Anda di halaman 1dari 57

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia adalah aset terpenting di RSU PKU Muhammadiyah
Banjarnegara yang perlu diperhatikan dengan baik dalam seluruh proses / siklus yang
ada. Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dilakukan melalui
serangkaian proses yang perlu terus dikelola dan dikembangkan dengan baik. Aktifitas
untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas meliputi perencanaan,
rekruitmen, penempatan dan pengembangan, pengembangan, pemberian gaji,
kompensasi, dan manfaat, serta terminasi pegawai.
Untuk mendapatkan pola yang teratur dalam serangkaian proses tersebut
diperlukan pedoman pelayanan sumber daya manusia yang diharapkan dapat dipakai
sebagai acuan yang terus diperbaiki demi tercapainya tujuan yakni sumber daya
manusia yang berkualitas. Sehingga pada kesempatan ini dibuatlah Pedoman
Manajemen Sumber Daya Manusia RSUD Kota Padangsidimpuan

B. Tujuan Pedoman
1) Tujuan Umum
Terciptanya acuan pokok yang terus diperbaiki untuk mendapatkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
2) Tujuan Khusus
a. Menentukan ruang lingkup pedoman
b. Menentukan Batasan Operasional
c. Mengidentifikasi berbagai landasan hukum
d. Menetapkan Tata Laksana Pedoman dalam setiap bab.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Pedoman Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi
1) Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia RSUD Kota Padangsidimpuan
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
3) Orientasi Pegawai Baru
4) Kontrak Kerja
5) Sistem Kepegawaian
6) Jabatan Struktural dan Struktural
7) Alih Tugas dan Tanggung Jawab
8) Staf Medis sebagai Pegawai
9) Peraturan dan Tata Tertib Kerja
10) Pendidikan dan Pelatihan
11) Penilaian Kinerja
12) Pembinaan Karakter Pegawai

D. Landasan Hukum
Landasan Hukum :
1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2009 tentang Kesehatan
2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4) Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5) Permenkes RI No. 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.

6) Kepmenkes No 1087 /Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar K-3 di rumah sakit.


BAB 2
KEBIJAKAN TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA

Berikut ini tentang Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia

1. Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Kota Padangsidimpuan

mengacu kepada

Visi, Misi, serta Nilai-Nilai RSUD Kota Padangsidimpuan

2. Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) memperhatikan Rencana Strategis

(Renstra) RSUD Kota Padangsidimpuan

3. Pengaturan Sumber Daya Manusia (SDM) RS memperhatikan dengan baik

setiap peraturan yang berlaku

4. Pengaturan Sumber Daya Manusia memperhatikan setiap klausul dalam

Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang berlaku.

5. Pengaturan Sumber Daya Manusia RS mengacu kepada mutu pelayanan dan

keselamatan pasien.

6. Sumber daya manusia meliputi staf klinis maupun non klinis.

7. Sumber daya manusia yang berkualitas didapatkan melalui perencanaan,

rekruitmen, program orientasi, pengembangan melalui penilaian kinerja.

8. Pengembangan sumber daya manusia

Rencana susunan kepegawaian rumah sakit setiap tahun dikembangkan bersama

oleh para pimpinan, dengan menetapkan jumlah, jenis, dan kualifikasi staf yang

diinginkan.
a. Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk mengumpulkan,

memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan dan tenaga

kesehatan lainnya (izin, pendidikan, pelatihan dan pengalaman).

9. Orientasi pegawai

Staf baru baik klinis maupun non klinis harus melalui proses orientasi yang

diberikan baik melalui pembekalan umum maupun oleh unit kerja masing-

masing terkait uraian tugas - tugasnya.

10. Sistem kepegawaian

a. Seluruh pegawai RS ditetapkan status kepegawaiannya melalui Sistem

Kepegawaian Daerah

b. Sistem kepegawaian RS berdasarkan pada Tingkat Pendidikan, Masa Kerja,

dan Tingkat Kompetensi.

c. Perubahan status dalam sistem kepegawaian dituangkan dalam berita acara

perubahan status kepegawaian.

11. Kontrak kerja

a. Pada umumnya status pegawai baru RSUD Kota Padangsidimpuan adalah


kontrak kerja
b. Kontrak kerja pada umumnya selama satu tahun dan dapat diperpanjang

maksimal 1 tahun.

12. Jabatan struktural dan non struktural

a. Pegawai dapat menduduki jabatan tertentu baik struktural dan non struktural

memiliki masa jabatan dan tunjangan jabatan tertentu.

b. Besar Tunjangan jabatan diatur dalam keputusan Direktur

13. Alih tugas dan tanggung jawab

a. Untuk kebutuhan pelayanan, pegawai dapat dikenakan penugasan kembali ke

posisi yang lain dengan uraian tugas dan tanggung jawab yang berbeda,

meliputi rotasi dan mutasi kerja.

14. Staf medis sebagai pegawai

Staf medis meliputi Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter gigi dan Dokter

gigi spesialis merupakan pegawai yang memiliki hak-hak tertentu sesuai dengan

status kepegawaiannya.

15. Peraturan dan tata tertib kerja

Rumah sakit membuat kebijakan tentang sistem kepegawaian, peraturan dan tata

tertib kerja.

a. .
16. Pendidikan dan pelatihan

a. Setiap staf memperolah pendidikan dan pelatihan baik in-service maupun di

luar rumah sakit untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuannya.

b. Semua staf baik staf klinis dan non klinis wajib dapat menunjukkan

kompetensi yang layak dalam teknik resusitasi.

c. Setiap staf wajib mengikuti diklat yang diadakan oleh rumah sakit
d. RSUD Kota Padangsidimpuan dapat juga dipakai sebagai lahan Pratik dan
Penelitian mahasiswa
17. Penilaian kinerja

a. Rumah sakit mengembangkan penilaian kinerja bagi staf profesional baik

staf klinis maupun non klinis.

b. Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai kinerja individu pegawai dalam

setiap tahap status kepegawaian yang ada.

18. Pembinaan karakter pegawai


a. Rumah Sakit mengadakan program pembinaan karakter pegawai untuk

mendapatkan pegawai yang memiliki karakter yang baik dan dapat

diandalkan.

b. Pembinaan karakter dapat melalui pembinaan umum maupun khusus

kepada pegawai.
BAB III
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Prinsip-prinsip Pengembangan Sumber Daya Manusia


1. Pengembangan Sumber Daya Manusia di RSUD Kota Padangsidimpuan perlu
dilakukan dengan perencanaan sesuai dengan kebutuhan pasien yang berfokus pada
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Rumah sakit melakukan pengembangan sumber daya manusia meliputi pengadaan
dari segi jumlah, peningkatan tingkat kompetensi, serta peningkatan jenjang karir .
3. Rumah sakit menetapkan kualifikasi sumber daya manusia baik tingkat pendidikan,
ketrampilan, pengetahuan dan persyaratan lain yang mendukung peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
4. Rencana pengembangan sumber daya manusia dikembangkan bersama oleh para
pimpinan dan dilakukan evaluasi.
5. Rencana pengembangan sumber daya manusia dituangkan dalam Program
Pengembangan Sumber Daya Manusia RSUD Kota Padangsidimpuan setiap
tahunnya.

6. Perencanaan staf / pegawai didasarkan pada pola ketenagaan yang menganalisa


kebutuhan tenaga sesuai dengan kebutuhan pasien dan pelayanan lainnya.
7. Perencanaan kebutuhan jumlah staf / pegawai dituangkan dalam rencana kerja tahunan
unit kerja (TOR Unit kerja).
8. Pengadaan kebutuhan ketenagaan di luar perencanaan tahunan karena perubahan
situasi dan kondisi yang terjadi dalam pelayanan dilakukan setelah melalui analisa
kebutuhan yang seksama dan disetujui dalam rapat staf rumah sakit.
9. Pengembangan dalam tingkat kompetensi berhubungan dengan pendidikan dan
pelatihan serta program pengembangan lainnya yang diatur dalam Kebijakan Direktur
dalam Pendidikan dan Pelatihan.
10. Rumah sakit mengupayakan peningkatan jenjang karir baik melalui proses reguler
kenaikan status kepegawaian, promosi, serta sistem pengkajian jenjang karir yang
terus dikembangkan sesuai dengan tingkat kompetensi yang dimiliki pegawai.
11. Masukan dalam peningkatan jenjang karir melalui penilaian kinerja untuk
peningkatan status kepegawaian diatur dalam kebijakan tentang penilaian kinerja .
12. Pengkajian untuk sistem jenjang karir melibatkan berbagai elemen pimpinan maupun
profesi yang ada di Rumah Sakit dan tidak menutup
kemungkinan bekerja sama dengan pihak luar yang terpercaya dalam penilaian
tingkat kompetensi pegawai sesuai dengan profesi masing-masing.

Proses Pengajuan Ketenagaan sesuai rencana


1. Unit kerja menyampaikan kebutuhan ketenagaan dalam rapat kerja, atau rapat staf.
2. Kebutuhan pengadaan pegawai harus disetujui dalam rapat dan oleh Direktur.
3. Setelah disetujui, kepala unit kerja harus mengisi form permintaan pegawai dan
ditandatangani oleh Wakil Direktur terkait.
4. Form diserahkan ke Bagian kepegawaian
BAB 4
REKRUTMEN, SELEKSI DAN PENETAPAN STAF

Ketentuan Umum Rekrutmen, Seleksi dan Penetapan Staf


1. Sesuai dengan kebijakan tentang SDM, rumah sakit terus mengembangkan proses
untuk rekruitmen, evaluasi dan penetapan staf dan prosedur penetapan lainnya.
2. Keputusan untuk melakukan proses rekrutmen melalui pembicaraan antar para
pimpinan di RSUD Kota Padangsidimpuan .
3. Mekanisme pengajuan pengadaan pegawai sesuai dengan kebijakan tentang
pengembangan pegawai di RSUD Kota Padangsidimpuan
4. Rekrutmen dan seleksi pegawai menjadi tanggung jawab Bagian Sumber Daya
Manusia di bawah pembinaan Wakil Direktur Umum Keuangan.
5. Proses seleksi melibatkan Wakil Direktur, Manajer, Kepala Bagian SDM maupun
Kepala Unit Kerja terkait sebagai tim rekrutmen dan seleksi pegawai untuk
mendapatkan pegawai yang berkualitas sesuai yang dibutuhkan.
6. Proses seleksi pegawai medis melibatkan Komite Medik untuk memberikan
rekomendasi.
7. Proses seleksi meliputi berbagai proses :
1) Wawancara.
2) Psikotest (MMPI), test bakat / minat, dan test-test lain yang terus dikembangkan
oleh Bagian SDM.
3) Test-test keprofesian sesuai dengan profesi yang ada.
4) Test kesehatan.
8. Biaya test kesehatan ditanggung oleh kandidat pegawai.
9. Pengambilan keputusan terkait hasil seleksi diputuskan bersama tim seleksi pegawai
dan disetujui oleh Direktur.
10. Kandidat pegawai yang lolos seleksi dilakukan penetapan status kepegawaian sesuai
dengan sistem kepegawaian yang berlaku di RS.
11. Pengakuan masa kerja diterapkan kepada status pegawai tetap sbb :
a. Bila pegawai berasal, yang profesinya dibutuhkan di lingkungan perusahaan, masa
kerja dapat diperhitungkan maksimal setengah dari masa kerjanya dan tetap
menjalani masa percobaan.
b. Bila Pegawai pernah dinas di Rumah Sakit, masa kerja yang dahulu dapat
diperhitungkan penuh dan tetap menjalankan masa percobaan pekerja.
c. Bila profesi sebelumnya tidak ada kaitannya dengan pekerjaan di lingkungan
Perusahaan tidak dapat diperhitungkan.
d. Masa kerja yang diperhitungkan dapat berpengaruh terhadap status grade,
golongan, kompetensi, tetapi tidak dihitung sebagai masa bakti di Rumah Sakit
12. Pada umumnya pegawai baru menjalani status : orientasi, kontrak kerja, dan calon
pegawai.
13. Penetapan pegawai melalui surat keputusan direktur,
14. Pegawai klinis mendapatkan surat penugasan klinis dari direktur setelah
mendapatkan rekomendasi dari tim kredensial.
15. Ketentuan pada masa orientasi :
a. Menandatangani pernyataan sanggup mengikuti program orientasi pegawai.
b. Tidak mendapatkan gaji selama orientasi, tetapi mendapatkan uang transport dan
makan.
c. Tidak / belum mendapatkan tunjangan kesehatan.
d. Program orientasi paling lama selama 2 minggu, dapat diperpanjang bila setelah
evaluasi pegawai dinyatakan belum mampu / belum siap untuk bekerja.
16. Kebijakan tentang pegawai kontrak tertuang dalam kebijakan Direktur tentang
Kontrak Kerja.
17. Ketentuan tentang penetapan sebagai calon pegawai sbb :
a. Pegawai kontrak yang dinyatakan memenuhi standar penilaian dapat memasuki
status percobaan calon pegawai sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
b. Calon pegawai memiliki 2 tahap : percobaan calon pegawai (3 bulan) dan calon
pegawai (9 bulan).
c. Status percobaan calon pegawai dan status calon pegawai dinyatakan dengan surat
keputusan direktur.
d. Selama percobaan calon pegawai, pegawai dinilai; bila memenuhi standar dapat
masuk status calon pegawai sesuai dengan peraturan tentang penilaian kinerja.
e. Satu bulan sebelum berakhir masa calon pegawai, pegawai dinilai kembali untuk
memasuki status sebagai pegawai tetap.
BAB 5
BAB 6
ORIENTASI PEGAWAI

Ketentuan Umum :
1. Setiap kandidat pegawai yang dinyatakan lolos seleksi pegawai di Lingkungan
RSUD Kota Padangsidimpuan wajib dimasukkan dalam program orientasi pegawai
baru.
2. Program orientasi pegawai baru diberikan melalui pembekalan secara umum oleh
rumah sakit dan pembekalan khusus di unit kerja masing-masing sesuai dengan
profesinya.
3. Pegawai dokter spesialis tidak mendapatkan orientasi di unit kerja, melainkan
program orientasi pembekalan umum sebagai pegawai baru.
4. Program orientasi dilakukan maksimal selama 2 minggu.

Ketentuan Khusus :
1. Program orientasi yang berupa pembekalan umum rumah sakit dikoordinir oleh
Bagian Sumber Daya Manusia, sedangkan orientasi di unit kerja dikoordinir oleh
Kepala Unit Kerja masing-masing.
2. Pembekalan umum orientasi pegawai baru meliputi :
1) Visi, Misi, Nilai RSUD Kota Padangsidimpuan
2) Struktur Organisasi RSUD Kota Padangsidimpuan
3) Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
4) Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5) Etika dalam bekerja.
6) Pelayanan Prima.
7) Penanggulangan Kebakaran dan penggunaan Alat Pemadam Kebakaran
(APAR).
8) Kompetensi Spiritual.
3. Pegawai mendapatkan orientasi melalui pembekalan khusus di unit kerja masing-
masing.
4. Peraturan selama program orientasi :
a. Pegawai menandatangani pernyataan program orientasi.
b. Program orientasi dilakukan selama 2 minggu.
c. Selama program orientasi tidak diperhitungkan sebagai gaji.
d. Selama program orientasi pegawai belum mendapatkan tunjangan kesehatan.

5. Kepala unit kerja membuat laporan evaluasi orientasi pegawai baru.

Proses Orientasi Pegawai


Input :
1. Dari masukan diterimanya pegawai baru.
2. Bagian kepegawaian mencatat pegawai baru pada buku program orientasi pegawai
baru.
3. Bagian kepegawaian menghubungi tim pembicara untuk pembuatan jadwal
pembekalan umum program orientasi.
4. Bagian kepegawaian membuat jadwal pembekalan orientasi.
Proses :
5. Pegawai baru dijelaskan program orientasi serta hak dan kewajiban pegawai selama
orientasi.
6. Pegawai menandatangani form orientasi pernyataan orientasi pegawai baru.
7. Bagian menyiapkan acara pembekalan : ruang diklat, form-form yang diperlukan,
serta daftar hadir.
Output:
8. Bagian kepegawaian mengevaluasi hasil pelaksanaan program.
9. Bagian kepegawaian membuat sertifikat orientasi pegawai.
Feedback :
10. Bagian kepegawaian mencatat pada buku program orientasi.
11. Bagian kepegawaian menginput pada komputer untuk database pelatihan.
BAB 7
SISTEM KEPEGAWAIAN

Ketentuan Umum
1. Seluruh Pegawai RSUD Kota Padangsidimpuan ditetapkan status kepegawaiannya
melalui Sistem BKD .
2. Sistem Kepegawaian RSUD Kota Padangsidimpuan berdasarkan pada Tingkat
Pendidikan, Masa Kerja,serta golongan/pangkat.
3. Penetapan status kepegawaian berdasarkan sistem kepegawaian di RSUD Kota
Padangsidimpuan diperlukan untuk proses-proses kepegawaian seperti : kenaikan
golongan, kenaikan golongan karena perubahan tingkat pendidikan dan masa kerja ,
mutasi, rotasi, promosi,dsb.
4. Rotasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain tetapi tetap dengan pekerjaan
(job family) yang sama untuk memenuhi kebutuhan
5. Pegawai yang dimutasikan
BAB 8
KONTRAK KERJA

Ketentuan Umum
1. Pada umumnya status pegawai baru adalah kontrak kerja,
2. Pegawai kontrak wajib menandatangani perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).
3. Masa kontrak kerja adalah selama satu tahun, dan dapat diperpanjang kembali bila
menurut penilaian pegawai tidak memenuhi standar yang ditetapkan.
4. Rumah sakit selalu melakukan evaluasi terhadap pegawai kontrak sebelum selesainya
masa kontrak berakhir, dan dituliskan dalam berita acara evaluasi kontrak kerja oleh
tim evaluasi kontrak kerja.
5. Tim evaluasi kontrak kerja adalah sbb :
a. Untuk staf medis : Direktur, Wa. Dir. Umum Keuangan, Wa. Dir Pelayanan,
Kepala Kelompok Staf Medis Fungsional yang terkait.
b. Untuk staf selain dokter : Wa. Dir Umum Keuangan, Wa.Dir. Pelayanan,
Manajer terkait, Kepala Unit Kerja Terkait, Kepala Bagian kepegawaian
Ketentuan Khusus :
1. Pegawai wajib menandatangani Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
2. PKWT berlaku selama 1 tahun, dan hanya bisa diperpanjang 1 (satu) kali.
3. Gaji pegawai kontrak meliputi : gaji pokok diterimakan tunjangan
4. Gaji dokter kontrak diatur tersendiri dalam peraturan tentang gaji dokter.

36
5. Pegawai mendapatkan hak cuti 6 hari.
6. Pegawai dilakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila kurang dari standar yang ditetapkan
dapat dihentikan kontraknya tanpa syarat apapun.
7. Satu bulan sebelum berakhir masa kontrak, pegawai dinilai kembali.
8. Gaji pegawai kontrak terdiri atas gaji pokok, tunjangan beras untuk diri sendiri,
insentif, tunjangan transport, dan lembur bila ada jam lembur.
9. Gaji dokter menurut peraturan sendiri dalam peraturan gaji dokter..
10. Pegawai kontrak yang setelah dinilai tetapi tidak memenuhi standar penilaian kinerja,
maka dapat diperpanjang kontraknya maksimal satu kali.

37
BAB 9
JABATAN STRUKTURAL DAN NON STRUKTURAL

Ketentuan Umum
1. Jabatan Struktural, yaitu jabatan unit tertentu yang secara tegas ada dalam struktur
organisasi. Kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah
hingga yang tertinggi
2. Jabatan Non-struktural, yaitu jabatan teknis yang tidak tercantum dalam struktur
organisasi, tetapi dari sudut pandang fungsinya sangat diperlukan dalam pelaksansaan
tugas-tugas pokok organisasi.
3. Pejabat sementara baik untuk jabatan struktural maupun non-struktural dapat diberikan
kepada pegawai sbb :
a. Pegawai tersebut belum diangkat sebagai pegawai tetap.
b. Pegawai tersebut sudah pegawai tetap, tetapi masih dalam pengkajian terhadap
kemampuannya dalam mengemban tugas jabatan yang diberikan.
4. Masa jabatan pejabat sementara adalah 1 tahun atau lebih bila pegawai tersebut belum
diangkat sebagai pegawai tetap.
5. Besar tunjangan jabatan baik struktural maupun non-struktural ditetapkan melalui SK
Kepala daerah yang ditetapkan dan diperbarui dari waktu ke waktu oleh Direktur.
6. Tunjangan jabatan Direktur dan Wakil Direktur ditetapkan oleh SK Kepala Daerah
7. Kebutuhan akan jabatan struktural harus sesuai dengan Struktur Organisasi RS
8. Pemilihan sumber daya manusia untuk menduduki jabatan struktural maupun non-
struktural melalui mekanisme rapat di tingkat direksi, dengan mempertimbangkan
penilaian kinerja dan prestasi pegawai yang akan dipilih.
9. Penetapan jabatan struktural maupun non-struktural RS ditetapkan dalam surat
keputusan direktur.

38
10. Setiap tahun, pejabat struktural maupun non-struktural akan dievaluasi, dengan
konsekuensi akan dilanjutkan untuk menjabat atau sebaliknya akan diganti sesuai
dengan hasil penilaian.
11. Penilaian untuk kinerja Jabatan struktural maupun non-struktural dilakukan dengan
instrumen penilaian khusus jabatan struktural maupun non-struktural.

39
BAB 10
ALIH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Ketentuan Umum :
1. Untuk kebutuhan pelayanan, pegawai dapat dikenakan alih tugas ke posisi yang lain
dengan uraian tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Alih tugas meliputi rotasi dan
mutasi kerja.

2. Rotasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain tetapi tetap dengan pekerjaan
(job family) yang sama untuk memenuhi kebutuhan ; status kepegawaian meliputi,
golongan, maupun tingkat kompetensi tidak berubah.

3. Mutasi adalah perpindahan pegawai ke unit kerja lain dengan pekerjaan (job family)
yang brebeda untuk memenuhi kebutuhan ; status kepegawaian meliputi, golongan,
maupun tingkat kompetensi berubah.

4. Rotasi dan mutasi dilakukan dengan lebih dahulu memberitahukan kepada pegawai
yang bersangkutan dan ditetapkan dengan keputusan Surat Keputusan Direktur.

5. Rotasi maupun mutasi dapat terjadi karena promosi maupun demosi yang diatur
secara khusus pada kebijakan tentang sistem kepegawaian.

Khusus :
1. Pelaksanaan alih tugas di unit kerja terkait meliputi :
a. Pemaparan uraian tugas baru kepada pegawai.
b. Pembekalan terkait uraian tugas baru tersebut kepada pegawai oleh kepala unit
kerja.

c. Kepala unit kerja membuat laporan evaluasi kemampuan melaksanakan uraian


tugas yang baru kepada pegawai yang dirotasi maupun mutasi dan tindak
lanjutnya.

d. Laporan alih tugas tanggung jawab disimpan dalam file pegawai.

40
2. Pegawai yang rotasi dilakukan evaluasi pada saat 14 hari masa transisi rotasi. Bila
pegawai dinilai tidak mampu menguasai uraian tugasnya dapat dikembalikan kepada
posisi sebelumnya.

3. Pegawai yang dimutasi dilakukan evaluasi pada saat 14 hari masa transisi dan 6 bulan
masa percobaan mutasi. Pada masa transisi dievaluasi penguasaan uraian tugasnya,.
Bila pegawai dinilai tidak memenuhi standar dapat dikembalikan kepada posisi
sebelumnya.

41
BAB 11
STAF MEDIS SEBAGAI PEGAWAI

Ketentuan Umum :
1. Staf medis ialah Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi,
dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
2. Pengadaan staf medis sesuai dengan jumlah dan kualifikasi pasien yang ada di
RS.
3. Secara status kepegawaian staf medis terdiri atas sbb :
a. Dokter Kontrak
b. Dokter Pegawai Tetap
c. Dokter Pensiun Kontrak
d. Dokter Tamu atau Dokter Konsultan.

Ketentuan Khusus :
1. Dokter Kontrak adalah
a. Dokter yang bekerja di RS setelah melalui prosedur penerimaan tenaga medis
untuk dokter kontrak.
b. Masa kontrak selama 1 (satu ) tahun dengan menandatangani PKWT.
c. Mendapatkan gaji tetap bulanan sesuai dengan ketentuan gaji dokter kontrak dan
mendapatkan honor pelayanan (fee for service).
d. Mendapatkan hak cuti selama 15 hari kerja dalam setahun.

2. Dokter Calon Pegawai.


a. Dokter yang bekerja di RS telah melalui prosedur penerimaan tenaga medis untuk
Dokter Pegawai Tetap.
b. Sudah melalui masa kerja sebagai Dokter Kontrak minimal 1 tahun.
c. Mendapatkan gaji tetap bulanan sesuai dengan ketentuan gaji dokter kontrak dan
mendapatkan honor pelayanan (fee for service).

42
d. Mendapatkan hak cuti selama 15 hari kerja dalam setahun.

3. Dokter Pegawai Tetap


a. Dokter yang bekerja di RS telah melalui prosedur penerimaan tenaga medis untuk
Dokter Pegawai Tetap.
b. Pengalaman kerja di Rumah Sakit di bawah RSUD Kota Padangsidimpuan akan
dihargai penuh sedangkan di luar RSUD Kota Padangsidimpuan dihargai setengah
masa kerja. Masa kerja akan diperhitungkan pada penentuan masa kerja sesuai
dengan Sistem Golongan Pegawai RSUD Kota Padangsidimpuan.
c. Mendapatkan hak cuti 15 hari kerja dalam setahun.
d. Mendapatkan Gaji Pokok sesuai dengan Sistem Kepegawaian RSUD Kota
Padangsidimpuan dan jasa Medis Tetap bulanan sesuai dengan ketentuan Gaji
Dokter, demikian juga mendapatkan honor pelayanan (Fee for Service).
e. Diikutkan dalam program dana pensiun, Jamsostek, serta Asuransi Kesehatan.

4. Dokter Tamu atau Dokter Konsultan


a. Adalah Dokter yang bekerja di RS tetapi bukan pegawai tetap rumah sakit dengan
menandatangani PKWT.
b. masa Kerja selama 1 tahun dan dapat diperpanjang tahunan setelah melalui
prosedur yang ada.
c. Bekerja secara paruh waktu.
d. Tidak mendapatkan gaji tetapi hanya mendapatkan fee for service sesuai
ketentuan RS yang berlaku dan disepakati oleh yang bersangkutan.
e. Tidak ada tunjangan apapun.
5. Jam kerja dokter

43
Jam kerja dokter pada umumnya sesuai jam pelayanan rumah sakit, tidak
dibatasi oleh waktu; bila ada panggilan karena pasien yang memburuk kondisi
klinisnya wajib datang, bila tidak bisa datang karena tidak bisa bertugas wajib
memberitahukan sebelumnya untuk melimpahkan tanggung jawab kepada
dokter yang lain sebagaimana SPO tentang pelimpahan tanggung jawab dari
dokter kepada dokter yang lain.

8. .

9. Dokter pegawai berhak atas tunjangan – tunjangan kesehatan, kamar, makan /


cuci, dengan rincian sbb

PERATURAN DAN TATA TERTIB KERJA

12.1 Waktu Kerja


Hari dan Jam Kerja
1. Hari kerja adalah 6 (enam) hari dalam 1 (satu) minggu atau 5 (lima) hari kerja dalam
1 (satu) minggu.
2. Jam kerja adalah 7 (tujuh) jam dan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan 40 (empat
puluh) jam dalam 1 (satu) minggu.
3. Oleh karena kebutuhan, maka pengaturan hari dan jam kerja dapat dilakukan menurut
keperluan pelayanan.

Shift Kerja
Pada unit kerja tertentu yang memerlukan adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terus
berlangsung, dapat diberlakukan pembagian kerja shift dan dalam pelaksanaannya dapat
menggunakan kebijakan tersendiri sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku

a.

44
Libur dan Cuti

Yang dimaksud hari libur adalah hari Minggu atau hari ke 7 (tujuh) dalam enam hari kerja
terus-menerus atau hari ke 6 (enam) dalam 5 hari kerja secara terus-menerus, atau setelah shift
yang telah ditetapkan, hari-hari libur nasional yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah
pada setiap tahun dan hari-hari lain yang dinyatakan sebagai hari libur oleh Pemerintah
Hari libur nasional yang bertepatan dengan hari minggu, tidak mendapat penggantian libur di
hari lain
Pegawai yang bekerja pada hari libur sesuai dengan jadwal kerja akan mendapat penggantian
satu kali off/ luaran
Pegawai yang menjalankan shift malam 3 (tiga) hari berturut-turut dalam seminggu mendapat
1 (satu) kali off luaran selain hari libur mingguan

Cuti Tahunan

1) Dalam satu tahun pegawai tetap berhak mendapatkan cuti selama 12 (dua belas) hari
kerja dalam 1 (satu) tahun
2) Pegawai dengan status calon pegawai berhak mendapat cuti 12 (dua belas) hari kerja
dalam 1 (satu) tahun
3) Hari libur selain hari Minggu yang jatuh pada waktu cuti tidak dihitung sebagai hari
cuti.

45
Cuti di Luar Tanggungan

1) Cuti di luar tanggungan rumah sakit harus disetujui oleh direktur.

Cuti Sakit
1) Cuti sakit hanya diberikan oleh dokter yang telah ditentukan rumah sakit/ dokter
penggantinya.
2) Ketentuan pada ayat 1 (satu) tidak berlaku untuk keadaan darurat.
3) Cuti sakit dapat diberikan untuk paling lama 1 (satu) tahun.
4) Pegawai yang telah menjalani cuti sakit selama 1 (satu) tahun berturut-turut akan
diberikan pensiun sesuai dengan peraturan yang berlaku atau diputuskan hubungan
kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
5) Pegawai yang cuti sakit sebagaimana dimaksud pada ayat 4 (empat) telah bekerja
selama kurang dari 4 (empat) minggu lalu mendapat cuti sakit kembali, maka cuti
tersebut dianggap bersambung dengan cuti sebelumnya dan kedua cuti sakit tidak dapat
diberikan untuk waktu lebih dari 1 (satu) tahun
6) Pegawai yang sedang menjalani cuti sakit yang bukan seperti dalam ayat 4 (empat) poin
b, c, d di atas berhak menerima penghasilan penuh
7) Pegawai dan rumah sakit wajib menghargai cuti sakit yang diberikan oleh dokter yang
berwenang

50
Cuti Hamil dan Melahirkan

Pegawai tetap dengan status perkawinan yang sah yang hamil berhak mendapat cuti hamil
dan melahirkan dengan upah penuh.
Cuti hamil dan melahirkan diberikan untuk waktu selama 3 bulan. Dapat diambil sebelum
atau sesudah melahirkan, sesuai dengan kondisi kehamilan dan kebutuhan rumah sakit.
Kehamilan yang mendapatkan hak cuti adalah kehamilan pertama sampai ketiga.
Hari-hari libur yang jatuh pada saat cuti hamil tidak dapat pengganti hari.
Cuti hamil yang diberikan atas persetujuan tertulis oleh dokter yang berwenang

f.

51
52
Standar Penampilan Profesional

Standar Penampilan Pegawai meliputi :


1. Sopan Santun
1) Selalu sambut pelanggan dengan bersahabat
2) Senyum tulus dan perkenalkan diri
3) Jangan biarkan pelanggan merasa diabaikan
4) Pertahankan kontak mata, postur menghadap pelanggan, menghentikan
sementara telephone saat pelanggan memerlukan respon kita.
5) Miliki humor yang positip, magic word bila sudah kenal lama.
6) Penuhi kebutuhan pelanggan atau dengan senang hati antarkan pelanggan kepada
petugas yang dapat memenuhi kebutuhannya
7) Ucapkan terimakasih kepada pelanggan karena telah memilih RS
2. Penampilan
1) Postur tidak terlalu gemuk / terlalu kurus.
2) Berpakaian secara profesional, pantas, rapi dan bijaksana
3) Selalu mengenakan kartu identitas
4) Sepatu bersih dan rapi
5) Rambut rapi & sesuai, laki-laki tidak berjenggot (dicukur bersih).
6) Make up yg pantas & bijaksana.
7) Tidak bau badan / nafas, parfum tidak terlalu kuat .
8) Saat melihat ceceran sampah, pungutlah dan buanglah di tempat sampah
9) Kembalikan semua peralatan kerja ke tempatnya
3. Komunikasi
1) Dalam semua percakapan, selalu ucapkan “silakan” dan “terimakasih”, “Bapak”
dan “Ibu”

53
2) Berusaha mendengar aktif : nonverbal yang tepat dalam : kontak mata, anggukan,
hmm. Respon Verbal : jangan memutus pembicaraan, bila perlu ulangi ungkapan
klien untuk memperjelas/klarifikasi.
3) Usahakan memberi informasi, dimana Anda memandang itu diperlukan bagi
pelanggan.
4) Semua karyawan harus paham cara mengoperasikan telepon di bagian masing-
masing
5) Menghargai lawan bicara telephone, menerima telephone dengan salam,
menyebutkan nama dan apa yang bisa dibantu, bicara seperlunya dalam telephone.
6) Saat mentransfer panggilan telepon, selalu sebutkan nomer extension yang
seharusnya kepada pelanggan, menjaga seandainya sambungan terputus.
7) Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sesuai ketika memberikan informasi
kepada pasien mengenai kesehatan, diet khusus, prosedur, obat-obatan, dan
seterusnya. Hindari istilah-istilah profesional atau teknis
4. Panggilan Pasien
1) Seluruh karyawan RS wajib menjawab panggilan pasien dan membantu
memberitahu petugas yang berkepentingan
2) Cek pasien 1 jam sebelum pergantian shift untuk meminimalkan panggilan pasien
pada saat timbang terima

5. Komitmen terhadap Rekan Kerja


1) Perlakukanlah Rekan Kerja sebagai profesional dengan kebaikan hati, jujur, dan
respek. Sambutlah karyawan baru.
2) Tunjukkan kepedulian. Hindari permintaan mendadak yang akan menyebabkan
ketidaknyamanan Rekan Kerja.
3) Dilarang mempermalukan Rekan Kerja dihadapan orang lain.

6. Pasien yang Menunggu


1) Ciptakan suasana yang nyaman bagi pasien yang menunggu

54
2) Waktu tunggu pasien dengan perjanjian adalah 10 menit; tanpa perjanjian, 1 jam.
Sampaikan permintaan maaf bila ada penundaan, dan selalu ucapkan pada pelanggan
tersebut“Terimakasih telah menunggu”
3) Ketika pasien sedang dilakukan tindakan, informasikan keadaannya kepada keluarga
pasien secara berkala, minimal setiap 1 jam
1) .

7. Privasi
1) Bijaksanalah sewaktu bercakap-cakap di telepon dengan pelanggan
2) Tutuplah tirai atau pintu sewaktu dilakukan pemeriksaan, tindakan atau kapanpun
diperlukan

8. Kewaspadaan Keselamatan
1) Segera laporkan semua kecelakaan dan insiden secara lengkap
2) Lindungi punggung Anda sewaktu mengangkat pasien, mendorong, menarik atau
membawa barang. Mintalah bantuan bila perlu
3) Gunakan baju dan peralatan pelindung jika diperlukan, dan siap sedia selalu untuk
keadaan gawat darurat

Tata Tertib Kerja


Tata Tertib Umum
Tata tertib umum pegawai saat bekerja adalah sbb :
1) Setiap pegawai diwajibkan mencatatkan kehadirannya (waktu datang dan pulang)
dengan menggunakan alat pencatatan yang disediakan rumah sakit. Pencatatan harus
dilakukan pegawai sendiri.
2) Setiap pegawai yang hendak meninggalkan pekerjaan pada jam kerja karena suatu
keperluan wajib memberitahu kepada atasan langsung pegawai.
3) Pegawai yang tidak masuk karena alasan sakit wajib menunjukkan surat keterangan
dokter yang berwenang
4) Pegawai yang sakit atau mengalami kecelakaan di luar kota sehingga tidak dapat masuk
kerja wajib memberitahu atasan langsung pada hari itu juga dan menunjukkan surat
dokter yang menangani pada hari berikutnya
5) Pegawai yang mengalami hambatan tak terduga sehingga tidak dapat masuk kerja pada

55
hari itu wajib memberitahukan hal itu kepada atasan langsung dan ketidakhadirannya
dianggap cuti atau off
6) Pegawai wajib memakai tanda pengenal selama menjalankan tugas
7) Pegawai wajib mengenakan pakaian dinas sesuai ketentuan yang ada di bagian masing-
masing
8) Pegawai yang sedang hamil diatur sendiri model dan bentuk pakaian dinas

Tugas Kedinasan

Pegawai yang melakukan tugas kedinasan yaitu tugas atas perintah dan untuk kepentingan
kedinasan mendapat hak dan fasilitas sebagai berikut :

56
a. Mendapatkan surat tugas dari atasan yang berwenang
b. Mendapat fasilitas berupa :
 Uang tugas
 Penggantian biaya hotel/ penginapan
c. Pegawai yang melakukan tugas kedinasan wajib membuat laporan tugas tersebut
kepada atasan yang berwenang

Fasilitas Kerja

Untuk keperluan kedinasan, pegawai mendapat fasilitas menggunakan Karena pertimbangan


keperluan dinas, pegawai dapat menerima inventaris dinas yaitu barang yang bergerak/ tak
bergerak milik rumah sakit yang dipinjamkan kepada pegawai, berdasarkan surat keputusan
pejabat yang berwenang .
Segala fasilitas inventaris dinas berakhir bila :
 Dicabut haknya
 Tidak menjabat lagi
 Pensiun
 Meninggal dunia

Merusakkan atau Menghilangkan Peralatan Kerja


Keputusan untuk mengganti atau tidak mengganti kerusakan / kehilangan alat dilakukan oleh
Wakil Direktur Umum Keuangan setelah membaca kronologis kejadian serta berita acara
yang dibuat oleh Kepala Unit Kerja, Kepala Bagian BPS bila terkait dengan kerusakan.

Hak Dan Kewajiban


Hak Pegawai:
a. Memperoleh upah sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan

57
b. Memperoleh upah/ gaji lembur untuk kelebihan jam kerja dari waktu kerja yang telah
ditetapkan dalam PKB
c. Memperoleh dan melaksanakan cuti
d. Memperoleh jaminan kesehatan, keselamatan kerja dan sosial
e. Memperoleh seluruh bentuk tunjangan sesuai dengan yang ditetapkan dalam PKB
f. Mengemukakan pendapat, usul dan saran demi perbaikan kinerja pada khususnya dan
kemajuan rumah sakit pada umumnya
g. Memperoleh perlakuan yang bermartabat dan manusiawi
h. Mengadakan pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan yang berlaku
i. Pensiun sesuai ketentuan yang berlaku kecuali bagi pegawai tidak tetap.

Hak Rumah sakit :


a. Memberikan tugas dan pekerjaan yang layak kepada Pegawai selama waktu kerja
b. Menempatkan Pegawai di unit kerja manapun yang terdapat di rumah sakit sesuai
kemampuan dan kompetensi pekerja
c. Memberikan sanksi kepada Pegawai yang melanggar PKB dan peraturan
perundangan yang berlaku
d. Memutuskan hubungan kerja dengan memperhatikan PKB dan peraturan perundangan
yang berlaku
e. Menetapkan anggaran dan sasaran kerja rumah sakit

Kewajiban Rumah sakit :


a. Memenuhi/ memberikan hak-hak Pegawai sesuai PKB maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku
b. Memperhatikan, memelihara keselamatan dan kesehatan kerja Pegawai
c. Mentaati dan menjalankan PKB serta perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan

58
Kewajiban Pegawai
Kewajiban Pegawai:
a. Mentaati hari kerja dan jam kerja yang telah ditentukan dalam PKB
b. Mentaati PKB serta segala bentuk peraturan yang berlaku di lingkungan rumah sakit
c. Memberikan keterangan yang benar mengenai data pribadi, keluarga maupun
mengenai pekerjaan pada rumah sakit
d. Melaksanakan semua tugas dan pekerjaan yang layak yang diberikan rumah sakit
dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab
e. Menjaga kerahasiaan rumah sakit dan pelanggan kecuali untuk keperluan penyidikan
pihak yang berwenang
f. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan rumah sakit
g. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dan harmonis
h. Saling menghormati di antara pekerja dan saling bekerja sama
i. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan
j. Memelihara kebersihan dan ketertiban lingkungan
k. Menjaga kesopanan dan kesusilaan serta norma pergaulan yang baik di dalam rumah
sakit
l. Berpenampilan baik, sopan dan rapi demi menjaga citra rumah sakit
m. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana milik rumah sakit yang dipercayakan
kepada pekerja

Tindakan Indispliner, Asusila, Dan Larangan-Larangan


Tindakan Indisipliner
Yang termasuk sebagai tindakan indisipliner adalah :
a. Tidak masuk kerja 5 hari berturut-turut tanpa ijin yang sah dari atasan/ Pimpinan
Rumah sakit, dianggap mengundurkan diri
b. Berulang kali datang terlambat ke tempat pekerjaan walaupun telah diperingatkan
berkali-kali tentang kemungkinan pemecatan
c. Berkali-kali mangkir tanpa alasan yang sah

59
d. Menolak untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
e. Berulang-ulang mengabaikan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dan
kebersihan
f. Menolak / tidak bersedia dimutasi, dirotasi, maupun demosi sesuai dengan kebutuhan
dinas
g. Menolak perintah atasan tanpa alasan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan

Tindakan Asusila
Pegawai dilarang melakukan :
a. Tindakan asusila termasuk merusak rumah tangga orang lain
b. Menghamili / hamil di luar nikah sah
c. Menghamili / hamil sebelum nikah sah
d. Menikah lebih dari 1 (satu) kali dan belum pernah bercerai
e. Menikah dengan orang yang berstatus suami / istri orang lain
f. Menikah dengan orang di bawah umur.
g. Menjalin hubungan yang tidak wajar dan / atau menikah dengan sesama jenis
h. Menikah tanpa surat keterangan nikah yang sah secara hukum negara.

Larangan-Larangan
Pegawai dilarang melakukan hal-hal di bawah ini :
a. Makan atau minum atau membawa makanan atau minuman ke dalam ruangan/ di
tempat tertentu lainnya yang akan membahayakan Rumah sakit atau lingkungan
kerjanya maupun diri pegawai itu sendiri kecuali pada tempat yang telah ditentukan
untuk keperluan tersebut
b. Merokok di seluruh lingkungan rumah sakit.
c. Membawa ke dalam lingkungan rumah sakit barang-barang / alat-alat/ bahan-bahan
dsb, dalam bentuk apapun, yang dapat membahayakan keamanan/ ketentraman dan
keselamatan lingkungan kerjanya
d. Membawa dokumen dan barang-barang/ alat-alat milik Rumah sakit keluar lingkungan
rumah sakit tanpa mendapat ijin terlebih dahulu dari atasannya/ pejabat yang
berwenang
e. Memasuki tempat-tempat dan terlibat dengan perbuatan yang dapat mencemarkan
nama baik, kehormatan atau martabat Rumah sakit dan pegawai.

60
f. Melakukan tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit pihak yang
dilayani sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak yang dilayani maupun rumah
sakit.
g. Berlaku sebagai perantara bagi suatu rumah sakit atau golongan / pribadi untuk
mendapatkan jasa / fasilitas dari rumah sakit tersebut dengan menerima komisi atau
keuntungan pribadi lainnya.
h. Melakukan / mempengaruhi pegawai lain tindakan yang melanggar hukum.
i. Melakukan kegiatan secara pribadi atau bersama atasan, teman sejawat, bawahan atau
orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerja dengan menarik keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain, yang secara langsung maupun tidak langsung
merugikan rumah sakit.
j. Membuat dan mengedarkan surat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
k. Berjudi, minum-minuman keras dan menggunakan obat terlarang / narkotik.
l. Secara sengaja merusak barang milik rumah sakit.
m. Memberi keterangan palsu khususnya keterangan yang ada kaitannya dengan data
pegawai yang bersangkutan
n. Terbukti secara sah melanggar hukum pidana, perdata dan / atau TUN (Tata Usaha
Negara) yang sudah mendapatkan keputusan tetap oleh pengadilan.

Sanksi
Rumah Sakit berhak untuk memberikan sanksi kepada Pegawai jika :
a. Melakukan pelanggaran.
b. Lalai melaksanakan kewajiban dan larangan.
Jenis sanksi yang dapat diberikan oleh rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Peringatan lisan.
b. Surat teguran.
c. Surat peringatan.
d. Skorsing.
e. Penundaan kenaikan golongan.
f. Pelepasan jabatan.

61
g. Demosi/ penurunan pangkat/ golongan.

62
BAB 13
GAJI, TUNJANGAN, INSENTIF, DAN LEMBUR

Ketentuan Umum
1) Pegawai berhak mendapatkan upah setelah bekerja.
2) Pada umumnya upah pegawai terdiri atas gaji pokok, tunjangan dan lembur.
3) Gaji dokter diatur tersendiri dalam Kebijakan tentang Staf Medis sebagai Pegawai
4) Pegawai pada masa orientasi belum diperhitungkan sebagai gaji, melainkan
hanya mendapat uang transport kecuali staf medis tidak mendapatkan uang
transport.
5) Pemberian gaji pokok sesuai dengan sistem kepegawaian RS Baptis Batu.

Ketentuan Khusus

Gaji Pokok
1) Penetapan gaji pokok pegawai baru melalui berita acara penetapan status
kepegawaian yang ditetapkan oleh Direktur.
2) Penetapan gaji pokok pegawai lama sesuai surat keputusan kenaikan status
kepegawaian dan kenaikan grade / golongan pegawai.

Tunjangan
1) Tunjangan terdiri atas tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap.
2) Tunjangan tetap terdiri atas tunjangan beras dan tunjangan transport.
3) Tunjangan tidak tetap terdiri atas tunjangan insentif serta uang dinas bagi pegawai
yang melakukan tugas dinas luar kota. Staf medis tidak mendapatkan tunjangan
transport maupun insentif. Staf medis yang menjabat kepala unit kerja
mendapatkan tunjangan insentif.
4) Tunjangan jabatan diterimakan setelah 3 bulan menjabat sesuai dengan
surat keputusan yang ditetapkan.

Pemberian Gaji Pokok

63
Pengertian Upah/ Gaji

Upah adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
.
1) .

64
Insentif
Rumah Sakit memberikan insentif kepada Pegawai atas jasa atau produktivitas yang
ditunjukkan

65
70
BAB 14
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Ketentuan Umum :

1. Setiap pegawai memperolah pendidikan dan pelatihan baik di dalam (internal)


maupun di luar (eksternal) rumah sakit untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuannya.
2. Setiap pegawai wajib menguasai teknik bantuan hidup dasar (basic life support)
mendapatkan sertifikasi pelatihan dengan masa berlaku 2 tahun untuk pelatihan
di dalam, serta sesuai sertifikat untuk pelatihan diluar yang diakui (penyelenggara
dari rumah sakit tipe A).
3. Setiap pegawai wajib mengikuti diklat yang diadakan oleh rumah sakit.
4. Pendidikan dan pelatihan merupakan bagian dari pengembangan Sumber Daya
Manusia di RS Baptis Batu melalui peningkatan kompetensi pegawai.
5. Institusi pendidikan profesional kesehatan dapat mengajukan permohonan untuk
mengirimkan mahasiswanya melakukan pembelajaran praktek di RS

Ketentuan Khusus :

1. Perencanaan diklat pegawai.


a. Perencanaan pendidikan dan latihan tahunan didahului dengan pengkajian
kebutuhan pelatihan (training need assesment).
b. Rencana pelatihan memperhatikan kebutuhan peningkatan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien.
c. Tiap unit kerja memaparkan perencanaan pendidikan dan pelatihan di
dalam rencana kerja unit kerja setiap tahunnya.
d. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dikoordinasikan dengan Bagian
kepegawaian

71
2. Pegawai baru mendapatkan pelatihan internal melalui program orientasi pegawai
yang ditetapkan sendiri dalan kebijakan direktur tentang program orientasi
pegawai.

3. Pengajuan pelatihan
a. Pengajuan pelatihan internal harus membuat perencanaan (TOR) pelatihan,
laporan pelaksanaan, dan evaluasinya.
b. Dilakukan tindak lanjut atas evaluasi pelatihan yang telah dilakukan
c. Pengajuan pelatihan eksternal (keluar) harus dengan persetujuan direktur.
d. .

4. Kebijakan tentang peningkatan pendidikan formal pegawai :


a. Untuk meningkatkan jenjang pendidikan, pegawai dapat mengajukan
permohonan melanjutkan pendidikan kepada direktur.
b. Pemberian Ijin melanjutkan pendidikan bagi pegawai didasarkan pada
kebutuhan pelayanan dan kemampuan rumah sakit.
c. Pegawai yang diijinkan belajar oleh rumah sakit dapat memiliki status ijin
belajar atau tugas belajar, bilamana setelah masa pendidikan selesai tingkat
pendidikan yang baru dapat diperhitungkan dalam kenaikan status
kepegawaian.
d. Pegawai yang ijin belajar maupun tugas belajar mendapatkan surat keputusan
direktur tentang status belajarnya.
e. Pegawai yang melanjutkan pendidikan namun tidak memiliki ijin dari
direktur, pada saat selesai masa pendidikan tidak dapat diperhitungkan dalam
kenaikan status kepegawaiannya.
f. Rumah sakit juga memberi kesempatan kepada anak pegawai untuk
mendapatkan beasiswa dari Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan Rumah Sakit; sehingga setelah masa pendidikan selesai anak
pegawai tersebut dapat menjalani ikatan dinas dan diproses menjadi pegawai
sesuai dengan prosedur penerimaan pegawai baru di Rumah Sakit.

72
5. Kebijakan tentang RS sebagai lahan praktek mahasiswa :
a. Institusi yang hendak mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di RSUD
Kota Padangsidimpuan wajib memiliki perjanjian kerjasama dengan RSUD
Kota Padangsidimpuan, mengirimkan berkas permohonannya disertai
kerangka acuan praktik mahasiswa dan metode evaluasinya.
b. Rumah sakit menyediakan pembimbing mahasiswa yang berkualitas untuk
tetap menjaga mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien, serta
pembelajaran yang optimal bagi mahasiswa.
c. Mahasiswa yang belajar praktek wajib mematuhi seluruh peraturan yang ada
tentang praktek mahasiswa di RSUD Kota Padangsidimpuan.

6. Kebijakan tentang penelitian di RSUD Kota Padangsidimpuan


a. Pihak luar baik institusi maupun perorangan yang akan melakukan penelitian
di RSUD Kota Padangsidimpuan wajib mengajukan permohonan dan
proposal penelitiannya.
b. Penelitian di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilakukan bila tidak akan
mengganggu mutu pelayanan, keselamatan pasien, dan etika penelitian.
c. Peneliti wajib menyampaikan hasil penelitiannya kepada RSUD Kota
Padangsidimpuan.

Definisi - Definisi Pendidikan dan Pelatihan

1) Pendidikan adalah pendidikan formal yang diselenggarakan oleh institusi


pendidikan Pemerintah ataupun swasta, yang hasilnya adalah peningkatan
status tertentu seseorang dalam tingkat pendidikan yang diakui pemerintah.
Penghargaan yang diberikan biasanya berbentuk ijazah.
2) Pelatihan adalah usaha meningkatkan kompetensi melalui pelatihan pada
waktu tertentu yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah ataupun
swasta yang hasilnya adalah sertifikasi yang menyatakan bahwa yang

73
bersangkutan memiliki kompetensi sesuai dengan materi pelatihan yang
diberikan.
3) Seminar / Simposium / workshop adalah usaha meningkatkan pengetahuan
yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah ataupun swasta melalui
pemaparan materi melalui seminar / simposium / workshop yang hasilnya
adalah sertifikasi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah
mendapatkan pengetahuan sesuai dengan materi yang diberikan.
4) Tugas Belajar : adalah penugasan dari pimpinan yang berwenang kepada
Pegawai RS. untuk melanjutkan pendidikan baik formal maupun pelatihan
oleh karena kebutuhan Rumah Sakit meningkatkan kompetensi pegawai.
Input / masukan pendidikan bisa dari Pegawai, kemudian bila Rumah Sakit
memandang penting pendidikan tersebut dapat diakomodasikan sebagai
Tugas Belajar. Biaya pendidikan dapat berasal dari Rumah Sakit berupa
tunjangan pendidikan, atau dari pegawai yang bersangkutan sebagaimana
kesepakatan antara Rumah Sakit dan Pegawai.
5) Ijin Belajar : adalah permohonan Pegawai untuk melanjutkan pendidikan
yang berpotensi mengganggu pelayanan unit kerja. Gangguan dapat berupa
berkurangnya tenaga yang melayani maupun perubahan jadwal personel lain
akibat harus menyesuaikan dengan jadwal pegawai yang ijin belajar. Rumah
Sakit memberi ijin dan dukungan sesuai dengan kemampuan dana, sistem,
dan pentingnya pendidikan pegawai tersebut terhadap kebutuhan pelayanan
Rumah Sakit.
6) Keterangan Belajar : adalah Surat Keterangan Belajar yang diberikan oleh
pimpinan yang berwenang kepada Pegawai RSUD Kota Padangsidimpuan
yang melanjutkan pendidikan atau pelatihan karena kemauan sendiri, yang
mana pendidikan dan pelatihan tersebut tidak mengganggu sistem dan
pelayanan unit kerja dimana pegawai yang bersangkutan bekerja.
Keterangan Belajar diberikan karena yang bersangkutan akan
menggunakannya untuk kebutuhan yang semestinya dari pegawai tersebut.
7) Ikatan Dinas (ID) : adalah kewajiban pegawai untuk tetap bekerja pada
rentang waktu tertentu di RSUD Kota Padangsidimpuan setelah
menyelesaikan pendidikan atau pelatihan berdasarkan kesepakatan
sebelumnya antara pegawai yang bersangkutan dengan RSUD Kota
Padangsidimpuan yang memberikan

74
bantuan dana pendidikan atau pelatihan. Ikatan dinas dihitung mulai setelah
pendidikan atau pelatihan selesai.
Jika dalam masa ikatan dinas pegawai yang sama dikirim untuk kembali
pelatihan, maka ikatan dinas tersebut dihitung dari pelatihan terakhir.

Pelatihan Untuk Pegawai

Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah usaha meningkatkan kompetensi melalui pelatihan pada waktu tertentu
yang diselenggarakan oleh institusi pemerintah ataupun swasta yang hasilnya adalah
sertifikasi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi sesuai
dengan materi pelatihan yang diberikan.

Pelatihan dapat dilakukan di dalam rumah sakit atau sering disebut pelatihan internal /
pelatihan di dalam / inhouse training. Pelatihan dapat juga dilakukan di luar rumah sakit
atau sering disebut pelatihan ke luar.

Perencanaan Pelatihan
Perencanaan Kebutuhan Pelatihan dilakukan melalui Training Need Assesment (TNA)
yang setiap tahun dilakukan oleh setiap unit kerja.
Pelatihan keluar wajib mendapatkan persetujuan dari Direktur sebelum pelaksanaan.

75
Pelatihan Internal
Perencanaan meliputi persiapan-persiapan :
1) Pembuatan TOR Pelatihan oleh pelatih, mengisi form TOR Pelatihan.
2) Mendaftarkan tempat pelatihan kepada Kepala Bagian Administrasi.
3) Membuat penjadwalan dan undangan peserta.
4) Menghubungi Bagian Gizi terkait konsumsi.

Pelatihan Eksternal
Persiapan-persiapan pelatihan eksternal meliputi :
1) Mendapatkan persetujuan dari Direktur.
2) Menghubungi peserta, menginformasikan terkait tugas pelatihan.
3) Mendaftarkan peserta kepada panitia.
4) Menyiapkan biaya perjalanan dinas sesuai dengan panduan
5) Menyiapkan akomodasi dan transportasi bagi peserta
6) Memberikan kepada peserta surat tugas dan copy brosur jadwal pelatihan.

Pelaksanaan Pelatihan
a. Pelatihan Internal
Pelaksanaan pelatihan: peserta wajib mengisi daftar hadir yang disediakan. Pembicara
wajib mengisi form evaluasi pelatihan.

b. Pelatihan Eksternal
Pelaksanaan pelatihan : peserta wajib mengikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya. Peserta
wajib berusaha sedapatnya mendapatkan bahan pelatihan yang lengkap baik hardcopy
maupun softcopy

Hasil Pelatihan dan Tindak Lanjut


Tindak lanjut dapat dilakukan baik untuk pelatihan internal maupun eksternal
a. Pelatihan Internal
Pada pelatihan internal : pelatihan dapat dilakukan lagi untuk peserta yang tidak bisa hadir atau
konsekuensi lain yang dapat dibuat untuk perbaikan. Dapat juga dilakukan pelatihan terkait
bila ditemukan adanya kebutuhan pada saat pelaksanaan pelatihan
b. Pelatihan Eksternal
Pada pelatihan eksternal, peserta wajib :

82
1) Menyerahkan sertifikat asli pelatihan
2) Menyerahkan pertanggungjawaban biaya-biaya pelatihan.
3) Mengisi dan menyerahkan form laporan pelatihan
4) Melakukan penyampaian materi kepada profesi terkait hasil pelatihan yang dikerjakan.
5) Bila dapat melakukan inovasi di unit kerja, dapat mengisi form penerapan pelatihan untuk
laporan.

Bagian SDM mendokumentasikan pelatihan baik internal maupun eksternal


untuk mengembangkan sistem informasi yang baik bagi data pelatihan pegawai RS
Baptis Batu.

Praktika Belajar Mahasiswa


Pengertian Praktika Belajar Mahasiswa
Kegiatan Praktika Belajar Mahasiswa merupakan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan
instansi di luar kampus sebagai ajang pelaksanaannya. Merupakan penggabungan antara
penerapan ilmu yang sudah di peroleh dan pelaksanaan kegiatan yang berhubungan langsung
dengan kondisi riil di lapangan.

Belajar praktik adalah suatu kesempatan untuk mengintegrasikan pengalaman yang


berhubungan dengan karir ke dalam pendidikan dengan berpartisipasi dalam pekerjaan yang
terencana dan diawasi.

Belajar praktik juga dapat dilakukan oleh lulusan baru untuk memperdalam
pengalama
n dengan mengajukan proses belajar praktek di RSUD Kota Padangsidimpuan

Penelitian di RSUD Kota Padangsidimpuan


Permohonan Penelitian
Mahasiswa / dosen / professional manapun dapat mengajukan permohonan penelitian di
RSUD Kota Padangsidimpuan dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Direktur
RSUD Kota Padangsidimpuan

Direktur memberi keputusan untuk diterima atau ditolaknya permohonan dengan

83
mengirimkan surat balasan. Bagian SDM – sub unit diklat bertanggung jawab dalam
pembuatan surat balasan.

Surat balasan untuk diterimanya permohonan dilengkapi dengan perencanaan biaya yang
diperlukan. Besar Biaya penelitian ditetapkan sendiri oleh Direktur.

Etika Penelitian
Untuk menjamin penelitian dalam etika penelitian yang benar, Direktur dapat meminta
rekomendasi dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit. Rekomendasi dari Komite Etik dan
Hukum Rumah Sakit dapat dipakai sebagai acuan bagi diterima atau ditolaknya permohonan
penelitian.

84
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian menjadi perhatian utama Bagian Sumber Daya Manusia baik
perencanaan serta pelaksanaan berkoordinasi dengan unit-unit terkait penelitian.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian wajib diserahkan kepada RSUD Kota Padangsidimpuan. Peneliti wajib
melakukan pemaparan hasil penelitiannya didepan un

85
86
BAB 19
PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan dari pedoman ini adalah manajemen sumber daya manusia yang baik,
terarah, dan visioner yang mendukung upaya pelayanan yang berpusat pada peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Pedoman bersumber pada kebijakan manajemen sumber daya manusia
RS.

Mekanisme Perbaikan
Pedoman ini terus diperbaiki untuk peningkatan pelayanan sumber daya manusia.
Mekanisme perbaikan melalui serangkaian input, proses, dan output dari kebijakan tentang
sumber daya manusia yang diterapkan di RSUD Kota Padangsidimpuan sehingga akan
didapatkan peraturan yang uptodate untuk mendapatkan pegawai-pegawai yang berkualitas.

87
PEDOMAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
RS. BAPTIS BATU
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi i
Surat Keputusan ii
BAB 1 : PENDAHULUAN 1
BAB 2 : KEBIJAKAN TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA 3
BAB 3 : PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA 8
BAB 4 : REKRUTMEN, SELEKSI DAN PENETAPAN STAF 10
BAB 5 : KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN 14
BAB 6 : ORIENTASI PEGAWAI 17
BAB 7 : SISTEM KEPEGAWAIAN 19
BAB 8 : KONTRAK KERJA 36
BAB 9 : JABATAN STRUKTURAL DAN NON STRUKTURAL 38
BAB 10 : ALIH TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 40
BAB 11 : STAF MEDIS SEBAGAI PEGAWAI 42
BAB 12 : PERATURAN DAN TATA TERTIB KERJA 48
BAB 13 : GAJI, TUNJANGAN, INSENTIF DAN LEMBUR 63
BAB 14 : PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 71
BAB 15 : PENILAIAN KINERJA 91
BAB 16 : TUNJANGAN KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI 103
BAB 17 : TERMINASI PEGAWAI 112
BAB 18 : PEMBINAAN KARAKTER PEGAWAI 118
BAB 20 : PENUTUP 121

121

Anda mungkin juga menyukai