TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Batuan
Batuan adalah massa yang terdiri atas satu mineral atau lebih yang
membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive) atau lepas (loose)
(Bahtiar, 2009). Perbedaan antara batuan utuh dengan massa batuan adalah pada
batuan utuh (intack rock) mempunyai sifat relatif lebih homogen dan lebih
continue, sedangkan massa batuan (rock mass) mempunyai sifat sebagai berikut:
a. Heterogen
Massa batuan di alam mempunyai besar butir yang berbeda, jenis semen
yang berbeda, komposisi mineral pembentuk yang berbeda dan untuk bentuk
batuan yang sama, bisa berbeda besar butir dan porositasnya. Perbedaan tersebut
terjadi karena bahan dasar pembentuk batuan yang berbeda, lokasi tempat
terbentuknya batuan, segresi dan lain sebagainya.
b. Discontinue
Massa batuan di alam tidak pernah terbetuk utuh, selalu ada retakan/fissure
/bidang perlapisan/kekar. Bidang discontinue ini sering kali sangat intensif
5 Universitas Sriwijaya
6
sehingga batuan dapat diaanggap seperti tanah. Retakan yang kecil dapat terjadi
pada saat pembentukan batuannya sendiri atau bahkan ada beberapa jenis batuan
yang memperlihatkan retakan kecil (cavities) yang cukup besar sehingga akan
mempengaruhi kekuatan massa batuan itu sendiri. Keterdapatan cavities, sesar dan
kekar pada batuan (Gambar 2.1) terjadi akibat gaya pembebanan atau gaya
tektonik setelah terbentuk batuan, sehingga apapun yang membuat suatu massa
batuan terpisah disebut bidang discontinue.
c. Anisotroph
Sifat heterogen dan discontinue menyebabkan batuan di alam akan
mempunyai variasi sifat fisik dan mekaniknya, sehingga akan berbeda perilaku
saat menerima tegangan (stress) dan menjadi anistroph. Sifat anisotroph ini akan
menyebabkan arah dan besaran tegangan yang bekerja akan berubah dan tidak
menerus sehingga pada suatu massa batuan dapat terjadi konsentrasi tegangan
atau sebaliknya.
Universitas Sriwijaya
7
diketahui bahwa batuan yang tedapat di pit Durian bervariasi sifat fisik dan
mekaniknya sesuai dengan jenis batuannya. Kekuatan batuan sangat
mempengaruhi mudah tidaknya suatu massa batuan itu diledakkan, semakin besar
kekuatan batuan, maka semakin banyak bahan peledak yang harus digunakan
untuk meledakkan batuan tersebut. Batuan di pit Durian Selatan mempunyai
kekuatan sebesar 5-32 MPa (Gambar 2.2) tergantung kedalaman batuannya.
Gambar 2.2. Grafik kekuatan batuan pit Durian (FS PT. JRBM, 2012)
Universitas Sriwijaya
8
breakage antara lain luncuran fragmen batuan tidak akan terkontrol, sehingga
akan terlempar jauh dari bidang bebas serta menyebar setibanya di lantai jenjang.
Keadaan ini tentunya akan menyulitkan proses pemuatan. Keuntungannya adalah
benturan butir batuan dengan dinding bidang bebas akan mereduksi ukuran
fragmentasi batuan hingga menjadi lebih kecil, sehingga memudahkan proses
pemuatan.
Universitas Sriwijaya
9
a. Burden (B)
Burden didefinisikan sebagai jarak tegak lurus atau jarak terdekat antara
muatan (charges) dengan bidang bebas. Burden merupakan salah satu dimensi
yang penting dalam peledakan yang penentuan besarnya tergantung pada jenis
bahan peledak dan karakteristik batuan.
b. Spacing (S)
Spacing adalah jarak antar lubang ledak yang dirangkai dalam satu baris
(row) dan diukur sejajar terhadap bidang bebas (free face) atau pit wall. Ukuran
spacing biasanya tergantung kepada burden, kedalaman lubang ledak, letak
primer, waktu tunda, dan arah struktur bidang batuan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memperhitungkan spacing adalah adanya
kemungkinan symphatetic detonation, yaitu interaksi detonasi antarmuatan bahan
peledak didalam lubang ledak yang berdekatan akibat gelombang kejut (shock
wave), bila terjadi symphatetic detonation, maka waktu tunda antar lubang yang
telah dirancang tidak akan terbentuk. Rancangan interval waktu tunda antar
lubang ledak yang cukup panjang pada jarak spacing yang cukup aman (safety
distance) sesuai hasil perhitungan dapat menghindari terjadinya symphatetic
detonation. Penggunaan waktu tunda yang pendek dan spacing yang tidak cukup
Universitas Sriwijaya
10
Universitas Sriwijaya
11
atas akan sama. Kesejajaran lubang ledak dengan bidang bebas ini harus
diperhatikan benar agar sebaran energi ledak ke arah bidang bebas proporsional,
sehingga dapat memberikan hasil peledakan optimal yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Tabel 2.1. Perbandingan lubang ledak vertikal dan miring (Jimeno, 1995)
Universitas Sriwijaya
12
Gambar 2.6. Sebaran energi pada lobang bor vertikal dan miring (Jimeno, 1995)
Universitas Sriwijaya
13
KbxDe
B = ……... (2.1)
12
D
1/ 3
1/ 3
SG.Ve 2
Af2 = ……….. (2.3)
SG .Ve 2 .
std std
𝐾𝑏𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑒
B= .…..…... (2.5)
12
Dimana :
Universitas Sriwijaya
14
b. Spacing (S)
Besarnya nilai spacing yang akan diterapkan dapat ditentukan menggunakan
persamaan (2.6).
S = Ks x B ……...... (2.6)
Dimana:
Ks = spacing ratio (1,00 – 2,00)
S = spacing (meter)
B = burden (meter)
Universitas Sriwijaya
15
Peledakan dengan pola equilateral dan beruntun tiap lubang ledak dalam baris
yang sama, S = 1,15B
c. Stemming (T)
Besarnya nilai stemming yang akan diterapkan dapat ditentukan
menggunakan persamaan (2.7).
T = Kt x B ……..… (2.7)
Dimana :
Kt = stemming ratio (0,7 – 1,3)
T = stemming (meter)
B = burden (meter)
d. Subdrilling (J)
Besarnya nilai subdrilling yang akan diterapkan dapat ditentukan
menggunakan persamaan (2.8).
J = Kj x B ……… (2.8)
Dimana :
Kj = subdrilling ratio (0,2 – 0,3)
J = subdrilling (meter)
B = burden (meter)
L = Kl x B .............. (2.9)
Universitas Sriwijaya
16
Dimana :
Kl = hole depth ratio (1,5 - 4,0)
L = kedalaman lubang ledak (meter)
B = burden (meter)
PC = L – T ...……. (2.10)
Dimana :
PC = panjang kolom isian (meter)
L = kedalaman lubang ledak (meter)
T = stemming (meter)
H = L–J ………(2.11)
Dimana:
H = tinggi jenjang (meter)
L = kedalaman lubang ledak (meter)
J = subdrilling (meter)
Universitas Sriwijaya
17
Dimana :
de = loading density (lb/ft)
De = diameter bahan peledak, (inchi)
SG = specific gravity bahan peledak (Emultion)
E = de x PC ..……... (2.13)
Dimana:
E = jumlah isian bahan peledak (kg)
de = loading density (kg/m)
PC = panjang kolom isian (meter)
Universitas Sriwijaya
18
pada setiap proses peledakan yang dilakukan. Penentuan besarnya jumlah volume
batuan yang dihasilkan dapat dihitung menggunakan persamaan (2.14). Penentuan
volume batuan yang terbongkar jika peledakan dilakukan lebih dari satu lubang
cukup dihitung dengan persamaan (2.14) yang dikalikan dengan jumlah lubang
yang direncanakan.
V=BxSxH ..............(2.14)
Dimana:
V = volume batuan yang dihasilkan (bcm)
B = burden (meter)
S = spacing (meter)
H = tinggi jenjang (meter)
E
PF = ………... (2.15)
BxSx( L J )
Dimana:
PF = powder factor (kg/bcm)
E = jumlah isian bahan peledak (kg)
B = burden (meter)
S = spacing (meter)
L = kedalaman lubang ledak (meter)
J = subdrilling (meter)
Universitas Sriwijaya
19
Universitas Sriwijaya
20
Universitas Sriwijaya
21
Universitas Sriwijaya
22
Gambar 2.10. Contoh foto yang dapat diproses pada Split Desktop 3.0
Universitas Sriwijaya
23
Universitas Sriwijaya
24
Data ukuran butiran yang berasal dari analisis software Split Desktop 3.0
dapat diolah dengan menggunakan Microsoft Excel untuk memperjelas grafik
hasil distribusi ukuran butiran (Gambar 2.13).
Gambar 2.13. Tampilan hasil analisis data pada lembar Microsoft Excel
Universitas Sriwijaya
25
3. Scale Image
Scale image yaitu memberikan skala pada objek yang digunakan sebagai
pembanding terhadap fragmentasi hasil peledakan (bola), langkahnya klik icon
Scale Tool kemudian klik pada sisi bola lalu drag kemudian klik lagi pada sisi
bola yang lainnya dimana garis ditarik secara horizontal antar sisi bola, kemudian
akan muncul kotak dialoq scale, pada kolom isian Length masukan diameter
objek pembanding yang kita gunakan sesuaikan juga satuan yang digunakan
pilihannya terdapat disamping kolom Length, dimana diameter bola yang
digunakan pada penelitian berukuran 17,4 cm. Lakukan langkah yang sama pada
bola yang satu laginya (terdapat 2 bola sebagai objek pembanding), kemudian klik
icon Select Scale kemudian blok objek pembanding yang telah diberi skala.
4. Edit Delineations
Langkah yang dilakukan dalam melakukan editing deliniasi adalah dengan
cara klik menu Image lalu Delineate setelah garis deliniasi muncul lakukan
pengeditan terhadap garis deliniasi, dimana pengeditan dilakukan sesuai dengan
keadaan ukuran batuan pada foto dasar, untuk mengedit pilih icon Eraser Tool
untuk menghapus garis deliniasi yang berlebih caranya dengan lakukan drag
manual pada garis deliniasi yang akan kita hapus. Proses menambah garis
deliniasi dapat dilakukan dengan cara klik icon Paint Brush kemudian lakukan
penggambaran secara manual.
5. Estimate Fine
Langkah yang dilakukan untuk mengestimasikan ukuran batuan dilakukan
dengan cara klik icon Show Result pada toolbar, maka akan tampil grafik
distribusi ukuran dari batuan yang ada pada foto, secara otomatis hasil analisis
mengenai foto fragmentasi akan ditampilkan. Lembar kerja Microsoft Excel dapat
menampilkan hasil analisis dengan cara, klik icon Ms.Excel pada toolbar, secara
otomatis hasil analisis akan tampil pada lembar kerja Ms.Excel. Penyimpanan file
hasil analisis dapat dilakukan dengan cara klik icon Save pada toolbar.
Universitas Sriwijaya