengubahan suatu perilaku. Selain itu, teori ini juga tidak menjelaskan pengaruh dari faktor lain
yang sebenarnya turut andil dalam perubahan perilaku seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

Prochaska, J. O., & Velicer, W. F. (n.d.). The Transtheoretical Model of Health


Behaviour Change. American Journal of Health Promotion, 1997.

Velicer, W. F, Prochaska, J. O., Fava, J. L., Norman, G. J., & Redding, C. A. (1998). Smoking cessation
and stress management: Applications of the Transtheoretical Model of behavior change. Homeostasis, 38, 216-
233

Anda mungkin juga menyukai