Anda di halaman 1dari 5

Perusahaan Adidas

Perusahaan Adidas merupakan Perusahaan Multiinternasional karena Adidas


memiliki kegiatan produksi dan pemasaran lebih dari satu Negara. Bukan hanya dinegara
asing saja Adidas terkenal, tetapi d Indonesia pun produk-produk Adidas banyak diminati dan
cukup terkenal di kalangan masyarakat luas.
Adidas-Salomon AG, juga dikenal sebagai adidas, adalah sebuah perusahaan
sepatu Jerman. Perusahaan ini dinamakan atas pendirinya, Adolf (Adi) Dassler, yang mulai
memproduksi sepatu pada 1920-an di Herzogenaurach dekat Nuremberg. Rancangan baju
dan sepatu perusahaan ini biasanya termasuk tiga strip paralel dengan warna yang sama, dan
motif yang sama digunakan sebagai logo resmi adidas. Industri peralatan olah-raga
merupakan salah satu industri yang cukup berkembang pesat dalam beberapa dekade
belakangan ini, hal ini dapat terjadi karena beberapa perhelatan akbar dalam dunia olah-raga
hampir setiap tahun diadakan yang sehingga menarik peminat penonton untuk membeli
beberapa produk yang digunakan atlet yang digemarinya. Sebagai contoh adalah saat
perhelatan kejuaraan sepak bola piala dunia maka akan mengakibatkan permintaan akan
produk peralatan sepak bola menjadi meningkat, baik diakibatkan permintaan dari atlet
peserta kejuaraan maupun para penonton atau penggemar sepak bola.
Produk yang dihasilkan antara lain sepatu, kostum, jaket, serta asesoris olahraga dari
berbagai bidang seperti atletik, seluncur es, tennis, sepak bola, renang, bola basket, golf, bela
diri, dan lain-lain.
Sepanjang tahun 1950an, brand ADIDAS sungguh-sungguh melegenda. Dengan
inovasi pertama kali sebuah sepatu bola, lengkap dengan pul-nya, perusahaan ini telah
menarik perhatian semua liga sepakbola terbesar diseluruh dunia, yang tentunya terbukti
sangat menguntungkan. Kenyataannya, brand ADIDAS telah mendesain sepatu bola yang
dikenakan oleh tim juara pada Piala Dunia 1954, yang bertempat di Switzerland. Pada
pertenganhan tahun 1950an, tepatnya tahun 1956, brand ADIDAS menjadi sponsor dalam
Olimpiade Melbourne, sejak itu maka tidak ada yang memungkiri, tidak ada yang bisa
menghentikan ekspansi mereka. Saat ini, ADIDAS adalah salah satu nama brand paling
terkenal di seluruh dunia, sebuah prestasi hebat untuk awal yang sederhana.
Tidak sampai tahun 1960, Adidas telah mengembangkan sayapnya dan mulai
memproduksi pakaian olahraga. Pada tahun 1963, mereka juga mulai berekspansi di wilayah
alat olahraga, jika bukan karena manuver ini, kita tidak akan melihat bola dan perlengkapan
lainnya di seluruh event olahraga sepakbola utama. Secara ikonik menjadi olahraga yang
indah dengan brand ADIDAS. Hingga kini ADIDAS telah menjadi fashion yang sangat
populer, tidak hanya untuk olahraga, namun juga gaya hidup.
Logo adidas sendiri baru dipergunakan pada tahun 1948. Secara visual logo Adidas
hanya berupa huruf Adidas, dengan nama Adolf Dassler di atasnya serta ilustrasi sepatu
ditengahnya. Dengan merk ini, sepatu buatan Adi Dassler mencapai titik kesuksesannya,
dengan diakuinya merk sepatu Adidas diajang pesta olahraga dunia seperti Helsinki,
Melnourne, Roma dan lainnya.
Pada tahun 1972, logo Adidas mengalami perubahan yakni dengan menggunakan
konsep 'Trefoil Logo', yaitu logo dengan visual tiga daun terangkai. Konsep tiga daun ini
memiliki makna simbolisasi dari semangat Olimpiade yang menghubungkan pada 3 benua.
Sejak saat itulah Adidas menjadi sepatu resmi yang dipergunakan pada even Olimpiade
diseluruh dunia.
Akhirnya setelah bertahun-tahun berjaya dan mengalami liku-liku perkembangan
usaha, pada tahun 1996, Adidas mengalami modernisasi dengan menerapkan konsep 'We
knew then - we know now' yang kurang lebih menggambarkan kesuksesan masa lalu dan
kejayaan hingga kini. Adapun logo baru yang digunakan secara visual berupa tiga balok
miring yang membentuk tanjakan yang menggambarkan kekuatan, daya tahan serta masa
depan. Sejak saat itu logo Adidas tidak pernah mengalami perubahan, serta masih berjaya
hingga saat ini.
Setelah krisis pada awal 80-an, terutama karena berjayanya Nike di pasar
internasional, adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C,
sebuah grup musik rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan
sekaligus mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal
tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.
Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa berkembang pikiran bahwa generasi
muda cenderung menghindari apapun yang orang tua mereka pakai, termasuk dalam urusan
sepatu. Mereka menghindari pemakaian nike dan reebok, yang dulu dipakai oleh orang tua
mereka. Sehingga barang-barang produksi adidas yang sudah berumur 20 tahun-pun tiba-tiba
menjadi barang koleksi yang mahal harganya dan dicari-cari oleh banyak orang. Hal ini pun
dimanfaatkan oleh adidas untuk memproduksi dan mengeluarkan kembali (re-issue) beberapa
model sepatu populernya (seperti adidas rom, rekord, athen, dublin) .Hal ini mengangkat
status adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup
yang baru.

Faktor Internal yang Menyebabkan Adidas Mempunyai Daya Saing di Pasaran

Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari dunia
olahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam aksesori
pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas telah
mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portfolio
yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas sangatlah simpel:
memperkuat bran secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta
keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh
pemimpin grup di Herzogenaurach, Jerman. Tertanggal 31 Desember 2009, grup Adidas
tercatat mempekerjakan sebanyak 38.982 orang selama setahun penuh.
Adidas merupakan salah satu produsen peralatan olah raga yang cukup menguasai
pangsa pasar dunia. Adidas melakukan beberapa strategi promosi yang cukup berpengaruh
terhadap pemasaran produknya yaitu menjadi sponsor utama kejuaraan sepak bola piala dunia
serta piala eropa.
Adidas bekerjasama dengan beberapa desainer terkenal mengeluarkan produk baru
dengan segmen yang berbeda seperti contohnya bekerja sama dengan perancang Stella
Mcartney untuk mrnghasilkan busana casual serta beberapa diferensiasi berupa parfum dan
asesoris casual lainnya.
Adidas melalui jaringan perusahaan anak, grosir, operator berlisensi dan agen membuat produk
yang akan dijual di hampir setiap negara di dunia. Cabang - cabang Adidas tersebar di 50 negara dan
menjual kepada lebih dari 160 negara. Produk Adidas didominasi olehsepatu sepak bola.
Produksi tahunan dari 28 ribu pasang lebih dari 500 varietas di lebih dari150 negara menempati
penjualan teratas untuk barang olahraga. Adidas didirikan dan dicapai dalam kerangka pasar, yang
mencakup kepemilikan jelas dan manajemen ke persimpangan manajemen produk. Untuk alat
manajemen terpusat, mendirikan Desain dan Development Centre di Eropa dan Amerika Utara. Serta
menyiapkan regional struktur penjualan anak perusahaan Gong Si dan distributor dengan
perusahaan patungan yang asli. Hal ini diharapkan langsung memperbaiki posisi pasar. Aktivitas
perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh pemimpin grup di Herzogenaurach,
Jerman. Strategi pemasaran Adidas dalam menghadapi ketatnya persaingan, disebut dengan Strategi
Rantai Pasokan.
Adidas melalui Biaya, lebih mungkin untuk melakukan outsourcing logistik operasi perusahaan
sejenis yang lain untuk mengurangi biaya operasi.Pada awal pertengahan tahun 1996, perusahaan
Adidas membayar perhatian lebih pada pengendalian biaya logistic. Dengan berulang-ulang
penimbangan, Adidas pada tahun 1996 memutuskan untuk distribusi pakaian dalam
outsourcing US UPS Global perusahaan logistic.
Pada 19 April 1998,Adidas mendirikan perusahaan dan memiliki 113 karyawan. Adidas
mencoba untuk membuat perusahaan menjadi dasar untuk penetrasi pasar Asia. Ini akan mengambil alih
kuartal pertama. Tahun 1999 perusahaan DESCENCE harus komitmen dengan penjualan Adidas.Pada
tahun 1999, Adidas di Amerika Utara menghadapi lingkungan ritel sulit. Barangolahraga
perusahaan itu, sebagai pengecer perlu menjual kelebihan persediaan mereka, danmemesan
produk-produk baru yang memiliki kecenderungan untuk mengurangi kontrak penjualan
Adidas saluran kesulitan ada jangka pendek, yang mengakibatkan penurunan penjualan di
Amerika Utara. Namun, pada jangka panjang, kesulitan saat akan membawalingkungan ritel
lebih sehat, sangat mungkin untuk merangsang babak baru pembangunan perusahaan apparel
olahragaDi era baru, perusahaan barang olahraga semakin sensitif terhadap biaya. Seperti
suplaisangat besar. Perubahan kecil dalam biaya per unit akan menyebabkan perubahan
signifikandalam biaya total. Di samping itu penjualan menurun menjadi kurang dari 8-9
bulan,sebelumnya. Pada Generasi sebelumnya pesanan datang setiap dua minggu. Sekarang
menjadi pesanan minggu depan. Siklus hidup sepatu dari 5-6 bulan dikurangi menjadi 3 bulan.Untuk
mengatasi penyesuaian ini, fitur keamanan rantai pasokan masih penting.
Selama lebih dari 80 tahun lamanya grup Adidas telah menjadi bagian dari
duniaolahraga di segala bidangnya dengan menawarkan sepatu, pakaian serta beragam
aksesori pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grup Adidas
telahmengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan
menawarkan portofolio yang begitu luas dari segi produk di seluruh dunia. Strategi grup Adidas
sangatlahsimpel: memperkuat brand secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta
keuangan mereka.
Sejak berdirinya, salah satu kunci keberhasilan Adidas adalah kemampuannya dalam
bidang teknologi informasi. Sejak awal Adidas telah mempunyai suatu sistem database yang
teratur dan sangat baik. Database yang telah ada ini kemudian dimanfaatkan lebih jauh dan
diintegrasikan dengan kebutuhan masa kini. Beberapa sistem yang terjalin adalah sistem
CRM (Customer Relationship Management), sitem SCM (Supply Chain Management) dan
ERP (Enterprise Resource Planning).Untuk melakukan peralihan dari sistem database
konvensional menjadi sistem baru yang lebih terintegrasi, Adidas melakukan BPR (Business
Process Engineering). Para mitra utama juga dituntut untuk melakukan proses BPR,
walaupun pada tingkat yang berbeda dari yang dilakukan oleh Adidas.

Anda mungkin juga menyukai