Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Informasi Jurnal


1. Judul jurnal
Factors Associated with Placenta Praevia in Primigravidas and Its
Pregnancy Outcome
2. Penulis
Abdul Ghani Nur Azurah, 1 Zakaria Wan Zainol, 1 Pel Shan Lim, 1
Mohd Nasir Shaflee, 1 Nurmala Kampan, 1 Wan Syahirah Mohsin, 1
Norflza Mohd Mokhtar,2and Muhammad Abdul Jamil Muhammad Yassin1
3. Tahun
Received September 5, 2014; Accepted September 9, 2014; Published
November 12, 2014

1.2 Gambaran Umum


A. Latar Belakang

Insiden plasenta previa dilaporkan menjadi 0,5-1,0% dari total


jumlah kehamilan. Di Rumah Sakit Universitas Tersier di Kuala Lumpur,
Malaysia, 4% dari total jumlah operasi caesar dilakukan pada plasenta
previa. Studi telah melaporkan 5% dari histerektomi obstetri disebabkan
oleh plasenta previa. Placenta praevia tetap menjadi faktor risiko untuk
berbagai komplikasi. Ada insiden yang lebih tinggi dari pendarahan
postpartum (PPH) dan transfusi darah pada wanita dengan plasenta previa
dibandingkan dengan populasi umum. Patofisiologi plasenta previa yang
tepat tidak diketahui; namun telah dikemukakan bahwa jaringan parut
uterus yang mungkin akan menggantikan setelah implantasi abnormal ini.
Usia ibu yang tidak tepat, paritas yang lebih tinggi, kelahiran caesar,
kuretase sebelumnya, riwayat plasenta previa, dan uterus yang abnormal
dikaitkan dengan peningkatan risiko plasenta previa.
Baru- baru ini, Healy dan rekannya melaporkan insiden plasenta
previa yang lebih tinggi pada pasien endometriosis dengan teknik
reproduksi buatan dibandingkan dengan pasien tanpa endometriosis.

1
Sampai saat ini, kejadian plasenta previa pada primigravida tanpa risiko
signifikan masih kurang dipahami. Tidak diketahui apakah endometriosis
yang tidak terdiagnosis pada pasien tersebut dapat menyebabkan
terjadinya plasenta previa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji
hasil kehamilan antara primigravida dengan plasenta previa mayor
dibandingkan dengan non primigravida dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang terkait dengan plasenta previa pada primigravida.

B. Tujuan

Untuk menyelidiki faktor yang berhubungan dengan plasenta


previa and juga membandingkannya dengan hasil kehamilan antara
primigravida and non primigravida.

C. Metode

Sebuah studi kohort retrospektif dilakukan untuk mengevaluasi


faktor terkait dan hasil kehamilan pada primigravida dengan plasenta
previa mayor. Kriteria inklusi adalah semua wanita yang menjalani
operasi caesar untuk plasenta previa mayor di Departemen Obstetri dan
Ginekologi, Pusat Medis UKM, dari Januari 2007 hingga Desember 2013.
Kriteria eksklusi adalah wanita dengan catatan medis yang hilang. Semua
prosedur operasi yang dilakukan di pusat kami dimasukkan dalam buku
operasi. Buku-buku disimpan di ruang tunggu di teater. Nomor registrasi
rumah sakit dari wanita yang menjalani operasi caesar untuk plasenta
previa utama diperoleh dari buku teater operasi. Dengan menggunakan
nomor pendaftaran rumah sakit, catatan medis para wanita ini diambil
dari kantor catatan. Catatan medis ditinjau untuk data demografis, temuan
intraoperatif, dan manajemen pasca operasi dan dimasukkan ke dalam
lembar data.

Studi ini disetujui oleh dewan peninjau etik dari Pusat Medis
UKM, Malaysia, dan didanai oleh Hibah Peneliti Muda, Universiti

2
Kebangsaan Malaysia. Semua data dianalisis menggunakan SPSS versi
21.0. Data disajikan sebagai sarana untuk variabel kontinu dan persentase
untuk variabel kategori. Variabel kontinyu dianalisis dan dibandingkan
dengan menggunakan Student -test. Variabel kategorikal dianalisis dan
dibandingkan menggunakan Pearson Chi Square dan Yates Continuity
Correction dan nilai-nilai <0,05 dianggap mengindikasikan signifikansi
statistik.

D. Hasil

Sebanyak 270 wanita dengan plasenta previa mayor diidentifikasi


dari buku teater operasi, namun hanya 243 catatan medis yang tersedia
untuk ditinjau. Dari total 243 wanita yang didiagnosis dengan plasenta
previa mayor, 56 (23,0%) adalah primigravida dan 187 (77,0%) adalah
nonprimigravida.
Data sosiodemografi primigravida dan nonprimigravida dengan
plasenta previa utama disajikan pada Tabel 1. Pada primigravida usia
wanita lebih muda daripada nonprimigravida. Tidak ada perbedaan dalam
etnisitas, pekerjaan, dan kebiasaan merokok antara kedua kelompok.
Tabel 2 menunjukkan faktor-faktor yang terkait dengan plasenta
previa antara primigravida dan nonprimigravida. Primigravida memiliki
konsepsi berbantuan yang jauh lebih tinggi (8,9% berbanding 2,1%) dan
riwayat endometriosis (21,4% berbanding 6,9%). Sepertiga primigravida
(32,1%) memiliki riwayat subfertilitas dibandingkan dengan hanya 23,5%
non-primigravida. Namun secara statistik tidak signifikan. Tiga puluh tiga
persen dari nonprimigravida memberikan riwayat bekas luka sebelumnya
dan 28% memiliki riwayat kuretase.
Tabel 3 menunjukkan perbandingan data kebidanan antara
primigravida dan nonprimigravida. Primigravida diterima lebih awal
daripada non-primigravida (31,68 ± 4,49 minggu dibandingkan 32,92 ±
3,55 minggu). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kejadian
perdarahan antepartum (APH) dan menerima deksametason pada kedua

3
kelompok. Menariknya, tidak ada primigravida yang memiliki plasenta
yang terletak di anterior. Sebagian besar primigravida memiliki tipe
posterior tipe II atau plasenta previa tipe III. Hemoglobin sebelum operasi
adalah serupa untuk kedua kelompok. Hanya 5,8% dari nonprimigravida
yang menjalani MRI karena diduga plasenta akreta. Dari 11, tujuh wanita
memiliki fitur yang sangat sugestif dari plasenta akreta pada MRI.
Tabel 4 menunjukkan perbandingan hasil kebidanan antara
primigravida dan nonprimigravida. Dua kasus kelahiran sesar klasik
dilakukan di non-primigravida. Perkiraan kehilangan darah secara
signifikan lebih tinggi pada nonprimigravida dibandingkan dengan
primigravida. Sembilan wanita (4,8%) memerlukan prosedur tambahan
yang dilakukan secara intraoperatif untuk menghentikan perdarahan yang
mencakup enam histerektomi. Namun, hemoglobin postopera-tive serupa
antara kedua kelompok. Tidak ada kematian ibu dalam populasi sampel
kami.
Tabel 5 menunjukkan perbandingan hasil neonatal antara
primigravida dan nonprimigravida. Ada lebih banyak bayi perempuan
yang lahir dari kelompok primigravida. Skor Apgar pada 1 menit secara
signifikan lebih rendah untuk nonprimigravida dibandingkan dengan
primigravida (7,89 ± 1,72versus 8,39 ± 1,28). Tidak ada perbedaan
signifikan yang diamati dalam berat badan, skor Apgar pada 5 menit, pH
tali pusat, penerimaan NICU, dan anomali janin antara kedua kelompok.

E. Pembahasan

Plasenta previa telah dilaporkan berkaitan dengan morbiditas dan


mortalitas serta dampak tak diinginkan pada keadaan neonatal. Penyebab
pasti plasenta previa masih tidak diketahui. Namun, pembentukan
jaringan ikat uterin telah dispekulasikan sebagai dasar penyebab plasenta
previa. Hingga saat ini, terdapat kekurangan data pada primigravida
dengan plasenta previa. Penelitian ini adalah studi pertama kali yang

4
mempelajari faktor terjadinya plasenta previa antara primigravida dan
dampaknya pada keadaan kehamilan.
Menariknya, berdasarkan hasil penelitian didapatkan insiden lebih
tinggi konsespsi dan endometriosis pada primigravida dengan plasenta
previa. Dari 56 primigravida, 8,9% diantaranya hasil konsepsi
chlomiphene citrate, inseminasai intrauterine (IUI), in vitro fertilisasi
(IVF), dan intrasistoplasmik injeksi sperma (ICSI). Beberapa penulis
melaporkan insiden plasenta previa lebih tinggi pada perempuan yang
menerima teknologi buatan reproduksi tersebut (ART). Romunstad dkk
melaporkan risiko plasenta previa 6 kali lebih tinggi pada perempuan
hamil dengan penanganan ART dibandingkan dengan konsepsi spontan.
Patofisiologi pasti plasentra previa pada pasien ART masih belum
jelas. Transfer embrio via transervikal didalilkan sebagai penjelasan
penyebab kejadian plasenta previa menjadi lebih tinggi diikuti IVF/ICSI.
Penelitian oleh Baba dkk melaporkan 80% embrio diimplantasikan di
tempat transfer. Penelitian terbaru menunjukkan angka kejadian yang
sama plasenta previa dengan IVF/ICSI dan transfer gamet intrafallopi
(GIFT). Hasil ini menunjukkan transfer embrio transervikal lebih rendah
menyebabkan plasenta previ pada pasien ART.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa penempatan embrio secara
mekanis menyebabkan pelepasan prostaglandin, yang memicu
kontraktilitas uterus. Hal tersebut menjadi penjelasan kenapa implantasi
pada rongga uterus bagian bawah dapat berkembang menjadi plasenta
previa. Lima wanita primigravia (21.4%) didiagnosis dengan
endometriosis sebelum kehamilan dibandingkan 6.9% pada
nonprimigravida. Healy dkk melaporkan insidensi plasenta previa lebih
tinggi pada pasien endometriosis dengan ART dibandingkan dengan
pasien ART tanpa endometriosis. Penelitian menunjukkan wanita yang
didiagnosis dengan endometriosis memiliki prevalensi lebih tinggi akan
perdarahan antepartum. Endometriosis diobservasi menjadi karakteristik
yang lain endometrium. Hal tersebut berefek berbagai faktor dan penanda

5
tingkat penerimaan selama implantasi. Progesterone memiliki peran
penting dalam perubahan endometrium selama fase sekretorik pada proses
ovulasi. Endometriosis menyebabkan resisten progesteron yang
berdampak pada plasentasi.
Perdarahan pada nonprimigravida secara signifikan lebih tingg
ipada primigravida. Berkurangnya perdarahan diobservasikan pada
primigravida berkaitan dengan letak plasenta di posterior dan plasenta
akreta. Penelitian telah menunjukkan kemampuan kontraksi uterus selama
postpartum lebih baik pada primigravida dibandingkan dengan
nonprimigravida. Kontraksi uterus memiliki peran yang sangat penting
sebagai mekanisme menekan perdarahan intraoperative.
Tiga puluh tiga persen nonprimigravida memiliki riwayat seksio
sesaria dan 28% memiliki riwayat dilatasi dan kuretase. Seksio sesaria,
dilatasi dan kuretase sebagai faktor risiko kejadian PPH. Telah disebutkan
sebelumnya, bahwa tidak ada primigravida yang memiliki lokasi plasenta
di anterior. Penelitian melaporkan insidens plasenta akreta lebih tinggi
pada planseta anterior dibandingkan plasenta posterior. Perdarahan terjadi
lebih tinggi pada letak plasenta di anterior.
Risiko plasenta akreta lebih tinggi pada wanita dengan plasenta
previa yang memiliki riwayat seksio sesaria. Hal ini dapat dijelaskan
karena implantasi plasenta pada tempat jaringan parut, menyebabkan
meningkatnya daya invasi tropoblas. Pada penelitian ini, 11 (5.9%) wanita
didiagnosis plasenta akreta berdasarkan hasil pemeriksaan MRI. Diluar 11
wanita tersebut, 7 wanita menjadi suspek plasenta akreta. Sebanyak 3 dari
7 wanita tersebut dikonfirmasi menderita plasenta akreta secara
intraoperative dan dilakukan tindakan histerektomi. Salah satu dari
mereka mengalami embolisasi setelah melahirkan bayi sehingga
dilakukan histerektomi. Satu wanita secara MRI negatif plasenta akreta,
namun saat intraoperatif ditemukan plasenta akreta sehingga diperlukan
histerektomi. Wanita yang lain mengalami perdarahan antepartum saat
usia kehamilan 37 minggu. Tidak dilakukan pemeriksaan MRI.

6
Histerektomi dilakukan untuk plasenta akreta. Satu wanita memerlukan
histerektomi untuk atonia uteri. Dua wanita yang lain memerlukan insersi
balon Bakri dan ligase arteri iliaka interna karena atonia uteri. Keadaan
maternal dapat dibandingkan antara primigravida dan nonprimigravida.
Pada penelitian ini, keadaan neonatus pada kedua kelompok tidak
signifikan kecuali pada Apgar skor. Apgar skor lebih tinggi pada menit
ke-1 terjadi di primigravida, dapat dikaitkan karena posisi plasenta di
posterior. Kelahiran bayi akan lebih mudah dengan posisi plasenta di
posterior, karena plasenta tidak cenderung dipotong saat proses
melahirkan sehingga menurunkan prevalensi hipoksia neonatus dan
anemia pada primigravida. Tindakan seksio sesaria dapat menurunkan
prevalensi bayi preterm pada kelompok primigravida.
Terdapat beberapa batasan di penelitian ini. Penelitian retrospektif
ini tidak dapat menyertakan parameter yang spesifik karena keterbatasan
dokumen dan tidak termasuk potensial bias. Penelitian ini hanya
dilakukan pada rumah sakit kelas tiga, sehingga sampel populasi tidak
dapat mewakili populasi menyeluruh. Hubungan antara endometriosis dan
konsepsi buatan pada primigravida dengan plasenta previa hanya dapat
dinilai dengan trial longitudinal prospektif.
Penelitian ini menekankan hasil yang menarik mengenai lokasi
plasenta previa pada kelompok primigravida. Mengingat tingginya
prevalensi endometriosis pada primigravida dengan plasenta previa,
sehingga penelitian dilakukan untuk mencari tahu hubungan antara dua
hal tersebut. Penelitian ini fokus pada investigasi status metilasi uPA
promoter dan level uPA pada plasenta and plasenta previa dengan suspek
endometriosis.

7
BAB II
TELAAH JURNAL

Telaah jurnal merupakan bagian dari kedokteran berbasis bukti (evidence-


based medicine) yang diartikan sebagai suatu proses evaluasi secara cermat dan
sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical
appraisal adalah validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.

I. Telaah Kelengkapan Jurnal


 Judul jurnal : Ada
 Pengarang dan institusi : Ada
 Abstrak : Ada
 Pendahuluan : Ada
 Metode : Ada
 Hasil : Ada
 Pembahasan : Ada
 Kesimpulan dan saran : Ada
 Daftar pustaka : Vancouver
 Lampiran : Tidak ada

II. Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Validity,


Importancy, Applicability)

1. Population

8
Pada penelitian populasi yang digunakan adalah perempuan hamil yang
menjalani operasi caesar plasenta previa mayor di the Department of
Obstetrics and Gynaecology, UKM Medical Centre yang dimulai pada bulan
Januari 2007 hingga Desember 2013. Total 270 perempuan dengan plasenta
previa mayor. Subjek yang diambil pada penelitian ini adalah pasien dengan
riwayat operasi caesar yang didiagnosis plasenta previa mayor.

2. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek penelitian.

3. Comparison
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
terkait dengan plasenta previa pada primigravida dan nonprimigravida dan
menguji hasil kehamilannya.

4. Outcome
Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil yaitu sebagai berikut:
 Pada tabel 1 menunjukkan data sosiodemografik. Hasil yang didapat usia
pada primigravida dengan plasenta previa lebih muda dibandingkan
dengan non-primigravida dan tidak ada perbedaan dalam etnisitas,
pekerjaan dan kebiasaan merokok antara kedua kelompok.

 Pada tabel 2 menunjukan faktor-faktor yang terkait dengan plasenta


previa pada primigravida dan non-primigravida. Hasil yang didapat yaitu
pada primigravida memiliki konsepsi berbantuan yang jauh lebih tinggi
(8,9% berbanding 2,1%) dan riwayat endometriosis (21,4% berbanding
6,9%). Sepertiga primigravida (32,1%) memiliki riwayat subfertilitas
dibandingkan dengan hanya 23,5% non-primigravida. Namun secara
statistik tidak signifikan. 30% dari nonprimigravida memberikan riwayat
bekas luka sebelumnya dan 28% memiliki riwayat kuretase.

9
 Pada tabel 3 menunjukkan perbandingan data kebidanan antara
primigravida dan nonprimigravida. Primigravida proses kelahiran terjadi
lebih awal daripada non-primigravida (31,68 ± 4,49 minggu dibandingkan
32,92 ± 3,55 minggu). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam
kejadian perdarahan antepartum (HAP) dan menerima deksametason pada
kedua kelompok. Menariknya, tidak ada primigravida yang memiliki
plasenta yang terletak di anterior. Sebagian besar primigravida memiliki
tipe posterior tipe II atau plasenta previa tipe III. Hemoglobin sebelum
operasi adalah serupa untuk kedua kelompok. Hanya 5,8% dari
nonprimigravida yang menjalani MRI karena diduga plasenta akreta.

 Pada tabel 4 menunjukan hasil Tabel 4 menunjukkan perbandingan hasil


kebhamilan antara primigravida dan nonprimigravida. Dua kasus
kelahiran sesar klasik dilakukan di non-primigravida. Perkiraan
kehilangan darah secara signifikan lebih tinggi pada nonprimigravida
dibandingkan dengan primigravida. 9 wanita (4,8%) memerlukan
prosedur tambahan yang dilakukan secara intraoperatif untuk
menghentikan perdarahan yang mencakup 6 histerektomi. Namun,
hemoglobin postopera-tive serupa antara kedua kelompok. Tidak ada
kematian ibu dalam populasi sampel kami.

 Pada tabel 5 menunjukkan perbandingan hasil neonatal antara


primigravida dan nonprimigravida. Ada lebih banyak bayi perempuan
yang lahir dari kelompok primigravida. Skor Apgar pada 1 menit secara
signifikan lebih rendah untuk nonprimigravida dibandingkan dengan
primigravida (7,89 ± 1,72versus 8,39 ± 1,28). Tidak ada perbedaan
signifikan yang diamati dalam berat badan, skor Apgar pada 5 menit, pH
tali pusat, penerimaan NICU, dan anomali janin antara kedua kelompok.

5. Validity
 Research question

10
a) Is the data collected in accordance with the purpose of the
research?
Yes , all the collected data assosiated with the target of the research.
The research use cohort retrospective study, explain pregnancy
outcomes among primigravidas with major placenta praevia compared
to nonprimigravidas. The study also aimed to identify the factors
associated with placenta praevia in primigravida.

b) Are the inclusion and exclusion criteria in this research clearly


defined?
Yes, The inclusion criteria were all women who underwent
caesarean section for major placenta praevia in the Department of
Obstetrics and Gynaecology, UKM Medical Centre, from January
2007 till December 2013. The exclusion criteria were women with
missing medical notes. A total of 270 women with major placenta
praevia were identified from the operating theatre book, however only
243 medical notes were available to be reviewed. Out of the total 243
women who were diagnosed with major placenta praevia, 56 (23.0%)
were primigravidas and 187 (77.0%) were nonprimigravidas.

c) Are the research subjects explained in detail?


Yes, the subjects of this study is pregnant woman with diagnosis of
placenta previa that delivery by caesarean section.

 Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
The research not used randomization in this study

 Interventions and co-interventions


Were the perfomed interventions described in sufficent detail to be
followed by other?
The research not used intervention to the subject on this study

11
6. Importancy
Is this study is important?
Yes, this study can help the doctor to understanding the pregnancy
outcomes of women with placenta praevia can assist clinicians in
identifying patients who are at higher risk of mortality and morbidity.
Identifying potential risk factors in primigravida may assist in counseling
and management of such patients.

7. Applicability
Is your environment so different from the one in study that the methods
could not be use there?
The enviroment on the research can be used for Indonesia enviroment.

BAB III
SIMPULAN

After study this journal, the concultion this journal is valid, importance, and can
be used as referances for studies in the future

12
DAFTAR PUSTAKA

Azurah A, Zainol Z, Lim P, Shaffee M. 2014, et al. Factors Associated with


Placenta Previa in Primigavidas and Its Pregnancy Outcome. Hindawi Publishing
Corporation. http://dx.doi.org/10.1155/2014/270120

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Bedside Teaching Thypoid Fever
    Bedside Teaching Thypoid Fever
    Dokumen56 halaman
    Bedside Teaching Thypoid Fever
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Translate Jurnal
    Translate Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Translate Jurnal
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Abses Periapikal
    Abses Periapikal
    Dokumen25 halaman
    Abses Periapikal
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Biologi Annelida
    Tugas Biologi Annelida
    Dokumen8 halaman
    Tugas Biologi Annelida
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Pertusis Adalah
    Pertusis Adalah
    Dokumen1 halaman
    Pertusis Adalah
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Abses Periapikal
    Abses Periapikal
    Dokumen25 halaman
    Abses Periapikal
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Pertusis
    Pertusis
    Dokumen18 halaman
    Pertusis
    Mentari Alisha
    100% (1)
  • Bak Teri
    Bak Teri
    Dokumen1 halaman
    Bak Teri
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Perawatan Tali Pusat
    Perawatan Tali Pusat
    Dokumen16 halaman
    Perawatan Tali Pusat
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Puisi Tentang PMR
    Puisi Tentang PMR
    Dokumen1 halaman
    Puisi Tentang PMR
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Esotropia PDF
    Esotropia PDF
    Dokumen25 halaman
    Esotropia PDF
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • WJ 2
    WJ 2
    Dokumen1 halaman
    WJ 2
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ekonomi
    Tugas Ekonomi
    Dokumen36 halaman
    Tugas Ekonomi
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Lapjag
    Lapjag
    Dokumen7 halaman
    Lapjag
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen26 halaman
    Glaukoma
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Materi Seni Rupa Kelas 9
    Rangkuman Materi Seni Rupa Kelas 9
    Dokumen9 halaman
    Rangkuman Materi Seni Rupa Kelas 9
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 2
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Status Mata RSMP
    Status Mata RSMP
    Dokumen8 halaman
    Status Mata RSMP
    Galvin Pratama Köga Thabroni
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ekonomi
    Tugas Ekonomi
    Dokumen2 halaman
    Tugas Ekonomi
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ekonomi
    Tugas Ekonomi
    Dokumen2 halaman
    Tugas Ekonomi
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Nilai Nilai Kehidupan
    Nilai Nilai Kehidupan
    Dokumen1 halaman
    Nilai Nilai Kehidupan
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Cover Dapus Esotropia
    Cover Dapus Esotropia
    Dokumen4 halaman
    Cover Dapus Esotropia
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia
    Tugas Kimia
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kimia
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia
    Tugas Kimia
    Dokumen1 halaman
    Tugas Kimia
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia
    Tugas Kimia
    Dokumen1 halaman
    Tugas Kimia
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat
  • CR HZ (Amf)
    CR HZ (Amf)
    Dokumen24 halaman
    CR HZ (Amf)
    Iqbal Alchehab
    Belum ada peringkat
  • Prurigo Hebra
    Prurigo Hebra
    Dokumen43 halaman
    Prurigo Hebra
    Mentari Alisha
    Belum ada peringkat