TOKSIKOLOGI INDUSTRI 1
OLEH:
Oleh:
Tugas
Jawab:
1. Resume
Zaman dahulu beberapa toksik dimanfaatkan untuk membunuh atau bunuh
diri, hingga orang senantiasa berusaha menemukan dan mengembangkan upaya
pencegahan dan menawarkan racun. Evaluasi lebih kritis baru dimulai oleh
Maimoindes (1135-1204) dalam bukunya yang terkenal Racun dan Antidotumnya
pada tahun 1198. Sumbangan penting terjadi di abad 16 dan sesudahnya.
Paracelsus menyatakan :”Tidak ada zat yang dengan sendirinya bersifat
racun. Dosislah yang membuat suatu zat menjadi racun:. Pernyataan-
pernyataan ini menjadi dasar bagi konsep “hubungan dosis-respons” dan “indeks
terapeutik” yang dikembangkan dikemudian hari.
Toksikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari efek zat-zat yang merugikan
organisme hidup dan sistim biologiknya. Sedangkan Toksikologi industri adalah
salah satu cabang ilmu toksikologi yang menaruh perhatian pada pengaruh
pemajanan bahan-bahan yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku, bahan
produksi, hasil produksi serta penanganannya terhadap tenaga kerja yang bekerja di unit
produksi. Perjalanan toksin sampai efek dapat dilihat dari gambar dibawah.
PERJALANAN TOKSIN SAMPAI EFEK
Penyimpanan
FASE I FASE II FASE III
ZAT AKTIF
TOKSIN ABSORPSI
ABSORPSI,
Siap mem
Beri Efek INTERAKSI
ZAT AK BiologiDISTRIBUSI,
TOKSIN EFEK
DG ORGAN Pada Sel,
TIF/ Biotrans (SEL,ENZIM, enzim.,
RACUN formasi TRNSP. O2, Transp. O2,
DNA/RNA) DNA/RNA
EKSRESI
FASE EKSPOSISI FASE TOKSOKINETIK FASE TOKSODINAMIK
( PAPARAN )
Efek lokal
Gambar1.Perjalanantoksinsampaiefek
Dalam analisa toksisitas toksin terhadap tubuh, ada prinsif yang perlu menjadi
pegangan, yaitu :
a. Toksin polar dapat larut atau berikatan dengan pelarut polar, toksin non polar
dapat berikatan atau larut dalam pelarut non polar.
b. Sebaliknya, toksin polar tidak bisa larut dalam pelarut non polar, toksin non
polar tidak bisa larut dalam pelarut polar.
Contoh : bensin dapat larut dalam minyak tanah, tetapi tidak bisa larut dalam air.
Tambahan :
1. Efek Sinergik
2. Potensiasi (Potentiation)
3. Antagonis (Antagonism)
4. Functional Antagonism
5. Chemical Antagonism/Inactivation
6. Dispositional Antagonism
7. Receptor Antagonism
-PAPARAN/ EKSPOSISI/PAJANAN
ABSORPSI
Absorpsi toksin ialah proses masuknya toksin ke dalam tubuh. Jalur utama
absorpsi toksin adalah lewat saluran cerna, inhalasi dan kulit. Absorpsi, distribusi dan
eksresi toksin dalam tubuh terjadi dg adanya transpor/difusi toksin melintasi
membran sel.
Difusi pasif lewat membran sel karena pengaruh cairan di luar sel. Misal,
pengaruh HCl di asam lambung, pengaruh asam lemak di kulit, pengaruh larutan
basa di usus halus. Contoh:
1. Toksin bersifat asam seperti asam benzoat dan fenol. Asam-asam ini di dalam
lambung yg bersifat asam, yakni HCl (pH 1-3,5) akan bersifat non ionik ( non
polar) sehingga dpt diserap oleh membran lambung.
2. Toksin bersifat basa seperti amoniak di dalam usus yang bersifat basa ( pH 5-
8) akan berubah bentuk menjadi tak terionisasi sehingga dapat diserap oleh
membran usus. Tambahan :
Asam+Asam → Non ionik (non polar)
Basa+Basa → Non ionik (non polar )
Difusi pasif melalui pori (Khusus toksin hidrofil/ polar)
Membran sel mempunyai pori dg d ± 4 Å dpt dilewati secara difusi oleh molekul
yg :
a. d < 4Å
b. Molekul dg jumlah atom C < 3 atau
c. BM < 150