Puasa secara bahasa berarti menahan diri (al-imsak) dari
sesuatu. Hal ini masih bersifat umum, baik menahan diri dari makan dan minum atau berbicara. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang Maryam,
ًإ ِّن َن َذ ْر ُت ل َّلر ْح َمن َص ْوما
ِ ِ ِ ي “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah.” (QS. Maryam: 26). Yang dimaksud berpuasa yang dilakukan oleh Maryam adalah menahan diri dari berbicara sebagaimana disebutkan dalam lanjutan ayat,
ًَّف َل ْن ُأ َك ِّل َم ْال َي ْو َم إ ْنسيا
ِ ِ “Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.” (QS. Maryam: 26).
Sedangkan secara istilah, puasa adalah:
ْ َ ِ ْ اك َم ْخ ُص ْوص م ْن َش ْخص َم ْخ ُص
ُ َ ْ ص ِ يف وق ٍت ٍ و ٍ ِ ٍْ ِإمس َ َ ََ ْ َمخ ُص ص ِبش ِائطٍ و “Menahan hal tertentu yang dilakukan oleh orang tertentu pada waktu tertentu dengan memenuhi syarat tertentu.” (Lihat Kifayah Al-Akhyar, hlm. 248)
Sumber https://rumaysho.com/20096-matan-abi-syuja-syarat- wajib-puasa.html