Anda di halaman 1dari 2

Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter

mulai dari mulut sampai anus, meliputi oropharing, esophagus, stomach(lambung), usus halus
dan usus besar.

Gejala Skleroderma
Skleroderma dapat ditunjukkan dengan gejala yang terlokalisasi di bagian kulit
tertentu (localised scleroderma), serta gejala yang bersifat sistemik dan menyerang kulit,
organ dalam, maupun sirkulasi darah (systemic sclerosis).
Localised scleroderma
Meskipun bisa dialami oleh segala usia, kebanyakan penderita localized scleroderma adalah
anak-anak. Pada localised scleroderma, terdapat dua macam bentuk bercak keras di kulit,
salah satunya berbentuk oval (morphoea). Bercak oval ini diawali dengan warna merah atau
ungu lalu bagian tengahnya menjadi putih, permukaannya tidak ditumbuhi bulu, terasa gatal,
dan bisa muncul di bagian kulit mana pun. Setelah beberapa tahun, biasanya kondisi ini dapat
pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Bentuk bercak localised scleroderma lainnya adalah lurus (linear). Bercak dapat berupa
pengerasan kulit yang melintang pada kepala, lengan, tungkai, atau wajah. Kulit yang
mengeras ini bisa berdampak pada otot atau tulang yang berada di bawah kulit. Jika diderita
oleh anak-anak, localised scleroderma bercak lurus berisiko menyebabkan gangguan
pertumbuhan.
Systemic sclerosis
Pada kondisi ini, efek penyakit tidak hanya terlokalisasi di kulit, tapi juga bisa menyerang
sebagian organ dalam, seperti jantung, paru-paru, atau ginjal. Systemic sclerosis lebih banyak
diderita oleh wanita usia 30-50 tahun.
Jenis systemic sclerosis tipe ringan, atau disebut juga dengan limited cutaneous systemic
sclerosis, biasanya diawali dengan fenomena Raynaud di mana ujung jari tangan atau kaki
pucat bila terpapar suhu dingin. Penebalan pada kulit muncul perlahan dan menyebabkan
gangguan pada kulit wajah, tangan, lengan, tungkai, kaki, . Gejala lain yang ditunjukkan
kondisi ini adalah ruam merah pada kulit, benjolan yang keras di bawah kult, rasa panas
seperti terbakar di dada (heartburn), dan disfagia. Gejala cenderung memburuk seiring waktu
meski dapat dikendalikan dengan pengobatan.
Jenis systemic sclerosis lainnya adalah diffuse systemic sclerosis yang ditandai dengan
gangguan pada organ dalam dan perubahan kulit yang terjadi hampir di seluruh tubuh. Gejala
lain dari kondisi ini berupa nyeri sendi, tubuh terasa lelah dan kaku pada sendi, serta
penurunan berat badan.

Pengobatan Skleroderma
Penanganan yang diberikan adalah untuk membantu mengendalikan gejala skleroderma,
menekan tingkat keparahannya, juga untuk mencegah terjadinya komplikasi. Obat-obatan
yang bisa diberikan dalam penanganan skleroderma, antara lain adalah:
 Obat untuk menekan sistem imunitas tubuh guna menghambat keparahan penyakit,
seperti kortikosteroid.
 Obat darah tinggi untuk melebarkan pembuluh darah. Pemeriksaan tekanan darah juga
perlu dilakukan secara rutin.
 Obat untuk mengurangi asam lambung, misalnya omeprazole.
 Penggunaan salep atau krim antibiotik pada kulit, dan vaksinasi influenza
serta pneumonia secara rutin untuk mencegah infeksi.
 Obat pereda nyeri, termasuk obat antiinflamasi nonsteroid untuk mengatasi nyeri
sendi.

Selain pemberian obat, fisioterapi juga dapat dilakukan dalam menangani skleroderma.
Terapi ini dimaksudkan untuk mengatasi nyeri, meningkatkan kekuatan, mempermudah
pergerakan, serta mempertahankan kemandirian penderita dalam melakukan kegiatan sehari-
hari. Terapi lain yang dapat diberikan adalah terapi okupasi guna membantu penderita
skleroderma beradaptasi dengan keterbatasan geraknya, dengan memberikan saran dalam
melakukan pekerjaan sehari-hari dan dalam penggunaan alat-alat bantu untuk bergerak.
Pada kasus skleroderma yang berat dan menimbulkan komplikasi, tindakan operasi dapat
menjadi pilihan. Salah satunya adalah amputasi bagi penderita fenomena Raynaud yang
sudah mengalami gangrene pada jarinya. Jenis operasi lain yang bisa dilakukan adalah
transplantasi paru pada penderita hipertensi pulmonal.
Dalam beberapa kasus penyakit skleroderma, kerusakan kulit yang ditimbulkan dapat sembuh
dengan sendirinya dalam jangka waktu 3-5 tahun. Namun apabila organ-organ dalam ikut
terserang (systemic sclerosis), kondisi ini berisiko terus memburuk.

pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis skleroderma, di antaranya:

 Biopsi atau pemeriksaan sampel jaringan kulit di laboratorium.


 Pemeriksaan darah untuk mengukur tingkat antibodi.
 EKG dan tes ekokardiogram untuk mengetahui gambaran kondisi jantung.
 CT scan untuk mengetahui gambaran kondisi paru-paru.
 Tes fungsi paru atau spirometri.

Anda mungkin juga menyukai