Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Neurosains merupakan satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di dalam otak
manusia. Neurosains juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari segi biologi,
persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran.

Bagi teori Neurosains, sistem saraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses
pembelajaran manusia. Neurosains dapat membuat hubungan diantara proses kognitif yang
terdapat di dalam otak dengan tingkah laku yang akan dihasilkan. Hal ini dapat diartikan bahwa,
setiap perintah yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting otak (Harun,
2003).

RUMUSAN MASALAH

1. Apa Yang di Maksud Dengan Neurosains?


2. Apa Saja Faktor-Faktor Perkembangan Otak?
3. Apa Saja Fase-Fase Perkembangan Otak?
4. Apa Saja Aspek-Aspek Perkembangan Otak Periode Kritis?

TUJUAN RUMUSAN MASALAH

1. Unuk Mengetahui Pengertian Dari Neusosains


2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Perkembangan Otak
3. Untuk Mengetahui Fase-Fase Perkembangan Otak
4. Untuk Mengetahui Aspek-Aspek Perkembangan Otak Kritis

1
BAB II

PEMBAHASAN

Neurosains adalah suatu bidang penelitian saintifik tentang sistem saraf, utamanya otak.
Neurosains merupakan penelitian tentang otak dan pikiran. Studi tentang otak menjadi landasan
dalam pemahaman tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan
khususnya apa yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang
lain (Schneider, 2011).

Perkembangan Otak

Perkembagan otak bukan hanya penting karena pengetahuan yang dibawanya itu sendiri,
tetapi juga karena implikasi-implikasi pendidikan bagi pengajaran dan pembelajaran berbeda-beda
tergantung pada tingkat perkembangan otak. Bryan mengatakan tentang pentingnya pemahaman
perkembangan otak dalam pendidikan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Otak

Meskipun otak manusia strukturnya serupa. Namun, ada perbedaan antara satu individu
dengan individu lainnya. Ada lima hal yang mempengaruhi perkembangan otak :

1. Faktor Genetik
Otak manusia berbeda ukuran dan komposisinya dari otak binatang. Otak manusia
memiliki struktur genetis yang sama, tetapi tetap saja ukuran dan strukturnya berbeda.
Studi-studi terhadap kembar monozygot (satu telur) menunjukkan bahwa kadang-kadang
otak mereka berkembang menjadi dua otak yang satu sama lain berbeda strukturnya
(Byrnes, 2001). Intruksi-intruksi genetic menentukan ukuran, struktur dan konektivitas
syaraf di dalam otak. Biasanya perbedaan ini menghasilkan otak-otak yang berfungsi
secara normal.
2. Stimulus Lingkungan
Perkembangan otak membutuhkan stimulus dari lingkungan. Perkembangan
sebelum lahir mempersiapkan tahapan bagi perkembangan dengan cara mengembangkan
sirkuit-sirkuit saraf yang dapat menerima dan memperoleh stimulus-stimulus dan
pengalaman. Selanjutnya pengalaman-pengalaman tersebut akan membentuk sirkuit-

2
sirkuit dengan menambahkan dan mengubah organisasi sinapsis. Contohnya, wanita hamil
yang berbicara dan bernyanyi kepada bayinya bisa jadi dapat membantu membentuk
koneksi-koneksi saraf dalam tubuh bayi mereka melalui kata-kata dan nyanyian mereka
(Wolfe, 2001).
Perkembangan otak akan terhambat jika tidak ada atau tidak banyak pengalaman
yang diperoleh. Meskipun ada priode-priode penting tertentu ketika stimulus dapat
menimbulkan efek yang kuat. Penelitian menunjukkan bahwa stimulus itu penting di
sepanjang kehidupan seseorang untuk menunjang kelanjutan perkembangan otak.
3. Nutrisi
Kekurangan nutrisi yang baik saat dalam kandungan dapat memperlambat produksi
dan pertumbuhan neuron-neuron dan sel-sel glia. Priode pertumbuhan penting janin adalah
antara bulan ke 4 dan ke 7 kehamilan, yaitu priode ketika sebagian besar sel otak diproduksi
(Jensen, 2005). Malnutrisi yang terjadi setelah priode ini dapat memperlambat kecepatan
perkembangan ukuran sel dan pertumbuhan selubung myelin.
Meskipun masalah kelambatan ini dapat diperbaikidengan pola makan yang baik,
masalah pertumbuhan otak yang dialami secara periode penting (bulan ke 4 dan sampai ke
7) tidak dapat diperbaiki karena sedikit sel yang berkembang. Itulah mengapa wanita hamil
disarankan untuk menghindari obat-obatan terlarang, alcohol dan tembakau
mempertahankan pola makan yang baik, dan menghindari stres (stres juga dapat
menimbulkan masalah bagi janin yang sedang tumbuh).
4. Steroid
Merupakan sekelompok hormon yang mempengaruhi beberapa fungsi, termasuk
perkembangan seksual dan reaksi-reaksi stress (byrnes, 2001). Steroid dapat
mempengaruhi perkembangan otak dengan berbagai macam cara. Otak memiliki reseplor-
reseplor untuk hormon. Hormon-hormon. Seperti estrogen dan kortisol akan diserap dan
memiliki potensi mengubah struktur otak saat pertumbuhan dalam kandungan. Hormone-
hormon stres yang berlebihan dapat mematikan neuron-neuron. Para peneliti juga telah
mempelajari apakah sebagian penyebab perbedaan gender dan kecendrungan seksual
muncul karena perbedaan-perbedaan dalam steroid.
Meskipun bukti tntang peran steroid dalam perkembangan otak kurang dapat
diyakini kebenarannya disbanding dengan nutrisi steroid berpotensi mempengaruhi otak
3
5. Teratogen
Teratogen adalah zat-zat asing (misalnya, alkohol, virus) yang dapat menyebabkan
ketidak normalan pada embrio atau janin yang sedang berkembang (Byrnes,2001). Suatu
zat dianggap teratogen hanya hanya jika penelitiannya menunjukkan bahwa ketika
tingkatannya cukup tinggi dalam tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan otak.
Contohnya, kafein dalam jumlah yang sedikit bisa jadi bukan merupakan teratogen, tetapi
kafein dapat menjadi teratogen ketika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Teratogen dapat
menimbulkan efek-efek terhadap perkembangan dan interkoneksi-interkoneksi neuron-
neuron dan sel-sel glia. Pada kasus yang lebih ekstrem misalnya, virus rubella teratogen
dapat menyebabkan cacat lahir.

Fase-Fase Perkembangan Otak

 Selama perkembangan prenatal, ukuran dan struktur otak berkembang sementara


jumlah neuron, sel glia, dan koneksi saraf (sinapsis) bertambah. Sebagian besar
seldipruduksi antara bulan ke 4 dan bulan ke 7 (Jensen, 2005). Sel-sel bergerak
keatas sepanjang pembuluh saraf, menuju ke berbagai bagian otak dan membentuk
koneksi-koneksi.
 Pada saat lahir, otak bayi memiliki lebih dari satu juta koneksi yang berarti
mencapai 60% dari jumlah sinapsis tertinggi yang akan berkembang sepanjang
hidupnya (Jensen, 2005). Perkembangan otak usia 2 tahun, seorang balita telah
memiliki sinapsis sebanyak sinapsis orang dewasa, dan ketika usianya 3 tahun
balita tersebut memiliki satu juta sinapsis lebih banyak disbanding orang dewasa.
Otak balita sangat padat dan memiliki banyak koneksi saraf yang kompleks dan
lebih banyak. Ketika usia 5 tahun, otak anak telah memperoleh kemampuan
berbahasa dan mengembangkan keterampilan-keterampilan motorik.
 Pada saat remaja terjadi perubahan-perubahan yang sangat besar. Otak mengalami
perubahan struktural. Lobus-lobus frontal yang menangani penalaran abstrak dan
pemecahan masalah, lobus parietal bertambah ukurannya, korteks frontal yang
mengendalikan penilaian-penilaian dan implus-implus perlahan berkembang
(shute, 2009). Ada juga perubahann-perubahan dalam neurotransmitter-trauma
dopamine- yang membuat otak makin sensitif terhadap efek yang menyenangkan
4
dari mengkonsumsi obat-obatan dan alkohol. Sel-sel otak menebal dan terjadi
reorganisasi sehingga pertumbuhan pada tahap ini menjadi sangat penting bagi
pembelajaran

Aspek-Aspek Perkembangan Otak Periode Kritis

Ada lima aspek perkembangan otak yang mengalami periode-periode kritis yaitu:
perkembangan motorik indrawi, perkembangan auditori, penglihatan (visual),
emosional dan bahasa.

1. Perkembangan Motorik Indrawi


Sistem yang berhubungan dengan penglihatan, pengindraan, dan gerak-
gerakan motorik berkembang secara luas melalui pengalaman-pengalaman yang
dilalui dalam dua tahun pertama pertumbuhan. Sistem vertibular pada telinga
bagian dalam mempengaruhi indra-indra gerak dan keseimbangan. Ada bukti
bahwa stimulasi vestibular yang tidak memadahi pada bayi dan balita dapat
mengakibatkan masalah-masalah belajar dimasa mendatang (Jansen, 2005). Sekitar
60% bayi dan balita menghabiskan rata-rata satu atau dua jam perhari dalam
menonton TV atau video.
Meskipun anak-anak balita dapat belajar dari media tersebut namun mereka
tidak dapat melakukannya dengan mudah. Pemahaman dan kembelajaran anak
meningkat ketika orang tua mendampingi mereka menonton dan memberikan
penjelasan-penjelasan.
2. Perkembangan Auditori
Dua tahun pertama pertumbuhan anak-anak sangat penting bagi
perkembangan auditori. Pada saat berusia 6 bulan, bayi dapat membedakan
sebagian besar bunyi dalam lingkungan mereka (jansen, 2005). Selama dua tahun
pertama sistem auditori anak berkembang dalam hal cakupan bunyi-bunyi yang
mereka dengar dan kemampuan mereka yang membedakan satu bunyi dengan
bunyi lainnya.
Masalah-masalah dalam perkembangan auditori dapat dapat menyebabkan
gangguan dalam mempelajari bahasa karena keterampilan berbahasa banyak

5
tergantung pada kesempatan mereka mendengarkan perkataan-perkataan orang lain
dalam lingkungan mereka.
3. Perkembangan Penglihatan (visual)
Penglihatan banyak berkembang dalam tahun pertama kehidupan manusia,
terutama setelah bulan ke 4. Kepadatan sinaptik dalam sistem visual meningkat
pesat termasuk koneksi-koneksi saraf yang mengatur persepsi terhadap warna.
Perkembangan visual yang baik memerlukan lingkungan yang kaya akan stimulasi
visual dimasa bayi dapat mengeksplorasi objek-objek dan gerakan.
Televise dan film adalah pengganti yang buruk dari stimulasi ini.meskipun
menyajikan warna dan gerakan televisi dan film hanya menampilkan gambar dua
dimensi padahal mengembangkan otak butuh kedalama. Gerakan yang ditampilkan
terlalu cepat bagi bayi untuk mempokuskan perhatiannya dengan baik.

Dua tahun pertama kehidupan manusia itu sangat penting bagi perkembangan sistem
motorik indrawi, auditori dan visual. Selain itu perkembangan sistem ini akan terbantu ketika
lingkungannya kaya akan stimulus visual yang memberi kesempatan pada mereka untuk
mengamati gerakan, objek, dan bunyi. Disamping itu perkembangan otak merupakan proses
sepanjang hidup otak membutuhkan stimulus setelah usia 2 tahun.

4. Perkembangan Kemampuan Berbasasa


Para peneliti telah mempelajari proses otak dengan tipe muatan yang
berbeda-beda yang melibatkan berbagai kemampuan mental, proses ini merupakan
aspek pertama dari perkembangan kognitif dan memiliki implikasi-implikasi yang
signifikan bagi pembelajaran. Perkembangan kemampuan berbahasa ini meningkat
ketika anak-anak berada dalam lingkungan yang kaya akan bahasa dimana orang
tua dan orang disekitarnya berbicara kepada anak-anak.

Kita dapat melihat bahwa motivasi dan emosi terhubung secara menyeluruh dengan proses
kognitif dan aktivitas-aktivitas saraf. Bahwa ketika dikendalikan dengan benar motivasi dan emosi
dapat mempengaruhi perhatian, pembelajaran dan memori positif.

6
Persoalan-Persoalan dalam Pendidikan

1. Peran dari pendidikan usia dini


Periode perkembangan anak usia prasekolah dapat mempersiapkan tahapan untuk
penguasaan kompetensi-kompetensi yang diperlukan dapat belajar dengan baik di sekolah
(byrnes, & fox 1998). Dan banyak Negara bagian AS yang telah melaksanakan program-
program pendidikan prasekolah. Penelitian terhadap otak membenarkan pemfokusan
perhatian terhadap pendidikan usia dini.
2. Kompleksitas dan proses-proses kognitif
Bahwa pengajaran dan pengalaman pembelajaran harus direncanakan supaya
memperhitungkan kompleksitas-kompleksitas dari proses kognitif seperti perhatian dan
memori. Penelitian neurosains telah menunjukkan bahwa perhatian bukan merupakan
proses tunggal, tetapi mencakup bnyak komponen misalnya, bersiap terhadap suatu
perubahan dalam kondisi yang sedang dijalani, melokalisir sumber perubahan). Serupa
dengan perhatian, memori dibedakan menjadi beberapa tipe seperti memori deklaratif dan
prosedura.
Implikasinya adalah pendidik tidak bisa berasumsi tentang taknik pengajaran
tertentu seperti “dapatkan perhatian siswa” atau “bantu mereka untuk mengingat”. Kita
harus spesifk tentang aspek-aspek perhatian apa yang akan disertakan dalam pelajran dan
tipe memori apa yang akan diperhatikan.
3. Diagnosis dari kesulitan-kesulitan belajar
Penelitian otak menunjukkan bahwa kunci untuk memperbaiki kekurangan dalam
pelajaran adalah mengetahui dari aspek penbelajaran yang mana seorang siswa mengalami
kesulitan dan kemudian menangani secara khusus. Matematika misalnya, mencakup
banyak subkomponen seperti pemahaman tentang angka-angka dan symbol-simbol
tertulis, penarikan fakta-fakta dan kemampuan untuk menulis bilangan-bilangan.
Pembelajaran membaca meliputi prosesproses ortografis, fonologis, semantis dan
sintaksis. Penelitian mengatakan bahwa seorang pembaca yang buruk tidak dapat
mendiagnosa dimana letak kesalahannya.
Hanya penelitian-penelitian yang dilakukan dengan baik yang dapat membuat
identifikasi dan setelah itu prosedur perbaikan dapat dijalankan untuk menangani

7
kekurangan khusus yang telah teridentifikasi. Sebuah program membaca pada umumnya
yang memperhatikan seluruh aspek dari kemampuan membaca seperti identifikasi kata dan
makna kata.
4. Karakteristik pembelajaran yang memiliki banyak sisi
Penelitian terhadap otak telah menunjukkan bahwa teori-teori pembelajaran banyak
sisi tampak menangkap keadaan yang sebenarnya dengan lebih baik disbanding model-
model persimoni. Teori-teori pembelajan menjadi makin kompleks. Teori klasik dan
pengkondisian (operan conditioning) jauh lebih sederhana dibandingkan dengan teori
kognitif sosial, teori pengolahan informasi kognitif, dan teori konstruktif. Tiga teori ini
dapat mencerminkan realitas otak dengan lebih baik. Ini menunjukkan bahwa para
pendidik harus menerima kerumitan dari lingkungan pembelajaran sekolah dan
mempelajari cara yang mungkin dapat digunakan untuk mengkoordinasikan banyak aspek
lingkungan sehingga pembelajaran siswa dapat ditingkatkan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Neurosains adalah suatu bidang penelitian saintifik tentang sistem saraf yang ada di dalam
otak manusia, tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan khususnya
apa yang di alami manusia dna bagaimana manusia mempengaruhi yang lain. Ada lima hal yang
memperngaruhi otak yaitu : faktor genetik, stimulus lingkungan, nutrisi, steroid & tetarogen. dan
ada lima aspek perkembangan otak periode kritis, yaitu : perkembangan motorik indrawi,
perkembangan auditori, penglihatan (visual) emosional dan bahasa.

8
Jurnal Ilmiah Pesona PAUD
Vol 5, No. 2 (2018)
ISSN 2337-8301
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/index
PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PENERAPAN TEORI
NEUROSAINS DI TAMAN KANAK-KANAK

AL HIDAYAH AIA TABIK

Kasmawarni1
1Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Padang, Kasmawarni16@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas, dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan anak
melalui penerapan teori neurosains. Tempat penelitian ini di Taman Kanak-kanak Al Hidayah
Aia Tabik Tahun Pelajaran 2018/2019 sebanyak 20 orang anak yang terdiri dari 7 orang anak
perempuan dan 13 orang anak laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
dokumentasi, analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini
sebanyak dua siklus masing- masing tiga kali pertemuan. Data yang dikumpulkan diolah
menggunakan tekhnik persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
kedisiplinan anak. Hal ini terlihat dari hasil perolehan nilai yang di dapat anak, nilai
berkembang sangat baik (BSB) pada kondisi awal dengan nilai rata- rata 8,75 % , pada siklus
I meningkat menjadi 22,5 % dan pada siklus II meningkat menjadi 83,75 %. Pada siklus II
terjadi peningkatan dengan nilai berkembang sangat baik (BSB) telah mencapai KKM pada
semua aspek. Secara keseluruhan dengan teori neurosains terbukti meningkatkan kedisiplinan
anak di Taman Kanak-kanak AL-Hidayah Aia Tabik.

Kata Kunci : Kedisiplinan, Penerapan Teori Neurosains.

9
Simpulan

Ditemukan peningkatan kedisiplinan anak melalui penerapan teori neurosains. Hal ini
terbukti dengan adanya persentase dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II yakni
sebelum tindakan atau kondisi awal rata-rata 8,75 % meningkat pada siklus I mencapai 22,5
% dan peningkatan kedisiplinan anak pada siklus II rata-rata diperoleh anak dengan nilai
berkembang sangat baik (BSB) mencapai 83,75 %. Oleh karena itu dengan penerapan teori
neurosains terbukti dapat meningkatkan kedisiplinan anak.
Penerapan teori neurosains secara berangsur-angsur dapat merubah kebiasaan anak dari
sikap yang kurang disiplin menjadi disiplin, ini tergambar dari keteraturan pola prilaku anak
sehari-hari mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan pulang, dan juga menanamkan
kemandirian anak, Saran penelitian ini adalah : 1, Guru disarankan agar berupaya memperbaiki
rancangan dalam pembelajaran untuk membangkitkan minat anak; 2. Guru hendaknya
menggunakan media atau alat peraga yang menarik dan metode yang tepat untuk meningkatkan
kedisiplinan anak; 3. Orang tua diharapkan dapat menerapkan kedisiplinan kepada anak supaya
anak terbiasa hidup disiplin dan belajar memahami aturan-aturan yang ada serta menerapkannya
dikehidupan sehari-hari; dan 4. Hendaknya guru dapat memperluas wawasan anak didik tentang
konsep kongkrit melalui gambar atau bacaan-bacaan.

10
11

Anda mungkin juga menyukai