Anda di halaman 1dari 10

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU

BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU BATUSANGKAR
NOMOR: / /PER.DIR/RSIA-SI /II/2018

TENTANG
PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU BATUSANGKAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU BATUSANGKAR

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Ibu dan Anak Sayang Ibu maka perlu diselenggarakan pelayanan
anastesi dan bedah yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Anastesi dan Bedah di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Sayang Ibu dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Ibu sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan anastesi dan bedah di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Ibu;
c. bahwa sehubungan hal-hal tersebut diatas diperlukan penetapan
kebijakan pelayanan anastesi dan bedah di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Sayang Ibu;

Mengingat : 1. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;


2. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Permenkes RI No 519/Menkes/Per/III/2011 Tentang Pedoman
Pelayanan Anastesi dan Terapi intensif rumah sakit;
4. Permenkes nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Kamar
Operasi;
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

5. Kepmenkes RI nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar


Pelayanan Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


SAYANG IBU BATUSANGKAR TENTANG PEMBERLAKUAN
KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU BATUSANGKAR.
KESATU : Kebijakan Pelayanan Anastesi dan Bedah Rumah Sakit Ibu dan Anak
Sayang Ibu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Anastesi dan
Bedah Rumah Sakit Ibu dan Anak sayang Ibu dilaksanakan oleh
manejemen rumah sakit;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan : Batusangkar
Pada tanggal : 2018
Direktur RSIA Sayang Ibu

dr. Rika Desviorita, MARS


NIK. 170011002
Lampiran
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

Peraturan Direktur RSIA Sayang Ibu


Nomor : / /RSIA-SI/PER-DIR/X/2018
Tanggal : 2018

KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI DAN BEDAH


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
A. KEBIJAKAN UMUM
1. Peralatan dikamar operasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
2. Pelayanan dibagian kamar bedah harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
3. Semua petugas kamar operasi wajin memiliki izin (STR dan SIK)
4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional, etika profesi, etiket dan menghormati hhak pasien.
6. Pelayanan unit dilakukan 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

B. KEBIJAKAN KHUSUS
1. Pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) memenuhi standar
dirumah sakit, nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
2. Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Ibu menyediakan pelayanan anastesi untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang adekuat, reguler dan nyaman (termasuk sedasi
moderat dan dalam). sedasi moderat adalah pemberian obat diaman terjadi
depresi kesadaran setelah terinduksi obat namun pasien dapat berespon terhadap
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

perintah verbal secara spontan ata setelah diikuti oleh taktil cahaya sedangkan
sedasi dalam adalah pemberian obat anastesi dimana pasien mengalami depresi
kesadaran setelah terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan bersepon
terhadap rangsangan berulang atau rangsangan sakit.
3. Pelayanan anastesi termasuk sedasi moderat dan dalam tersedia untuk keadaan
darurat diluar jam kerja.
4. Pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus seragam pada
saluruh pelayanan dirumah sakit dan dibawah kepemimpinan satu orang atau
lebih yang kompeten.
5. Pelayanan anastesi dirumah sakit ibu dan anak sayang ibu dipimpin oleh dokter
spesialis anastesi yang bertanggung jawab untuk memelihara/mempertahankan
program pengendalian mutu, pengembangan, implementasi, memelihara/
menegakkan kebijakan serta prosedur, tanggunng jawab merekomendasikan
sumber luar (termasuk sedasi moderat dan dalam) serta tanggung jawab untuk
memantau dan menelaah seluruh pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat
dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan.
6. Kebijakan dan prosedur anastesi yang tepat, menyebutkan elemen a sampai f :
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara populasi dewasa
dan anak atau pertimbangan khusus lainnya;
b. Dokumentasi yang digunakan tim pelayanan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi secara efektif;
c. Persyaratan persetujuan (consent) khusus, bila diperlukan;
d. Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan;
e. Kualifikasi atau keterampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses
sedasi;
f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik;
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

7. Petugas yang bertanggung jawab dan kompetem untk sedasi, memonitor pasien
selama sedasi dan mencatat semua pemantauan, serta dibuat dan
didokumentasikan untuk pemulihan dan discharge dari sedasi.
8. Harus ada assasment prasedasi untuk mengevaluasi resiko dan ketepatan sedasi
bagi pasien sesuai kebijakan rumah sakit.
9. Sedasi moderat dan dalam diberikan sesuai kebijakan rumah sakit.
10. Petugas yang kompten menyelenggrakan asesmen pra anastesi dan asesmen pra
induksi untuk re-evaluasi pasien segera sebelum induksi dan dikerjakan pada
setiap pasien dan didokumentasikan dalam rekam medis.
11. Pelayanan anastesi pada setiap pasien direncanakan dan didokumentasian dalam
rekam medis.
12. Petugas yang kompeten memberikan edukasi kepada pasien, keluarga pengambil
keputusan tentang resiko, manfaat, dan alternatif anastesi.
13. Jenis anastesi dan teknik anastesi yang digunakan ditulis dalam rekam medis
pasien:
14. Nama dan tanda tangan dokter anastesi ditulis dalam rekam medis pasien.
15. Kebijakan dan prosedur mengatur frekuensi minimum dan tipe monitoring selama
tindakan anastesi dan polanya seragam untuk pasien yang serupa yang menerima
tindakan anastesi yang sama waktu pemberian anastesi.
16. Status fisioligis dimonitor secara terus menerus selama pemberian anastesi sesuai
kebijakan dan prosedur dan hasil monitoring dituliskan kedalam rekam medis
pasien.
17. Setiap pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca
anastesi dan temuan selama monitoring dicatat dalam rekam medis pasien.
18. Pasien dipindahkan dari unit pasca anastesi (atau monitoring pemulihan
dihentikan) oleh seorang perawat atau seorang petugas yang setaraf dan
kompetensinya sesuai dengan kriteria pasca anastesi yang dikembangkan oleh
pimpinan rumah sakit dan waktu pemulihan dimulai dan diakhiri dicatat dalam
rekam medis pasien.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

19. Setiap asuhan bedah pasien direncanakan berdasarkan informasi asesmen,


sebelum tindakan diagnosis pra operatif dan rencana tindakan didokumentasikan
dalam rekam medis pasien oleh dokter yang bertanggung jawab.
20. Sebelum pelaksanaan tindakan, dokter yang bertanggung jawab
mendokumentasikan informasi asesmen yang digunakan untuk mengembangkan
dan mendukung tindakan invansive yang direncanakan.
21. Dokter kebidanan/ bedah atau petugas lain yang kompeten memberikan edukasi
kepada pasien, keluarga dan pembuat keputusan tentang resiko, manfaat,
komplikasi yang potensial serta alternatif yang berhubungan dengan prosedur
bedah yang direncanakan.
22. Dokter kebidanan/bedah memberikan informasi tentang produk darah yang
mungkin dibutuhkan.
23. Dokter kebidanan/bedah menulis laporan operasi atau catatan operasi singkat
dalam rekam medis pasien, sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan pasca
anastesi.
24. Dokter kebidanan/bedah menulis laporan operasi sekurang-kurangnya memuat
elemen a sampai f pada nomor 6.
25. Status fisiolosis pasien dimonitor secara terus menerus dan temuan dimasukkan
kedalam status pasien.
26. Rencana pasca bedah didokumentasikan pada rekam medis pasien oleh dokter
bedah yang bertanggung jawab serta menandatangani rencana yang
didokumentasikan.
27. Bila ada rencana asuhan pasca bedah oleh pihak lain didokumentasikan dalam
rekam medis pasien.
28. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi pasca
anastesi mengenai prosedur yang akan dijalani khususnya prosedur pre medikasi/
pre anastesi.
29. Prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi selalu dijalankan kepada setiap
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

30. Setiap pasien sewaktu dikamar operasi dilakukan identifikasi meliputi:


a. Jenis Operasi
b. Lokasi yang akan dioperasi
c. Informed Consent
31. Apabila terjadi kecelakaan/kegagalan dari tindakan operasi yang dimaksud, hal
tersebut dilaporkan kepada kepala sub bagian kamar operasi untuk tindak lanjut.
32. Apabila terjadi bencana/hospital disaster plan, kamar operasi siap untuk berperan
dalam penanggulangannya
33. Perhitungan kasa dilakukan sebelum penutupan lapisan peritonium bila terdapat
ketidaksesuaian perhitungan kasa dan atau alat sebelum dan sesudah operasi
maka dilakukan penghitungan ulang dan sayatan operasi sebelum ditutup.
34. Informasi penjadwalan pasien operasi (baik elektif maupun cito) didapatkan dari
bagian admision dan tulisan pada papan informasi jadwal operasi untuk
dilengkapi oleh petugas kamar bedah, bila ada penundaan atau perubahan jadwal
operasi dari operator segera diinformasikan kepada pasien, keluarga pasien dan
dokter anastesi..
35. Laporan operasi harus ditulis oleh dokter operator secara lengkap sesuai dengan
formulir yang sudah tersedia dan disimpan dalam rekam medis pasien.
36. Bila ada tindakan perluasan tindakan operasi, operator harus memberikan
informasi kepada penanggung jawab pasien sebelum perluasan operasi dilakukan
dan penanggung jawab pasien harus menandatangani informed consent.
37. RSIA Sayang Ibu menyelenggarakan pelayanan anastesi. Pelayanan anastesi di
RSIA Sayang Ibu termasuk sedasi moderat dan dalam harus memenuhi sttandar
rumah sakit, nasional, undang-undang dan peraturan yang berlaku.
38. Setiap pelayanan anastesi (termasuk sedasi moderat dan dalam serta anastesi
lokal) wajib mendapatkan persetujuan (consent).
39. RSIA Sayang Ibu menyediakan pelayanan anastesi untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang adekuat, reguler dan nyaman (termasuk sedasi moderat dan dalam).
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

40. Pelayanan anastesi termasuk sedasi moderat dan dalam diluar jam kerja tetap
disediakan dan dilakukan dengan sistem on call (panggilan).
41. Pendelegasian tugas dari dokter anastesi diutamakan kepada petugas anastesi
yang berasal dari dalam rumah sakit.
42. Pendelegasian tugas kepada penata anstesi yang berasal dari luar rumah sakit
hanya boleh dilakukan setalah dilakukan seleksi yang didasarkan atas
rekomendasi direktur dan dokter spesialis anastesi, suatu rekor/catatan kerja yang
akseptabel serta dapat memenuhi undang-undang serta peraturan yang berlaku.
43. Sedasi moderat dan dalam dilakukan selama atas perintah DPJP anastesi.
44. Asesmen pra sedasi dilakukan oleh dokter umu atau petugas yang kompeten
(penata anastesi) dan dilaporkan kepada dokter spesialis anastesi untuk
memastikan bahwa perencanaan sedasi dan tingkatakannya adalah tepat bagi
pasien.
45. Setiap tindakan anastesi kepada pasien harus dituliskan direkam medis pasien
46. Tehnik anastesi kepada pasien harus dituliskan direkam medis anastesi pasien.
47. Setiap pasien yang dilakukan tindakan anastesi wajib dilakukan monitoring
selama prosedur pembedahan dan selama periode pemulihan pasca anastesi.
Monitoring dilakukan dengan pola yang seragam pasien yang serupa dan
menerima tindakan anastesi yang sama, dilakukan terus menerus dan hasilnya
dituliskan dalam rekam medis pasien.
48. Monitoring dilakukan terjadap status fisiologis pasien untuk mendapatkan
informasi yang dapat diandalkan tentang status pasien selama pemberian
anastesi(umum, spinal, dan regional) dan periode pemulihan. Metode monitoring
dipilih berdasarkan pada status pra anastesi pasien, anastesi yang dipilih dan
kompleksitas dari pembedahan atau prosedur lain yang dikerjakan selama
anastesi.
49. Laporan tindakan operasi dibuat lengkap dan meliputi sekurang-kurangnya :
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

a. Rencana anastesi termasuk identifikasi perbedaan populasi dewasa dan anak


atau pertimbangan khusus lainnya. Catatan pelaksanaan anastesi termasuk
jenis anasttesi dan tehniknya.
b. Persetujuan (consent)
c. Frekuensi dan jenis monitoring.
d. Daftar staf yang terlibat dengan kualifikasi atau keterampilan khususnya.
e. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik.
50. Setiap petugas atau staf kamar bedah wajib mengikuti pelatihan yang sudah
diprogramkan oleh bagian SDM dan diklat Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang
Ibu.
51. Pelayanan regulasi seragam meliputi :
a. Kualifikasi staf yang memberikan sedasi
b. Peralatan medismedis yang digunakan
c. Bahan yang dipakai
d. Cara pemonitoran di rumah sakit.
52. Staf anastesi melakukan pemantauan sedasi yang kompeten sesuai PPK yang di
buktikan tercatat dalam rekam medis.
53. Sebelum tindakan anastesi dilakukan harus ada perencanaan teknik anastesi dan
jenis obat anastesi yg digunakan. Perencanaan dilakukan langsung oleh penata
anastesi dikarenakan RSIA Sayang Ibu tidak memiliki dokter anastesi, dan bisa
dilimpahkan juga pada dokter penanggung jawab yaitu dokter Sp. OG.
Didokumentasikan di rekam medis pasien.
54. Keluarga dan pasien berhak tahu mengenai perencanaan anastesi yang akan
dilakukan pada pasien.
55. Perencanaan wajib disampaikan oleh penata anastesi langsung atau bisa
dilimpahkan pada dpjp Sp. OG satu hari sebelum tindakan ( kecuali pasien cyto).
Didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SAYANG IBU
BATUSANGKAR
Jl. Hamka No 273 Batusangkar telp.(0752) 73729 fax.(0752) 73729
E-mail : rsia_sayangibu@yahoo.com

56. Ada regulasi jenis dan frekuensi monitoring selama anastesi dan operasi
dilakukan berdasar status pasien pada pra anastesi, metoda anastesi yang dipakai,
dan tindakan operasi yang dilakukan.
57. Ada regulasi tentang rencana asuhan pasca operasi yang dibuat oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (dpjp), perawat, profesional pemberi asuhan (PPA)
lainnya, untuk memenuhi kebutuhan segera pasien pasca operasi.
58. Regulasi tentang penggunaan implant. Di RSIA Sayang Ibu tidak tersedia
pelayanan pemasangan implant.
59. Penetapan pengukuran mutu dan pelaporan insiden keselamatan pasien dalam
pelayanan bedah hanya pelaksanaan asesmen pra bedah (sign in, time out, dan
sign out) . Untuk penandaan lokasi operasi dan pelaksanaan sur di RSIA Sayang
Ibu tidak ada dilkukan, dikarenakan di RSIA Sayang Ibu hanya melakukan operasi
tunggal.

Ditetapkan di : Batusangkar
Pada tanggal :
Direktur RSIA Sayang IBu

Dr. Rika Desviorita, MARS


NIK 17001002

Anda mungkin juga menyukai