Oleh:
Suherman
Direktur Mutiara Bangsa Group, Tangerang
(email: suhermanupi@yahoo.com)
ABSTRAK
Keberhasilan pendidikan karakter tidak dapat dilepaskan dari kebijakan, sistem pengelolaan program serta penjaminan
mutu internal. Pada praktiknya, kebijakan tidak sesuai dengan identifikasi masalah. Penjaminan mutu pendidikan
karakter sulit diterapkan akibat lemahnya kecukupan syarat seperti anggaran serta SDM. Tujuan penelitian 1)
mendeskripsikan dan menganalisis implementasi kebijakan Pendidikan Karakter, 2) mengembangkan model hipotetik
sistem penjaminan mutu internal dalam pendidikan karakter. Metode penelitian deskriptif kualitatif studi kasus. Sumber
data menggunakan purposive sampling dan snowball technique. Analisis data menggunakan constructionist analysis.
Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pendidikan disusun berdasarkan visi serta tujuan sekolah dengan karakteristik
dan program berbeda. SD Tzu Chi menekankan pada kemandirian dan kebermaknaan individu, SD Mutiara Bangsa
fokus pada toleransi, SDN 07 Jelambar fokus pada nilai religius. Masalah utama dalam penjaminan mutu adalah
anggaran, belum optimalnya riset dan pengembangan praktik, sistem informasi, serta SDM guru .
ABSTRACT
The success of character education can not be separated from the policy, management systems and internal quality
assurance program. In practice, the policy is not appropriate with the identification problem. Character education
quality assurance difficult to implement. Because budgetary requirements HR. Aims of this tudy 1) describe and analyze
the implementation of character education policy, 2) develop a hypothetical model of internal quality assurance system
in character education. Descriptive research method qualitative study case. Data sources are purposive sampling and
snowball technique. Analysis of data used constructionist analysis. The results showed education policy is based on the
vision and goals of the school with characteristics and different programs. SD Tzu Chi emphasis on self-reliance and
individual significance, SD MB focus on tolerance, SDN 07 Jelambar focus on religious values. The main problem in
quality assurance is the budget, not optimal research and development practices, information systems, and human
resource.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah kualitatif untuk data penelitian dipilih berdasarkan pengalaman
memahami fenomena tentang kebijakan kepala serta pengetahuan informan/terkait dengan
sekolah pendidikan karakter, program dan implementasi kebijakan pendidikan karakter yaitu
implementasi pendidikan pendidikan karakter, 1) kepala sekolah, 2) wakil kepala sekolah, 3)
permasalahan dalam pendidikan karakter serta Guru pendidikan kewarganegaraan, 4) Para guru.
jaminan mutu pendidikan karakter di setiap Teknik pengambilan partisipan sebagai sumber
sekolah yang menjadi objek penelitian. data menggunakan teknik pengambilan purposive
Pendekatan kualitatif yang dipilih adalah studi sampling. Teknik untuk menentukan sumber data
kasus. Penekanan studi kasus adalah adalah teknik snowball. Teknik pengumpulan
memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang informasi (data) yaitu: 1) observasi, 2)
dipelajari dan bukan untuk generalisasi. wawancara, 3) dokumen, alat-alat audiovisual
Lokasi penelitian adalah SD Tzu Chi, SD sebagai alat bantu pengumpulan data. Prosedur
Mutiara Bangsa dan SDN 07 Jelambar. Pemilihan analisis data dilakukan dengan langkah reduksi
subjek penelitian didasarkan pada alasan data, display data, validasi data, kesimpulan dan
fenomena permasalahan tentang analisis verifikasi. Teknik analisis data menggunakan
implementasi kebijakan dan sistem dalam teknik data spriral.
pengelolaan pendidikan karakter di SD. Sumber
HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN
Visi adalah gambaran peran lembaga atau kebijakan antara lain masalah sub sistem
organisasi di masa depan. Ditinjau dari visi dan pendukung kebijakan yaitu 1) belum ada tim kerja
misi sekolah ketiga sekolah tersebut merumuskan yang bertugas merumuskan kebijakan, 2) belum
visi dengan tepat. Visi tersebut menjadi landasan adanya lembaga atau sistem yang menjamin
utama dalam menyusun kebijakan pendidikan bahwa kebijakan dilaksanakan sesuai dengan
karakter. Visi SD Mutiara Bangsa adalah tujuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Paudel
menciptakan siswa yang cerdas, kreatif, mandiri (2009, hlm.39) yang menjelaskan bahwa dua
dan bijaksana. Visi SDN Jelambar 07 adalah jujur, faktor penting dalam implementasi kebijakan
disiplin, bertakwa dan berprestasi sedangkan Visi adalah kapasitas dan kemauan politik yang
SD Tzu Chi adalah terwujudnya peserta didik tertuang dalam kebijakan untuk memecahkan
yang beriman, cerdas, terampil dan berwawasan masalah. Kapasitas dapat dilihat dari kemampuan
global. Persamaan ketiga visi tersebut adalah untuk melaksanakan tahapan dalam perumusan
tentang bagaimana peran lembaga untuk kebijakan dan kemauan dapat dilihat dari
menghasilkan para peserta didik dan bagaimana bagaimana kebijakan tersebut dilaksanakan.
kegiatan untuk mewujudkan peserta didik yang Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
sesuai dengan harapan. Visi dan misi identitas di sekolah merupakan implikasi dari adanya
sekolah dan pemahamannya tentang masa depan. kebijakan kepala sekolah untuk mewujudkan
Sebagai sebuah sistem sosial yang terbuka, proses pendidikan karakter yang efektif.
sekolah Tzu Chi dipandang lebih siap untuk Keberhasilan kegiatan sebagai realisasi kebijakan
menghadapi globalisasi atau era masyarakat bebas pendidikan karakter tidak terlepas dari adanya
ASEAN artinya visi yang dinyatakan lebih kemauan politik serta kapasitas untuk
visioner. merealisasikan kebijakan. Kegiatan disusun
Pernyataan visi dari ketiga sekolah berdasarkan hasil identifikasi internal dan
tersebut tampak jelas menunjukan bagaimana eksternal sekolah termasuk bagaimana dukungan
karakteristik lembaga. Visi cukup jelas dan mudah para orang tua terhadap program-program yang
dipahami. Pernyataan visi tersebut sejalan dengan bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada
apa yang disampaikan oleh Blanchard dan Stoner para peserta didik. Kegiatan tersebut memerlukan
(2004, hlm 21) bahwa visi yang jelas merupakan dukungan anggaran maupun sumber daya sosial
salah satu indikator keberhasilan lembaga. yang diperlukan untuk mendukung
Pernyataan visi akan berimplikasi pada sistem tata pengorganisasian dan pembagian kerja.
kelola pencapaian tujuan serta bagaimana perilaku Salah satu faktor penting yang
anggota organisasi diarahkan. Pernyataan visi mendukung sekaligus menjadi penghambat dalam
sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sallis pelaksanaan kebijakan pendidikan karakter adalah
(2005, hlm.119) bahwa visi akan mengarahkan budaya. Budaya dapat menghambat sekaligus
lembaga dan memberikan makna apa peran yang dapat mendorong meningkatnya komitmen serta
diinginkan oleh lembaga di masa depan. Ditinjau membangun kemantapan sistem sosial dalam
dari peran lembaga, dalam visi dari tiga SD penyelenggaraan pendidikan karakter. Sub budaya
tersebut tidak secara explisit menyatakan peran pada masing-masing unit kerja baik di tingkat
lembaga. Namun ditinjau dari tujuan keberadaan kelas enam atau satu berbeda. Sub budaya yang
lembaga, visi sekolah cukup jelas yaitu berbeda antar tingkatan dalam penyelenggaraan
menghasilkan peserta didik yang sesuai harapan. pendidikan karakter dapat menghambat
Fokus dari visi tersebut adalah peserta didik. bagaimana sebuah kegiatan dilaksanakan.
Proses kebijakan kepala sekolah dalam Sekolah perlu mengoptimalkan bagaimana ide,
kaitannya dengan pendidikan karakter salah satu keyakinan atau pemikiran bersama tumbuh dalam
faktor utama dalam perumusan kebijakan adalah penyelenggaraan pendidikan karakter. Kesamaan
identifikasi masalah-masalah dalam fokus ide pendapat atau pemikiran dalam
menyelenggarakan program yang menunjang struktur kelembagaan dalam menjamin sistem
kegiatan memberikan rasa mantap secara sosial mutu. Informasi tentang mutu dalam
baik individu dalam organisasi. penyelenggaraan pendidikan karakter serta
Lemahnya riset dan pengembangan dokumentasi praktik-praktik pendidikan karakter
konsep-konsep pendidikan karakter di sekolah terbaik dapat dikumpulkan, disimpan, diolah dan
menjadikan praktik-praktik sulit berkembang. dipertukarkan informasi sehingga memungkinkan
Hasil riset dan pengembangkan konsep-konsep untuk terjadinya persamaan persepsi dan atau
tentang pendidikan karakter di ketiga sekolah tindakan yang sesuai dengan tujuan untuk
tersebut belum optimal. Kondisi tersebut penyelenggaraan pendidikan karakter bermutu.
menghambat perkembangan pada praktik-praktik Sistem jaminan mutu dalam pendidikan
pendidikan karakter di sekolah. Guru jarang karakter merupakan sistem yang disusun dari
melakukan refleksi kritis baik terhadap dalil-dalil sebagai rangkaian yang terpadu dalam
pencapaian pendidikan karakter maupun terhadap sistem pendidikan karakter. Jaminan mutu
proses dengan cara karya ilmiah. Keterbatasan pendidikan karakter sesuai dengan hasil penelitian
guru dalam memahami konsep-konsep dalam mempengaruhi keberhasilan dalam
pendidikan karakter atau lemahnya pemahaman penyelenggaraan pendidikan karakter seperti
model-model pengembangan kegiatan yang dapat dilihat dari praktik penjaminan mutu di
berhubungan dengan pendidikan karakter akan sekolah Tzu Chi.
menghambat perkembangan praktik. Riset yang Pentingnya suatu standar mutu dalam
terarah dan dikembangkan baik oleh sekolah penyelenggaraan pendidikan karakter telah
maupun atas inisiatif guru akan mendorong dinyatakan oleh para ahli termasuk Williams
meningkatnya pemahaman guru tentang (2010) yang menegaskan bahwa perlunya suatu
bagaimana pendidikan karakter maupun standar kurikulum dalam penyelenggaraan
penyelenggaraannya. Pentingnya riset dan pendidikan karakter yang terintegrasi. Standar
pengembangan dinyatakan oleh Berkowitz dan tersebut antara lain nilai dan karakter yang
Bustamante (2013, hlm.7) bahwa para pendidik dirumuskan berdasarkan kesepakatan dan
dan pengambil keputusan harus memahami teori menunjukan seberapa baik kah nilai-nilai tersebut
dan memiliki akses terhadap sumber-sumber ilmu menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan.
yang berkaitan dengan pengembangan dan Artinya bahwa sekolah memiliki landasan nilai
pembelajaran siswa termasuk dalam pendidikan yang disepakati bersama dan berfungsi sebagai
karakter. Hasil-hasil riset dapat digunakan untuk penjamin mutu dalam kegiatan pendidikan
mendukung kebijakan pendidikan karakter di karakter
sekolah dan dampaknya terhadap keberhasilan Keberadaan Sistem penjaminan mutu
pendidikan karakter. internal akan mengarahkan perbaikan secara
Sistem informasi perlu dioptimalkan oleh berkelanjutan baik secara organisasi maupun
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan individu. Lembaga akan terarah dalam melakukan
karakter. Fungsi sistem informasi dapat digunakan evaluasi diri dan refleksi terhadap kualitas pada
untuk mendorong riset dan pengembangan. penyelenggaraan pendidikan karakter. Fungsi dari
Kemudahan guru dalam mengakses sumber- penjaminan mutu yang disampaikan Yonezawa
sumber belajar dapat memberikan motivasi dan (2002) masih relevan dengan kondisi saat ini,
kesempatan lebih luas bagi guru untuk bahwa keberadaan sistem penjaminan mutu akan
mengembangkan kemampuannya baik dalam hal mengarahkan keberhasilan untuk bersaing di
teori maupun praktik-praktik pendidikan karakter tengah kompetesi global termasuk dalam
terbaik serta melakukan benchmarking. Informasi pendidikan. Keberadaan sistem penjaminan mutu
yang tersedia di internet dapat dijadikan sebagai akan memastikan terjadinya penilaian diri dan
salah satu referensi untuk mengembangkan refleksi sebagai kegiatan untuk melakukan
praktik-praktik pendidikan karakter. perbaikan pada setiap pencapaian mutu. Sistem
Perkembangan dan evolusi teknologi penjaminan mutu akan meningkatkan keterlibatan
komunikasi telah mempermudah anggota organisasi, partisipasi untuk
pengorganisasian sistem informasi menjadi lebih menyelenggarakan kegiatan belajar pendidikan
efektif dan efisien. Proses pengiriman informasi karakter bermutu.
yang cepat termasuk dalam dunia pendidikan Keberadaan sistem penjamin mutu
dapat dilakukan hanya dengan meyusun sistem memberikan dampak positif seperti ditemukan di
jaringan lokal (local area network) atau SD Tzu Chi. Kondisi tersebut sejalan dengan
memperoleh informasi dengan mengakses pernyataan Pitt (2014, hlm 3) bahwa: ‘its purpose
internet. Informasi yang mudah diakses dan is a desire to support management to improve
bermutu merupakan sarana untuk mendukung operational, and ultimately organizational,
outcomes”. Tujuan dari adanya sistem disampaikan Ng (2007, hlm.237) yang
penjaminan mutu adalah memastikan bahwa menjelaskan penjaminan mutu terkait dengan
setiap proses sesuai dengan standar dan tujuan. akuntabilitas, standar kinerja dan sekolah.
Hal yang sama disampaikan oleh Purushothama Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
(2010, hlm 59) bahwa sistem penjamin mutu karakter seperti dinyatakan oleh Bahm (2012,
internal sebagai sebuah proses untuk memastikan hlm.7) tidak hanya dapat dilihat dari adanya
kesesuaian spesifikasi dengan kualitas standar. keterlibatan sekolah namun seluruh stakeholder
Ketiadaan sistem penjaminan mutu yang sekolah. Artinya pendidikan karakter yang
dibuktikan dengan adanya lembaga penjamin, terjamin adalah pada saat sistem pendidikan
SDM, produk seperti manual mutu yang berisi tersebut melibatkan seluruh stakeholder dalam
konsep mutu mengurangi kualitas pada mempersiapkan sebuah proses yang sistematis dan
pencapaian tujuan. Sistem mutu diadakan guna terencana. Keterlibatan tersebut akan terwujud
memastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dengan adanya sistem yang menjaminnya yang
karakter sesuai dengan harapan para dihasilkan dari keterlibatan para stakehoklder.
pelanggannya. Kondisi dan realita dalam Hal yang sama disampaikan oleh Berkowit dan
penyelenggaraan pendidikan karakter kontra Bustamante (2013, hlm 9) yang memberikan
produktif dengan harapan. Hanya sebagian kecil gambaran tentang model pendidikan karakter
sekolah yang memiliki sistem penjaminan mutu yang disusun berdasarkan praktik-praktik terbaik
internal dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu model PRIME. Salah satu elemen inti
karakter. dalam model tersebut yaitu adanya perkembangan
Jaminan mutu sebagai sistem positif hubungan baik diantara para stakeholder.
mempengaruhi bagaimana kebijakan Hubungan tersebut mengarah pada keterlibatan
diimplementasikan serta bagaimana penuh dan komitmen untuk mendukung
pengorganisasian propgram-program atau keberadaan pendidikan karakter. Keberhasilan
kegiatan dalam pendidikan karakter. Setiap sekolah menyediakan sistem yang dapat
kegiatan dalam penyelenggaran pendidikan menjamin terpenuhinya kebutuhan pelanggan
karakter memiliki standar mutu. Berdasarkan hasil terhadap pendidikan karakter adalah sebuah
penelitian maka dapat dirumuskan dalil tentang keharusan. Reichenba¨cher dan Einax (2011,
jaminan mutu pendidikan karakter adalah semakin hlm.2) menjelaskan bahwa penjaminan mutu
tinggi jaminan mutu dalam pendidikan karakter meliputi seluruh kegiatan yang difokuskan pada
maka semakin tinggi tingkat kualitas dalam pemenuhan mutu sesuai dengan kebutuhan yang
penyelenggaraan pendidikan karakter. Tanpa memberikan rasa puas. Guna memberikan
adanya sistem penjaminan mutu secara internal kepuasan maka diperlukan dukungan dan
maka sulit untuk menyatakan bahwa sekolah keterlibatan dalam perancangan sistem
memiliki kegiatan-kegiatan pendidikan karkter penjaminan mutu internal dalam pendidikan
yang terukur dan memiliki mutu. Hal ini seperti karakter.
Setiap sekolah memiliki perbedaan karakter secara terbatas dengan keterlibatan guru serta
khas yang dinyatakan di dalam visinya. kepala sekolah. Rekomendasi kebijakan yang
Pernyataan visi baik yang lebih menggambarkan diusulkan melalui rapat terbatas serta diskusi
sisi religius, nasional dengan keanekaragaman adalah kebijakan yang memiliki relevansi dengan
maupun dengan nilai-nilai universalnya upaya mendidik siswa sesuai dengan nilai-nilai
mempengaruhi bagaimana praktik-praktik dalam yang menjadi karakteristik sekolah.
penyelenggaraan pendidikan karakter. Perumusan Kebijakan yang dikeluarkan oleh kepala
visi dilakukan tanpa melibatkan pihak eksternal sekolah tentang kebijakan mutu lebih bersifat
seperti komite sekolah atau para orangtua. Visi operasional atau fokus pada aspek-aspek yang
dirumuskan berdasarkan karakteristik sekolah dapat menjamin keberlangsungan
serta menampilkan ciri-ciri khas karakter yang penyelenggaraan pendidikan karakter.
ingin diwujudkan melalui peserta didik yang lulus Pemantauan kinerja kebijakan dilakukan melalui
dari sekolah tersebut. pemeriksaan sosial terutama terhadap respon guru
Masalah-masalah dalam pendidikan serta perubahan perilaku siswa.
karakter serta kebutuhan peserta didik terhadap Program dan pelaksanaan pendidikan
pendidikan karakter menjadi dasar untuk karakter disesuaikan dengan kemampuan sekolah
merumuskan formula kebijakan pendidikan dan karakteristik khas yang melekat pada sekolah
karakter. Estimasi dan seleksi kebijakan dilakukan tersebut. Program-program dan implementasi
pendidikan karakter untuk sekolah yang belum Sistem penjaminan mutu dalam
memiliki sistem penjamin mutu lebih bersifat non penyelenggaraan pendidikan karakter masih
formal, tidak ada standar yang dibuat dalam bersifat informal kecuali sekolah SD Tzu Chi.
pendidikan karakter dan belum terstruktur. Sekolah belum memiliki sistem penjaminan mutu
Kendala utama yang dihadapi oleh sekolah dalam pendidikan karakter. Kondisi ini
dalam pendidikan karakter adalah lemahnya menyebabkan proses penyelenggaraan program
sistem penjaminan mutu pendidikan karakter, pendidikan karakter lebih bersifat rutinitas tanpa
lemahnya dukungan sistem informasi untuk adanya evaluasi dan pengendalian melalui sistem.
mendukung kegiatan pendidikan karakter Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah
berkualitas. Anggaran yang terbatas serta belum memerlukan kebijakan dan dukungan sistem
berfungsinya budaya mutu sebagai pembeda penjaminan mutu yang dapat memberikan
sekolah yang fokus dengan pendidikan karakter kepastian bahwa setiap program, penyelenggaraan
dengan sekolah yang tidak memiliki orientasi pendidikan dilangsungkan dengan standar mutu
pada pendidikan karakter. sesuai dengan visi dan misi sekolah.
DAFTAR PUSTAKA