Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh:
Suherman
Direktur Mutiara Bangsa Group, Tangerang
(email: suhermanupi@yahoo.com)

ABSTRAK

Keberhasilan pendidikan karakter tidak dapat dilepaskan dari kebijakan, sistem pengelolaan program serta penjaminan
mutu internal. Pada praktiknya, kebijakan tidak sesuai dengan identifikasi masalah. Penjaminan mutu pendidikan
karakter sulit diterapkan akibat lemahnya kecukupan syarat seperti anggaran serta SDM. Tujuan penelitian 1)
mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan Pendidikan Karakter, 2) mengembangkan model hipotetik
sistem penjaminan mutu internal dalam pendidikan karakter. Metode penelitian deskriptif kualitatif studi kasus. Sumber
data menggunakan purposive sampling dan snowball technique. Analisis data menggunakan constructionist analysis.
Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pendidikan disusun berdasarkan visi serta tujuan sekolah dengan karakteristik
dan program berbeda. SD Tzu Chi menekankan pada kemandirian dan kebermaknaan individu, SD Mutiara Bangsa
fokus pada toleransi, SDN 07 Jelambar fokus pada nilai religius. Masalah utama dalam penjaminan mutu adalah
anggaran, belum optimalnya riset dan pengembangan praktik, sistem informasi, serta SDM guru .

Kata kunci: Kebijakan, Program, Pendidikan Karakter, Penjaminan Mutu Internal

ABSTRACT

The success of character education can not be separated from the policy, management systems and internal quality
assurance program. In practice, the policy is not appropriate with the identification problem. Character education
quality assurance difficult to implement. Because budgetary requirements HR. Aims of this tudy 1) describe and analyze
the implementation of character education policy, 2) develop a hypothetical model of internal quality assurance system
in character education. Descriptive research method qualitative study case. Data sources are purposive sampling and
snowball technique. Analysis of data used constructionist analysis. The results showed education policy is based on the
vision and goals of the school with characteristics and different programs. SD Tzu Chi emphasis on self-reliance and
individual significance, SD MB focus on tolerance, SDN 07 Jelambar focus on religious values. The main problem in
quality assurance is the budget, not optimal research and development practices, information systems, and human
resource.

Keywords: Policies, Programs, Character Education, Internal Quality Assurance

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan karakter Sebagian besar sekolah tidak mampu


yang berorientasi pada mutu yang terjamin cukup memenuhi persyaratan umum, dokumentasi, dan
kompleks. Sekolah mengalami hambatan baik di manual mutu yang mencakup ruang lingkup
level sistem maupun implementasi kebijakan. dalam sistem penjaminan mutu pendidikan
Masalah yang umum dalam penyelenggaraan karakter secara khusus. Prosedur-prosedur tertulis
pendidikan karakter adalah lemahnya sistem serta deskripsi dari sekuens interaksi kebijakan,
penjaminan mutu internal pendidikan karakter. perencanaan, program dan implementasi serta
Persyaratan umum seperti identifikasi proses hambatan tidak didokumentasikan. Penetapan dan
secara terperinci dari kebijakan kepala sekolah, pemeliharaan prosedur tertulis dalam
perencanaan, program dan implementasi maupun penyelenggaraan pendidikan karakter tidak
kendala program belum dijadikan sebagai menjadi kebutuhan utama sekolah. Hanya
kebutuhan untuk menjamin mutu dalam sebagian kecil sekolah yang memiliki jaminan
pendidikan karakter. Interaksi dari proses tersebut ketersediaan sumber daya dan informasi guna
tidak didokumentasikan. Hal ini disebabkan mendukung operasionalisasi penjaminan mutu
lemahnya penetapan kriteria dan metode yang dalam pendidikan karakter. Tindakan-tindakan
dibutuhkan untuk menjamin bahwa kebijakan, maupun revisi pada kegiatan pendidikan karakter
perencanaan, implementasi serta hambatan akan belum terdokumentasikan dan tidak ditinjau
efektif dengan pengendalian serta peninjauan kembali bagaimana revisi yang telah dilakukan
ulang untuk perbaikan berkelanjutan. tersebut dioperasionalisasikan. Pernyataan tertulis
mengenai kebijakan mutu pada setiap kegiatan di Tzu Chi. Sekolah memiliki struktur organisasi
sekolah belum sepenuhnya didukung oleh yang menempatkan penjamin internal pendidikan
pengendalian program serta karakter. Tugas dan fungsinya adalah sebagai
implementasinya.Sebagian besar sekolah belum perencana, pengorganisasi, implmentasi serta
memiliki struktur internal yang menjamin mutu monev pendidikan karakter. Keberadaan sistem
dalam implementasi pendidikan karakter. Struktur penjamin mutu internal pendidikan karakter
organisasi yang ada belum menjelaskan mengenai memberikan proses yang lebih bermutu dalam
peran dan tanggung jawab anggota organisasi pembelajaran. Proses pendidikan karakter tersebut
dalam penjaminan mutu pendidikan karakter. direncanakan, diorganisasikan, diimplentasikan
Keberhasilan pendidikan karakter terletak dan dievaluasi oleh sistem penjamin mutu
pada mutu penyelenggaraannya artinya bahwa pendidikan karakter yang dimiliki oleh sekolah.
sistem penjaminan mutu pada pendidikan karakter Berbeda dengan SD Mutiara Bangsa.
merupakan sebuah kebutuhan utama mengingat Praktik-praktik pendidikan karakter belum
persoalan karakter yang cukup memprihatinkan didukung oleh ketersediaan jaminan sumber daya.
dan belum terselesaikan hingga saat ini. Hasil Interaksi dan gambaran terperinci kegiatan belum
penelitian Klaus dan Kriegsman (Megawangi, didokumentasikan. Belum ada struktur dalam
2004, hlm.6) menunjukkan bahwa Indonesia organisasi sekolah yang bertanggung jawab
memiliki kredibilitas yang rendah dalam masalah terhadap implementasi pendidikan karakter. Hal
karakter. Hasil penelitian tersebut dinilai masih ini menyebabkan praktik dalam pengelolaan
relevan dengan kondisi saat ini. Kualitas pendidikan karakter serta kebijakan di sekolah
pendidikan karakter memiliki implikasi praktis sulit dimonitoring keberhasilan, efisiensi dan
terhadap kehidupan masyarakat. Megawangi efektivitasnya. Di sekolah tersebut tidak ada
(2004, hlm. 1) menegaskan bahwa: “Nilai-nilai pertanggungjawaban pengelolaan secara struktural
moral yang ditanamkan akan membentuk karakter tentang pendidikan karakter maupun
(akhlak mulia) yang merupakan fondasi penting pengembangan konsep penjaminan mutu internal
bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat pendidikan karakter. Keberhasilan
yang beradab dan sejahtera”. Menurut penyelenggaraan pendidikan karakter karena
Budimansyah (2010, hlm.2) bahwa: “Walaupun faktor norma dan budaya toleransi yang dimiliki
sudah diselenggarakan melalui berbagai upaya, oleh sekolah serta doktrinisasi yang kuat terhadap
pembangunan karakter Bangsa belum terlaksana para siswa tentang keanekaragaman dan toleransi.
secara optimal dan pengaruhnya terhadap SDN 07 Jelambar telah melaksanakan
pembentukan karakter baik (good character) praktik-praktik pendidikan karakter melalui
warga negara belum cukup signifikan”. kegiatan bersifat religius dan berhasil mendorong
Hasil observasi dan pengalaman peneliti meningkatnya pengetahuan, kesadaran serta
sebagai pendidik menunjukkan bahwa hanya perilaku berkarakter para siswa. Tidak ada sistem
sebagian kecil sekolah yang memiliki struktur penjaminan mutu dalam penyelenggaraan
organisasi yang menempatkan salah satu anggota pendidikan dan pembagian tugas serta koordinasi
organisasi sebagai penanggung jawab dalam dalam penjaminan mutu kurang terstruktur. SDN
pendidikan karakter atau internal quality system. 07 Jelambar tidak memiliki jaminan bahwa SDM
Belum ada pihak yang secara formal 1) menyusun maupun anggaran untuk pendidikan karakter
perencanaan sesuai dengan hasil identifikasi tersedia. Sekolah menjalin kerjasama dengan
sumber daya internal dan eksternal, 2) pihak lain untuk penyelenggaraan pendidikan
mengorganisasikan sumber daya serta karakter. Dokumen-dokumen yang diperlukan
membagikan peran dan dan tanggung jawab, 3) untuk mendukung efektivitas pada kebijakan,
mengimplementasikan serta melakukan perencanaan, program maupun identifikasi
monitoring terhadap sub sistem pendidikan hambatan belum tersedia. Secara formal, sistem
karakter di sekolah. Sekolah umumnya memiliki penjaminan mutu dalam pendidikan karakter
keterbatasan dalam menerapkan sistem belum tersedia.
manajemen pendidikan karakter sebagai suatu Penelitian mengenai sistem pendidikan
sistem yang memiliki rencana, organisasi, karakter sangat penting dilakukan terutama pada
implementasi serta evaluasi yang jelas. Setiap level sekolah. Hasil penelitian yaitu referensi
indikator untuk mengukur efektivitas dan efisiensi maupun konsep aplikatif pada level sistem yang
praktik manajemen pendidikan seharusnya dapat diimplementasikan dalam upaya
dirumuskan secara jelas agar terjadi proses membangun sistem pendidikan karakter yang
perbaikan yang berkelanjutan. bermutu. Analisis dan sintesis dalam penelitian ini
Salah satu praktik pendidikan karakter menggunakan pendekatan rasional dan empirik
yang memiliki jaminan kualitas adalah di sekolah tentang praktik-praktik sistem pendidikan
karakter. Analisis sistem dalam perspektif kritis serta program serta dokumentasi hambatan masih
digunakan untuk mengurai permasalahan dalam terbatas.
implementasi sistem dan kebijakan manajemen Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
pendidikan karakter. Melalui penelitian ini gambaran dan menganalisis:
diperoleh konsep aplikatif untuk membangun 1. Kebijakan pendidikan karakter di SD Tzu Chi,
sistem mutu dalam pendidikan karakter di sekolah SD Mutiara Bangsa dan SDN 07 Jelambar.
dasar. Penelitian tentang pendidikan karakter 2. Program dan Implementasi pendidikan
lebih banyak fokus pada proses pembelajaran karakter di SD Tzu Chi, SD Mutiara Bangsa
pendidikan karakter bukan pada sistem mutu dan SDN 07 Jelambar.
internal. Penelitian tentang sistem yang 3. Permasalahan dalam pendidikan karakter di
menggambarkan dokumentasi interaksi dan proses SD Tzu Chi, SD Mutiara Bangsa dan SDN 07
kegiatan, telaah mengenai jaminan sumber daya, Jelambar.
analisis proses maupun dokumen untuk menjamin 4. Jaminan Mutu pendidikan karakter di SD Tzu
bahwa kebijakan, perencanaan, implementasi Chi, SD Mutiara Bangsa dan SDN 07
Jelambar

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah kualitatif untuk data penelitian dipilih berdasarkan pengalaman
memahami fenomena tentang kebijakan kepala serta pengetahuan informan/terkait dengan
sekolah pendidikan karakter, program dan implementasi kebijakan pendidikan karakter yaitu
implementasi pendidikan pendidikan karakter, 1) kepala sekolah, 2) wakil kepala sekolah, 3)
permasalahan dalam pendidikan karakter serta Guru pendidikan kewarganegaraan, 4) Para guru.
jaminan mutu pendidikan karakter di setiap Teknik pengambilan partisipan sebagai sumber
sekolah yang menjadi objek penelitian. data menggunakan teknik pengambilan purposive
Pendekatan kualitatif yang dipilih adalah studi sampling. Teknik untuk menentukan sumber data
kasus. Penekanan studi kasus adalah adalah teknik snowball. Teknik pengumpulan
memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang informasi (data) yaitu: 1) observasi, 2)
dipelajari dan bukan untuk generalisasi. wawancara, 3) dokumen, alat-alat audiovisual
Lokasi penelitian adalah SD Tzu Chi, SD sebagai alat bantu pengumpulan data. Prosedur
Mutiara Bangsa dan SDN 07 Jelambar. Pemilihan analisis data dilakukan dengan langkah reduksi
subjek penelitian didasarkan pada alasan data, display data, validasi data, kesimpulan dan
fenomena permasalahan tentang analisis verifikasi. Teknik analisis data menggunakan
implementasi kebijakan dan sistem dalam teknik data spriral.
pengelolaan pendidikan karakter di SD. Sumber

HASIL PENELITIAN

1. Kebijakan pendidikan Karakter Perumusan masalah dalam kebijakan


Visi sekolah di SD Tzu Chi merupakan pendidikan karakter di SD Tzu Chi melibatkan
gambaran peran lembaga di masa depan dan pihak internal dan perwakilan orang tua yang
wujud komitmen bersama. Visi sekolah menjadi sukarelawan atau bersedia membantu
bersumber pada tiga hal yaitu lingkungan global, penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah.
ajaran master Cheng Yen, tujuan pendidikan Penetapan kebijakan dalam pendidikan karakter
nasional. Rumusan visi dan misi menggambarkan disesuaikan dengan visi dan misi, pihak yayasan
peran sekolah dalam situasi global. Visi SD dan kantor pusat telah merancang sistem
Mutiara Bangsa disusun sederhana, jelas serta pengelolaan sekolah dan rambu-rambu dalam
mencerminkan kondisi empirik sekolah dan kebijakan pendidikan karakter. Alternatif
karakter sekolah mudah dipahami. Para guru kebijakan pendidikan karakter disusun secara
terbiasa dengan kondisi keanekaragaman. dan sederhana berdasarkan skala prioritas, analisis
mendorong keterlibatan karena lebih realistis. Visi relevansi dengan kegiatan utama yaitu pendidikan
di SDN 07 Jelambar menekankan pada aspek- karakter yang mencerminkan identitas sebagai
aspek moralitas dan religius. Hal ini disebabkan peserta didik yang memiliki pemahaman, sikap
adanya dinamika lingkungan serta perubahan pada hidup dan perilaku seperti ajaran master Cheng
masyarakat urban yang cukup beragam mulai dari yen yang berwawasan global. Kegiatan sebagai
kebudayaan maupun latar belakang status sosial realisasi kebijakan pendidikan karakter cukup
ekonomi para peserta didik. beragam antara lain kegiatan rutin, spontan, dan
keteladanan yang baik di dalam kelas maupun di toleransi terhadap perbedaan agama dan saling
luar kelas. Keberhasilan implementasi kebijakan menghormati. Kegiatan pendidikan karakter yang
tidak terlepas dari peran guru serta sistem yang diselenggarakan di kelas tidak ada yang khusus,
mendorong motivasi serta komitmen guru. kecuali menempelkan tulisan-tulisan hasil karya
Sumber daya yang tersedia menentukan siswa kelas satu dan dua digantungkan di dinding
bagaimana implementasi program pendidikan kelas atau bagi kelas anak besar, tema-tema bulan
karakter. karakter disampaikan 15 menit sebelum pelajaran
Pemantauan hasil kebijakan tidak hanya dimulai.
dilakukan oleh kepala sekolah bersama guru, serta SD Mutiara bangsa tidak memiliki unit,
orang tua yang menjadi relawan sekolah. tim kerja atau lembaga yang memantau
Pemantauan hasil kebijakan kepala sekolah bagaimana kebijakan kepala sekolah dalam
dilakukan oleh perwakilan dari kantor pusat pendidikan karakter. Pemantauan hasil-hasil
terutama terkait dengan budaya humanis yang kebijakan pendidikan karakter dilakukan bersama-
didoktrinkan, disosialisasikan kepada para peserta sama tetapi tidak secara formal didokumentasikan
didik, guru maupun para orang tua. Pemantauan hasil pemantauan tersebut. Dari pemantauan yang
dilakukan terhadap tindakan atau perilaku guru dilakukan baik oleh guru, kepala sekolah di SD
dalam pelaksanaan kebijakan, respon guru Mutiara Bangsa terhadap kinerja kebijakan
terhadap kebijakan, dukungan orang tua, perilaku pendidikan karakter antara lain relevansi
para peserta didik maupun dukungan kantor pusat pemantauan dengan kebijakan, pemantauan fokus
terhadap pelaksanaan kebijakan. Pelaksanaan pada tujuan yaitu peserta didik yang memiliki
evaluasi kebijakan pendidikan karakter ditujukan karakter, pemantauan fokus pada perubahan pasca
guna memperoleh perhatian khusus baik dari implementasi kebijakan. Pemantauan dilakukan
pihak kantor pusat, yayasan serta para orangtua dengan menggunakan pendekatan pemeriksaan
dan didukung oleh sistem pendidikan karakter sosial. Kepala sekolah, guru, pihak yayasan secara
yang sudah mapan. Hasil evaluasi disampaikan eksplisit melakukan pemantauan terhadap
secara nonformal kepada yayasan. Hasil formal hubungan antara masukan, proses dan keluaran
evaluasi kepada kantor pusat dilakukan oleh tim serta dampak dari kebijakan pendidikan karakter.
unit jaminan mutu sebagai hasil audit. Pemantauan dilakukan mulai dari awal sampai
Masalah-masalah dalam kebijakan dengan diterimanya kebijakan oleh peserta didik
pendidikan karakter di SD Mutiara Bangsa (dirasakan oleh para peserta didik). Evaluasi
diidentifikasi dan dicari bersama melalui rapat dilakukan berdasarkan hasil pemantauan terhadap
formal yang diselenggarakan sekolah. Rapat perubahan yang terjadi dengan adanya kebijakan
melibatkan kepala sekolah, beberapa guru senior seperti adanya bulan karakter, perayaan peristiwa
di lingkungan yayasan mulai dari tingkat TK keagamaan maupun pengembangkan pada
sampai dengan SMA/SMK dan pihak yayasan. pengajaran dan pembelajaran untuk menanamkan
Untuk kebijakan pendidikan masing-masing rasa toleransi terhadap perbedaan dan
tingkat disusun berdasarkan hasil rapat bersama. keanekaragaman. Sifat evaluasi yang dilakukan
Formula kebijakan dalam pendidikan karakter oleh kepala sekolah maupun para guru terhadap
dirumuskan bersama antara kepala sekolah, guru kebijakan dalam pendidikan karakter fokus pada
senior. Perkiraan alternartif-alternatif kebijakan nilai kebijakan dan program.
tidak dilakukan dengan menggunakan sejumlah Meskipun tidak secara formal dinyatakan
metode baik argumentasi rasional maupun dalam bentuk tertulis kriteria evaluasi terhadap
berdasarkan teknik analisis tertentu dalam upaya kebijakan, pada dasarnya semua sepakat bahwa
memperoleh suatu keyakinan bahwa pilihan salah satu kriteria evaluasi kebijakan pendidikan
kebijakan lebih baik dari yang lain (alasan pilihan karakter serta program yang diselenggarakan
rasionalitas). Estimasi hanya dilakukan dengan adalah efektivitas kebijakan memecahkan
menggunakan pendekatan sederhana yaitu dengan masalah-masalah pendidikan karakter. Kebijakan
teknik brainstorming dan forum discussion group. pendidikan karakter yang efektif dapat
Kegiatan pendidikan karakter sebagai mempengaruhi pembentukan lulusan SD yang
realisasi dari kebijakan pendidikan karakter antara memiliki rasa toleransi tinggi terhadap
lain memberikan pelajaran karakter di kelas sesuai keanekaragaman serta memiliki karakter.
dengan tema bulan dengan cara bercerita sebelum Pendekatan evaluasi yang dilakukan oleh
pelajaran dimulai, adanya perayaan hari besar kepala sekolah maupun guru dapat
agama, mendekorasi ruangan sesuai dengan hari- dikelompokkan berdasarkan asumsi yang
hari besar keagamaan dan ceramah keagamaan mendasarinya yaitu ukuran manfaat atau nilai
sebagai bentuk toleransi. Pada dasarnya setiap akan terbukti dengan sendirinya apabila kebijakan
kegiatan ditujukan untuk mengembangkan yang digulirkan sekolah efektif. Salah satu cara
untuk memastikan bagaimana kinerja kebijakan menjadi sumber daya yang dioptimalkan, sumber
adalah dengan menggunakan pemeriksaan sosial daya sosial seperti kemnitraan dan partisipasi
dengan fokus pada kehidupan sosial di sekolah masih perlu ditingkatkan. Pada level proses para
terutama bagaimana perilaku para peserta didik di guru telah menunjukan kepatuhan dan proses
sekolah serta bagaimana respon guru dalam sesesuai dengan tujuan meskipun perlu perbaikan
melaksanakan kebijakan kepala sekolah. Evaluasi terutama dari waktu pelaksanaan yang terhambat
semu yang dilakukan oleh kepala sekolah cukup masalah seperti banjir. Penetapan tujuan dinilai
terbatas. Hal ini disebabkan adanya kesibukan rasional, spesifik dengan target waktu yang jelas.
serta kegiatan yang berkaitan dengan Evaluasi dilakukan berdasarkan informasi
pengembangan kurikulum. Informasi hasil-hasil hasil pemantauan yang dilakukan secara
evaluasi kebijakan hanya disebarkan dan nonformal oleh kepala sekolah maupun guru
dikomunikasikan secara terbatas dalam bentuk Pembina. Seperti halnya sekolah lain yang
lisan. melakukan evaluasi, kepala sekolah di SDN 07
Pencarian Masalah (problem solving Jelambar fokus pada evaluasi nilai yaitu
search) dilakukan secara bersama-sama dengan bagaimana manfaat pendidikan yang dialami oleh
peran kepala sekolah yang dominan. Identifikasi para peserta didik dengan adanya kebijakan
dan pencarian masalah dilakukan agar kebijakan kepala sekolah dalam pendidikan karakter
pendidikan karakter dapat berjalan secara efektif Beberapa kriteria yang ditetapkan oleh
SDN 07 Jelambar. Estimasi adalah perkiraan- sekolah untuk menggambarkan kinerja kebijakan
perkiraan yang disusun berdasarkan hasil kepala sekolah yaitu bagaimana efektivitas
perumusan masalah serta identifikasi kebutuhan kebijakan serta efisiensi. Ditinjau dari aspek
para peserta didik. Estimasi formula kebijakan efektivitas kebijakan, baik kepala sekolah maupun
disusun berdasarkan informasi hasil perumusan guru menilai bahwa pencapaian saat ini cukup
masalah yang relevan. memuaskan seperti adanya peningkatkan
Kegiatan pendukung sebagai realisasi dari partisipasi peserta didik yang mengikuti kegiatan
kebijakan kepala sekolah adalah kegiatan ekstrakulikuler, peningkatan jumlah peserta
ekstrakulikuler pramuka dan marawis. pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak
Pelaksanaan kebijakan mendapatkan pengawasan yayasan, rutinitas tausiyah yang semakin baik.
dan supervisi langsung dari sekolah. Kegiatan Hasil dari kebijakan tersebut yaitu menurunnya
yang menjadi sarana untuk pendidikan karakter angka kenakalan peserta didik di sekolah. Tidak
adalah kegiatan pramuka dan marawis serta ada peserta didik yang dikembalikan kepada
tausiyah dengan mengundang ustad untuk orang tua selama empat tahun terakhir yang
memberikan ceramahnya secara rutin di sekolah. disebabkan oleh kenakalan atau pelanggaran lain
Di SDN 07 Jelambar tidak ada lembaga atau unit yang dianggap cukup berat misalnya tawuran.
penjaminan mutu dalam pendidikan karakter. Ditinjau dari efisiensi alokasi sumber daya
Setiap individu seperti guru atau kepala sekolah pelaksanaan kegiatan baik kepala sekolah maupun
berperan sebagai penjamin pelaksanaan guru menilai usaha yang dilakukan lebih rendah
pendidikan karakter. Kepala sekolah menyatakan nilainya dibandingkan dengan pencapaian yaitu
bahwa tidak ada lembaga khusus untuk menjamin perubahan sikap dan perilaku siswa yang lebih
pendidikan, guru dan kepala sekolah hanya berkarakter serta kondisi sekolah yang semakin
mengoptimalkan kegiatan pramuka dan marawis kondusif.
yang diselenggarakan setelah jam pelajaran usai Pendekatan yang dilakukan oleh guru dan
serta bantuan program gratis pendidikan karakter kepala sekolah dalam mengevaluasi hasil-hasil
yang diselenggarakan di Cimacan. Kebijakan kebijakan cukup beragam. Kepala sekolah
kepala sekolah untuk mengoptimalkan melakukan evaluasi semu terhadap kinerja
pembelajaran baik di kelas maupun di luar jam kebijakan pendidikan karakter. Informasi hasil
pelajaran mendapatkan respon positif baik dari evaluasi kinerja kebijakan tidak disebarkan baik
guru maupun para orang tua. kepada instansi terkait maupun para orang tua.
Pemantauan hasil-hasil kebijakan tentang Kepala sekolah hanya mengkomunikasikan hasil-
kegiatan ekstrakulikuler sebagai salah satu hasil evaluasi dengan para guru di sekolah.
kegiatan pendidikan karakter, tausiyah rutin Tujuan penyebaran informasi adalah untuk
maupun kegiatan perayaan keagamaan belum memperbaiki kebijakan serta meningkatkan
sepenuhnya dilakukan sebagai kegiatanm formal komitmen dan tangungg jawab guru terhadap
yang didokumentasikan sebagai informasi tertulis pelaksanaan kebijakan yang dirumuskan bersama-
untuk evaluasi kebijakan. Hasil pemantauan sama.
menunjukkan bahwa dari aspek masukan
anggaran masih lemah, sistem informasi belum
2. Program dan Implementasi Keberhasilan dalam pelaksanaan
Sekolah Tzu Chi adalah sekolah untuk pendidikan karakter di sekolah Mutiara Bangsa
kalangan menengah ke atas. Anggaran tidak dipengaruhi oleh beragam faktor seperti SDM
menjadi kendala dalam penyelenggaraan pengelola pendidikan karakter, pelaksana maupun
pendidikan karakter. Salah satu kendala dalam dukungan sumber daya baik anggaran maupun
SDM adalah kualitas kepribadian guru sebagai keterlibatan orang tua. Anggaran untuk kebutuhan
tenaga pendidik. Sekolah harus memastikan sekolah sudah disusun sebelum awal tahun ajaran
bahwa para peserta didik belajar bersama guru baru. Usulan pengadaan anggaran atau perbaikan
yang tepat dan sesuai dengan harapan. Oleh pada fasilitas belajar sudah termasuk pendidikan
karena itu, untuk menjamin mutu guru, sekolah karakter diajukan pada tahun ajaran baru. Sampai
hanya menerima guru-guru yang telah memenuhi saat ini, sekolah belum ada anggaran khusus
kualifikasi terutama dalam soal bahasa dan untuk pendidikan karakter. Penyelenggaraan
pemahamannya tentang pendidikan. Implementasi pendidikan seperti perayaan hari besar, bulan
program pendidikan karakter di Sekolah Tzu Chi, karakter yang diikuti dengan penyampaian cerita
selain memiliki jam pelajaran khusus di setiap tentang karakter, pelatihan bagi guru dan staf
kelas setiap minggunya juga ada kegiatan yang belum memiliki sistem dokumentasi. Proses
sifatnya spontan dan hasil kreativitas guru komunikasi yang terjadi dalam pelaksanaan
Keberhasilan program pendidikan karakter pendidikan karakter diantara guru dan kepala
maupun kegiatan penunjang akan berhasil dengan sekolah lebih bersifat nonformal. Dukungan
adanya sumber daya yang memadai baik dari fasilitas menurut kepala sekolah cukup memadai.
aspek anggaran, SDM, sistem, kerjasama antara Lebih lanjut dijelaskan bahwa anggaran yang
guru dengan kepala sekolah, kerjasama guru tersedia mencukupi kebutuhan anggaran dalam
dengan unit penjaminan mutu. Salah satu sumber penyelenggaraan pendidikan karakter.
daya yang dioptimalkan oleh sekolah adalah Proses penyelenggaraan pendidikan
kerjasama antara sekolah dengan orang tua karakter tidak memerlukan prosedur yang rumit.
Struktur organisasi dalam Kepala sekolah melaksanakan fungsi pengawasan
penyelenggaraan pendidikan karakter di SD Tzu terhadap pelaksanaan kebijakan. Pihak yayasan
Chi menunjukkan bahwa struktur organisasi lebih melakukan pengawasan dari sisi anggaran
mapan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kerangka walaupun tidak secara rutin dilakukan. Anggaran
kerja dalam struktur organisasi tersebut. Fungsi yang cukup besar hanya dari pelatihan yang
kepala sekolah, guru, koordinator budaya diselenggarakan sekolah. Proses pengorganisasian
humanis, unit penjaminan mutu yang dibentuk pekerjaan sudah menjadi rutinitas. Pembagian
dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan kerja hanya dilakukan diantara para guru dan wali
pendidikan karakter kepada pusat secara jelas kelas. Guru bertanggung jawab terhadap
dinyatakan dalam struktur tersebut. Rencana kerja kegiatannya masing-masing dan menyampaikan
untuk menyelenggarakan pendidikan karakter dan pertanggungjawaban kepada kepala sekolah
penekanan budaya humanis sesuai dengan ajaran secara lisan. Belum ada dukungan struktur
master Cheng Yen. Pembagian tugas dan organisasi yang menjelaskan tentang prosedur
wewenang dalam implementasi kebijakan pertanggungjawaban, maupun pembagian tugas
terutama pada program yang telah diagendakan dan pekerjaan dalam pengelolaan pendidikan
seperti kegiatan pendidikan budaya humanis yang karakter.
mencakup upacara minum teh, kelas merangkai Dukungan sistem informasi dalam
bunga, kelas kaligrafi dan kelas pembelajaran kata kebijakan sebagai upaya untuk membangun
perenungan master Cheng Yen. kesepahaman mengenai kebijakan terutama pada
Sistem informasi kebijakan diakui tingkat operasional sangat diperlukan. Informasi
memang masih belum optimal digunakan sebagai tidak hanya diperlukan tetapi perlu dikendalikan.
upaya membangun kesepahaman dalam Dalam praktiknya sistem pengendalian infiormasi
kebijakan. Segala hal yang menyangkut aspek- belum berjalan di SD Mutiara Bangsa. Belum ada
aspek internal dan eksternal yang berupa dukungan sistem informasi dalam
informasi dan data belum disajikan dalam sistem penyelenggaraan pendidikan karakter yang
informasi tersebut. Sekolah dilengkapi dengan sistematis. Biasanya para guru memperoleh
wide area network yaitu jaringan jaringan koneksi informasi dari rapat atau pertemuan di sekolah.
antar berbagai sekolah yang tergabung dalam Anggaran di SDN 07 Jelambar untuk
yayasan serta pihak kantor pusat. Cabang-cabang pengelolaan pendidikan karakter secara khusus
sekolah di seluruh dunia yang mengajarkan ajaran belum ada. Sebagai sekolah negeri yang tidak
master Cheng Yeng memiliki jaringan di seluruh memungut biaya alias gratis maka dukungan
dunia. anggaran untuk mendukung kegiatan utama tidak
memperoleh anggaran. Hal ini seperti dinyatakan memiliki tanggung jawab penuh terhadap
oleh kepala sekolah bahwa sekolah tidak perencanaan sampai dengan evaluasi kegiatan.
memungut biaya kepada para peserta didik Proses pertanggungjawaban belum dilakukan
termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan secara formal evaluasi setiap kegiatan
karakter. Anggaran untuk pendidikan karakter disampaikan secara lisan oleh guru kepada kepala
seperti tausiyah dari kantong pribadi kepala sekolah. Dokumen kegiatan hanya menunjukkan
sekolah. Untuk pelatihan di Cimacan peserta tidak jumlah siswa yang ikut serta siapa pembinanya
dipungut biaya dan seluruh biaya ditanggung oleh dan apa saja kegiatan yang diselenggarakan.
pihak yayasan. Sekolah memiliki 12 jumlah guru Dalam implementasi program pendidikan
dan delapan diantaranya telah memiliki sertifikat karakter belum ada dukungan struktur organisasi
sebagai guru professional. Guru yang ada di artinya 1) secara formal tidak ada pembagian
sekolah memiliki kompetensi dan kemampuan kerja untuk mencapai tujuan, pembagian kerja
untuk menghadapi siswa yang bermasalah. dilakukan secara informal, 2) pengelompokan
Sekolah tidak memiliki persiapan khusus pekerjaan dilakukan secara sederhana dimana
untuk menyelenggarakan pendidikan karakter atau pekerjaan dikelompokan sebagai pekerjaan
mengelola kegiatan-kegiatan yang berhubungan pengelolaan dan pembinaan/pengawasan kegiatan.
dengan pramuka maupun marawis. Pada tahun ini, Fungsi pengelolaan dilakukan oleh guru dan
memang kegiatan marawis terus digalakkan fungsi pengawasan serta pembinaan dilakukan
karena para siswa yang mengikuti kegiatan oleh kepala sekolah, 3) hubungan antar bagian
tersebut memiliki perangai yang baik. Para orang yang menjelaskan rantai komando hanya dari
tua pada umumnya memberikan dukungan kepala sekolah kepada guru termasuk pengelola
terhadap kegiatan-kegiatan yang berdampak kegiatan ekstrakulikuler serta tanggungjawab guru
positif bagi perkembangan perilaku anak. Para hanya kepada kepala sekolah, 4) Koordinasi
guru bekerjasama dengan orang tua untuk setelah pekerjaan dibagikan dilakukan oleh kepala
menyelesaikan masalah-masalah anak seperti sekolah. Kepala sekolah mengintegrasikan
bolos atau tidak mengerjakan tugas secara kegiatan-kegiatan pendidikan karakter agar tujuan
berturut-turut. tercapai.
Implementasi program pendidikan 3. Permasalahan dalam Sistem Pendidikan
karakter akan berhasil dengan adanya dukungan Karakter
SDM, Anggaran, sistem pengelolaan pendidikan Di SD Tzu Chi, anggaran, SDM serta
karakter, dukungan struktur organisasi yang sistem tidak menjadi kendala dalam
menggambarkan bagaimana pengorganisasian penyelenggaraan pendidikan karakter. Dukungan
pekerjaan serta pembagiannya, sarana prasarana orang tua siswa cukup tinggi terhadap
serta kondisi lingkungan yang kondusif. penyelenggaraan kegiatan belajar. Sistem
Penyelengaraan kegiatan tidak didukung oleh informasi digunakan untuk komunikasi antar
ketersediaan sumber–sumber daya Keuangan, cabang sekolah-sekolah Tzu Chi di seluruh dunia,
sistem, teknologi dan informasi. Sekolah hanya berbagi pengalaman praktik-praktik
memiliki sumber daya seperti SDM dan penyelenggaraan pendidikan karakter terbaik,
kerjasama dengan pihak-pihak penyelenggara pemecahan masalah serta bagaimana guru
pendidikan karakter seperti yayasan.Sekolah mengedukasi dan melakukan self assessment
memperoleh dukungan dari partisipasi untuk perbaikan. Implementasi dan dukungan
masyarakat. Sekolah tidak memperoleh dukungan sistem informasi terus dilakukan oleh sekolah. Di
anggaran khusus dalam pelaksanaan program. sekolah Tzu Chi, fungsi riset dan pengembangan
Hasil observasi dan studi dokumentasi masih terbatas sebagai referensi bagi guru untuk
diketahui bahwa untuk pelaksanaan sistem memperbaiki praktik. Mengenai pendidikan
manajemen pendidikan karakter sekolah tidak karakter, riset dan pengembangan pendidikan
memiliki struktur organisasi tersendiri atau karakter dalam perspektif ilmu pengetahuan
terintegrasi dengan struktur yang ada dengan belum banyak dilakukan.
menambahkan tugas dan tanggung jawab individu Keterbatasan kualitas SDM dalam
dalam sistem manajemen karakter. Hal ini melakukan riset tidak hanya terjadi di sekolah-
menunjukkan bahwa pembagian kerja secara sekolah lain. SD Mutiara Bangsa adalah salah satu
struktural belum ada. Kepala sekolah sebagai sekolah yang memiliki keterbatasan dalam
penanggung jawab hanya membagi pekerjaan melakukan penelitian dan pengembangan dalam
antara guru pembina kegiatan dengan kepala penyelenggaraan pendidikan karakter. Belum ada
sekolah sebagai pengawas. Tidak ada pembagian riset-riset yang dilakukan terhadap
pekerjaan secara detail apalagi pembagian sumber penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah
daya. Guru pembina kegiatan ekstrakulikuler tersebut. Orientasi riset belum mendukung
pengembangan praktik-praktik pendidikan pelaksanaan kegiatan seperti kualitas dalam
karakter di sekolah pengorganisasian program, peningkatan
Anggaran menjadi salah satu kendala komitmen partisipasi aktif guru dalam proses,
yang dihadapi oleh SDN 07 Jelambar. Lemahnya peningkatan ketertarikan dan keterlibatan siswa
dukungan anggaran tidak serta merta membuat serta bagaimana orang tua terlibat dalam proses
pelaksanaan pendidikan karakter terhambat. Hal tersebut.
ini seperti disampaikan oleh salah satu guru Penjamin mutu didatangkan langsung dari
bahwa proses belajar karakter bisa dikreasikan kantor pusat di Taiwan dan bekerja sama dengan
dengan kegiatan estrakulikuler dan kepala sekolah untuk penjaminan mutu. Unit
pelaksanaannya memang butuh komitmen. penjamin mutu bertanggungjawab kepada kantor
Sekolah sebenarnya mengalami kesulitan pusat dan merupakan unit penjamin mutu untuk
anggaran dalam pelaksanaan upaya-upaya cabang Jakarta. Unit penjamin mutu terdiri dari
pengembangan pendidikan karakter karena tidak SDM yang sangat memahami bagaimana mutu
ada alokasi khusus yang disusun. dan ajaran master Cheng Yen. Koordinasi dan
Di SDN 07 Jelambar, sistem informasi komunikasi antara pengambil kebijakan dengan
belum berjalan. Sekolah selama ini hanya unit penjamin mutu dilakukan secara formal.
mengandalkan data-data seperti jumlah kenakalan Hasil audit disampaikan kepada kepala sekolah
peserta, jumlah peserta didik, hasil analisis untuk tindakan korektif dan untuk temuan-temuan
terhadap kondisi lingkungan, jumlah guru, data yang bersifat prinsip dan dapat menghambat
mengenai sarana prasarana dalam proses penyelenggaraan pendidikan biasanya
penyelenggaraan pendidikan karakter. Belum ada dikonsultasikan dengan kantor pusat dan yayasan
pengelolaan data-data yang ditujukan untuk untuk tindakan selanjutnya. Unit penjamin mutu
kepentingan perencanaan sistem manajemen di sekolah Tzu Chi memiliki fungsi dan
pendidikan karakter. Pertimbangan seperti sumber wewenang untuk menjaga agar penyelenggaraan
data yang relevan, bagian yang bertugas dan pendidikan karakter tetap berada pada tujuannya
mengolah data, teknologi atau alat bantu proses serta berada pada batas toleransi kriteria yang
pengolahan data menjadi informasi belum telah ditetapkan serta mengajukan rekomendasi
menjadi perhatian sekolah. Untuk riset dan untuk tindakan korektif. Unit penjamin mutu
pengembangannya memang tidak banyak merumuskan konsep penjaminan mutu pendidikan
dilakukan oleh para guru. Sebagian besar PTK karakter, perbaikan serta menjamin bahwa setiap
yang dilakukan oleh guru belum ditujukan untuk kegiatan memiliki standar mutu yang telah
perbaikan pada praktik-praktik pendidikan ditetapkan. Unit penjaminan mutu adalah institusi
karakter di sekolah. Hal ini disebabakan fungsional yang bertugas untuk mendukung
rendahnya kualitas SDM /Guru yang mampu kegiatan pendidikan karakter di sekolah dalam
melakukan penelitian tentang pendidikan karakter. memberikan jaminan kulitas kepada pelanggan.
4. Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam Unit penjaminan mutu di SD Tzu Chi memiliki
Pendidikan Karakter tugas membantu kepala sekolah mengembangkan
Berdasarkan hasil studi dokumenatsi konsep penjaminan mutu serta sistem
mengenai program-proram pendidikan serta dokumentasi kegiatan pendidikan karakter baik
agenda pendidikan SD Tzu Chi diketahui bahwa kegiatan utama maupun kegiatan pendukung. Unit
program berubah setiap tahun. Keputusan usulan penjamin mutu mengkoordinir pelaksanaan dan
program berada di kepala sekolah dan keputusan pengawasan sistem penjaminan mutu pendidikan
program ada di pihak kantor pusat. Selama ini, karakter serta melaporkan kegiatan tersebut
sepanjang kegiatan atau program memiliki kepada kantor pusat secara berkala.
argumentasi relevansi dengan pendidikan karakter Unit penjamin mutu pendidikan karakter
dan sebagai bagian dari berkembangnya budaya menggunakan hasil audit internal
humanis, program tersebut disetujui. Dilihat dari penyelenggaraan pendidikan karakter untuk
jumlah dan tujuan, program pada tahun 2015 lebih menerapkan sistem kewaspadaan lebih awal serta
spesifik dan tujuan lebih jelas (Clarity Program), memberikan supervisi dan pelatihan yang terkait
mendorong keterlibatan orang tua dan program dengan penjaminan mutu terhadap para guru dan
lebih variatif. Pengembangan program diikuti staf. Kegiatan dan program yang terkait dengan
dengan pengembangan penjaminan mutu oleh tim pendidikan karakter menujadi tugas unit
penjamin mutu sekolah. Sekolah mengembangkan penjaminan mutu di sekolah.
kualitas program dari mulai input seperti Di SD Mutiara bangsa maupun SDN 07
anggaran, dukungan orang tua maupun pihak Jelambar tidak ada unit penjaminan mutu internal
yayasan, perhatian dan motivasi para siswa. yang dilakukan. Penjaminan mutu hanya mengacu
Sekolah mengembangkan kualitas pada proses pada standar mutu lulusan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. SD Mutiara Bangsa maupun SDN 07 persyaratan dokumentasi yang menggambarkan
Jelambar tidak memiliki sistem penjaminan mutu pernyataan tentang kebijakan mutu dalam
internal secara formal. Guru, kepala sekolah, para pendidikan karakter belum didukung oleh
staf serta kredibilitas sekolah adalah variabel yang panduan kualitas, prosedur tertulis dalam
menjamin bahwa sekolah memiliki karakteristik penyelenggaraan pendidikan karakter maupun
yang berbeda terutama dari aspek pendidikan dokumen-dokumen yang diperlukan guna
karakter yang sangat toleran terhadap menjamin mutu. Dokumen yang menyatakan hasil
keanekaragaman. Persyaratan umum dan pendidikan karakter masih bersifat umum.

PEMBAHASAN

Visi adalah gambaran peran lembaga atau kebijakan antara lain masalah sub sistem
organisasi di masa depan. Ditinjau dari visi dan pendukung kebijakan yaitu 1) belum ada tim kerja
misi sekolah ketiga sekolah tersebut merumuskan yang bertugas merumuskan kebijakan, 2) belum
visi dengan tepat. Visi tersebut menjadi landasan adanya lembaga atau sistem yang menjamin
utama dalam menyusun kebijakan pendidikan bahwa kebijakan dilaksanakan sesuai dengan
karakter. Visi SD Mutiara Bangsa adalah tujuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Paudel
menciptakan siswa yang cerdas, kreatif, mandiri (2009, hlm.39) yang menjelaskan bahwa dua
dan bijaksana. Visi SDN Jelambar 07 adalah jujur, faktor penting dalam implementasi kebijakan
disiplin, bertakwa dan berprestasi sedangkan Visi adalah kapasitas dan kemauan politik yang
SD Tzu Chi adalah terwujudnya peserta didik tertuang dalam kebijakan untuk memecahkan
yang beriman, cerdas, terampil dan berwawasan masalah. Kapasitas dapat dilihat dari kemampuan
global. Persamaan ketiga visi tersebut adalah untuk melaksanakan tahapan dalam perumusan
tentang bagaimana peran lembaga untuk kebijakan dan kemauan dapat dilihat dari
menghasilkan para peserta didik dan bagaimana bagaimana kebijakan tersebut dilaksanakan.
kegiatan untuk mewujudkan peserta didik yang Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sesuai dengan harapan. Visi dan misi identitas di sekolah merupakan implikasi dari adanya
sekolah dan pemahamannya tentang masa depan. kebijakan kepala sekolah untuk mewujudkan
Sebagai sebuah sistem sosial yang terbuka, proses pendidikan karakter yang efektif.
sekolah Tzu Chi dipandang lebih siap untuk Keberhasilan kegiatan sebagai realisasi kebijakan
menghadapi globalisasi atau era masyarakat bebas pendidikan karakter tidak terlepas dari adanya
ASEAN artinya visi yang dinyatakan lebih kemauan politik serta kapasitas untuk
visioner. merealisasikan kebijakan. Kegiatan disusun
Pernyataan visi dari ketiga sekolah berdasarkan hasil identifikasi internal dan
tersebut tampak jelas menunjukan bagaimana eksternal sekolah termasuk bagaimana dukungan
karakteristik lembaga. Visi cukup jelas dan mudah para orang tua terhadap program-program yang
dipahami. Pernyataan visi tersebut sejalan dengan bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada
apa yang disampaikan oleh Blanchard dan Stoner para peserta didik. Kegiatan tersebut memerlukan
(2004, hlm 21) bahwa visi yang jelas merupakan dukungan anggaran maupun sumber daya sosial
salah satu indikator keberhasilan lembaga. yang diperlukan untuk mendukung
Pernyataan visi akan berimplikasi pada sistem tata pengorganisasian dan pembagian kerja.
kelola pencapaian tujuan serta bagaimana perilaku Salah satu faktor penting yang
anggota organisasi diarahkan. Pernyataan visi mendukung sekaligus menjadi penghambat dalam
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sallis pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter adalah
(2005, hlm.119) bahwa visi akan mengarahkan budaya. Budaya dapat menghambat sekaligus
lembaga dan memberikan makna apa peran yang dapat mendorong meningkatnya komitmen serta
diinginkan oleh lembaga di masa depan. Ditinjau membangun kemantapan sistem sosial dalam
dari peran lembaga, dalam visi dari tiga SD penyelenggaraan pendidikan karakter. Sub budaya
tersebut tidak secara explisit menyatakan peran pada masing-masing unit kerja baik di tingkat
lembaga. Namun ditinjau dari tujuan keberadaan kelas enam atau satu berbeda. Sub budaya yang
lembaga, visi sekolah cukup jelas yaitu berbeda antar tingkatan dalam penyelenggaraan
menghasilkan peserta didik yang sesuai harapan. pendidikan karakter dapat menghambat
Fokus dari visi tersebut adalah peserta didik. bagaimana sebuah kegiatan dilaksanakan.
Proses kebijakan kepala sekolah dalam Sekolah perlu mengoptimalkan bagaimana ide,
kaitannya dengan pendidikan karakter salah satu keyakinan atau pemikiran bersama tumbuh dalam
faktor utama dalam perumusan kebijakan adalah penyelenggaraan pendidikan karakter. Kesamaan
identifikasi masalah-masalah dalam fokus ide pendapat atau pemikiran dalam
menyelenggarakan program yang menunjang struktur kelembagaan dalam menjamin sistem
kegiatan memberikan rasa mantap secara sosial mutu. Informasi tentang mutu dalam
baik individu dalam organisasi. penyelenggaraan pendidikan karakter serta
Lemahnya riset dan pengembangan dokumentasi praktik-praktik pendidikan karakter
konsep-konsep pendidikan karakter di sekolah terbaik dapat dikumpulkan, disimpan, diolah dan
menjadikan praktik-praktik sulit berkembang. dipertukarkan informasi sehingga memungkinkan
Hasil riset dan pengembangkan konsep-konsep untuk terjadinya persamaan persepsi dan atau
tentang pendidikan karakter di ketiga sekolah tindakan yang sesuai dengan tujuan untuk
tersebut belum optimal. Kondisi tersebut penyelenggaraan pendidikan karakter bermutu.
menghambat perkembangan pada praktik-praktik Sistem jaminan mutu dalam pendidikan
pendidikan karakter di sekolah. Guru jarang karakter merupakan sistem yang disusun dari
melakukan refleksi kritis baik terhadap dalil-dalil sebagai rangkaian yang terpadu dalam
pencapaian pendidikan karakter maupun terhadap sistem pendidikan karakter. Jaminan mutu
proses dengan cara karya ilmiah. Keterbatasan pendidikan karakter sesuai dengan hasil penelitian
guru dalam memahami konsep-konsep dalam mempengaruhi keberhasilan dalam
pendidikan karakter atau lemahnya pemahaman penyelenggaraan pendidikan karakter seperti
model-model pengembangan kegiatan yang dapat dilihat dari praktik penjaminan mutu di
berhubungan dengan pendidikan karakter akan sekolah Tzu Chi.
menghambat perkembangan praktik. Riset yang Pentingnya suatu standar mutu dalam
terarah dan dikembangkan baik oleh sekolah penyelenggaraan pendidikan karakter telah
maupun atas inisiatif guru akan mendorong dinyatakan oleh para ahli termasuk Williams
meningkatnya pemahaman guru tentang (2010) yang menegaskan bahwa perlunya suatu
bagaimana pendidikan karakter maupun standar kurikulum dalam penyelenggaraan
penyelenggaraannya. Pentingnya riset dan pendidikan karakter yang terintegrasi. Standar
pengembangan dinyatakan oleh Berkowitz dan tersebut antara lain nilai dan karakter yang
Bustamante (2013, hlm.7) bahwa para pendidik dirumuskan berdasarkan kesepakatan dan
dan pengambil keputusan harus memahami teori menunjukan seberapa baik kah nilai-nilai tersebut
dan memiliki akses terhadap sumber-sumber ilmu menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan.
yang berkaitan dengan pengembangan dan Artinya bahwa sekolah memiliki landasan nilai
pembelajaran siswa termasuk dalam pendidikan yang disepakati bersama dan berfungsi sebagai
karakter. Hasil-hasil riset dapat digunakan untuk penjamin mutu dalam kegiatan pendidikan
mendukung kebijakan pendidikan karakter di karakter
sekolah dan dampaknya terhadap keberhasilan Keberadaan Sistem penjaminan mutu
pendidikan karakter. internal akan mengarahkan perbaikan secara
Sistem informasi perlu dioptimalkan oleh berkelanjutan baik secara organisasi maupun
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan individu. Lembaga akan terarah dalam melakukan
karakter. Fungsi sistem informasi dapat digunakan evaluasi diri dan refleksi terhadap kualitas pada
untuk mendorong riset dan pengembangan. penyelenggaraan pendidikan karakter. Fungsi dari
Kemudahan guru dalam mengakses sumber- penjaminan mutu yang disampaikan Yonezawa
sumber belajar dapat memberikan motivasi dan (2002) masih relevan dengan kondisi saat ini,
kesempatan lebih luas bagi guru untuk bahwa keberadaan sistem penjaminan mutu akan
mengembangkan kemampuannya baik dalam hal mengarahkan keberhasilan untuk bersaing di
teori maupun praktik-praktik pendidikan karakter tengah kompetesi global termasuk dalam
terbaik serta melakukan benchmarking. Informasi pendidikan. Keberadaan sistem penjaminan mutu
yang tersedia di internet dapat dijadikan sebagai akan memastikan terjadinya penilaian diri dan
salah satu referensi untuk mengembangkan refleksi sebagai kegiatan untuk melakukan
praktik-praktik pendidikan karakter. perbaikan pada setiap pencapaian mutu. Sistem
Perkembangan dan evolusi teknologi penjaminan mutu akan meningkatkan keterlibatan
komunikasi telah mempermudah anggota organisasi, partisipasi untuk
pengorganisasian sistem informasi menjadi lebih menyelenggarakan kegiatan belajar pendidikan
efektif dan efisien. Proses pengiriman informasi karakter bermutu.
yang cepat termasuk dalam dunia pendidikan Keberadaan sistem penjamin mutu
dapat dilakukan hanya dengan meyusun sistem memberikan dampak positif seperti ditemukan di
jaringan lokal (local area network) atau SD Tzu Chi. Kondisi tersebut sejalan dengan
memperoleh informasi dengan mengakses pernyataan Pitt (2014, hlm 3) bahwa: ‘its purpose
internet. Informasi yang mudah diakses dan is a desire to support management to improve
bermutu merupakan sarana untuk mendukung operational, and ultimately organizational,
outcomes”. Tujuan dari adanya sistem disampaikan Ng (2007, hlm.237) yang
penjaminan mutu adalah memastikan bahwa menjelaskan penjaminan mutu terkait dengan
setiap proses sesuai dengan standar dan tujuan. akuntabilitas, standar kinerja dan sekolah.
Hal yang sama disampaikan oleh Purushothama Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
(2010, hlm 59) bahwa sistem penjamin mutu karakter seperti dinyatakan oleh Bahm (2012,
internal sebagai sebuah proses untuk memastikan hlm.7) tidak hanya dapat dilihat dari adanya
kesesuaian spesifikasi dengan kualitas standar. keterlibatan sekolah namun seluruh stakeholder
Ketiadaan sistem penjaminan mutu yang sekolah. Artinya pendidikan karakter yang
dibuktikan dengan adanya lembaga penjamin, terjamin adalah pada saat sistem pendidikan
SDM, produk seperti manual mutu yang berisi tersebut melibatkan seluruh stakeholder dalam
konsep mutu mengurangi kualitas pada mempersiapkan sebuah proses yang sistematis dan
pencapaian tujuan. Sistem mutu diadakan guna terencana. Keterlibatan tersebut akan terwujud
memastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dengan adanya sistem yang menjaminnya yang
karakter sesuai dengan harapan para dihasilkan dari keterlibatan para stakehoklder.
pelanggannya. Kondisi dan realita dalam Hal yang sama disampaikan oleh Berkowit dan
penyelenggaraan pendidikan karakter kontra Bustamante (2013, hlm 9) yang memberikan
produktif dengan harapan. Hanya sebagian kecil gambaran tentang model pendidikan karakter
sekolah yang memiliki sistem penjaminan mutu yang disusun berdasarkan praktik-praktik terbaik
internal dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu model PRIME. Salah satu elemen inti
karakter. dalam model tersebut yaitu adanya perkembangan
Jaminan mutu sebagai sistem positif hubungan baik diantara para stakeholder.
mempengaruhi bagaimana kebijakan Hubungan tersebut mengarah pada keterlibatan
diimplementasikan serta bagaimana penuh dan komitmen untuk mendukung
pengorganisasian propgram-program atau keberadaan pendidikan karakter. Keberhasilan
kegiatan dalam pendidikan karakter. Setiap sekolah menyediakan sistem yang dapat
kegiatan dalam penyelenggaran pendidikan menjamin terpenuhinya kebutuhan pelanggan
karakter memiliki standar mutu. Berdasarkan hasil terhadap pendidikan karakter adalah sebuah
penelitian maka dapat dirumuskan dalil tentang keharusan. Reichenba¨cher dan Einax (2011,
jaminan mutu pendidikan karakter adalah semakin hlm.2) menjelaskan bahwa penjaminan mutu
tinggi jaminan mutu dalam pendidikan karakter meliputi seluruh kegiatan yang difokuskan pada
maka semakin tinggi tingkat kualitas dalam pemenuhan mutu sesuai dengan kebutuhan yang
penyelenggaraan pendidikan karakter. Tanpa memberikan rasa puas. Guna memberikan
adanya sistem penjaminan mutu secara internal kepuasan maka diperlukan dukungan dan
maka sulit untuk menyatakan bahwa sekolah keterlibatan dalam perancangan sistem
memiliki kegiatan-kegiatan pendidikan karkter penjaminan mutu internal dalam pendidikan
yang terukur dan memiliki mutu. Hal ini seperti karakter.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Setiap sekolah memiliki perbedaan karakter secara terbatas dengan keterlibatan guru serta
khas yang dinyatakan di dalam visinya. kepala sekolah. Rekomendasi kebijakan yang
Pernyataan visi baik yang lebih menggambarkan diusulkan melalui rapat terbatas serta diskusi
sisi religius, nasional dengan keanekaragaman adalah kebijakan yang memiliki relevansi dengan
maupun dengan nilai-nilai universalnya upaya mendidik siswa sesuai dengan nilai-nilai
mempengaruhi bagaimana praktik-praktik dalam yang menjadi karakteristik sekolah.
penyelenggaraan pendidikan karakter. Perumusan Kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala
visi dilakukan tanpa melibatkan pihak eksternal sekolah tentang kebijakan mutu lebih bersifat
seperti komite sekolah atau para orangtua. Visi operasional atau fokus pada aspek-aspek yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik sekolah dapat menjamin keberlangsungan
serta menampilkan ciri-ciri khas karakter yang penyelenggaraan pendidikan karakter.
ingin diwujudkan melalui peserta didik yang lulus Pemantauan kinerja kebijakan dilakukan melalui
dari sekolah tersebut. pemeriksaan sosial terutama terhadap respon guru
Masalah-masalah dalam pendidikan serta perubahan perilaku siswa.
karakter serta kebutuhan peserta didik terhadap Program dan pelaksanaan pendidikan
pendidikan karakter menjadi dasar untuk karakter disesuaikan dengan kemampuan sekolah
merumuskan formula kebijakan pendidikan dan karakteristik khas yang melekat pada sekolah
karakter. Estimasi dan seleksi kebijakan dilakukan tersebut. Program-program dan implementasi
pendidikan karakter untuk sekolah yang belum Sistem penjaminan mutu dalam
memiliki sistem penjamin mutu lebih bersifat non penyelenggaraan pendidikan karakter masih
formal, tidak ada standar yang dibuat dalam bersifat informal kecuali sekolah SD Tzu Chi.
pendidikan karakter dan belum terstruktur. Sekolah belum memiliki sistem penjaminan mutu
Kendala utama yang dihadapi oleh sekolah dalam pendidikan karakter. Kondisi ini
dalam pendidikan karakter adalah lemahnya menyebabkan proses penyelenggaraan program
sistem penjaminan mutu pendidikan karakter, pendidikan karakter lebih bersifat rutinitas tanpa
lemahnya dukungan sistem informasi untuk adanya evaluasi dan pengendalian melalui sistem.
mendukung kegiatan pendidikan karakter Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah
berkualitas. Anggaran yang terbatas serta belum memerlukan kebijakan dan dukungan sistem
berfungsinya budaya mutu sebagai pembeda penjaminan mutu yang dapat memberikan
sekolah yang fokus dengan pendidikan karakter kepastian bahwa setiap program, penyelenggaraan
dengan sekolah yang tidak memiliki orientasi pendidikan dilangsungkan dengan standar mutu
pada pendidikan karakter. sesuai dengan visi dan misi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bahm,K.L (2012). The Integration Of Character in England. British Educational Research


Education And Its Impact On teachers’ Journal 37 (2) hlm. 247–264
professional practice. University of
Materu, P,N (2007). Status, Challenges,
missouri-st. Louis. Dissertation
Opportunities, and Promising
Berkowitz,M.W. dan Bustamante,A (2013). Practices.Washington DC.World Bank
Using research to set priorities for Working paper no . 124
character education in schools: A global
Ng. P.T. (2007). Quality assurance in the
perspective. KJEP Special Issue (2013)
Singapore education system in an era of
hlm. 7
diversity and innovation. Educ Res Policy
Blanchard , K dan Stoner, J (2004). The Vision Prac, 2 (6) hlm. 235–247.
Thing: Without It You’ll Never Be a
Paudel,N.R (2009). A Critical Account of Policy
World-Class Organization. Leader to
Implementation Theories: Status and
Leader. 2 (2) hlm.21-28
Reconsideration. Nepalese Journal of
Budimansyah, Dasim (2010). Pendidikan Public Policy and Governance, 25 (2)36-54
Karakter, Bandung. Alpabeta
Pitt.S.A (2014). Internal Audit Quality
Cha. S.H. (2013). Restructuring the concept of Developing a Quality Assurance and
character education and policy in Korea. Improvement Program. New Jersey. Wiley
KJEP Special Issue. hlm. 51-63
Purushotama, B ( 2010). Effective implementation
Dunn, WN( 2005). Pengantar Analisis Kebijakan of quality management systems. India.
Publik, UGM Press, Yogyakarta. Woodhead Publishing
Huet et al (2011). Linking a Research Dimension Reichenba¨cher, M dan Einax, J.,W (2011).
to an Internal Quality Assurance System to Challenges in Analytical Quality
Enhance Teaching and Learning in Higher Assurance. NY: Springer
Education. Procedia - Social and
Sallis E. (2005). Total Quality Management in
Behavioral Sciences 29 947 – 956
Education. UK: Kogan Page.
Megawangi (2004). Pendidikan karakter. Jakarta.
Saghafi.A. dan Shatalebi.B. (2012). Analyzing
Yayasan Obor
The Role Of Teachers In The Nature
Koeseome. D. (2011). Pendidikan Karakter. Character Education Of Students From The
Yogyakarta: Kanisius Attitudes Of Them. Arabian Journal of
Business and Management Review (OMAN
Lickona (2000). Talks About Character
Chapter) 1(7) hlm 54-59
Education. Scholastic Early Childhood
Today. ProQuest Research Library 14 (7) Skyes, G et al. Penyunting (2009). Handbook of
Education Policy Research. NY. Routledge.
Lumby, J (2011). Enjoyment and learning: policy
and secondary school learners’ experience
Watzh, M.,H (2010). An Assessment Of Williams H.,R.,S (2010). Widening the Lens to
Character Education In New York State. A Teach Character Education Alongside
Dissertation. D'Youville College Standards Curriculum. The Clearing House,
83 (4) : hlm 115–120
Wildi et al (2002). The International Study
Leadership in Education. Journal of Yonezawa,A (2002). The quality assurance
education Administration.42 (4) hlm 416- system and market forces in Japanese
430 higher education. Higher Education 43:
127–139

Anda mungkin juga menyukai