Anda di halaman 1dari 10

GRAVITASI MEMBUKTIKAN BUMI BULAT

Secara definisi gaya adalah segala interaksi yang dapat menyebabkan


perubahan gerak benda baik arah maupun kecepatannnya. Di jagad raya ini ada 4
gaya fundamental yang bertugas menjaga keseimbangan alam. Selain keempat
gaya ini disebut gaya turunan. Keempat gaya tersebut adalah,
1. Gaya nuklir kuat : Gaya ini bertugas menjaga inti atom agar tidak pecah.
Gaya ini paling kuat di antara ketiga gaya lainnya.
2. Gaya elektromagnetik :Interaksi yang disebabkan oleh sifat listrik dan
magnet suatu benda, contohnya adalah peristiwa elektron mengelilingi inti
atom.
3. Gaya nuklir lemah : Gaya ini bertugas menjaga keseimbangan Proton-
Neutron ketika terjadi peluruhan sinar beta.
4. Gaya Gravitasi : Interaksi yang disebabkan oleh massa suatu benda. Gaya
ini paling lemah di antara ketiga gaya lainnya, namun memiliki jangkauan
paling jauh.

Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1643-1727). Di
dalam bukunya "Principa and Optika", Newton mengemukakan :

"Setiap objek di alam semesta menarik setiap benda lainnya dengan sebuah gaya
melalui garis lurus yang berasal dari masing-masing pusat massa benda yang
sebanding dengan massa keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kedua pusat massa benda".

Jika dituliskan ke dalam persamaan matematika adalah


F = (G x M1 x M2)/R2
F = Gaya tarik
M1 dan M2 = Massa benda satu dan dua
R = Jarak antar pusat massa kedua benda
G = Konstanta gravitasi
Dari persamaan di atas bisa kita turunkan rumus baru untuk benda-benda yang ada
di dekat permukaan bumi. Dengan memasukan nilai G, Massa bumi dan jari-jari
bumi kita dapatkan rumus
F = 9.8m/detik2 x Massa benda
Angka 9.8 m/detik2 kita sebut dengan percepatan gravitasi bumi dan
dilambangkan dengan g. Untuk pemakaian praktis bisa dibulatkan menjadi 10
m/detik2. Bisa kita tuliskan kembali rumusnya menjadi
F = g x Massa benda
Dan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap benda di permukaan bumi tidak lain
dan tidak bukan adalah gaya berat benda atau kita sebut berat saja dilambangkan
dengan W.
Atau ditulis kembali menjadi
W=gxM
Kita bisa melihat bahwa ada perbedaan mendasar antara berat dan massa. Nilai
berat benda sama dengan 10 kali massa benda, berat benda memiliki arah ke pusat
massa bumi (atau ke bawah menurut kita) sedangkan massa benda tidak memiliki
arah, satuan massa adalah g atau kg sedangkan satuan berat adalah kg m/dt2 atau
kgF atau Newton (sebagai penghormatan kepada Newton penemu hukum
gravitasi). Gaya tarik menarik dua massa benda ini telah dibuktikan secara akurat
oleh Cavendish dalam eksperimennya tahun 1798. Bahkan dari eksperimen inilah
Cavendish dapat menentukan nilai konstanta Gravitasi (G).
Mengingat begitu kuatnya hukum gravitasi dalam sains, alangkah
mengherankannya bila ada sekelompok orang yang tidak mempercayai adanya
gaya gravitasi. Gravitasi hanya mitos dan ilusi katanya. Mereka adalah para
penganut faham bumi datar. Mereka benar-benar mengharamkan gaya gravitasi
bumi.
Dalam fisika modern, hukum gravitasi Newton digantikan oleh Teori
relativitas khusus Einstein. Dalam teorinya, Einstein mengatakan bahwa gravitasi
dapat melengkungkan ruang dan waktu di sekitar benda bermassa. Akibatnya
benda-benda di sekitarnya akan dipaksa untuk selalu berada di dekat benda
bermassa tersebut. Hal inilah yang menyebabkan benda selalu ditarik bukan
ditolak oleh gravitasi. Untuk banyak hal, hukum gravitasi Newton ini masih
sangat akurat digunakan, misalnya untuk menghitung kecepatan satelit,
menghitung kecepatan bulan mengelilingi bumi dsb. Namun untuk benda yang
sangat massif atau yang memiliki gaya gravitasi ekstrim seperti blackhole, yang
harus digunakan adalah teori relativitas umum Einstein.

Gravitasi membuktikan bumi bulat


Hukum gravitasi bukan hanya mampu menjelaskan gaya tarik-menarik benda
bermassa saja, bahkan hukum gravitasi berhasil membuktikan bahwa bentuk bumi
adalah bulat. Dan inilah yang membuat penganut bumi datar sangat membenci
gravitasi. Gravitasi dan bumi bulat adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat
dipisahkan. Gravitasi mengharuskan bumi berbentuk bulat, mari kita lihat
penjelasannya;
Di belahan bumi manapun arah benda jatuh selalu ke bawah, entah itu di
Indonesia, di Eropa di Amerika, di kutub utara atau di kutub selatan. Ini adalah
fakta yang memang terjadi di alam.
Hukum gravitasi menyatakan bahwa benda jatuh arahnya menuju ke pusat massa
bumi atau dengan kata lain menuju ke satu titik. Dan satu-satunya bentuk yang
dapat memenuhi kenyataan tersebut adalah bola.
Lihat gambar.
Jika bumi berbentuk bola, arah gravitasi akan menuju ke pusat bola dan ini akan
dirasakan sebagai arah ke bawah bagi seluruh manusia yang berdiri di permukaan
bola. Namun jika bumi berbentuk cakram (lingkaran yang memiliki ketebalan)
maka arah gravitasi akan berbeda-beda di setiap permukaan cakram. Di pusat
lingkaran cakram arah gravitasi memang ke bawah, tetapi semakin menjauhi pusat
cakram arah gravitasi akan semakin miring, bahkan di tepi lingkaran arah
gravitasi akan menuju ke samping. Bila seperti ini, alangkah sengsaranya
manusia dan makhluk lainnya terutama yang tinggal jauh dari pusat lingkaran
karena harus menanggung berat badan ke samping. Sudah pasti Tuhan tidak akan
mendesain yang seperti ini.
Jadi kesimpulannya gravitasi membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat.
Dan kenyataan ini pasti sudah diketahui oleh Newton, ilmuwan sejamannya dan
sesudahnya sampai saat ini. Artinya pandangan bumi bulat sudah sejak dari dulu
diterima oleh masyarakat dunia kecuali yang menolak hukum gravitasi.
Salah satu fungsi sains adalah menjelaskan fakta dan gejala alam yang
terjadi di jagad raya ini. Hukum gravitasi umum Newton telah berhasil
menjelaskan peristiwa benda jatuh dengan sangat baik. Bahkan hukum gravitasi
telah berhasil menjelaskan lintasan pergerakan benda-benda langit. Gravitasilah
yang telah menjelaskan terjadinya pasang naik dan pasang surut air laut.
Teknologi yang berkembang untuk membantu kehidupan manusia juga tidak lepas
dari pengaruh gravitasi. Insinyur-insinyur desainer kapal laut, kapal selam,
pesawat udara, pesawat tempur, satelit dan sebagainya pasti harus mematuhi
hukum gravitasi dalam desainnya. Pilot pesawat tempur dalam bermanufer atau
menembak pun harus memperhitungkan gaya gravitasi. Bahkan satelit justru
memanfaatkan gaya gravitasi untuk dapat mengorbit bumi.
Sains lahir sejak manusia pertama diciptakan. Manusia mengamati dan
mempelajari gejala-gejala alam atau fakta kejadian di alam, seperti datangnya
siang dan malam, pergerakan benda-benda langit dan sebagainya. Adalah wajar
jika dahulunya manusia menganggap bahwa bumi itu datar, karena memang itulah
yang dirasakannya. Demikian pun wajar jika mereka menganggap matahari, bulan
dan benda-benda langit lainnya bergerak mengitari bumi. Namun Sejalan dengan
waktu, manusia yang terus mengamati dan mempelajari lingkungan tempat di
mana dia hidup, mulai menyadari bentuk bumi yang mereka tinggali ternyata
bulat. Kesadaran mereka tumbuh dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap
pergerakan benda-benda langit dan ini terjadi sebelum tahun Masehi. Seiring
perkembangan sains semakin banyak orang yang percaya bahwa bumi memang
bulat. Pada akhirnya sains klasik dan modern telah berhasil membuktikan bentuk
bumi yang bulat.
Galileo bukanlah yang pertama kali memiliki pandangan bumi bulat, dia
hanya mempertahankan pandangan Copernicus yang sedang berkembang saat itu
namun dilarang oleh pemuka agama yang dianut sebagian besar masyarakat
Eropa. Pandangan Copernicus ialah masalah Heliosentris. Intinya pandangan
bumi bulat sudah berkembang jauh sebelum jaman Galileo. Galileo hidup 500
tahun yang lalu. Jadi alangkah tidak bijaknya bila penganut faham bumi datar ini
mengaitkan bumi bulat dengan sebuah konspirasi, apalagi dikatakan sebagai
konspirasi global. Konspirasi yang dikomandoi oleh negara besar dengan badan
antariksanya. Bagaimana mungkin? usia negara tersebut belum 300 tahun, dan
badan antariksanya belum 100 tahun. Untuk apa membuat konspirasi yang sejalan
dengan pandangan masyarakat dunia, jika mau berkonspirasi mestinya malah
sebaliknya, menyatakan bahwa bumi itu datar dan membuat foto-foto bumi datar.
Jadi tidak perlulah membawa-bawa masalah konspirasi untuk mengajukan
pandangan bumi datar, buktikan saja secara sains!!!

BUKTI EMPIRIS GRAVITASI


Gaya gravitasi menurut Sir Isaac Newton (1643-1727M) bisa ditemukan di
dalam bukunya "Principa and Optika". Newton mengemukakan : "Setiap objek
di alam semesta menarik setiap benda lainnya dengan sebuah gaya melalui
garis lurus yang berasal dari masing-masing pusat massa benda yang
sebanding dengan massa keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak kedua pusat massa benda".
Sederhananya dua benda akan saling tarik menarik akibat massa yang
dimiliki oleh keduanya. Itulah pemahaman sederhana dari gravitasi. Sedangkan
besarnya gaya tarik-menarik atau gaya gravitasi yang terjadi pada kedua benda
tersebut dijelaskan dalam rumus hukum gravitasi Newton. Tarik menarik antara
dua benda bermassa ini telah dibuktikan dengan percobaan di laboratorium.
Percobaan yang paling terkenal adalah percobaan yang dilakukan oleh Henry
Cavendish tahun 1798 M. Cavendish berhasil mendapatkan nilai konstanta
gravitasi dengan tingkat kesalahan 1%. Cavendish melakukan percobaannya
dengan sebuah neraca yang saat ini terkenal dengan nama neraca Cavendish.

Neraca Cavendish tersusun dari sebuah batang ringan dengan panjang


L=1.8 meter yang ujung-ujungnya diberi bola timbal kecil bermassa masing-
masing sebesar m=0.73 kg dengan diameter kira-kira 2 inci. Tepat di tengah
batang diikat dengan seutas serat kuarsa (kawat halus) dan batang digantung. Dua
bola timbal besar identik bermassa M=158 kg dengan diameter kira-
kira 12 inci, diletakkan di dekat masing-masing kedua bola kecil dengan jarak
yang sama sebesar R=9 inci diukur dari pusat bola.
Perhatikan dua gambar ilutrasi berikut,
Berdasarkan hukum gravitasi Newton akan timbul gaya gravitasi (tarik-
menarik) antara bola besar M dan bola kecil m. Akibatnya batang akan berputar
dan serat kuarsa akan terpuntir. Besarnya sudut puntiran diukur dari pergeseran
berkas cahaya yang dipantulkan cermin yang digantungkan di serat kuarsa
tersebut. Dengan mengetahui panjang lengan L, massa m, jarak R, massa M bisa
kita turunkan rumus untuk mendapatkan konstanta gravitasi G.
Persamaan hukum gravitasi umum Newton adalah,

F = GMm/R2

Ket.
F = gaya tarik-menarik antara bola (N)
G = Konstanta gravitasi (N-m2/kg2 atau m3/kg-s2)
M = Massa bola besar (kg)
m = massa bola kecil (kg)
R = Jarak antara pusat massa bola besar dan bola kecil (m)

Gaya F yang bekerja pada suatu lengan disebut torsi (τ). Besarnya torsi adalah
gaya dikali panjang lengan. Jadi persamaan untuk torsi pada masing-masing
massa di setengah lengan adalah,
τ = ½ F.L
Untuk dua massa dengan lengan yang seimbang dengan arah gaya sama menjadi,
τ = F.L
F=τ/L

Ket.
F = gaya (kg.m/dt2 atau N)
L = Panjang lengan (m)
τ = Torsi (N.m)
Seutas kawat yang mengalami puntiran akibat torsi dirumuskan dengan
persamaan,
τ = κθ
ket.
θ = sudut puntiran dalam radian
κ = koefisien torsi (Nm/radian)
Dengan mensubtitusi τ pada F = τ / L didapatkan,

F = κθ / L

Saat sistem mulai dilepas (dibiarkan bebas), bola kecil bergerak


mendekati bola besar dan berosilasi. Osilasi terjadi karena gerak bola kecil
mendekati bola besar melampaui sudut kesetimbangan puntiran serat kuarsa.
Dengan kata lain terjadi adu kuat antara gaya gravitasi (tarik menarik bola kecil
dengan bola besar) dengan gaya yang dihasilkan dari kawat yang
terpuntir. Osilasi pada akhirnya akan menuju ke titik kesetimbangan. Titik
kesetimbangan adalah titik di mana besarnya gaya gravitasi antara dua massa bola
sama dengan gaya yang dihasilkan oleh kawat yang terpuntir
Periode osilasi resonansi alami yang terjadi dirumuskan dengan,
T = 2π √ (I / κ)

Ket.
T = Periode osilasi (detik)

π = 3.14
I = Momen inersia bola kecil (kg.m2)

Momen inersia dari bola kecil adalah:


I = m.L2 / 2

Sehingga didapat periode osilasi adalah


T = 2π √ (mL2/2κ)

T2 = 4π2(mL2/2κ)

2κT2 = 4π2mL2

κ = 2π2mL2/T2
Dengan memasukan κ ke dalam persamaan F = κθ / L diperoleh,
F = 2π2mL2θ/LT2
Dari persamaan hukum gravitasi G = FR2/Mm didapatkan,

G = 2π2mL2θR2/LT2Mm
Disederhanakan dan inilah rumus terakhir untuk mendapatkan konstanta Gravitasi
G,
G = 2π2LθR2/T2M
Nilai konstanta gravitasi yang diperoleh Cavendish dalam percobaannya adalah
G = 6.7(±0.48) x 10-11 Nm2/kg2

Beberapa metode dan alat ukur telah dikembangkan oleh para ilmuwan untuk
mendapatkan nilai konstanta gravitasi yang lebih akurat. Nilai konstanta
gravitasi yang didapat oleh para ilmuwan modern saat ini adalah
G = 6.673 x 10-11 Nm2/kg2.

Dengan demikian nilai yang didapatkan Cavendish berbeda sekitar 1% dengan


nilai konstanta gravitasi yang diterima saat ini.
Sebenarnya konstanta gravitasi adalah konstanta dalam Fisika yang pertama kali
bisa diukur. Namunkonstanta gravitasi merupakan konstanta yang paling rendah
tingkat ketelitiannya. Hal ini disebabkan karena tarikangravitasi yang terjadi pada
dua benda sangat lemah sehingga dibutuhkan alat ukur yang sangat peka agar
dapat mengukur nilai konstanta dengan lebih teliti.
Percobaan Cavendish dan diteruskan oleh sangat banyak orang sesudahnya
hingga saat ini, membuktikan secara empiris bahwa gravitasi atau tarik-menarik
dua benda karena massanya adalah fakta ilmiah. Secara fisis bisa dilihat
pergerakannya dan secara matematis bisa dihitung nilai besarannya dan sesuai
dengan hukum gravitasi Newton. Jadi tidak ada alasan untuk meragukannya
apalagi sampai mengatakan gravitasi hanyalah “mitos”. Jika tetap keukeuh
silakan saja lakukan percobaan dengan metode yang lebih baik dan tentunya harus
bisa membuktikan bahwa tidak ada gaya tarik-menarik dua massa benda.

Anda mungkin juga menyukai