Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

“Hormon Steroid dan Non Steroid”

OLEH KELOMPOK 4
Pembimbing : Yulius B Korassa.,S farm.Apt.Msi

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES


KUPANG
2016

1. Hormon Steroid
Hormon Steroid
Hormon steroid atau hormon berbasis lipid memasuki sel target secara langsung melalui
membran sel, setelah itu mereka melakukan perjalanan ke inti dan langsung mempengaruhi
ekspresi gen target mereka.
Hormon tipe steroid adalah semua hormon seks (testosteron, estrogen dan progestron)
dan substansi dari korteks adrenal, seperti kortison, dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau
bentuk vitamin D. Karena steroid semua merupakan derivat kolesterol, mereka disebut juga
sterol. Steroid adalah jenis lipid yang mengandung empat cincin atom karbon. Steroid dapat
bertindak sebagai hormon dalam tubuh. Dalam artikel ini, Anda akan belajar tentang struktur
dan fungsi yang berbeda dari steroid, termasuk peran penting dari sebuah steroid disebut
kolesterol.
Steroid dapat didefinisikan oleh struktur kimianya. Kita melihat bahwa steroid adalah
senyawa organik yang mengandung empat cincin atom karbon. Secara khusus, kita melihat
bahwa semua steroid memiliki tiga cincin karbon 6-sisi dan satu cincin karbon 5 sisi.
Namun, steroid yang berbeda memiliki gugus fungsional yang terpasang berbeda. Kita ingat
bahwa gugus fungsional adalah kelompok atom yang sering kita temukan bersama-sama yang
memiliki perilaku tertentu. Ketika kita menempelkan gugus fungsional yang berbeda dengan
cincin steroid dasar, kita mendapatkan steroid dengan fungsi yang berbeda. Kita akan
berbicara tentang fungsi yang berbeda dari steroid nanti dalam artikel ini.
Tapi pertama-tama, kita menyebutkan bahwa steroid adalah senyawa organik, dan kita
tahu bahwa senyawa organik harus mengandung karbon. Oleh karena itu, senyawa organik
adalah hal-hal seperti karbohidrat, protein dan lipid. Bahkan, steroid diklasifikasikan dalam
kelompok lipid. Ini agak menarik karena kita melihat bahwa struktur dasar steroid berbeda
sedikit dari lemak yang lain seperti trigliserida atau fosfolipid.
Namun, steroid masih memenuhi kategori ini karena, seperti lemak lainnya, steroid
dibuat sebagian besar dari atom karbon dan hidrogen dan mereka tidak larut dalam air.

Fungsi Steroid

Ovarium menghasilkan estrogen dan testis menghasilkan testosteron


Kita melihat bahwa steroid dalam tubuh dapat bertindak sebagai hormon, dan, karena
itu, kehadiran mereka dapat mempengaruhi beberapa hal dari pertumbuhan Anda ke
perkembangan seksual Anda. Misalnya, hormon steroid yang disekresi oleh testis dan
ovarium. Dari testis, kita melihat testosteron, yang merupakan hormon seks pria yang
memandu perkembangan seksual laki-laki. Dari ovarium, kita melihat estrogen, yang
merupakan hormon seks perempuan yang memandu perkembangan seksual perempuan.
Hormon steroid juga diproduksi oleh korteks adrenal, yang merupakan bagian terluar
dari kelenjar adrenal Anda yang dapat Anda temukan duduk di atas ginjal Anda. Kortisol
adalah salah satu yang penting dari korteks adrenal hormon steroid, dan mengatur
metabolisme karbohidrat dan memiliki efek anti-inflamasi pada tubuh. Aldosteron adalah
hormon steroid lain yang berasal dari korteks adrenal. Ini membantu menjaga tekanan darah
dan mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh Anda. Kolesterol
Jadi, kita melihat bahwa hormon steroid mengontrol banyak fungsi vital dalam tubuh
Anda. Tentu saja, kita tidak akan memiliki ini atau steroid jika kita tidak memiliki kolesterol.
Bisa dikatakan bahwa molekul steroid yang paling penting dalam tubuh Anda adalah
kolesterol, karena kolesterol adalah senyawa induk dari mana steroid berasal. Hal ini pada
dasarnya adalah prekursor untuk hormon steroid dan steroid lainnya. Kita melihat, dengan
melihat struktur kolesterol bahwa itu adalah steroid, karena memiliki empat cincin atom
karbon. Melekat pada cincin, kita melihat ekor hidrokarbon dan gugus hidroksil. Kolesterol
adalah steroid 27-karbon dan memiliki rumus molekul C27H45OH.
Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang
spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir
70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal
sebagai SHBG-sex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar
dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk
kedalam sel. Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan
hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan
sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam
sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan
mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.
Metabolisme Steroid
Kecuali progestin, androgen adalah prekursor obligat dari semua hormon steroid
sehingga androgen dibuat di seluruh jaringan penghasil steroid termasuk testis, ovarium dan
kelenjar adrenal. Androgen utama dalam sirkulasi pada pria adalah testosteron yang
diproduksi testis. Kerja hormonal androgen dihasilkan secara langsung melalui pengikatan ke
reseptor androgen atau secara tidak langsung setelah konversi menjadi DHT-
dihydrotestosteron dalam jaringan target. Testosteron berkeja pada saluran genitalia interna
janin laki laki dan otot untuk memacu pertumbuhan. Pada pria dewasa, DHT bekerja secara
lokal untuk mempertahankan maskulinisasi genitalia eksterna dan cic seksual sekunder
seperti rambut wajah dan pubis.
Jenis androgen lain pada pria adalah : androstenedione, androstenediol,
dehidroepiandrosterone (DHEA) dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA-S).
Semua jenis androgen dijumpai dalam sirkulasi wanita, kecuali androstenedione, konsentrasi
androgen pada wanita lebih sedikit dibanding pada pria. Androstenedione pada wanita
berperan sebagai prohormon dan dikonversi dalam jaringan target menjadi
testosteron, estron dan estradiol.
Estradiol (E2) adalah estrogen utama yang disekresi ovarium. Estron (E1 ) juga di sekresi oleh
ovarium dalam jumlah banyak. Estriol ( E3) tidak dihasilkan oleh ovarium namun diproduksi
dari estradiol dan estron di jaringan perifer, dari androgen plasenta ; estriol diperkirakan
adalah metabolit kurang aktif dari estrogen.
Kelenjar adrenal merupakan sumber utama steroid seks pada pria dan wanita. Androgen
adrenal berperan penting pada wanita pasca menopause.
Progestin dalam sirkulasi yang paling banyak adalah progesteron. Progesteron dihasilkan
oleh ovarium,testis, plasenta dan kelenjar adrenal. 17-hidroksiprogesteron dari adrenal dan
ovarium adalah jenis yang paling banyak dijumpai dalam sirkulasi
Mekanisme Kerja Hormon Steroid
Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil sintesis
protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target. Setelah hormon steroid di
sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan
protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah
berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor
intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan
reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan
demikian maka :
1. Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi
wanita seperti uterus dan payudara.
2. Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
3. Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan
untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres

Steroid merupakan senyawa organik dari lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dari hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa
yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic
hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan
estrogen, androgen, Glikokortikoid, mineralkortikoid. Pada umunya steroid berfungsi sebagai
hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk
tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu
dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini
dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Untuk senyawa yang termasuk steroid akan di bahas lebih lanjut berikut ini.
Estrogen
Estrogen (estrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai
hormone seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita,
kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan
perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti
payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus
haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa
efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.
Hormon estrogen adalah hormon seks yang diproduksi oleh rahim untuk merangsang
pertumbuhan organ seks, seperti; payudara dan rambut pubik; mengatur siklus menstruasi.
Hormon estrogen juga menjaga kondisi kesehatan dan elastisitas dinding vagina, serta
memicu produksi cairan vagina. Mereka juga berperan menjaga tekstur dan fungsi
payudara(guyton, 2009).
Pada perempuan hamil, hormon estrogen membuat puting payudara membesar, dan
merangsang pertumbuhan kelenjar ASI. Selain itu, hormon estrogen juga memperkuat
dinding rahim saat terjadi kontraksi menjelang persalinan. Namun, hormon estrogen juga
akan melunakkan jaringan-jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi-sendi tubuh
menjadi lemah (tidak kuat menyangga tubuh untuk sementara waktu). Akibatnya ibu hamil
sering mengalami sakit punggung.
Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol
estriol dan estron. Sejak menarche sampai menapause estrogen utama adalah17β-estradiol. Di
dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim.
Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat
lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih
banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki
aktivitas bersifat mirip estrogen]. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen
disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti
estrogen disebut fitoestrogen.
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara(Sheehan,2001) Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh
terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan menjadi risiko kanker payudara dengan
memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi yang sangat cepat akan
membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replica DNA oleh
senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen.
Progesteron
Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada siklus
menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok
hormon progestogen, dan merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara
alami. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan
berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium
pada paruh kedua siklus mestruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina.
Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah
dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan uterus selama kehamilan.
Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada
fase luteal atau sekretoris siklus haid. Selain itu, hormon ini juga disintesis di korteks adrenal,
testis dan plasenta. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal
kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada
akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid. Bila terjadi konsepsi, implantasi
terjadi 7 hari setelah fertilisasi dan segera terjadi perkembangan trofoblas yang mengeluarkan
hormon gonadotropin korion ke dalam sirkulasi.
Hormon ini akan ditemukan di urin beberapa hari sebelum taksiran waktu perdarahan
haid yang berikutnya. Pada bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum akan
dipertahankan dan hormon gonadotropin akan terus disekresi sampai akhir kehamilan
trimester I. Pada bulan kedua dan ketiga plasenta yang sedang tumbuh mulai mensekresi
estrogen dan progesteron, mulai saat ini sampai partus,korpus luteum tidak diperlukan lagi.
Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya beberapa milligram sehari, kemudian
kecepatan sekresi ini terus meningkat menjadi 10 sampai 20 mg pada fase luteal sampai
beberapa ratus milligram pada akhir masa kehamilan. Pada pria sekresi ini hanya mencapai 1-
5 mg sehari, dan nilai ini kira-kira sama dengan wanita pada fase folikuler.

Progesteron dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Progesteron alami : Homon steroid 21-karbon yang diproduksi oleh korpus luteum dan
plasenta. Menyebabkan perubahan sekresi pada fase poliferatif endometrium. Perubahan ini
sangat penting pada awal kehamilan.
2. Progesteron sintetis : Efek hormon sintetis mirip dengan progesteron alami. Sebagaian besar
efek biologisnya bergantung pada interaksi dengan estrogen (Buku Saku Ilmu Kandungan,
2003)

Bagaimana dan dari manakah sebenarnya hormon Progesteron itu dihasilkan, berikut
adalah uraiannya.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin
Baik FSH dan LH merangsang sel target ovarium dengan cara berkombinasi dengan
reseptor FSH dan LH yang sangat spesifik pada membran sel. Reseptor yang diaktifkan
selanjutnya akan meningkatkan laju kecepatan sekresi dari sel-sel ini sekaligus pertumbuhan
dan proliferasi sel. Hampir semua efek perangsangan ini dihasilkan dari pengaktifan sistem
second messenger siklus adenosin monofosfat dalam sitoplasma sel, yang selanjutnya
menyebabkan pembentukan protein kinase dan kemudian berbagai fosforilasi dari enzim-
enzim kunci yang membangkitkan banyak fungsi intraselular.
Progesteron juga merupakan salah satu steroid yang disintesis didalam ovarium
terutama dari kolesterol yang berasal dari darah. Walaupun dalam jumlah kecil hormon
progresteron ini juga diperoleh dari asetil koenzim A, yaitu suatu multipel yang dapat
berkombinasi untuk membentuk inti steroid yang tepat. Selama sintesis, progesteron dan
hormon kelamin pria, testosteron akan disintesis pertama kali, baru kemudian salama fase
folikular dari siklus ovarium, sebelum kedua hormon ini dikeluarkan dari ovarium, hampir
semua testosteron dan sebagian besar progesteron akan diubah menjadi esterogen oleh sel-sel
granulosa. Setelah terbentuk sel-sel granulosa kemudian progresteron dan esterogen
ditransfor dalam sitoplasma darah terutama berikatan dengan albumin plasma dan globulin
khusus pengikat esterogen dan progresteron. Dalam waktu 30 menit progesteron disekresi,
yang kemudian berdegradasi menjadi steroid lain yang tidak mempunyai efek
progresterionik. Sedangkan hasil akhir dari degradasi progesteron sendiri yaitu pregnanediol
dan disekresi dalam urin.
Fungsi Hormon Progesteron :
Jenis hormon kelamin ovarium adalah estrogen dan progrestin. Sejauh ini hormon
yang paling penting dari esterogen adalah hormon estradiol dan yang paling penting dari
progestin adalah progresteron. Estrogen terutama meningkatkan poliferasi dan pertumbuhan
sel-sel khusus di dalam tubuh dan berperan dalam perkembangan sebagian besar karakteristik
kelamin sekunder pria. Sebaliknya, progrestin hampir berkaitan seluruhnya dengan persiapan
akir dari uterus untuk menerima kehamilan dan persiapan.

Fungsi Hormon Progesteron pada Uterus :


Sejauh ini fungsi progesteron yang paling penting adalah untuk meningkatkan perubahan
sekresi pada endometrium uterus selama separuh terakir siklus seksual bulanan wanita, atau
untuk mempersiapkan uterus untuk menerima ovum yang akan dibuahi. Selain itu
progresteron juga berfungsi mengurangi frekuensi dan intensitas kontraksi uterus untuk
mencegah terlepasnya ovum yang sudah berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada Tuba Fallopi :
Progresteron disini berfungsi untuk meningkatkan sekresi pada mukosa yang melapisi tuba
fallopil. Sekresi ini dibutuhkan untuk menutrisi ovum yang telah dibuahi, yang sedang
membelah, sewaktu ovum berjalan dalam tuba fallopi sebelum berimplantasi.
Fungsi Progresteron pada Payudara :
Hormon progresteron ini berkerja meningkatkan perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar
payudara, mengakibatkan sel-sel alveolar berproliferasi, membesar, dan menjadi bersifat
sekretoris. Akan tetapi, progresteron tidak menyebabkan alveoli benar-benar mensekresi air
susu, karena air susu disekresi hanya sesudah payudara yang siap dirangsang (biasanya pada
masa kehamilan) oleh prolaktin dari hipofisis anterior.
Progesteron juga dapat mengakibatkan payudara membengkak, hal ini terjadi karena
timbulnya sekresi dari lobulus dan alveoli, selain itu karena terjadinya peningkatan cairan
pada jaringan subkutan.
Fungsi Progresteron pada Keseimbangan Elektrolit :
Progresteron dalam jumlah besar dapat meningkatkan reabsorpsi natrium, klorida, dan air
dalam tubulus distal ginjal. Namun progresteron lebih sering menyebabkan peningkatan
ekskresi natrium dan air.
Androgen
Hormon androgen seperti testosteron dan dihidrotestosteron terutama dihasilkan
Hormon androgen oleh testis, dan dalam jumlah yang lebih kecil oleh korteks adrenalin dan
ovarium. Pada laki-laki, hormon androgen mempunyai fungsi fisiologis seperti :
1. mengontrol perkembangan dan pemeliharaan organ kelamin
2. mempengaruhi kemampuan penampilan seksual
3. pertumbuhan tulang rangka dan otot rangka
4. merangsang perkembangan masa pubertas
Penggunaan utama hormon androgen yaitu :
1. Pengobatan keadaan ketidakcukupan hormon pada laki-laki (hipogonadisme,
hipopituitarisme)
2. Impotensi
3. Osteoporosis
4. Tumor payudara
5. Sebagai anabolik steroid untuk meningkatkan pertumbuhan (pada anak-anak) karena
mempercepat anabolisme protein.
6. Merangsang hematopoiesis untuk pengobatan anemia
Kadang dalam dosis rendah digunakan untuk pengobatan dismonerhu, menghambat laktasi
dan pengobatan frigiditas pada wanita. Penggunaan hormon androgen sebagai anabolik sering
disalahgunakan, misal untuk doping bagi olahragawan.
Efek samping yang ditimbulkan oleh hormon androgen antara lain kelaki-lakian, tumbuh
rambut sekunder, mual, berjerawat, hiperkalsemia, gangguan fungsi hati, sembab, dan
gangguan siklus menstruasi (pada wanita).
Mekanisme kerja hormon androgen :
Hormon androgen dapat meningkatkan transkripsi dan atau translasi RNA khas pada
biosintesis protein. Testosteron oleh enzim 5α-reduktase diubah menjadi 5α-
dehidrotestosteron dan bentuk aktif ini dpat mengikat reseptor khas yang terdapat pada testis,
prostat, hipofisis dan hipotalamus. Pengikatan ini menyebabkan perubahan konformasi dan
menimbulkan pengaktifan kompleks androgen-reseptor.
Berdasarkan aktivitasnya, hormon androgen dibagi menjadi dua :
1. Senyawa androgenik
Contoh : testosteron, metiltestosteron, fluoksimesteron, mesterolon, dan
metandrostenolon.
a) Metiltestosteron, dalam sediaan sering dikombinasi dengan vitamin (Androtol, Neo-
testophos, Hormovition), untuk pengobatan impotensi pada laki-laki. Dosis oral: 5mgdd.
b) Testosteron enantat (Testoviron-Depot), merupakan obat terpilih untuk hipogonadisme, dan
untuk pengembangan atau memelihara karakteristik seksual sekunder pada pria yang
kekurangan androgen. Testosteron enantatmerupakan pra-obat dengan masa kerja panjang. Di
tubuh obat terhidrolisis secara perlahan-lahan melepaskan testosteron aktif. Kadar darah
tertinggi dicapai 2-3 hari setelah pemberian intramaskuler. Dosis I.M :200mg,tapi 2 minggu
atau 400mg tiap 1 bulan. Testosteron propionat, mempunyai awal kerja lebih cepat dengan
masa kerja yang lebih pendek dibandingkan ester-ester testosteron lain. Dosis I.M :25mg 3
kali per minggu.
c) Fluoksimesteron (Halotestin), merupakan androgen dengan aktifitas tinggi,5-10 kali lebih
aktif dibanding testosteron. Dapat diberikan secara oral, terutama digunakan untuk pria yang
kekurangan androgen. Dosis oral :2-10 per hari.
d) Mesterolon (proviron), merupakan androgen yang dapat digunakan secara oral. Dosis oral
awal :25mg 3 dd, untuk pemeliharaan : 25mg 1 dd.
e) Metandrostenoton (neo Androgen yang digunakan untuk pengobatan osteoporosis, terutama
pada wanita setelah menopause, sering pula digunakan sebagai anabolik untuk hewan. Dosis
oral 2,5mg 1 dd.

2. Senyawa anabolic
Contoh : oksimetolon, stanozolol, nandrolon, dan etilestrenol
a) Etilestrenol (argabolin), selain sebagai anabolik juga digunakan untuk pengobatan penyakit
debil yang kronik pada usia lanjut. Dosis oral :2mg 1-2 dd.
b) Nandrolon fenilpropianot (durabolin), digunakan untuk anabolik pada anak-anak,
pengobatan osteoporosis dan penyakit debil yang kronik. Dosis I.M : 25-50mg, setiap
minggu. Nandrolon dekanoat (Deca-durabolin), dosis I.M : 50-100mg setiap 2-4 minggu.
c) Stanozol (Winstrol), merupakan anabolik yang kuat dan dapat diberikan secara oral.
Anabolik ini sering disalahgunakan sebagai doping. Dosis oral : 2 mg 3 dd.
Contoh hormon androgen untuk penggunaan lain-lain :
a) Tibolon (Livial), digunakan untuk pengobataan gejala pasca menopause. Dosis oral : 2,5mg
1 dd.
b) Danazol (Azol, danocrine), senyawa androgen dengan efek yang relatif lemah untuk
memperkecil efek samping dosis oral untuk pengobatan endometriosis: 200mg 2 dd

2. Hormon Non Steroid

A. Hormon Insulin
Istilah hormon pertama kali didefinisikan oleh Ernest H.Starling. Starling menggunakannya
untuk mendeskripsikan zat kimia yang disekresikan secara langsung ke dalam darah oleh kelenjar
tanpa duktus dalam mencapai tujuannya.
Hormon adalah suatu zat kimia yang dibebaskan kedalam darah oleh satu organ dan
dibawa ke bagian lain tubuh dimana ia akan memberikan respon tertentu pada jaringan
tertentu pula. Walaupun hormon di dalam darah dapat mencapai seluruh sel dalam tubuh,
mereka hanya akan memberikan efek pada sel-sel spesifik yang disebut sel target. Suatu sel
target memiliki molekul protein spesifik yang berperan sebagai reseptor untuk tempat
melekatnya hormon. Setiap tipe sel memiliki set protein yang berbeda, sehingga tanpa
molekul yang tepat ia tidak dapat berikatan dengan hormon.
Hormon bekerja dengan mengikat reseptor protein baik di dalam sel target atau pada
membran plasma mereka. Pengikatan hormon steroid membentuk kompleks hormon-reseptor yang
mempengaruhi ekspresi gen dalam inti sel target.
Pengikatan hormon non-steroid mengaktifkan messenger kedua yang mempengaruhi proses dalam
sel target.
Hormon dapat dibagi menjadi dua kelompok: Steroid dan nonsteroid. Hormon tipe
steroid adalah semua hormon seks (testosteron, estrogen dan progestron) dan substansi dari
korteks adrenal, seperti kortison, dan 1,25-dihidroksi-kolekalsiferol atau bentuk vitamin D.
Karena steroid semua merupakan derivat kolesterol, mereka disebut juga sterol.
Perbedaan antara kolestrol dan steroid terletak pada rantai samping yang berikatan dengan
struktur empat cincin dasar.
Hormon nonsteroid termasuk protein seperti hormon insulin dan hormon tumbuh. Mereka
termasuk molekul yang disebut amin, seperti hormon tiroid, yang merupakan asam amino
yang termodifikasi. Protein dan molekul amin merupakan molekul polar dan larut dalam air.
Oleh karena itu, hormon nonsteroid dapat dengan mudah masuk dan dibawa oleh plasma
darah namun tak dapat melewati membran sel lipid dalam perjalanannya masuk keluar sel.
Hormon bergerak dan disalurkan oleh tubuh melalui aliran darah dan bekerja pada sel target
serta proses kerjanya yang umumnya lebih lambat dari sistem saraf.
FUNGSI SISTEM HORMON
1. Respon thd stres dan cedera
2. Pertumbuhan dan perkembangan
3. Reproduksi
4. Metabolisme energi
5. Metabolisme cairan dan elektrolit
6. Respon kekebalan tubuh
KARAKTERISTIK HORMON
1. Disekresi dalam jumlah kecil
2. Pelepasan pulsatif dalam irama sirkadian (pagi tinggi → siang rendah → sore tinggi →
malam rendah)
3. Bekerja sesuai respon fisiologi
4. Sebagian besar dinonaktifkan dalam hati dan diekskresi dalam urine

MEKANISME KERJA HORMON:


Melibatkan reseptor:
1. Hormon steroid reseptor di sitosol dan nukleus
2. Hormon non steroid reseptor di membran sel

HORMON NON STEROID


1. Mengandung satu atau lebih gugus asam amino, satu ataulebih rantai peptida
2. Hormon glikoprotein hormon protein yang mengandunggugus karbohidrat (contoh: hormon
hipofise anterior)
3. Fungsi: bermacam-macam, mulai dari yang spesifik hanyauntuk satu jaringan target saja
hingga yang mempengaruhiseluruh tubuh secara umum (target sangat luas).

Hormon non-steroid terbuat dari asam amino. Mereka tidak larut dalam lemak, sehingga
mereka tidak dapat berdifusi melintasi membran plasma sel target. Sebaliknya, hormon non-
steroid berikatan dengan reseptor pada membran sel (lihat Gambar di bawah). Pengikatan
hormon memicu enzim dalam membran sel. Enzim mengaktifkan molekul lain, yang disebut
pesan kedua, yang mempengaruhi proses dalam sel. Kebanyakan hormon endokrin adalah
hormon non-steroid, termasuk hormon insulin dan tiroid.
Hormon oleh sistem endokrin diatur terutama melalui umpan balik negatif. Dalam umpan
balik negatif, peningkatan aktivitas hormon menyebabkan penurunan dalam produksi
hormon. Dalam umpan balik positif, peningkatan aktivitas hormon menyebabkan
peningkatan produksi hormon. Hormon disekresikan oleh dua jenis kelenjar yaitu kelenjar
eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin termasuk kelenjar tertentu seperti keringat,
ludah, pankreas dan kelenjar susu. Sebaliknya, kelenjar endokrin tidak memiliki saluran dan
melepaskan sekresinya langsung ke dalam cairan antar sel atau ke dalam darah. Contoh
kelenjar endokrin adalah hipofisis , tiroid, paratiroid, adrenal , pankreas dan organ
reproduksi.

Contoh dari Hormon Non Steroid :

1. Hormon Insulin
Insulin adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil
bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini
bersifat anabolik yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga
memengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi
darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya
sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Kadar insulin yang rendah
akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai menggunakan lemak sebagai
sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan
diabetes mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah
kulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien
dengan diabetes mellitus tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin,
dan kadang kala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk
mengatur kadar glukosa darah.
Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung.
Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin
bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel
tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas.
Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi
energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga
menyebabkandiabetes.

2. Glukagon
a. Pengertian
Glukagon adalah antagonis dari insulin: yang disekresi pada saat kadar gula darah
dalam darah rendah. Pada prinsipnya menaikkan kadar gula di dalam darah. Dia diproduksi di
sel alpha dari pankreas. Glukagon melewati dalam proses sintesenya yang disebut
sebagai limited proteolyse, yang artinya molekul glucagon berasal dari prohormon yang
lebih tepatnya disebut sebagai prohormon. Gen untuk glukagon selain di pankreas juga
terdapat di otak dan sel enteroendokrin L di sistem pencernaan (Ileum dan Kolon).
Glukagon adalah sebuah hormon yang dikeluarkan oleh pulau Langerhans di pankreas, yang
meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah dengan merangsang pemecahan metabolisme
glikogen. Fungsi glukogan bertentangan dengan fungsi insulin.
Glukagon juga hormon yang terlibat dalam mengendalikan gula darah
(glukosa) tingkat. [Hal ini disekresikan ke dalam aliran darah oleh sel-sel alfa, ditemukan di
pulau Langerhans, di pankreas.
Sel-sel alfa glukagon mensekresi mengelilingi inti sel beta penghasil insulin mensekresi, yang
mencerminkan hubungan yang erat antara kedua hormon.
Peran glukagon dalam tubuh adalah untuk mencegah kadar glukosa darah turun terlalu
rendah. Untuk melakukan hal ini, ia bertindak pada hati dalam beberapa cara:
Ini merangsang konversi glikogen yang tersimpan (disimpan dalam hati) menjadi glukosa
yang dapat dilepaskan ke dalam aliran darah. Proses ini disebut glikogenolisis.
Hal ini mendorong produksi glukosa dari molekul asam amino. Proses ini
disebut glukoneogenesis.
Ini mengurangi konsumsi glukosa oleh hati sehingga banyak glukosa mungkin dapat
disekresikan ke dalam aliran darah untuk mempertahankan kadar glukosa darah.
Glukagon juga bekerja pada jaringan adiposa untuk merangsang pemecahan
Simpanan lemak ke dalam aliran darah.
Glukagon dikendalikan dengan cara :
Glukagon bekerja bersama dengan hormon insulin untuk mengontrol kadar gula darah dan
menjaga mereka dalam tingkat yang ditetapkan. Glukagon dilepaskan untuk menghentikan
kadar gula darah turun terlalu rendah, sementara insulin dilepaskan untuk menghentikan
kadar gula darah naik terlalu tinggi.
Pelepasan glukagon dirangsang oleh glukosa darah rendah (hipoglikemia),
protein yang kaya makanan dan adrenalin (hormon penting lainnya untuk memerangi glukosa
rendah). Pelepasan glukagon dicegah oleh glukosa darah dan mengangkat karbohidrat dalam
makanan, terdeteksi oleh sel-sel di pankreas.
Dalam jangka panjang, glukagon sangat penting untuk respon tubuh terhadap kekurangan
makanan. Misalnya, mendorong penggunaan lemak yang tersimpan untuk energi dalam
rangka melestarikan terbatasnya pasokan glukosa.
b. Struktur:
Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan mempunyai
massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-
Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.
c. Regulasi
1. Stimulus sekresi glukagon adalah kondisi hipoglisemia atau jika konsentrasiasam
amino turun di dalam darah setelah konsumsi makanan yang kayaprotein. Walaupun begitu
konsumsi makanan yang kaya mengandung protein tidak hanya menstimulasi pengeluaran
hormon glukagon tetapi juga hormon insulin. Hormon neurotransmiter sistem saraf
autonom seperti Asetilkolindan Adrenalin lewat pencerap ß2 juga menstimulasi
pengeluaran hormon glukagon.
Selain itu juga sederetan hormon berikut yang diciptakan di sistem
pencernaan Gastrin, CCK, GIP, GH.
2. Inhibitor atau yang menghambat sekresi glukagon adalah kondisi hiperglisemiaatau jika
konsentrasi gula darah naik. Selanjutnya juga hormon insulin yang adalah
antagonisnya, GHIH, GLP-1, GABA, Sekretin, dan waktu makan yang kaya
kandungan karbohidrat

3. Efek
Glucagon mempunyai efek yang berlawanan dengan insulin, yakni :
a. Lipolisis; penguraian lemak. Ini terjadi di jaringan lemak
b. Proteolisis; penguraian protein. Ini terjadi di otot
c. Gluconeogenesis dan Glykogenolisis; membuat glukosa. Ini terjadi di hati
d. NaCl-, Kalsium-, dan Magnesiumresorption. Ini terjadi di bagian yang naik dan gemuk
dari Henle tubulus yakni ginjal.

Apabila hormon glukagon diikat pada sebuah reseptor (hormon-Reseptor komplex),


maka dia mengakibatkan kenaikan konsentrasi cAMP atau second messenger di dalam sel
reseptor. Di jaringan lemak lemak akan diuraikan lewat enzym lipase akan
menjadi Gliserol selanjutnya dibawa ke hati untuk Glukoneogenesis. Di adypozyt atau sel
lemak Adrenalin atau Noradrenalinjuga menstimulasi lipolisis lewat ß3 reseptor. Pada
individu yang kekurangan hormon insulin seperti pada keadaan lapar atau Diabetes
militus jaringan lemak menjadi lebih sensitif dengan rangsangan adrenerge-noradrenerg
hormon dan juga hormon cortisol. Artinya jaringan lemak mengekspresikan rezeptor ß3
lebih banyak di permukaan selnya begitu pula dengan reseptor buat hormon cortisol.
Logikanya adalah lemak merupakan sumber energi penting bagi individu dalam keadaan
lapar atau diabetes militus, jika tubuh tidak dapat menghasilkan energi dari glukosa.

Anda mungkin juga menyukai