BAB V
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Dr. Tutiany, S.Kp., M.Kes
PENDAHULUAN
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil . Pengaturan Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh
aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan tindakan yang (1) komprehensif dan
responsif terhadap kejadian tidak diinginkan di fasilitas pelayanan kesehatan agar kejadian
serupa tidak terulang kembali Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan
Keselamatan Pasien. Penyelenggaraan keselamatan pasien tersebut dilakukan melalui
pembentukan sistem pelayanan, yang menerapkan: 1) standar keselamatan pasien, 2) tujuh
langkah menuju keselamatan pasien; dan 3) sasaran keselamatan pasien (PMK. No. 11 Tahun
2017).
Sasaran keselamatan pasien (SKP) di Indonesia mengacu kepada Internatinal Patient
Safety Goals (IPSG) merupakan hal sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dalam
praktik asuhan keperawatan (2). Sasaran keselamatan pasien adalah syarat yang harus
diterapkan di semua rumah sakit. Tujuan SKP adalah untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan
tertentu dalam soal keselamatan pasien. Sasaran sasaran dalam SKP menyoroti bidang-bidang
yang bermasalah dalam perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil konsensus
yang berdasarkan nasihat para pakar. Dengan mempertimbangkan bahwa untuk
menyediakan perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi diperlukan desain
sistem yang baik, sasaran biasanya sedapat mungkin berfokus pada solusi yang berlaku untuk
keseluruhan sistem (PMK. No. 11 Tahun 2017).
Sasaran dalam SKP menyoroti bidang-bidang yang bermasalah di fasilitas pelayanan
kesehatan. Sasaran Keselamatan Pasien Nasional (SKPN), terdiri dari: SKP.1 mengidentifikasi
pasien dengan benar; SKP.2 meningkatkan komunikasi yang efektif; SKP.3 meningkatkan
keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai; SKP.4 memastikan lokasi pembedahan yang
benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasienyang benar; SKP.5 mengurangi risiko
infeksi akibat perawatan kesehatan, dan SKP.6 mengurangi risiko cedera pasien akibat
terjatuh
149
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
Setelah mempelajari modul/ bab ini Anda diharapkan dapat menjelaskan sasaran keselamatan
pasien nasional. Lebih khusus Anda diharapkan dapat menjelaskan dan
1. mengidentifikasi pasien dengan benar
2. meningkatkan komunikasi yang efektif
3. meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
4. memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada
pasienyang benar
5. mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan
6. mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh
150
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
Topik 3
Meningkatkan Keamanan Obat-obatan
yang Harus Diwapadai
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien,
disebutkan bahwa sasaran keselamatan ketiga adalah meningkatkan keamanan obat-obatan
yang harus diwaspadai. dan fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan pendekatan untuk
memperbaiki keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
168
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
(Sumber: http://lancastria.net/blog/wp-
content/uploads/2010/11/Hydralazine_lancastria.jpg)
Gambar 3.1 Contoh Obat Look Alike (memiliki rupa mirip)
169
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
(Sumber: (Sumber:
https://image.slidesharecdn.com/skp- http://a.abcnews.com/images/Blotter/ht
160318072220/95/skp-47- _CIPROFLOXACIN_100301_ssh.jpg)
638.jpg?cb=1458304003)
Gambar 3.3 Contoh Obat Look Alike Sound Alike (LASA)
170
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering disebut-
sebut dalam isu keamanan obat adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak
sengaja, misalnya:
- Kalium/Potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)],
- Kalium/Potasium fosfat [(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)],
- Natrium/sodium klorida [lebih pekat dari 0.9%], dan
- Magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]
Kesalahan ini bisa terjadi bila:
- staf tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien,
- perawat kontrak tidak diorientasikan sebagaimana mestinya terhadap unit asuhan
pasien, atau pada keadaan gawat darurat/emergensi.
Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah
dengan mengembangkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk
memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien ke farmasi.
171
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
172
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
(Sumber: https://image.slidesharecdn.com/pengelolaanperbekalanfarmasinarko
tikadanpengelolaansertapenangananlasa-)
Gambar 3.4 Contoh Labeling Obat Look Alike
173
MANAJEMEN KESELAMATAN PASIEN
6) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/NORUM) Look Alike Sound
Alike = nama obat mirip rupa, saat memberi / menerima instruksi.
b. Cara pengenceran obat yang perlu diwaspadai (Hight Alert) diruang perawatan
1) KCL 7,46 % injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah 1mEq=1ml) harus diencerkan
sebelum digunakan dengan perbandingan 1ml KCL : 1 ml pelarut (WFI/Nacl 0,9%).
Konsentrasi dalam larutan maksimum adalah 10meQ/10Ml. PemberianKCL melalui
perifer diberikan secara perlahan-lahan dengan kecepatan infuse 10meQ/jam (atau
10meQKCL dalam 100ml pelarut/jam. Pemberian obat KCL melalui central line (vena
sentral) konsentrasi maksimum adalah 20mEq/100ml kecepatan infuse maksimal
20mEq KCL dalam 100ml pelarut/jam.
2) Nacl 0,3 % injeksi intervena diberikan melalui vena sentral dengan kecepatan infuse
tidak lebih dari 100Ml/jam.
3) Atrium bicarbonat (Meylon vial 8,4%) injeksi, harus diencerkan sebelum digunakan.
Untuk penggunaan bolus, diencerkan dengan perbandingan 1Ml NA Bicarbonat : 1
Ml pelarut WFI untuk pemberian bolus dengan kecepatan maksimum 10mEq/menit
untuk penggunaan infuse drip,diencerkan dengan perbandingan 0,5Ml Na Bicarbonat
: 1Ml Dextrose 5% pemberian drip infuse dilakukan dengan kecepatan maksimum
1mEq/ Kg BB/Jam
174